Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK.BAHASA INDONESIA
PRODI S1 PENDIDIKAN
AKUNTANSI

SKOR NILAI :

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA


UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK

Disusun Oleh:
(Selly Setiawati 7213342013)

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas KKNI mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Dra. Inayah Hanum, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan hidayah-Nya yang
telah mempermudah kami dalam pembuatan Critical Journal Review (CJR) yang diambil
dari beberpa jurnal sebagai pemenuhan tugas dalam menguikuti perkuliahan pada mata
kuliah Bahasa Indonesia hingga akhirnya tugas ini terselesaikan tepat waktu.

Kami ucapkan Terima kasih kepada ibu Dra. Inayah Hanum, M.Pd selaku dosen
pengampu, yang telah membantu kami dalam memahami isi materi Bahasa Indonesia yang
sangat berhubungan erat dalam pembuatan tugas ini.

Kami berharap semoga CJR ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan untuk para
pembaca. Namun terlepas dari itu kami memohon maaf sebelumnya, kami memahami
bahwa CJR ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya CJR selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Medan, September 2022

Selly Setiawati

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................. i

Daftar Isi .......................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR .............................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan CJR ........................................................................................... 1

C. Manfaat CJR ......................................................................................................... 1

D. Identitas Artikel/ Jurnal yang di Review .............................................................. 2

E. Identitas Artikel/ Jurnal Pembanding.................................................................... 2

BAB II. RINGKASAN ISI JURNAL.............................................................................. 3

A. Pendahuluan......................................................................................................... 3
B. Deskripsi Isi ......................................................................................................... 3

BAB III. PEMBAHASAN / ANALISIS ......................................................................... 9

A. Pembahasan Isi Jurnal ......................................................................................... 9


B. Kelebihan dan Kekurangan ................................................................................. 9

BAB IV. PENUTUP ........................................................................................................ 10

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 10
B. Rekomendasi ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Disaat kita membutuhkan sebuah referensi, yaitu journal sebagai sumber bacaan kita
selain buku dalam mempelajari mata kuliah Bahasa Indonesia, sebaiknya kita terlebih
dahulu mengkritisi journal tersebut agar kita mengetahui journal mana yang lebih
relevan untuk dijadikan sumber bacaan. Critical Journal Review ini membahas tentang
Keberadaan dan Kedudukan Bahasa Indonesia, dimana pemahaman tentang
penggunaan dari Bahasa Indonesa ini sendiri sangat berguna dalam pembelajaran dan
banyak pengapliaksiannya dalam kehidupan nyata, contohnya seperti fungsi bahasa
yang baik digunakanuntuk lingkungan sekitar itu seperti apa, dan untuk keadaan formal
itu yang bagaimana, dsb.

B. Tujuan Penulisan CJR

Adapun tujuan dari penulisan Critical Journal Review ini adalah :

1. Sebagai bahan untuk pemenuhan tugas pada mata kuliah BahasaIndonesia.

2. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pembaca tentang Keberadaandan


Kedudukan Bahasa Indonesia.

3. Sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan dalam hal menilai/


membandingkan jurnal yang relevan untuk dijadikan bahan pembelajaran.

4. Sebagai bahan untuk menguatkan pemahaman untuk diri sendiri danpembaca


tentang Keberadaan dan Kedudukan Bahasa Indonesia.

C. Manfaat CJR

1. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karya serupa yanglebih
baik dan bermutu.

1
2. Menambah ilmu pengetahuan tentang Keberadaan dan Kedudukan Bahasa
Indonesia.

3. Dapat mengasah pengetahuan dengan membandingkan dua jurnal yang berbeda.

D. Identitas Artikel/ Jurnal yang di Review

1. Judul Artikel : Keberadaan Penggunaan Bahasa Indonesia pada


Generasi Millenial

2. Nama Jurnal : Jurnal Abulyatama


3. Edisi Terbit : Desember 2019
4. Pengarang Artikel : Nanda Saputra, Nurul Aida

E. Identitas Artikel/ Jurnal Pembanding

1. Judul Artikel : Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam


Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

2. Nama Jurnal : Jurnal Culture Vol. 2 No. 1


3. Edisi Terbit : Mei 2015
4. Pengarang Artikel : Tri Karyanti
5. Kota Terbit : Semarang

2
BAB II

RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa persatuan negara Indonesia
tertuang di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36: “bahasa negara adalah bahasa
Indonesia.” Hal ini dengan jelas telah menerangkan posisi yang dimiliki oleh bahasa
Indonesia diatur dalam hukum dan tidak bisa diganggu gugat. Adapun fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara adalah sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar
pendidikan, komunikasi tingkat nasional, sarana pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.

