Anda di halaman 1dari 2

PENYUSUNAN LEARNING JURNAL

Core Values Ber-AKHLAK dan Manajemen Risiko Dasar

Nama Mata Pelatihan : Pelatihan Perencanaan Drainase Perkotaan


Nama Peserta : Ariba Ayu Wardani
Nomor Daftar Hadir/Peserta : 8
Lembaga Penyelenggaraan Pelatihan : Balai Pengembangan Kompetensi PUPR
Wilayah VII Banjarmasin

A. Resume Substansi

Materi core values ber-akhlak merupakan materi yang wajib diberikan untuk setiap pelatihan.
Dasar hukum ber-akhlak adalah UU No 5 Tahun 2014, PP No 1 Tahun 2017 dan Permen
PUPR No 7 Tahun 2017.

Berorientasi Pelayanan : berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan


masyarakat, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat dan melalukan oerbauikan

1. Akuntabel : Bertanggung jawab atas melaksanakan tugas dengan jujur, disiplin


dan berintegritas tinggi.
2. Kompeten : meningkatkan kompetensi diri dan membantu orang lain belajar.
3. Harmonis : saling peduli dan menghargai perbedaan.
4. Loyal : berdedikasi dan mementingkan kepentingan negara, memegang
teguh ideologi pancasila.
5. Adaptif : antusias dalam menghadapi perubahan, karena perubahan tidak
dapat dihindari dan selalu mengembangkan kreatifitas
6. Kolaboratif : membangun kerja sama yang sinergis, terbuka dalam membangun
kerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.

Manajemen Resiko Dasar

Resiko adalah kemungkinan terjadi nya sesuatu yang dapat mengganggu jalannya
organisasi. Manajemen resiko merupakan mengidentifikasi, menilai, mengelola dan

Manajemen resiko penting dalam kementerian PUPR karena tugas kementerian termasuk
sangat penting dan mengelola dana yang sangat besar dengan resiko tinggi. Pentingnya
hal ini untuk menciptakan lingkungan pengendalian yang kondusif.

Prinsip MR adalah fondasi pengelolaan risiko yang dipertimbangkan saat menyiapkan


kerangka kerja dan proses MR. Adanya kerangka kerja MR dapat membantu organisasi
dalam mengintegrasikan MR ke dalam aktivitas dan fungsi organisasi.

Cascading pertanggung jawaban MR dimulai dari menteri yang diturunkan ke dirjen dan
kemudian ke pimpinan unor, DIR KI sebagai pemantau MR ke satker. Proses manajemen
risiko dimulai dari komunikasi dan konsultasi, perumusan lingkup, konteks dan kriteria
yang dilaksanakan setahun sekali, penilaian risiko terdiri dari identifikasi, analisis dan
evaluasi risiko, respon risiko dilaksanakan sepanjang tahun, pemantauan dan tinjauan
serta pencatatan dan pelaporan. Dilaksanakan setiap triwulan.
Kategori Resiko seberapa besar dampak dan kemungkinan terjadi. Terdiri dari resiko
keunagan, resiko reputasi, resiko fraud, resiko hukum, resiko kecelakaan kerja, resiko
layanan dan resiko kinerja.

Analisi resiko menentukan besaran dan level resiko dengan mempertimbangkan


keandalan pengendalian, hal yang harus dilakukan adalah menginventarisasi kegiatan
penendalian yang telah dilaksanakan serta menetapkan kriteria kemungkinan dan
dampak. Level resiko berdasarkan tingkatan terdiri dari 5 kategori yaitu merah sangat
tinggi, oren-tinggi, kuning-sedang, hijau-rendah, hijau tua-sangat rendah.

B. Hal-Hal Lain yang Perlu Didiskusikan

1. Bingung dengan kondisi yang terjadi di media tv, seperti core value berakhlak di semua
bagian pemerintahan, namun pada saat dilaksanakan justru membuat friksi dengan atasan,
hal-hal yang merupakan nilai core values ternyata kontradiksi dengan pimpinan,

Sebetulnya kita sudah memiliki core values sudah lama, faktanya dilapangan masih sedikit
susah untuk dilaksanakan dan ada resiko ketika kita tidak mengikuti lingkungan. Yang
terpenting adalah kita sudah menyampaikan dan tidak ikut andil dalam melakukan.

2. Kenapa Manajemen Risiko atau Analisa Resiko penting untuk dilakukan?


Penting untuk dilakukan mengingat tanggung jawab dari kementerian PUPR sendiri sangat
penting dan strategis dalam pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai