Indra & Arif (Pengantar Ilmu Hukum)
Indra & Arif (Pengantar Ilmu Hukum)
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat allah swt yang telah
memberikan kita kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan belajar mengajar
dikampus al ma’arif yang kita cintai ini setiap harinya terutama saya dapat
menyelesaikan tugas makalah dari ibu dosen, sholawat serta salam tak lupa kita
sanjung agungakan kepada baginda nabi besar kita yakni nabi muhammad saw,
semoga kitasemua menjadi kebanggaan umat beliau sehingga dapat bertemu di
yaumul qiyamah kelak aamiin.
Adapun dengan makalah ini saya buat dan saya ajukan untuk memenuhi
tugas dari ibu dosen yang berjudul : kodifikasi hukum dan perkembangan,
sebelumnya juga saya ucapkan terimakasih kepada ibu dosen yang telah
memberikan tugas ini karna nantinya dapat kita pelajari dan kita pahami bersama
sehingga dapat menambah ilmu dan wawasan kita.
Demikian makalah ini saya buat agar kiranya dapat ibu terima dan mudah
mudahahan ibu suka dengan makalah yang telah saya buat ini, akan tetapi saya
masih butuh koreksi, saran dan masukan apabila ada kata ataupun konteks dalam
pembuatan makalah ini ada yang kurang pas sehingga dapat saya jadikan sebuah
evaluasi ataupun pembelajaran, sekian terimakasih.
Indra Setiawan
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................2
1. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang....................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................4
C. Tujuan Pembahasan............................................................4
2. BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Kodifikasi Hukum....................................................5
B. Sejarah tumbuhnya Kodifikasi Hukum..............................6
C. Perkembangan Kodifikasi Hukum.....................................7
D. Unsur Unsur Kodifikasi Hukum........................................8
E. Tujuan Kodifikasi Hukum.................................................8
F. Contoh Contoh Kodifikasi Hukum....................................9
G. Aliran Aliran Hukum.........................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kodifikasi memiliki sejarah yang panjang dan selalu menjadi topik utama
dalam perdebatan akademik. Merujuk pada sejarah konsep kodifikasi, jeremy
bentham (1748-1832) adalah orang yang pertama kali memperkenalkan istilah
kodifikasi dalam bahasa inggris “codification”. Cikal bakal istilah kodifikasi
maupun perkembangannya ini malah baru dimulai pada abad ke 182 meskipun
kodifikasi yang secara etimologi berasal dari bahasa latin codex yang artinya kitab
bisa kita lacak sejak jaman babilonia melalui code hamurabi 1750 sm yang
mendapatkan pengaruh dari sumerian dan akkadian.
Hampir semua ahli hukum sepakat bahwa code of napeoleon 1804
merupakan produk kodifikasi hukum yang memiliki pengaruh kuat, khususnya
Pada negara-negara yang menganut sistem hukum civil law. Bahkan dalam
1
Butew. 2017. “pengertian kodifikasi hukum”, diakses pada 18 november 2020
pukul 07:33
3
Perkembangannya kodifikasi selalu dihubungkan dengan negara yang menganut
sistem hukum civil law. Meskipun kodifikasi dianggap merupakan
Ciri khas dari negara yang menganut sistem civil law, dalam perkembangannya
kodifikasi telah diadopsi juga oleh negara yang menggunakan sistem common
law. Sehingga kodifikasi tidak lagi dapat diidentifikasikan sebagai sebuah bagian
dari sistem hukum suatu negara melainkan harus dilihat sebagaicara merumuskan
dan memberlakukan peraturan perundang-undangan yang mempunyai tujuan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBAHASAN
4
BAB II
PENDAHULUAN
1. Kodifikasi Terbuka
Adalah kodifikasi yang membuka diri terhadap terdapatnya tambahan-
tambahan diluar induk kodifikasi. Sebagai induk permasalahan yang dapat
dimasukkan ke dalam suatu buku kumpulan peraturan yang sistematis, juga
diluar kumpulan peraturan tersebut isinya menyangkut permasalahan-
permasalahan dalam peraturan tersebut. Hal ini dilakukan berdasarkan atas
kehendak perkembangan hukum itu sendiri. Hukum semestinya dibiarkan
berkembang menurut kebutuhan masyarakat dan hukum tidak lagi disebut
sebagai penghambat kemajuan masyarakat, tetapi hukum disini diartikan
sebagai peraturan yang berifat mutlak.
2. Kodifikasi Tertutup
Adalah semua hal yang menyangkut permasalahan dimasukkan ke
dalam kodifikasi atau buku kumpulan peraturan. Dahulu kodifikasi tertutup
masih bisa dilaksanakan bahkan tentang bidang suatu hukum yang lengkap
dan dampaknya perubahan kehendak masyarakat mengenai suatu bidang
hukum terbilang cukup lambat.
Ketika pemerintah hindia belanda pada tahun 1942, akibat kalah berperang
dengan pemerintah jepang, terpaksa meninggalkan wilayah
5
Indonesia, maka system hukum yang ditinggalkan di indonesia masih merupakan
hukum yang beraneka warna (pluralisme hukum). Keanekaragaman
Hukum dan pengadilan, mengakibatkan perlunya pengaturan yang membantu
hakim dan pejabat administrasi pemerintah (birokrasi) eksekutif untuk
menentukan hukum mana yang berlaku.
6
memerlukan hukum yang bersifat nasional, yang berlaku sama bagi seluruh warga
negara republik indonesia.
2
Caw, Tumus. 2013. “Kodifikasi Hukum Dan Perkembangannya”. Diakses
pada 18 november 2020 pukul 08:23
7
Dalam perkembangannya lebih lanjut perancis juga membentuk code
du commerce dan code penal. Para ahli sebelumnya mengatakan bahwa asas
undang- undang hukum nasionalnya sudah lengkap, semua permasalahan hukum
terjawab dalam undang-undang nasionalnya dan hakim
Dalam memutuskan perkara cukup menetapkan keputusannya berdasarkan
undang-undang yang ada atau hakim berfungsi sebagai subsumtieautomaat atau
terompet belaka.
8
2. Penyederhanaan Hukum
3. Kesatuan Hukum3
Di eropa
1. Corpus iuris civilis, mengenai hukum perdata yang diusahakan oleh kaisar
justinianus dari kerajaan romawi timur pada tahun 527-565.
2. Code civil, mengenai hukum perdata yang diusahakan oleh kaisar napoleon di
prancis dalam tahun 1604.
Di indonesia
1. Kitab undang-undang hukum sipil (1 mei 1848).
2. Kitab undang-undang hukum dagang (1 mei 1848).
3. Kitab undang-undang hukum pidana (1 januari 1918).
4. Kitab undang-undang hukum acara pidana (31 desember 1981).
3
edukasi ppkn. 2016. “unsur dan tujuan kodifikasi hukum”, diakses pada 18
november 2020 pukul 09:39
9
sebagai suatu jawaban yang diberikan terhadap permasalahan hukum atau
menggugat suatu pikiran hukum yang dominan pada suatu saat.karena
itu,sekalipun ia berkeinginan untuk mengutarakan suatu pikiran secara
universal,tetapi alang-kah baiknya apabila senantiasa diwaspadai bahwa teori itu
mempunyai latar belakang pemikiran.sehubungan kedaan yang demikian itu,sudah
seharusnya tidak dilepaskan teori-teori itu dari konteks waktu
pemunculannya,seperti teori-teori yang di lahir pada abad kesimbilan belas atau
belas misalnya,mengangap persoalan-persoalan yang ada pada masa itu dan yang
bukan merupakan karakteristik persoalan untuk abad kedua puluh,berikut ini
adalah beberapa aliran hukum :4
1. Aliran Legisme
Aliran legisme merupakan sebuah aliran atau mahazab yang sangat memuja
undang-undang sebagai satu-satu nya sarana memecahkan masalah hukum.
Menurut soedjono dirdjosisworo, aliran legisme menggangap bahwa semua
hukum terdapat undang-undang. Hakim dalam melakukan tugasnya terikat pada
undang-undang, sehinnga pekerjaannya melakukan pelaksanaan undang-undang
belaka (wetstoe-passing), dengan jalan pembentukan sigolisme hukum, atau
juridis chesylogisme, yaitu suatu deduksi logis dari suatu perumusan yang luas
kepada keadaan khusus perumusan preposisi major kepada keadaan preposisi
minor sehingga sampai pada kesimpulan.
4
Kansil,C.S.T. 1976. Pengantar ilmu hukum dan tata hukum
indonesia.jakarta:balai pustaka
1
, dalam arti kata bukan sekeder penerapan undang-undang oleh hakim. Untuk
mencapai keadilan yang setinggi-tingginya, hakim bahkan boleh menyim-pang
dari undand-undang, demi kemandirian masyarakat. Dikaitkan dengan teori
tujuan hukum, jelas aliran ini penganut utilitarisme. Hakim mempunyai “ “freies
ermessen”.
11
Berdasarkan dari pandangan di atas, pada prinsipnya aliran rechtsvinding
dimaksud, kalau ditarik ke dalam sistem hukum indonesia sama dengan asas,
yaitu hakim merupakan penemu hukum (rechtsvinding) dan pembentuk hukum
(rechtvormimg). Hal ini dapat dibuktikan dari adanya ketentuan dalam pasal 5
undang-undang republik indonesia no. 48 tahun 2009 tentang kekuasaan
kehakiman, dinyatakan bahwa: (1) hakim dan hakim konstitusi wajib keadilan
yang hidup dalam masyarakat. (2) hakim dan hakim konstitusi harus memiliki
integritas dan kepribadian yang tidak tercela,jujur,adil,profesional, dan
berpengalaman di bidang hukum. (3) hakim dan hakim kons-titusi wajib menaati
kode etik dan pedoman perilaku hakim.
1. Peradilan
1
Pengadilan adalah lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
penegakan hukum di suatu negara.sebab,kalau lembaga peradilan tidak mampu
menegakkan hukum,maka akan terjadi kekacauan di negara tersebut.di indonesia
lembaga peradilan diatur dalam pasal 25 uu nomor 48 tahun 2009 tentang
kekuasaan kehakiman,yang membagi tingkat tingkat peradilan menjadi empat
tingkatan,yaitu: badan peradilan yang berada dibawah mahkamah agung meliputi
(a) badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum,(b) peradilan agama,(c)
peradilan militer,dan (d) peradilan tata usaha negara.
2. Kepolisian
1
asasi manusia.perlu pula dicermati bahwa,keberadaan kepolisian negara republik
indonesia sebagai alat pengayom masyarakat yang nota bennya bersimbol
negara.karena itu,kepolisian bukan alat kekuasaan tertentu oleh suatu
pemerintahan tertentu.sebab,jika seandainnya kepolisian negara dinyatakan
sebagai kepolisian pemerintah,maka secara logika,keberadaan kepolisian tersebut
merupakan bentukan pemerintahan yang berkuasa pada saat itu,sehingga akan
dipengaruhi pula oleh siapa yang memimpin pemerintahan saat itu.sebagai
contoh,seandainnya yang menjadi presiden saat itu adalah berasal dari partai
tertentu,maka dapat saja presiden yang berasal dari partai tertentu,mengangkat
polisi dari kalangan partainya,sehingga kepolisian pun akan membela seluruh
kebijakan kepala pemerintahan dari partai tersebut yang menguntungkan tujuan
dari partai yang bersangkuta.
3. Administrasi Peradilan
1
Terletak Pada Koordinasi Antara Instansi Yang Terlibat Dalam Perkara Pidana.
tindakan hakim tersebut berdasarkan pada pasal 20,22 ab dan pasal 16 ayat
(1) dan pasal ayat 28 ayat (1) undang-undang nomor 4 tahun 2004 tentang
kekuasaan kehakiman.
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah yang tealah saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian. Apabila terdapat saran dan kritik yang ingin disampaikan,
dimohon dan dipersilahkan untuk disampaikan kepada saya. Dengan senang hati,
saya akan menerima saran dan kritik positif dari pembaca demi kemajuan saya
pribadi.
Dan apabila terdapat kesalahan baik itu dari penulisan dan sebagainya, mohon
untuk dapat dimaafkan dan memakluminya. Karena pada dasarnya
Kami adalah manusia yang tak luput dari kesalahan. Dengan demikian saya
ucapkan terima kasih.
1
DAFTAR PUSTAKA
1
Kansil,c.s.t. 1976.pengantar ilmu hukum dan tata hukum indonesia.jakarta:balai
pustaka.