Di era milenial ini, penyalahgunaan bahasa dengan cara mencampur bahasa


Indonesia dengan bahasa asing ataupun bahasa gaul yang berdampak negatif terhadap
perkembangan dan keberadaan bahasa Indonesia. Generasi muda lebih sering
menggunakan bahasa gaul daripada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Kultur Indonesia yang tidak menggunakan bahasa asing sebagai bahasa
pengantar membuat sebagian besar rakyat Indonesia hanya bisa berbahasa Indonesia.
Kesadaran itulah yang kini mulai disadari. Keinginan belajar dan menggunakan bahasa
asing mulai tumbuh.

B. Deskripsi Isi

1. Asal Usul Bahasa Indonesia


Tentang asal usul bahasa Indonesia sudah banyak ditulis oleh para
cendekiawan dari dalam negeri maupun para peneliti bangsa asing. Hampir
sebagian besar penelitiberpendapat dan sepakat menyatakan bahwa bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang digunakan oleh rakyat di daerah Riau
dan kepulauan sekitarnya yang digunakan sebagai bahasa pertama atau bahasa
ibu (native language).

3
2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Pada hakekatnya suatu bahasa kalau tidak dikaitkan dengan status dan nilai-
nilai sosial oleh pemakainya, bahasa tersebut hanya mempunyai satu fungsi yang
paling dasar yaitu fungsi sebagai alat komunikasi lisan maupun komunikasi
tertulis. Dalam kenyataannya, bahasa tidak dapat dilepaskan dari kegiatan hidup
masyarakat, yang didalamnya sebenarnya tidak bisa terlepas dari masalah status
dan nilainilai sosial. Bahasa selalu mengikuti dan mewarnai kehidupan manusia
seharihari, baik manusia sebagai anggota suku maupun sebagai angota suatu
bangsa. Dengan adanya kenyataan yang demikian inilah maka bahasa Indonesia
yang diangkat dari bahasa Melayu yang dipergunakan untuk kegiatan yang
bersangkutan dengan nilai-nilai sosial yang ada, maka bahasa tersebut
mendapatkan status yang berupa kedudukan dan fungsi. Berkaitan dengan bahasa
Indonesia status yang diberikan oleh bangsa Indonesia yaitu berupa kedudukan
dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara.

Salah satu pemberian status dan nilai-nilai sosial yang berupa pemberian peran
untuk mempersatukan bangsa pada bahasa Indonesia, mengakibatkan bahasa
tersebut mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional sejak dikumandangkanya
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah atau ikrar yang jelas-
jelas memberikan peran kepada bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk
mempersatukan bangsa yaitu pada bunyi Sumpah Pemuda yaitu: kami poetra dan
poetri Indonesia mendjoengdjoeng bahasa persatoean bahasa Indonesia Sejak
dikumandangkannya Sumpah Pemuda oleh bangsa Indonesia, maka sejak itulah
bangsa Indonesia mempunyai bahasa Nasional yaitu bahasa Indonesia yang
diangkat dari bahasa Melayu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang
melatar belakangi munculya bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
Nasional adalah adanya peristiwa SumpahPemuda tanggal 28 Oktober 1928.

4
Dalam kedudukanya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai
beberapa fungsi. Beberapa fungsi ini disimpulkan dari hasil rumusan Seminar
Politik Bahasa Nasional yang di selenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 sampai
dengan 28 Februari 1975. Hasil rumusan tersebut menegaskan bahwa dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai empat
fungsi.

