KB 2 Sejarah
KB 2 Sejarah
Setelah kematian ayahnya pada tahun 306 M, Konstantinus dinyatakan sebagai kaisar oleh tentara ayahnya.
Dia menghabiskan 18 tahun berikutnya melawan tiga penguasa Romawi lainnya—saingan-saingannya—
untuk menjadi satu-satunya kaisar. Pertempuran Jembatan Milvian di luar Roma pada tahun 312 M adalah
momen penting bagi Konstantinus. Ini juga menjadi awal mula agama Kristen di Romawi. Konstantinus
mengalahkan salah satu saingannya, saudara iparnya Maxentius, dan mendapatkan gelar kaisar Romawi
barat. Tetapi yang jauh lebih penting adalah wahyu yang dia alami sebelum pertempuran. Menurut penulis
biografi Konstantinus, Eusebius, ia dan pasukannya melihat salib cahaya di langit. Salib itu muncul bersama
dengan kata-kata Yunani yang artinya "Dalam tanda ini taklukkan."Pada malam harinya, Konstantinus
bermimpi di mana Kristus memperkuat pesannya. Kaisar menandai simbol salib Kristen pada perisai
prajuritnya. Ketika dia menang di Milvian Bridge, dia mengaitkan kemenangan itu dengan dewa orang-
orang Kristen. Para sarjana modern masih memperdebatkan kisah tersebut dan apakah konversi Konstantinus
itu tulus atau sebuah manuver politik. Bagaimanapun juga, pada tahun 313 M. Konstantinus bertemu
dengan Licinius, kaisar timur, dan bersama-sama mereka mengeluarkan Dekrit Milan. Dekrit tersebut
memberikan “kepada orang-orang Kristen dan lainnya otoritas penuh untuk menjalankan agama yang
disukai masing-masing.”
Konstantinus secara terbuka mendukung agama Kristen sejak tahun 312. Dalam pemerintahannya, ada
perdamaian antara gereja dengan negara. Maksud Konstantinus ialah supaya Gereja diperhubungkan erat-
erat dengan negara. Sebab itu ia berusaha membasmi semua gereja sekta di luar GerejaKatolik, seperti sekta
Marcion, Novatianus, dan lain-lain, tetapi agama kafir dibiarkannyadulu, sebab ia yakin bahwa agama itu
akan lenyap dengan sendirinya oleh pengaruhkekristenan. Agaknya keputusan tersebut tidaklah bijak,
mengingat pengaruh budayakafir yang dikemudian hari dapat merasuki kehidupan gereja.Pada saat
pemerintahan Konstantinus Agung, kekristenan berkembang pesat. Namun jumlah pemeluk tidak dapat
menjamin kualitas iman