Anda di halaman 1dari 6

KESETARAAN GENDER DALAM ALQUR’AN

Jenis kelamin manusia merupakan hak preogratif Allah SWT baik itu laki-laki
maupun perempuan, tidak ada satupun manusia yang bisa memastikan
bahwasanya keturunan yang akan terlakhir darinya adalah jenis kelamin tertentu,
berkaitan dengan ini Allah SWT telah mengisyaratkan kepada kita kalau kita
kalau kita membaca firmannya di surat as-syuraa ayat 49

( ayat Al qur’an )

Allah SWT ketika menciptakan manusia ia menganugerahi apa yang ia hendaki


keturunan dengan jenis kelamin perempuan dan menganugerahi keturunan dengan
jenis laki-laki.

Allah SWT ketika hak preogratif melekat dalam dirinya berkaitan dengan jenis
kelamin apa manusia terlahir tentunya Allah SWT adalah dzat yang maha adil
maka tidaklah Allah swt menjadikan jenis kelamin tertentu dia lebih baik dan
mulia dari jenis kelamin lainnya, sebaliknya kalau kita membaca firman Allah
dalam surat al hujuraat di ayat 13 potongan ayat 13 yang artinya :

‘’ Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling
bertaqwa ‘’

Kita bisa menelaah bahwasanya standar kemuliaan manusia dan kelebihan


manusia dalam islam bukanlah berdasarkan jenis kelamin melainklan berdasarkan
ketaqwaan, artinya jenis kelamin laki-laki maupun perempuan dalam islam
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi orang yang mulia disisi Allah
SWT dengan bermodalkan ketaqwaan.

Kewajiban dalam agama, laki-laki dan perempuan memiliki kewajiban yang


sama dalam beragama. Penegasan kewajiban dalam beragamabaik laki-laki
maupun perempuan Allah SWT firmankan dalam Al qur’an yang artinya :

“ tidak selayaknya bagi orang yang beriman laki-laki maupun perempuan apabila
Allah SWT telah memutuskan satu perkara untuk memilih jalan yang lain diluar
dari apa yang diputuskan Allah SWT dan diputuskan oleh rasulnya “

Berbicara masalah hukuman maupun ganjaran laki-laki dan perempuan juga


diperlakukan secara adil dan setara maka tidak ada istilah kata 1 kesalahan laki-
laki itu lebih berat hukumanya dibandingkan perempuan atau 1 amal ibadah
perempuan lebih banyak ganjaran yang ia terima, hal ini terdapat dalam Al qur’an
surat Al Ahzab ayat 73 yang berbunyi :

( ayat Al qur’an )
“ sehingga Allah akan mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan,
orang-orang musrik laki-laki dan perempuan, dan Allah akan menerima taubat
orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah maha pengampun lagi
maha penyayang “

Maka dari segala permasalahan maupun konsep kesetaraan gender Allah SWT
tidak membeda bedakan jenis kelamin antara laki-laki maupun perempuan , semua
disama ratakan dari semua aspek dalam amal ibadah karna Allah SWT adalah dzat
yang maha adil.

Akan tetapi, ada perbedaan dalam pendapat bahwa perbedaan antara laki-laki
dan perempuan semuanya disesuaikan dengan karakternya masing-masing,
dengan kata lain dalam Alqur’an kesetaraan gender itu juga berbasis karakter dan
Allah SWT dzat yang menciptakan manusia, dzat yang maha tahu karakter apa
yang dimiliki oleh semua jenis kelamin dari ciptaanya tersebut maka berlakulah
perbedaan antara laki-laki dan perempuan, ini tidak terlepas tentunya dari
kemahatahuan, kemahaadilan dan dari mahakebijaksanaan Allah SWT.

Jenis kelamin laki-laki dan perempuan tidaklah menghalangi untuk menjadi


manusia yang paling mulia disisi Allah SWT artinya menjadi manusia yang baik
dan menjadi manusia yang buruk itu bukanlah berkaitan dengan gender jenis
kelamin melainkan dengan upaya yang dilakukan oleh manusia tersebut.
Disebutkan dalam Al qur’an surat Al- Anbiya ayat 7

( ayat Alqur’an )

“ dan tidaklah kami mengutus sebelum mu ya Muhammad dari kalangan nabi-


nabi melainkan semua dari mereka berjenis laki-laki ‘’

Para nabi-nabi adalah manusia-manusia pilihan, baik dan mulia disisi Allah SWT.
Yang mana kita ketahui semua nabi-nabi berjenis laki-laki tetapi bukan berarti
laki laki lebih baik dibandingkan perempuan, maka Allah SWT mengabadikan
dalam Alqur’an manusia yang baik dan manusia mulia disisi Allah SWT bukan
dari jenis kelamin laki-laki melainkan dari jenis perempuan yakni sosok maryam,
Allah berfirman surat At-Tahrim ayat 12

( ayat Al qur’an )

“ Dan maryam putri dari imran adalah sosok perempuan yangmenjaga


kehormatanya “

Maryam bukan saja diperuntukan untuk kaum perempuan tetapi maryamjuga


dijadikan contoh suri tauladan yang baik bahkan bagi kaum laki-laki bagaimana
menjaga kehormatanya.
KEPEMIMPINAN WANITA DALAM AL QUR’AN

Berbicara mengenai kepemimpinan atau kerajaan sudah sering kita dengar


ataupun kita pelajari kisah kisahnya baik itu yang baik maupun yang buruk,
bahkan diabadikan oleh Allah SWT dalam kitab Al qur’an.contoh kepemimpinan
Nabi Sulaiman AS, raja Firaun,raja namrud dll.

Tetapi mengenai suatu kepemimpinan pada dasarnya seorang pemimpin ataupun


seorang raja itu dipimpin oleh seorang laki-laki akan tetapi ada hal menariik yaitu
adanya seorang pemimpin dipimpin oleh perempuan yang mana Allah abadikan
juga dalam Al qur’an yaitu kisahnya penguasa sebuah negri yakni sosok ratu dari
kerajaan Saba.Tentunya Al qur’an ketika mengisahkan kisah apapun bukan
sembarang kisah yang dikisahkan melainkan dibalik kisah itu banyak hikmah dan
pelajaran tentunya kita harus pintar-pintar mengambil pelajaran dari kisah kisah
tersebut.Allah berfirman dalam Al qur’an surat yusuf ayat 101dalam potongan
ayatnya :

( ayat Al qur’an )

“ sesungguhnya dalam kisah kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang orang
yang berakal “

Latar belakang seorang ratu negeri saba

Penguasa suatu negri yakni ratu dari kerajaan saba terdapat sisi baik dan sisi
buruknya, Allah SWT berfirman dalam surat An-Naml ayat 24, ayat ini
mengabadikan peryataan hud hud salah satu pasukan yang dimiliki oleh Nabi
Sulaiman As dari kalangan buruk yang mana ayatnya

( ayat Al Qur”an )

Burung hud hud menyampaikan informasi kepada Nabi Sulaiman bahwasanya


sosok penguasa negri saba yang yang berjenis kelamin perempuan ini ia dapatkan
sebagian dari kalangan penyembah matahari.Jadi ratu negri saba ini adalah
seorang penyembah matahari yang mana itu adalah perbuatan dosa besar, tetapi
ini sebelum dakwah islamiyyah ajakan untuk menjadi bagian dari pengikut
penyembah Allah SWT sampai kepada ratu negri saba ini, ada banyak ayat ayat
berikutnya tertdapat sisi-sisi baik yang diabadikan di Al qur’an yang dimiliki
olehratu negeri saba dimana bisa dijadikan sebuah poin penting bagaimana
seorang pemimpin itu persikap contohnya dalam surat An-Naml ayat 32
bahwasanya tipikal ratu negeri saba ini adalah sosok pemimpin yang jauh
dikatakan bahwasanya dia ini adalah sosok pemimpin yang otoriter, salah satu
pernyataan yang disampaikan oleh ratu ini di hadapan para pembesar negerinya
“ wahai para pembesar negeri beri masukan kepadaku terkaitan dengan urusan
yang aku hadapi, saya sekali kali tidak akan mengambil satu keputusan penting
sebelum aku mengajak kalian untuk bermusyawarah “

Permasalahan yang didapat oleh ratu negeri saba ialah dia mendapatkan suatu
surat yang mana surat itu dari Nabi Sulaiman AS mengingatkanya untuk tidak
berlaku sombong dimuka bumi ini dan mengingatkanya untuk menyerahkan diri
menjadi bagian dari orang orang islam bersama Nabi Sulaiman AS tunduk kepada
Allah SWT penguasa alam semesta ini, maka ratu negeri saba ini meminta
masukan kepada para pembesar negerinya.

Maka perlu kita garis bawahi dari pernyataan ini adalah bagaimana sosok ratu
saba adalah sosok ratu yang jauh untuk dikatakan sebagai sosok penguasa yang
otoriter karna sering kali dia meminta pandangan, meminta pendapat orang orang
disekelilingnya berkaitan keputusan penting yang akan diambilnya dan apabila
kita cermati dari ayat berikutnya di ayat 34 dalam surat An-Naml ini Allah
mengabadikan dalam Al qur’an satu pernyataan yang terlontar dari ratu negeri
saba ini ia berkata

“ para penguasa, ketika mereka memasuki atau memerangi sebuah negeri maka
yang dikalkukan oleh penguasa tersebut ialah dia akan merusak negeri yang
dimasuki secara paksa, karna itu kemudian orang-orang yang mulia yang ada di
negeri itu akan menjadi orang-orang yang hina maka demikian pula bila mereka
berperang dengan kita mereka pun akan melakukan hal yang seperti itu kepada
kita “

Artinya, nilai baik dari sosok ratu negeri saba ini adalah dia adalah seorang yang
sangat peduli terhadap yang ada disekitarnya, apa yang bisa dihindarkan dari
rakyatnya dari hal-hal yang buruk maupun menyengsarakan diupayakan untuk
dihindari dan tidak terjadi dalam dunia nyata.Dan apabila kita cermati lagi di ayat
berikutnya yakni diayat 25 surat An-Naml dijelaskan bahwasanya betapa pintar
dan cerdiknya sosok ratu negeri saba ini yang mana berbunyi

( ayat Al qur’an )

Ratu saba memutuskan untuk mengirim hadiah yang besar kepada Nabi Sulaiman
AS dan akan tunggu hasil apa yang akan dibawa oleh utusan yang kita kirim
untuk memberikan hadiah besar kepada Nabi Sulaiman AS, dapat ia pahami
bahwa ternyata sosok yang bernama Sulaiman ini merupakan sosok pemimpin
yang beroriantasikan duniawi karna dia mau menerima hadiah seakan akan ketika
dia menerima hadiah menerima suapan darinya, akan tetapi apabila dia menolak
hadiah itu maka ada tanda tanda bahwasanya dia memang sosok orang yang baik
tapi yang perlu untuk kemudian ditindak lanjuti apakah dia layak untuk diikuti
atau tidak apakah nasehatnya layak untuk didengar atau tidak.Sisi-sisi baik yang
diabadikan oleh Allah SWT dalam Al qur’an dari seorang ratu negeri saba ini
sejatinya pada akhirnya yang menghantarkanya kepada sebuah pernyataan yang ia
sampaikan dihadapan Nabi Sulaiman AS yakni terdapat di ayat 44 surat An-Naml

( ayat Al qur’an )

“ dia berkata, sesungguhnya wahai tuhanku aku telah mendzolimi diriku sendiri
selama ini karna aku telah menyembah matahari tidak menyembahmu, dan aku
menyatakan keislamanya pada hari ini bersama Sulaiman untuk tuhan semesta
alam “

Sebuah pernyataan keislaman dari seorang ratu tentunya ini menjadi pintu
masuknya bagi keislaman rakyat yang dipimpinnya.

KESIMPULAN

Islam adalah agama yang memperlakukan laki-laki dan perempuan secara adil,
kemuliaan dalam islam tidaklah diperoleh berdasarkan gender melainkan
berdasarkan ketaqwaan, laki-laki dan perempuan dalam islam memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi manusia yang baik, terhormat maupun
menjadi manusia yang mulia dan perlu diagis bawahi islam memberikan hak dan
kewajiban yang sama baik laki-laki maupun perempuan yang tentunya berbasis
karakter yang dimiliki oleh keduanya.Inilah sejatinya konsep kesetaraan gender
yang diperkenalkan oleh Al qur’an.

Membaca kisah siapapun dalam Al qur’an tentunya ketika ada sisi buruk Allah
menganjurkan untuk menjauhi dari hal buruknya tersebut, sebaliknya jika ada sisi-
sisi baik maka bagaimana kita bisa mengambil sisi-sisi baiknya tersebut.
Bercermin dari kisah ratu negeri saba yang diabadikan dalam Al qur’an dan
berkaitan dengan kepemimpinan seorang wanita tentunya ini masih menjadi
polemik dari para ulama ada yang membolehkan ada juga yang melarang, ada satu
hadits yang riwayatkan oleh imam bukhari yang artinya “ satu kaum kata
rosulullah SAW tidak akan berjaya ketika mereka menyerahkan urusan mereka
kepada seorang wanita “ ada pendapat ulama yang mengatakan hadits ini bersifat
khusus karna rosulullah SAW menyampaikan hadits ini ketika seorang sahabat
menyampaikan informasi kepadanya bahwasanya rakyat bangsa parsi mereka
menyerahkan kepemimpinan mereka kepada putri dari raja parsi, maka perlu kita
pahami hadits yang diriwayatkan oleh imam bukhari ini bersifat khusus bukan
bersifat umum, jadi siapa yang lebih berkemampuan dialah yang jadi pemimpin.

Anda mungkin juga menyukai