Anda di halaman 1dari 4

SURAH NUH

RISALAH DAKWAH : PAHALA BAGI ORANG – ORANG YANG MENYAMBUT DAKWAH

1. Mengenal Nabi Nuh

Allah Subhanahu wa ta’ala telah menurunkan satu surah dalam Alquran


yang disebut dengan surah Nuh. Surah Nuh hanya memiliki satu nama
yaitu surah Nuh saja. Tidak sebagaimana surah-surah lain yang
kebanyakannya memiliki lebih dari satu nama. Surah Nuh ini secara
khusus membahas salah satu rangkaian kisah hidup Nabi Nuh
‘alaihissalam, dan tidak disebutkan kisah Nabi-Nabi yang lain di
dalamnya.
Salah satu kisah dakwah yang perlu kita ambil ibrahnya ialah keteguhan
berdakwah Nabi Nuh. Beliau ialah rasul pertama dan salah satu Rasul
Ulul Azmi selain Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi
Muhammad.
Beliau dikisahkan berdakwah malam dan siang dalam masa yang
panjang. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebut selama 950 tahun. Beliau
menyeru kaumnya untuk menyembah Allah dan mentaatinya, namun
justru kaumnya malah lari. Sampai ia mengadu kepada Allah. Kisah ini
digambarkan Al Qur’an dalam surah Nuh.
Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru
kaumku siang dan malam, tetapi seruanku itu tidak menambah (iman)
mereka, justru mereka lari (dari kebenaran).
Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman)
agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya
ke telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka
tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri.
Namun, ada juga pengikut nabi Nuh Para pengikutnya adalah anak-anak
yatim, budak, janda, tukang, dan para pekerja kasar. Di mata orang-
orang kafir, mereka adalah manusia yang sangat lemah, buruk, rendah,
dan sampah.
Selain itu, kaum kafir terus menyudutkan Nabi Nuh, bahkan menantang
untuk membuktikan keberadaan Tuhan.

Ketika berdakwah terang-terangan, Nabi Nuh pun mulai menerima


gangguan, ancaman, intimidasi hingga pengusiran. Orang-orang kafir
menuduhnya sebagai seorang pembohong, mereka bahkan mengolok-
olok Nabi Nuh dan menyebutnya sebagai orang gila

Ironisnya, anak dan istrinya juga tidak mau mengikuti ajaran yang ia
sampaikan. Hal ini membuat Nabi Nuh mendapat teguran dari Allah,
karena sangat berambisi agar anak dan istrinya selamat dan mengikuti
jalan yang benar.
Akhirnya, Nabi Nuh merasa kehilangan harapan untuk menyelamatkan
umatnya dari kesesatan. Nabi Nuh memanjatkan doa kepada Allah
untuk membinasakan semua kaum kafir tersebut.
"Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-
orang kafir itu tinggal di atas bumi.
Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan
menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan
anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur.” (QS Nuh: 26-27)
Pahala menyambut dakwah
Diantara keutamaan berdakwah dijalan Allah SUBHANAHU WA TA’ALA
adalah mendapatkan pahala orang-orang yang mengikuti kita tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun, sebagaimana sabda Rasulullah
‫ﷺ‬

‫َم ْن َدَعا ِإَلى ُهًدى َك اَن َلُه ِم َن اَألْج ِر ِم ْثُل ُأُجوِر َم ْن َتِبَع ُه َال َيْنُقُص َذ ِلَك ِم ْن ُأُجوِر ِهْم َشْيًئا َو َم ْن َدَعا‬
‫ِإَلى َض َالَلٍة َك اَن َع َلْيِه ِم َن اِإل ْثِم ِم ْثُل آَثاِم َم ْن َتِبَع ُه َال َيْنُقُص َذ ِلَك ِم ْن آَثاِم ِهْم َشْيًئا‬

“Barangsiapa yang menyeru kepada sebuah petunjuk maka baginya


pahal seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, hal
tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala mereka sedikitpun dan
barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka atasnya
dosa seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak
mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim)
Hadits ini sungguh menumbuhkan semangat dakwah pada jiwa kita
untuk menyusuri jalan dakwah, karena dengan berdakwah amalan yang
hanya sedikit menjadi banyak.

Lebih tegas lagi, di dalam Alquran orang beruntung adalah yang


memberi nasihat. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. al-
Ashr/103: 2-3).
para nabi berdakwah tak kenal lelah. Terurai indah dalam Alquran,
misalnya, “Nuh berkata, “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah
mendakwahi (menyeru) kaumku malam dan siang.” (QS. Nuh/71: 5).
Kendati begitu Nabi Nuh tidak berhasil mengajak kaumnya, bahkan
mereka malah kabur meninggalkan kebenaran.

Tak heran kalau satu waktu Nabi SAW memotivasi Ali bin Abi Thalib
dalam berdakwah, “Demi Allah, sesungguhnya Allah memberikan
hidayah kepada seseorang dengan (dakwah) mu, maka itu lebih baik
bagimu dari unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Unta merah saat
itu adalah unta yang berbadan tinggi dan besar serta berharga mahal.

Anda mungkin juga menyukai