Anda di halaman 1dari 13

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

NAMA : YAYUK WAHYUNI

KELAS : F321
A. Judul Modul : TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
B. Kegiatan Belajar : Teori Belajar Humanistik, Konstruktivistik, dan Teori Belajar
Sosial Serta Penerapannya dalam Kegiatan Pembelajaran (KB 2)
C. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI

A. Teori Belajar Humanistik


Konsep 1. Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik
(Beberapa Teori belajar humanistic adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
1 istilah dan mengedepankan bagaimana memanusiakan peserta didik agar mampu
definisi) di secara mandiri mengembangkan potensi dirinya.
KB 2. Teori Belajar Menurut Para Ahli Humanistik
Menurt Carl Roger, belajar yang sebenarnya tidak
dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan
intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh
karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa
motivasi belajar harus bersumber pada diri peserta
didik.
Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan
peserta didik

Roger membedakan dua ciri belajar

Belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses


pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi
tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik

Carl R. Rogers
membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar
peserta didik bersikap positif terhadap belajar

membantu peserta didik untuk memperjelas tujuan


belajarnya dan memberikan kebebasan kepada peserta
didik untuk belajar

membantu peserta didik untuk memanfaatkan


Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar
dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan
adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam
pendorong belajar

menyediakan berbagai sumber belajar kepada peserta


didik

menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan


dari berbagai peserta didik sebagaimana adanya
(Hadis, 2006: 72).

Arthur Combs

Combs berpendapat bahwa banyak


guru membuat kesalahan dengan
Ketidakberhasilan siswa pada mata
berasumsi bahwa peserta didik mau
pelajaran tertentu bukan karena ia
belajar apabila materi pelajarannya Combs memberikan lukisan persepsi
bodoh, tetapi karena ia terpaksa dan
disusun dan disajikan sebagaimana diri dalam dunia seseorang seperti
merasa tidak ada alasan penting
mestinya, padahal materi pelajaran dua lingkaran (besar dan kecil) yang
baginya harus mempelajarinya.
itu belum tentu berarti bagi siswa. bertitik pusat pada satu. Lingkaran
Perilaku buruk itu tidak lain adalah
Menurutnya yang penting ialah kecil (1) adalah gambaran dari
ketidakmampuan seseorang untuk
bagaimana membuat peserta didik persepsi diri dan lingkungan besar (2)
melakukan sesuatu yang tidak akan
memperoleh arti bagi pribadinya dari adalah persepsi dunia
memberikan kepuasan baginya
materi pelajaran tersebut dan
(Iskandar, 2009:107).
menghubungkannya dengan
kehidupannya
kebutuhan fisiologis

Menurut Maslow teori tentang Hierarchy of Needs


(Hirarki Kebutuhan). Manusia termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan- kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan
tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling
rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang
paling tinggi (aktualisasi diri).

Abraham Maslow

Tingkatan kebutuhan seseorang menurut Maslow kebutuhan untuk diterima dan dicintai

kebutuhan akan penghargaan

kebutuhan akan aktualisasi diri

Hubermas (1929-sekarang).
Menurutnya, belajar baru akan
terjadi jika ada interaksi antara
individu dengan lingkungannya.
Lingkungan belajar yang dimaksud di Belajar Teknis (technical learning) tipe
sini adalah lingkungan alam maupun belajar agar seseorang dapat Bidang ilmu yang berhubungan adalah
lingkungan sosial, sebab antara berinteraksi dengan lingkungan ilmu-ilmu alam atau sain
keduanya tidak dapat dipisahkan alamnya secara benar
Jurgen Habermas

Belajar Praktis (practical learning) tipe


belajar agar seseorang dapat idang ilmu yang berhubungan adalah
Tipe belajar menurut Hubermas berinteraksi dengan lingkungan sosiologi, komunikasi, psikologi,
sosialnya, yaitu dengan orang-orang di antropologi, dan semacamnya
sekelilingnya dengan baik

