Anda di halaman 1dari 5

ETIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Oleh

Syifa Novia Tabrani


2220051012

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
1. Apakah Ilmu pengetahuan itu berkembang tanpa batas melampaui norma
kehidupan.
Perkembangan yang pesat, dimana kini sudah memasuki revolusi industri 4.0
yang bersifat dinamis dan sangat cepat perubahan yang dirasakan, baik dari
teknologi maupun perkembangan modern di berbagai bidang ilmu.
Perkembangan ilmu pengetahuan sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari rasa
keingintahuan yang besar Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu, Bagaimana prosedurnya, Hal-hal apa yang harus
diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar, Apa yang disebut
kebenaran itu sendiri, Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu, untuk apa pengetahuan yang berupa
ilmu itu dipergunakan. Hal inilah yang penting, dimana terdapat kaitan antara
perkembangan ilmu pengetahuan dengan kaidah-kaidah norma dan moral.
Melalui teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah
dengan memperhatikan norma-norma moral/professional yang sungguh-sungguh
melalui trial & error. Mengingat semakin pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan yang bersifat futuristik, tentu harus memperhatikan batas-batasan
norma & moral kehidupan. Penemuan ilmu pengetahuan dapat membuat
kemajuan dalam kehidupan manusia, namun yang lebih penting untuk generasi
yang akan datang tetap mengedepankan humanity “Memanusiakan manusia”.

2. Bagaimana etika menjadi penengah / pengendali dalam perkembangan ilmu


pengetahuan
Di dalam ilmu pengetahuan terdapat metode ilmiah, dimana tugas ilmu
pengetahuan dan penelitian diantaranya:
Menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang dipersoalkan, Menerangkan
kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa-peristiwa/gejala, Mencari dan
merumuskan hukum-hukum mengenai hubungan antara kondisi yang satu dengan
yang lain, Membuat ramalan (forecasting), estimasi dan proyeksi mengenai
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi atau gejala-gejala yang akan muncul.
Etika moral dan norma tentu menjadi penyeimbang dan pengendali atas
perkembangan peristiwa-peristiwa, gejala yang terjadi, atau hubungan fenomena
yang satu dengan yang lain.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, etika ilmiah bagi para ilmuwan sangat
diperlukan untuk menjaga agar ilmu pengetahuan tetap berjalan ke arah yang benar.
Merupakan pertimbangan etis bahwa seorang ilmuwan memiliki sikap ilmiah,
contohnya adalah kejujuran dan keterbukaan. Seorang ilmuwan harus objektif
dalam menerapkan metode ilmiah dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya
secara jujur dan benar, karena informasi yang diterimanya mempengaruhi banyak
orang. Selain itu, seorang ilmuwan juga harus terbuka terhadap kontribusi dan ide-
ide baru dari orang lain.

3. Apakah pada masa yang akan datang ilmu pengetahuan dan etika akan
menyatu
Sebagai peneliti yang menggunakan ilmu pengetahuan, perkembangan ilmu
pengetahuan tidak boleh meninggalkan landasan filosofisnya, landasan filosofis ini
menjadikan ilmu masih tetap pada hakekat keilmuannya. Etika sebagai salah satu
cabang dalam filsafat akan memberikan arahan (guiedence) bagi gerak ilmu,
sehingga membawa kemanfaatan bagi manusia.
Sehingga tidak hanya berpedoman pada kondisi di masa yang akan datang
(futuristik), melainkan sedari sekarang seorang peneliti harus memahami hakekat
“Keniscayaan” suatu ilmu pengetahuan harus berlandaskan etika dan norma. Hal ini
merupakan sesuatu hal yang pasti akan terjadi, ilmu pengetahuan tidak akan
dipisahkan dari etika, harus selalu menjadi satu kesatuan. Jika dalam prosesnya,
etika dan norma tidak dijadikan landasan maka akan ada akibat yang timbul jika
melenceng dan tidak “memanusiakan manusia”.

4. Mengapa hal yang searah masih kontroversi secara etika, pada masa yang
akan datang belum tentu
Dalam perkembangannya ilmu pengetahuan sering belum berpedoman dan
berlandaskan dengan etika. Karena sebenarnya ilmu pengetahuan tidak mengenal
“kebenaran”. Contoh kasus: Di jepang, Hisashi Ouchi pemuda berusia 35 tahun
Menderita Luka Bakar Radiasi Terburuk Dalam Sejarah, kemudian dokter
membiarkannya hidup selama 83 Hari yang menyedihkan di luar kehendaknya.
Setelah kecelakaan fatal di pembangkit listrik tenaga nuklir Tokaimura Jepang pada
tahun 1999, Hisashi Ouchi kehilangan sebagian besar kulitnya akibat terkena radiasi
tingkat tertinggi dari manusia mana pun dalam sejarah, namun tubuhnya masih hidup
hal ini yang membuat para dokter tercengang.
Teknisi pembangkit listrik tenaga nuklir berusia 35 tahun itu memiliki hampir nol sel
darah putih dan karenanya tidak memiliki sistem kekebalan. Disimpan di bangsal
radiasi khusus untuk diteliti oleh para ilmuan dan dokter, hal ini sungguh memilukan
mengingat kondisi korban sudah tidak mampu secara fisik untuk dijadikan objek
penelitian dan percobaan, sangat tidak memanusiakan manusia. Dan akhirnya korban
dapat mengakhiri penderitaan hidupnya pasca 83 hari yang panjang dan sangat
memilukan.
Hal ini tentu membuat “naluri” seorang yang masih memiliki landasan etika dan
norma akan berfikir ini sudah diluar landasan filosofi ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dimana sering ditemukan prakteknya dalam kehidupan sekarang, penelitian ilmiah
yang digunakan demi keuntungan sepihak yang tidak sesuai dengan fakta dan data
yang seharusnya. Baik rencana pengembangan senjata biologis maupun kimia yang
bertujuan genosida (pembunuhan besar-besaran, secara berencana terhadap suatu
bangsa atau ras). Topik inipun masih menjadi kontroversi dikhalayak umum. Inilah
pentingnya rasa kemanusiaan maupun integritas sangat penting dan harus
dijunjung oleh seorang peneliti, tidak hanya mengetahui namun “Memahami”
makna berintegritas dan beretika dalam mempertanggung jawabkan penelitian
ilmu pengetahuannya.

5. Ketika pengetahuan mengalami perubahan dari waktu ke waktu


Perkembangan zaman bersifat dinamis, Ilmu pengetahuan selalu berkembang
seiring zaman, ilmu pengetahuan berkembang sesuai dengan gagasan, ide
manusia. Perkembangan ini disesuaikan oleh berbagai kondisi pada zamannya.
Terdapat periode dinamika perkembangan ilmu yaitu periode Yunani kuno, periode
Islam, periode renaisans dan modern, dan periode kontemporer. Periode ini
didukung oleh kondisi zamannya masing-masing sesuai dengan iklim politik,
negara atau peradaban yang berkuasa, sistem politik, agama, ras dan kebutuhan
kemajuan teknologi. oleh karena itu banyak faktor yang menyebabkan
perkembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan kondisi zaman dan logika manusia
itu sendiri.
Daftar Pustaka

Husodo, Purwo. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu Dan Logika. Familia Yogyakarta.
2012. 272.

Karomani. 2021. Pengantar Logika. Jakarta. Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai