Anda di halaman 1dari 6

Lampiran 2.

Format Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2)


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri

Nama mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Reviu pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apayang berguna dan menarik?


Pengalaman belajar yang berguna dan menarik adalah
ketika mengikuti kelas penerapan pemikiran Ki Hajar
Dewantara. Diskusi kelompok yang melibatkan
mahasiswa dengan beragam latar belakang budaya
memberikan wawasan tentang penerapan nilai-nilai
pendidikan dalam konteks budaya mereka masing-
masing. Pembelajaran ini membantu memahami
bagaimana nilai-nilai Dewantara bisa diaplikasikan
dalam pengajaran dan pembelajaran di berbagai konteks
budaya.

2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang


menarik?
Pengalaman belajar yang berguna tapi kurang menarik
secara langsung tetapi masih berguna adalah ketika pada
konteks diskusi tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara
(KHD) dalam konteks sosio-kultural Topik 2 ruang
kolaborasi tentang diskusi atau materi yang tidak begitu
menarik, namun tetap memberikan wawasan yang
penting tentang pendidikan dan aplikasinya dalam
budaya. Suatu budaya dapat menjadi sarana yang efektif
untuk memperkuat karakter siswa dengan menghargai
kearifan lokal dan mempersiapkan mereka menjadi
individu yang mampu berkontribusi positif bagi
masyarakat. Dengan demikian, meskipun materi
pembelajaran mungkin tidak selalu menarik secara
langsung, pengalaman belajar seperti ini tetap memiliki
nilai yang signifikan dalam menghubungkan pendidikan
dengan budaya dan masyarakat.

3. Pengalaman belajar apayang menarik tapi kurang


berguna?
Pengalaman belajar yang menarik namun kurang
berguna adalah saat materi Topik 2 Demonstrasi
Kontekstual - Kontekstualiasi Dasar-Dasar Pendidikan
Ki Hadjar Dewantara. Bagian dari materi tersebut yang
dianggap menarik namun kurang berguna adalah poin-
poin yang secara umum yang disertai gambar/visual
yang merujuk pada prinsip-prinsip umum dalam
pendidikan, seperti "Pahami dan Hargai Individualitas",
"Fasilitasi Kemerdekaan Belajar", "Integrasikan Konteks
Sosial Budaya", "Bangun Hubungan Positif", dan
"Evaluasi dan Adaptasi". Meskipun prinsip-prinsip ini
penting dan relevan dalam konteks pembelajaran, tanpa
implementasi yang tepat atau detail tambahan tentang
bagaimana menerapkan prinsip-prinsip ini dalam praktik
sehari-hari di kelas, materi tersebut mungkin kurang
berguna secara langsung bagi guru yang mencari
panduan konkret. Misalnya, meskipun penting untuk
memahami bahwa setiap murid adalah unik dan
memiliki kekuatan sendiri, bagaimana guru seharusnya
merespons individualitas ini dalam desain kurikulum,
penilaian, atau interaksi kelas mungkin membutuhkan
arahan lebih lanjut.

4. Pengalaman belajar apayang tidak menarik dan tidak


berguna dalam konteks sebagai calon guru?
Menurut pendapat pribadi saya tidak ada pengalaman
belajar yang tidak menarik dan tidak berguna karena
materi Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
bermanfaat dalam konteks menjadi seorang calon guru.
Prinsip-prinsip yang disajikan, seperti memahami
individualitas siswa, memfasilitasi kemerdekaan belajar,
mengintegrasikan konteks sosial budaya, membangun
hubungan positif, dan melakukan evaluasi serta adaptasi,
semuanya memiliki relevansi langsung dengan
pekerjaan seorang guru. Materi tersebut memberikan
landasan yang kuat bagi calon guru untuk memahami
bagaimana mereka dapat mendekati proses pengajaran
dan pembelajaran dengan cara yang efektif dan efisien.
Masing-masing prinsip menyoroti aspek penting dari
pendidikan yang berpusat pada murid dan menunjukkan
bagaimana guru dapat mendukung perkembangan siswa
secara ideal. Dengan demikian, pengalaman belajar yang
didasarkan secara keseluruhan tampaknya akan
memberikan manfaat yang signifikan bagi calon guru,
membantu mempersiapkan diri untuk menghadapi
tantangan dan tugas-tugas di kelas dengan lebih baik.