1) Lambang kebangsaan nasional Sebagai lambang kebangsaan nasional


bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya bangsa
Indonesia yang mendasari rasa kebanggaan kita. Melalui bahasa Indonesia
ini bangsa Indonesia menyatakan harga diri dengan nilai-nilai budaya
yang dijadikan pengaya sebagai realisasi rasa kebangsaan tanpa ada rasa
rendah diri, malu dan acuh takacuh. Kita harus bangga memakainya
dengan memelihara danmengembangkanya.

2) Lambang identitas nasional sebagai lambang identitas nasional bahasa


Indonesia merupakan „lambang‟ bangsa Indonesia. Oleh sebab itu,
dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu ciri-ciri
kebahasaanya atau sifat, perangai dan watak kita sebagai bangsa. Karena
fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya agar ciri
kepribadian kita tetap tercermin di dalamya. Jangan sampai bahasa
Indonesia tidak menunjukkan bangsa indonesia.

3) Alat pemersatu bangsa yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya


dan bahasanya. sebagai alat pemersatu bangsa , bahasa Indonesia
memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial
budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam
kebangsaan, citacita, dan nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia,
bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya sebab tidak merasa
bersaing (dijajah) oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya
kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia,tidak
menghilangkan

5
identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah yang tercermin dalam
bahasa masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah di harapkan
dapat memperkaya khasanah Bahasa
Indonesia.
4) Alat perhubungan antar budaya dan antar daerah sebagai alat
perhubungan antar daerah dan antar budaya, bahasa Indonesia telah
menunjukkan sejak berabad-abad yang lalu, semenjak bahasa tersebut
bernama bahasa Melayu. Bahasa Indonesia dapat menjadi sarana
komunikasi antar suku-suku bangsa di wilayah Indonesia ini. Bahasa
Indonesia mampu menghilangkan jarak antara suku yang satu dengan
suku lainya, baik yang disebabkan oleh faktor geografi maupun latar
belakang sosial budaya dan bahasa daerah yang berbeda-beda.

3. Bahasa Indonesia dan Generasi Millenial

Kultur bahasa Indonesia yang tidak menggunakan bahasa asing sebagai bahasa
pengantar membuat sebagian besar rakyat Indonesia hanya bisaberbahasa Indonesia.
Kesadaran itulah yang kini mulai disadari keinginan belajar dan menggunakan
bahasa asing mulai tumbuh. Namun seiring waktu keinginan belajar bahasa asing
justru membuat bahasa Indonesia terpinggirkan. Banyak anak usia sekolah, terutama
kaum milenial yang tinggal di kota besar, yang terlihat gagap berbahasa Indonesia.
Banyak diantara mereka yang bahkan lebih fasih berbahasa asing daripada berbahasa
Indonesia. Mengapa itu bisa terjadi? Keinginan mempersiapkan anak memasuki era
globalisasi tentu boleh-boleh saja.

Secara umum, remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa
remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut
anakanak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa, remaja merupakan peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang
berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Remaja memiliki tempat di antara
anak-anak dan orang tua karena sudah

6
tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau
tua. Masa remja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak memiliki status anak

4. Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja

Dahulu bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar sesuai kaidah
berbahasa yang tepat. Namun kini, seiring dengan perkembangan teknologi dan
pengaruh budaya luar, bahasa Indonesia rusak justru di tangan para pemudanya
sendiri. Penggunaan bahasa Indonesia oleh remaja masa kini, terutama di kota-kota
besar, sangat tidak sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar. Remaja
mencampur adukkan.

Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa daerah dan bahasa asing kemudian


menyebutnya sebagai “bahasa gaul” kosakata baru banyak muncul untuk mengganti
katakata dalam bahasa Indonesia. Misalnya “gue” yang berarti bahasa Betawi,
digunakan untuk mengganti “saya”; “loe” untuk mengganti kata “kamu”; “nyokap-
bokap” untuk mengganti kata “ayah-ibu” dan muncul kosakata yang tidak jelas
artinya seperti “lebay”, “alay” dan muncul partikel-partikel seperti ‘sih’ dan ‘dong’.
Ironisnya, penggunaan bahasa gaul ini tidak hanya di lingkungan pergaulan, namun
telah mendarah daging dan tidak jarang digunakan remaja di sekolah, bahkan ketika
tes atau pelajaran bahasa Indonesia sekalipun. Di sekolah, remaja spontan berbicara
dengan bahasa gaul dengan teman dan guru karena telah terbiasa menggunakannya
dalam percakapan sehari-hari dan menulis pesan singkat. Mulai dari remaja di
tingkat sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sampai para mahasiswa

5. Peran Variasi Bahasa dan Penggunaannya

Variasi bahasa terjadi akibat adanya keberagaman penutur dalam wilayah yang
sangat luas. Penggunaan variasi bahasa harus disesuaikan dengan tempatnya
(diglosia), yaitu antara bahasa resmi atau bahasa tidak resmi. Menjunjung Tinggi
Bahasa Indonesia di Negeri Sendiri Sebenarnya apabila

7
kita mendalami bahasa menurut fungsinya yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara, maka bahasa Indonesia merupakan bahasa pertama dan utama di negara
Republik Indonesia. Bahasa daerah yang berada dalam wilayah republik bertugas
sebagai penunjang bahasa nasional, sumber bahan pengembangan bahasa nasional,
dan bahasa pengantar pembantu pada tingkat permulaan di sekolah dasar di daerah
tertentu untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain.
Jadi, bahasa-bahasa daerah ini secara sosial politik merupakan bahasa kedua.

8
BAB III

PEMBAHASAN / ANALISIS

A. Pembahasan Isi Jurnal

Dalam jurnal utama diberikan pembahasan mengenai keadaan dan penggunaan


bahasa Indonesia pada generasi Millenial. Diawali dengan pendahuluan mengenai
fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan permasalahan
penggunaan Bahasa Indonesia yang ada dan disertai dengan metode survey. Hingga
didapatkan hasil yang diinginkan. Kemudian pada jurnal kedua, dipaparkan beberapa
pembahasan mengenai kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. Tanpa adanya metode
penelitian,jurnal ini masih mampu memaparkan pembahasan dengan rinci.

B. Kelebihan dan Kekurangan

1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel jurnal utama lebih membahas tentang
penggunaan dan fungsi bahasa Indonesia serta peran bahasa pada generasi
millenial disertai dengan metode-metode yang ada. Sedangkan pada jurnal
pembanding hanya memaparkan materi tanpa adanya metode penelitian.

2. Dari aspek tata bahasa dan susunan, kedua jurnal sudah memakai tata bahasa
yang baik, namun masih banyak terdapat beberapa kata yang memang sulit
untuk dipahami oleh para pembaca. Untuk susunan juga sudah baik dan berurut
sehingga para pembaca saya yakini mampu untuk memahami tahapan-tahapan
pada jurnal tersebut.

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan kedua jurnal dapat diketahui kedudukan dan beberapa fungsi
bahasa Indonesia. Terlebih lagi untuk saat ini sangat amat penting bagi kita selaku
masyarakat Indonesia untuk lebih memprioritaskan penggunaan bahasa Indonesia
daripada bahasa asing. Jika kosakata-kosakata asing tersebut kita gunakan padanan
bahasa Indonesianya, pasti terlihat aneh karena belum terbiasa. Akan tetapi hal tersebut
perlu dibiasakan, dimulai dari mewajibkan diri sendiri untuk menggunakan padanan
bahasa Indonesianya dalam penggunaannya sehari-hari. Sedang bagi pemangku
kebijakan, diharapkan dapat memberikan penegasan kembali tentang aturan penggunaan
dan kedudukan bahasa Indonesia, agar eksistensi bahasa Indonesia terjaga.

B. Rekomendasi

Penulis berharap semoga CJR ini bisa membantu para pembaca dalam memahami
beberapa metode yang digunakan untuk konstruksi balok gerber/ kontinu. Pada CJR ini
masih terdapat banyak kekurangan, dan diharapkan padapembaca untuk terus menambah
wawasan dengan cara tidak terpaku pada satubahan bacaan saja.

10
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Nanda, Nurul Aida. 2019. Keberadaan Penggunaan Bahasa Indonesia padaGenerasi
Millenial. Jurnal Abulyatama, 368 - 383.

Karyanti, Tri. 2015. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam KehidupanBerbangsa dan
Bernegara. Culture Journal, 2(1).

11

Anda mungkin juga menyukai