2. Belajar Emansipatoris
(emancipatory learning) menekankan
upaya agar seseorang mencapai suatu
Bidang ilmu yang berhubungan adalah
pemahaman dan kesadaran yang
budaya dan bahasa
tinggi akan terjadinya perubahan atau
transformasi budaya dalam
lingkungan sosialnya.
3.Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik
Manusia itu memiliki
keinginan alamiah
untuk belajar,
memiliki rasa ingin
tahu alamiah
terhadap dunianya,
dan keinginan yang
mendalam untuk
mengeksplorasi dan
asimilasi pengalaman
Kebebasan, baru
kreatifitas, dan
Belajar akan cepat
kepercayaan diri
dan lebih bermakna
dalam belajar dapat
bila bahan yang
ditingkatkan dengan
dipelajari relevan
evaluasi diri orang
dengan kebutuhan
lain tidak begitu
peserta didik
penting (Dakir, 1993:
64).

Prinsip
Belajar
Menurut
Roger Roger
Belajar atas prakarsa
sendiri yang
Belajar dapat
melibatkan
ditingkatkan dengan
keseluruhan pribadi,
mengurangi ancaman
pikiran maupun
dari luar
perasaan akan lebih
baik dan tahan lama

Belajar secara
partisipatif jauh lebih
efektif daripada
belajar secara pasif
dan orang belajar
lebih banyak bila
belajar atas
pengarahan diri
sendiri

4.Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran


Berdasarkan beberapa teori dari para ahli humanistik di atas, maka dalam
proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan student centered,
yaitu pendekatan yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran,
artinya siswa sebagai objek dan sekaligus subjek dalam pembelajaran.
Guru berfungsi sebagai fasilitator dan motivator agar siswa mau belajar.
Merumuskan tujuan belajar yang
jelas

Mengusahakan partisipasi aktif siswa


melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas, jujur, dan positif

Mendorong siswa untuk


mengembangkan kesanggupan siswa
untuk belajar atas inisiatif sendiri

Mendorong siswa untuk peka


Strategi pembelajaran humanistik (R.
berpikir kritis memaknai proses
Agung SP dan Latifatul Choir)
pembelajaran secara mandiri

Siswa diberi keleluasaan


mengemukakan pendapat, memilih
pilihannya sendiri, melakukan apa
yang diinginkan dan menanggung
resiko dari perilaku yang ditunjukkan

Guru menerima keadaan masing-


masing siswa apa adanya

Menawarkan kesempatan kepada


siswa untuk maju (tampil)

B. Teori Belajar Konstruktivisme


1. Konsep belajar menurut konstruktivistik
Teori pembelajaran konstruktivisme berpendapat bahwa orang
menghasilkan pengetahuan dan membentuk makna berdasarkan
pengalaman mereka. Dalam konstruktivisme, pembelajaran
direpresentasikan sebagai proses konstruktif di mana siswa membangun
ilustrasi internal pengetahuan, interpretasi pengalaman pribadi.
Pengajaran konstruktivisme didasarkan pada pembelajaran yang terjadi
melalui keterlibatan aktif siswa dalam konstruksi makna dan pengetahuan.
Teori belajar konstruktivistik mengakui bahwa siswa hanya dapat
menginterpretasikan informasi ke dalam pikirannya, dalam konteks
pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri, pada kebutuhan,
latar belakang dan minatnya. Dalam upaya memperkaya
pengalaman siswa, guru dapat membantunya untuk
mengkonstruksi pemahaman representasi fungsi konseptual dunia
eksternal.

Teori konstruktivisme menurut para ahli

Bruning, Schraw, Norby & Ronning, 2004:


Brooks & Brooks (1993) Von Glasersfeld (1987: 204) de Kock, Sleegers, dan Voeten, 2004
195