Refleksi 1. Apa yang telah terjadi?


pengalaman belajar Dari pengalaman saya sendiri, saya telah mengalami
perjalanan pembelajaran yang intens dan berharga dalam
mata kuliah Filosofi Pendidikan. Awalnya, saya merasa
terbebani dengan tugas-tugas yang cukup banyak,
seperti membuat mapping, video, dan essay per topik.
Namun, saya menyadari bahwa ini adalah bagian dari
tanggung jawab saya sebagai mahasiswa PPG
(Pendidikan Profesi Guru). Meskipun saya sempat
mengeluh, saya berusaha menghadapi tantangan tersebut
dengan tekad dan komunikasi yang baik bersama dosen
dan teman-teman sekelas. Selain itu, saya juga
menghadapi berbagai kendala, seperti jadwal yang
bentrok, absensi dosen, atau kelas yang tidak tersedia,
namun saya belajar untuk menerima kondisi tersebut dan
mencari solusi yang tepat.

2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?


Hal ini dapat terjadi karena pembelajaran yang saya
hadapi mencakup berbagai tantangan dan dinamika
dalam proses akademik. Awalnya, saya merasa terbebani
oleh jumlah tugas yang diberikan, tetapi kesadaran akan
tanggung jawab dan tekad untuk menjadi guru yang
lebih profesional mendorong saya untuk mengatasi rasa
lelah atau keberatan awal tersebut. Selain itu, kendala-
kendala seperti jadwal yang tidak sesuai atau absennya
dosen juga merupakan hal yang biasa terjadi dalam
lingkungan akademik. Namun, saya belajar untuk
menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut
dengan sikap yang tenang dan proaktif, serta melibatkan
komunikasi yang baik dengan pihak terkait. Selain itu,
saya juga belajar untuk tidak terlalu tinggi dalam
mengharapkan sesuatu, sehingga dapat menerima
kenyataan dengan lebih bijak dan tenang. Semua
pengalaman ini merupakan bagian dari proses
pembelajaran yang berharga bagi saya dalam
mempersiapkan diri sebagai seorang guru yang
kompeten dan tangguh.

Analisis artefak 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya


pembelajaran jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar?
a. Demonstrasi Konstektual, Koneksi antar Materi,
Ruang Kolaborasi, dan Aksi Nyata yang terlampir di
sistem belajar online (LMS).
b. Rangkuman di drive tentang Pemahaman Sebelumnya
tentang Peserta Didik dan Pembelajaran.

2. Mengapa artefak ini yang saya pilih?


a. Artefak tersebut mencerminkan kontribusi konkret
dan hasil nyata dari pengalaman belajar saya, seperti
demonstrasi konseptual, koneksi antar materi, dan
rangkuman pemahaman yang berpusat pada pemikiran
Ki Hadjar Dewantara.
b. Artefak-artefak ini secara langsung menggambarkan
bagaimana saya mengaplikasikan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara dalam pembelajaran dan pemahaman saya
tentang peran guru serta proses pembelajaran yang
demokratis dan inklusif.

3. Bagian mana dari artefak ini yang mendukung


hasil refleksi saya?

a. Implementasi Prinsip KHD, terutama prinsip "Ing


Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut
Wuri Handayani", yang mencerminkan perubahan dalam
pemikiran dan perilaku saya setelah mempelajari
pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
b. Upaya saya untuk menciptakan lingkungan kelas yang
inklusif dan partisipatif, serta menekankan kerja sama,
kreativitas, dan pemecahan masalah, menunjukkan
bagaimana saya menerapkan prinsip-prinsip tersebut
dalam praktik pembelajaran saya.
Rumusan hasil Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan
refleksi berupa mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna
pembelajaran yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan
bermakna saya lakukan?

1. Saya akan mendorong siswa untuk merenungkan


pengalaman pribadi mereka dalam konteks
pendidikan, seperti yang saya lakukan dalam
refleksi saya terhadap materi Filosofi
Pendidikan. Ini akan membantu siswa
memahami bahwa pembelajaran tidak hanya
tentang pengetahuan akademis, tetapi juga
tentang pertumbuhan pribadi dan perubahan
sikap.
2. Saya akan lebih fokus pada kebutuhan, minat,
dan kemampuan individual siswa dalam
merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Sama seperti saya belajar tentang
kebutuhan siswa saya di SMPN 1 Jaten, saya
akan berupaya mengidentifikasi gaya belajar
mereka dan merancang pembelajaran yang
sesuai.
3. Saya akan menciptakan lingkungan belajar yang
memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Misalnya, saya akan
mengadopsi praktik demonstrasi kontekstual,
koneksi antarmateri, ruang kolaborasi, dan aksi
nyata seperti yang saya temukan dalam
pengalaman saya dengan LMS dan dosen
pengampu.
4. Saya akan mendorong siswa untuk mengambil
peran aktif dalam pembelajaran mereka sendiri,
mirip dengan bagaimana saya mengambil
inisiatif untuk merenungkan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara dan menerapkannya dalam praktik
saya sebagai mahasiswa PPG. Hal ini mencakup
merangsang mereka untuk merenungkan
pemahaman mereka tentang Pendidikan dan
bagaimana mereka dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai