ARTIKEL STUDY Nikah Paksa
ARTIKEL STUDY Nikah Paksa
Oleh :
Aldi Rohman (22010001)
Annisa Ristiyani (22010002)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur terpanjatkan kepada Allah SWT, tuhan semesta alam yang
mengatur kehidupan dengan bijaksana. Atas karunia nikmat-Nya penulis dapat
menyusun karya tulis ilmiah berupa yang berjudul “Pemaksaan Pernikahan
Oleh Wali Menurut Fiqih dan Perundang-undangan (Study kasus di Desa
Singgar Pagar Kecamatan Sumber Sari Kabupaten Lampung Barat” dengan
maksimal.
Sholawat dan salam kami sampaikan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW yang telah menerangi dunia dengan ilmu dan keteladanannya.
Salam dan doa juga tak lupa kami sampaikan kepada keluarga, sahabat dan
seluruh umatnya yang setia hingga akhir zaman.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Pengertian Kawin Paksa............................................................................4
B. Kawin Paksa menurut perspektif 4 madzhab..........................................4
1. Perspektif Madzhab Syafi’i....................................................................4
2. Perspektif Madzhab Maliki....................................................................5
3. Perspektif Madzhab Hanafi...................................................................5
4. Perspektif Madzab Hambali...................................................................5
C. Pemaksaan Perkawinan Oleh Wali Menurut Hukum Positif di
Indonesia.............................................................................................................5
D. Faktor penyebab Terjadinya Pemaksaan Perkawinan Oleh Wali Di
Desa Sindang Pagar Kecamatan Sumber Sari Kabupaten Lampung Barat....7
E. Pemaksaan Perkawinan Menurut Perspektif Hukum Adat...................8
PENUTUP.............................................................................................................10
Kesimpulan.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini, semua makhluk hidup di dunia ini baik manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan ini tidak lepas dari pernikahan. Ini sudah menjadi
hukum alam (sunnatullah) untuk kelangsungan hidup manusia, berkembang
biaknya hewan dan melestarikan lingkungan alam ini.1
Pernikahan bagi manusia adalah hal yang sakral dan mempunyai tujuan
yang sakral juga, dan tidak terlepas dari aturan-aturan yang sudah berlaku di
ketentuan agama. Orang–orang yang melangsungkan sebuah pernikahan
bukan semata-mata untuk melampiaskan nafsu yang bertengger dalam tubuh
dan jiwanya, melainkan untuk meraih ketenangan, ketentraman dan sikap
saling mengayomi di antara suami istri dengan dilandasi cinta dan kasih
sayang yang mendalam. Di samping itu, untuk menjalin tali persaudaraan di
antara dua keluarga dari pihak suami dan pihak isteri dengan berlandaskan
pada etika dan estetika yang bernuansa ukhuwah, basyariyah dan islamiyah.
1
Muhammad Asmawi, Nikah Dalam perbincangan dan perbedaan (Yogyakarta:
Darussalam,2004), hal. 18
1
memerintahkan anak gadisnya menikah dengan laki-laki pilihan ayah dengan
syarat-syarat.2 Yaitu calon wanita belum pernah di wath’i dan dinikahkan
dengan orang yang sekufu’ dengan mahar semisal standar wanita tersebut
yang diambilkan dari mata uang daerah setempat.3
Di dalam kasus ini, perempuan atau anak gadis menjadi pihak yang
dirugikan. Karena hal ini hak mereka sebagai perempuan dalam hal memilih
pasangan telah dilanggar karena adanya akibat kawin paksa tersebut. Di dalam
undang-undang punya menyebutkan bahwa setiap orang berhak membentuk
keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. Ini artinya,
sudah menjadi hak setiap orang untuk menikah dengan siapapun sesuai
kehendaknya dengan tujuan membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan.
Lagipula perkawinan itu jelas jelas merupakan hak asasi manusia yang
didasarkan atas persetujuan kedua mempelai, bukan dari persetujuan kedua
orang tua.
Karna dengan itu perkawinan agar mempunyai tujuan dari suami dan isteri
untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal dan sesuai hak asasi manusia itu
sendiri tanpa adanya paksaan dari kedua orang tua dari kedua calon tersebut.3
Dari semua permasalahan yang ada yang telah di uraikan diatas, penulis
mencoba akan membahas perihal “ PEMAKSAAN PERKAWINAN OLEH
WALI MENURUT FIQIH DAN PERUNDANG-UNDANGAN (Study
Kasus di Desa Sindang pagar, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten
Lampung Barat” dengan mendasar pada sudut pandang fiqh sebagai
pemahaman terhadap membahasan Al-Qur’an dan Hadits sebagai ketaatan
kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW dan mendasar pada sudut
pandang Hukum Positif Indonesia sebagai ketaatan kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perspektif 4 Madzhab Mengenai Kawin Paksa
2. Bagaimana pandangan Hukum Positif di Indonesia mengenai kawin
paksa
2
Ahmad Azhar Basyir , Hukum Perkawinan Islam (Yogyakarta: UII Press, 2004) , hal. 43
3
Syaikh Muhammad bin Qosim Al- Ghazy, Fathul Qorib Al-Mujib , (Surabaya: Darul ilmi),hal. 45
2
3. Apa saja faktor penyebab terjadinya Kawin Paksa di Desa Sindang
Pagar kecamatan Sumber Sari Kabupaten Lampung Barat.