Tidak ada teori konstruktivisme tunggal,


konstruktivisme sebagai "teori Konstruktivisme memandang belajar lebih
tetapi sebagian besar konstruktivisme
pengetahuan dengan akar dalam-filosofi, dari sekedar menerima dan memproses
semula konstruktivisme lebih merupakan memiliki dua ide utama yang sama, yaitu
psikologi dan cybernetics". Von Glasersfeld informasi yang disampaikan oleh guru
suatu filosofi dan bukan suatu strategi, pembelajar aktif dalam mengkonstruksikan
mendefinisikan konstruktivisme secara maupun teks, tetapi pembelajaran adalah
pendekatan, maupun model pembelajaran pengetahuannya sendiri, dan bahwa
aktif dan kreatif akan selalu membentuk mengkonstruksi pengetahuan yang bersifat
interaksi sosial penting bagi
konsepsi pengetahuan aktif dan personal
pengkonstruksian pengetahuan

2.Proses mengkonstruksi pengetahuan


Von Galserfeld (dalam Paul, S.,
1996) mengemukakan bahwa
ada beberapa kemampuan
yang diperlukan dalam proses
mengkonstruksi pengetahuan

kemampuan mengingat
dan mengungkapkan
kembali pengalaman

kemampuan
membandingkan dan
mengambil keputusan
akan kesamaan dan
perbedaan

kemampuan untuk lebih


menyukai suatu
pengalaman yang satu
dari pada lainnya
Faktor-faktor yang juga
mempengaruhi proses
mengkonstruksi pengetahuan

Konstruksi pengetahuan Jaringan struktur kognitif


Domain pengalaman
seseorang yang telah ada yang dimilikinya

3.Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivistik

Belajar merupakan suatu proses


pembentukan pengetahuan dan harus
dilakukan oleh siswa. Dia harus aktif
Peranan Siswa
melakukan kegiatan, aktif berpikir,
menyusun konsep dan memberi makna
tentang hal-hal yang sedang dipelajari

Guru berperan menumbuhkan


kemandirian dengan menyediakan
kesempatan untuk mengambil
keputusan dan bertindak

Proses Belajar Menurut Teori Guru atau pendidik berperan


Konstruktivistik membantu agar proses
pengkonstruksian belajar oleh siswa menumbuhkan kemampuan
berjalan lancar. Guru tidak mengambil keputusan dan bertindak
Peranan Guru
mentransferkan pengetahuan yang dengan meningkatkan pengetahuan
telah dimilikinya, melainkan dan keterampilan siswa
membantu siswa untuk membentuk
pengetahuannya sendiri

menyediakan sistem dukungan yang


memberikan kemudahan belajar agar
siswa mempunyai peluang optimal
Pendekatan konstruktivistik untuk berlatih
menekankan bahwa peranan utama
dalam kegiatan belajar adalah
aktifitas siswa dalam mengkonstruksi
Sarana Belajar pengetahuannya sendiri. Segala
sesuatu seperti bahan, media,
peralatan, lingkungan, dan fasilitas
lainnya disediakan untuk membantu
pembentukan tersebut

4.Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky (1896-1934)


Teori belajar kokonstruktivistik merupakan teori belajar yang dipelopori oleh
Lev Vygotsky. Teori belajar ko-kontruktinvistik atau yang sering disebut
sebagai teori belajar sosiokultur merupakan teori belajar yang titik tekan
utamanya adalah pada bagaimana seseorang belajar dengan bantuan orang
lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya yaitu Zona Proksimal Developmen
(ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal dan mediasi. Di mana anak dalam
perkembangannya membutuhkan orang lain untuk memahami sesuatu dan
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Vygotsky berpendapat bahwa menggunakan alat berfikir akan
menyebabkan terjadinya perkembangan kognitif dalam diri seseorang.
Membantu
memecahkan
masalah

Yuliani (2005: 44)


Secara spesifik
Melakukan sesuatu Memudahkan
menyimpulkan
sesuai dengan dalam melakukan
bahwa kegunaan
kapasitas alaminya tindakan
alat berfikir
menurut Vygotsky

Memperluas
kemampuan

Teori belajar kokonstruktivistik meliputi


tiga konsep utama

Hukum genetik tentang perkembangan Zona Perkembangan Proksimal Mediasi

Perkembangan menurut Vygotsky tidak


Vygotsky mendefinisikan Zona
bisa hanya dilihat dari fakta- fakta atau
Perkembangan Proksimal sebagai jarak
keterampilan-keterampilan, namun lebih
antara level perkembangan aktual seperti
dari itu, perkembangan seseorang
yang ditentukan untuk memecahkan Mediasi merupakan tanda-tanda atau
melewati dua tataran. Tataran sosial
masalah secara individu dan level lambang-lambang yang digunakan
(interpsikologis dan intermental) dan
perkembangan potensial seperti yang seseorang untuk memahami sesuatu di luar
tataran psikologis (intrapsikologis). Di
ditentukan lewat pemecahan masalah di pemahamannya.
mana tataran sosial dilihat dari tempat
bawah bimbingan orang dewasa atau
terbentuknya lingkungan sosial seseorang
dalam kolaborasi dengan teman sebaya
dan tataran psikologis yaitu dari dalam diri
yang lebih mampu
orang yang bersangkutan
Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya
anak memperoleh kesempatan yang luas

menyimpulkan beberapa hal yang perlu untuk


untuk mengembangkan zona perkembangan

Berdasarkan teori Vygotsky, Yuliani (2005: 46)


proksimalnya atau potensinya melalui belajar

diperhatikan dalam proses pembelajaran


dan berkembang

Pembelajaran perlu dikaitkan dengan tingkat


perkembangan potensialnya dari pada
perkembangan aktualnya

Pembelajaran lebih diarahkan pada


penggunaan strategi untuk
mengembangkan kemampuan intermentalnya
daripada kemampuan intramentalnya

Anak diberikan kesempatan yang luas untuk


mengintegrasikan pengetahuan deklaratif
yang telah dipelajarinya dengan pengetahuan
prosedural untuk melakukan tugas-tugas dan
memecahkan masalah

Proses Belajar dan pembelajaran tidak sekedar


bersifat transferal tetapi lebih merupakan ko-
konstruksi

Pengetahuan dibangun oleh


siswa secara aktif
kokonstruktivistik yang banyak digunakan
dalam pendidikan menurut Guruvalah

Tekanan proses belajar


Prinsip-prinsip utama teori belajar

mengajar terletak pada Siswa

Mengajar adalah membantu


siswa belajar

Tekanan dalam proses belajar


lebih pada proses dan bukan
pada hasil belajar

Kurikulum menekankan pada


partisipasi siswa

Guru adalah fasilitator


5.Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam Kegiatan Pembelajaran

Implikasi dari dari penerapan teori belajar konstruktivistik ini dalam


kegiatan pembelajaran

Proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan student centered, dimana fungsi guru hanya sebagai fasilitator yang bisa
mendorong siswa untuk menemukan sendiri potensi yang dimilikinya

Proses pembelajaran tidak terlalu berorientasi kepada hasil, tetapi lebih diorientasikan kepada proses bagaimana siswa memperoleh
pemahaman

Guru harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggunakan pengalaman dan pemahamannya untuk berpikir, sehingga
menumbuhkan kemandirian pada siswa dalam mengambil keputusan dan tindakan

Guru harus mengembangkan pembelajaran yang collaborative, sehingga siswa bisa mendapatkan pemahaman dan pengalaman melalui
interaksi sosial dengan teman-temannya

Guru harus menghindari pola pembelajaran yang memberikan tekanan kepada siswa untuk bertindak sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh guru

Guru harus membantu siswa menginternalisasi dan mentransformasi informasi baru, sehingga menghasilkan pengetahuan baru yang
selanjutnya akan membentuk struktur kognitif baru bagi siswa

Guru harus memfasilitasi siswa agar dia bisa belajar dengan sumber yang tidak terbatas pada apa yang diberikan oleh guru, oleh
karenanya guru harus membantu siswa agar bisa memanfaatkan media internet untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman

C. Teori Belajar Sosial


1. Konsep Belajar Menurut Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang
tradisional (behavioristik) yang dikembangkan oleh Albert Bandura (1986).
Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori
belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada efek-
efek dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental
internal.
•Pembelajaran pada hakikatnya berlangsung melalui proses
peniruan (imitation) atau pemodelan (modeling)
•alam proses imitation atau modeling tersebut, individu
dipahami sebagai pihak yang memainkan peran aktif dalam
menentukan perilaku mana yang hendak ditiru dan bagaimana
frekuensi serta intensitas peniruan yang hendak dijalankannya
•Imitation atau modeling adalah jenis pembelajaran perilaku
tertentu yang dilakukan tanpa harus melalui pengalaman
Asumsi awal yang langsung
•Dalam Imitation atau modeling terjadi penguatan tidak
memberi isi sudut langsung pada perilaku tertentu yang sama efektifnya dengan
penguatan langsung untuk memfasilitasi dan menghasilkan

pandang teoretis peniruan. Individu dalam penguatan tidak langsung perlu


menyumbangkan komponen kognitif tertentu (seperti
kemampuan mengingat dan mengulang) pada pelaksanaan
Bandura dalam proses peniruan
•Mediasi internal sangat penting dalam pembelajaran, karena
teori pembelajaran saat terjadi adanya masukan inderawi yang menjadi dasar
pembelajaran dan perilaku dihasilkan, terdapat operasi
sosial internal yang mempengaruhi hasil akhirnya

Fungsi penguatan dalam


proses modeling
Fungsi informasi Fungsi motivasi
• Tindakan penguatan dan • Manusia belajar melakukan
proses penguatan itu sendiri antisipasi terhadap penguat
bisa memberitahukan pada yang akan muncul dalam
manusia perilaku mana situasi tertentu, dan
yang paling adaptif perilaku antisipasi awal ini
menjadi langkah awal dalam
banyak tahapan
perkembangan
Inti dari pembelajaran
modeling
Karakteristik modeling
sangat penting.
Modeling melibatkan Manusia lebih menyukai
proses-proses kognitif, model yang statusnya
Mencakup penambahan jadi tidak hanya meniru, lebih tinggi daripada
dan pencarian perilaku tetapi menyesuaikan sebaliknya, pribadi yang Manusia bertindak
yang diamati, untuk diri dengan tindakan berkompeten daripada berdasarkan kesadaran
kemudian melakukan orang lain dengan yang tidak kompeten tertentu mengenai apa
generalisasi dari satu representasi informasi dan pribadi yang kuat yang bisa ditiru dan apa
pengamatan ke secara simbolis dan daripada yang lemah. yang tidak bisa
pengamatan lain menyimpannya untuk Artinya konsekuensi
digunakan di masa dari perilaku yang
depan dimodelkan dapat
memberikan efek bagi
pengamatnya

Ada lima kemungkinan hasil


dari modeling

Menyempurnakan perilaku Memperkuat atau


Mengarahkan perhatian Mengajarkan perilaku baru Membangkitkan Emosi
yang sudah dipelajari memperlemah hambatan
2.Aplikasi Teori Belajar Sosial terhadap Kegiatan Pembelajaran

Guru harus
menampilkan contoh
perilaku yang baik dan
yang buruk dari tokoh-
tokoh yang dikenal
oleh siswa

Dalam menentukan
model, karakteristik
Reinforcement
model perlu
bukanlah syarat yang
diperhatikan karena
utama untuk
akan mempengaruhi
terjadinya proses
efektif tidaknya
pembelajaran Berdasarkan konsep modeling itu untuk
belajar yang siswa
dikemukakan oleh
Albert Bandura di atas,
maka ada beberapa
implikasi yang harus
diperhatikan dalam
kegiatan pembelajaran

Mengamati perilaku
Observasi adalah
orang lain lebih
kegiatan pembelajaran
penting, dibandingkan
yang paling utama
dengan mengalami
dilakukan oleh siswa
sendiri

Daftar
materi
2 pada KB 1. Proses belajar menurut teori konstruktivistik
yang sulit 2. Konstruksi pengetahuan menurut Lev Vygotsky (1896-1934)
dipahami

Daftar
materi
yang
sering
3 mengalami 1. Aplikasi teori belajar humanistik dalam kegiatan pembelajaran
miskonsep 2. Aplikasi teori belajar konstruktivistik dalam pembelajaran
si dalam
pembelajar
an

Anda mungkin juga menyukai