4. Bagaimana pandangan Hukum Adat yang berlaku di Masyarakat
mengenai Kawin Paksa yang terjadi di Desa Sindang Pagar Kecamatan
Sumber Sari Kabupaten Lampung Barat
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan pandangan 4 Madzhab Fiqih
dalam menyikapi Kawin Paksa
2. Untuk mengetahui pandangan Kawin Paksa dalam Perspektif Hukum
Positif di Indonesia
3. Untuk mengetahui apa faktor penyebab terjadinya kawin paksa di Desa
Sindang Pagar Kecamatan Sumber Sari Kabupaten Lampung Barat
4. Untuk mengetahui pandangan Kawin Paksa dalam Hukum Adat yang
berlaku dimasyarakat Desa Sindang Pagar Kecamatan Sumber Sari
Kabupaten Lampung Barat
3
PEMBAHASAN
Pemaksaan Perkawinan Oleh Wali menurut Fiqih dan Perundang-undangan
Kemudian anak gadis yang sudah dewasa tersebut, ayah dan kakek
boleh juga menikahkannya tanpa harus meminta persetujuannya terlebih
dahulu juga, namun, meminta persetujuannya itu bersifat Sunnah, namun,
4
akan lebih baik jika perkawinan tersebut terlaksana apabila mendapatkan
persetujuan dari anak gadis.
4
Munir Fuady, Konsep Hukum Perdata, (Jakarta: Raja Grafindo, 2014), hal. 10
5
1. Asas monogami. Asas ini bersifat absolut/mutlak, tidak dapat
dilanggar.
2. Perkawinan adalah perkawinan perdata sehingga harus dilakukan di
depan pegawai catatan sipil.
3. Perkawinan merupakan persetujuan antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan di bidang hukum keluarga.
4. Supaya perkawinan sah maka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan undang-undang.
5. Perkawinan mempunyai akibat terhadap hak dan kewajiban suami dan
isteri.
6. Perkawinan menyebabkan pertalian darah.
7. Perkawinan mempunyai akibat di bidang kekayaan suami dan isteri
itu.5
5
Ahyani Yunus, Hukum Perkawinan dan Itsbat Nikah Antara Perlindungan dan Kepastian
Hukum, (Makassar:Humanities Genius, 2020), hal. 16
6
D. Faktor penyebab Terjadinya Pemaksaan Perkawinan Oleh Wali Di
Desa Sindang Pagar Kecamatan Sumber Sari Kabupaten Lampung
Barat
Perkawinan merupakan akad yang suci dan luhur antara oleh laki-laki dan
Perempuan sebagai suami dan istri yang dihalalkan melakukan hubungan
seksual yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang abadi Sakinah
mawadah dan warohmah. Sehingga dalam perkawinan itu sendiri sangat
dibutuhkan persetujuan dan kerelaan bagi mereka (calon suami dan istri)
karena kerelaan mereka (calon suami dan istri itu sangat berpengaruh untuk
kelangsungan rumah tangga mereka.
“ saya menikah dengan mas Amri karena dipaksa oleh Bapak saya,
saya menolak menikah dengan mas Amri karena kami adalah dua sepupu,
dan pernikahan ini terjadi karena hubungan kekeluargaannya semakin jauh
7
dan solusi agar hubungan kekeluargaan ini tambah dekat maka terjadilah
pemaksaan perkawinan oleh wali dari Aisyah agar dijodohkan.
Pelaku yang memaksakan pernikahan atas dasar adat istiadat dapat dijerat
hukuman pidana sebagaimana diatur dalam UU TPKS.
8
Ancaman pidana bagi pelaku yang memaksakan pernikahan dengan alasan
adat istiadat tertuang dalam Pasal 10 Ayat 1 UU TPKS.
9
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas mengenai pemaksaan perkawinan oleh wali bisa
ditarik kesimpulan bahwasannya wali tidak memiliki hak sepenuhnya dalam
menentukan calon pasangan untuk anaknya, khususnya anak Perempuannya.
Seorang anak juga berhak memilih pasangan untuk dirinya sendiri apabila terjadi
pemaksaan perkawinan dan tiada kerelaan atas keduanya artinya bukan kehendak
diri sendiri adanya paksaan dalam akad maka yang seperti ini tidak diperbolehkan
atau dilarang dalam ajaran Islam.
10
DAFTAR PUSTAKA
11