Anda di halaman 1dari 2

Mencicipi makanan saat berpuasa

Mencicipi makanan merupakan hal yang hampir selalu dilakukan saat makanan akan dihidangkan. Tentu
Tujuannya agar makanan yang dihidangkan benar-benar pas rasanya dilidah para penikmatnya.

Lantas bagaimana jika mencicipi makanan dilakukan saat berpuasa. Dimana saat berpuasa kita tidak
diperbolehkan makan dan minum. Sedangkankan bagi ibu-ibu, biasanya di bulan Ramadhan pasti
mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa yang sudah barang tentu butuh untuk dicicipi agar
makanan yang dihidangkan sesuai rasanya. Belum lagi bagi para pengusaha kuliner yang juga
menyediakan menu berbuka puasa, yang tentu dalam rangka menjaga kualitas rasanya membutuhkan
untuk mencicipi makanan yang akan dihidangkan.

Berbicara tentang mencicipi makanan saat berpuasa, saya teringat pertanyaan sahabat saya yang
kebetulan beliau adalah pengusaha kuliner. Dimana usahanya tetap berjalan walau waktu buka nya
hanya mulai sore sampai malam hari. Beliau mengatakan bahwa untuk menjaga rasa, maka makanan
harus dicicipi sebelum dihidangkan. Dari sini beliau menanyakan apa yang harus dilakukannya agar
usahanya tetap berjalan, mengingat banyak keluarga karyawan yang hidupnya menggantungkan pada
bisnisnya tersebut

Untuk itu mari kita simak penjelasan berikut ini

Imam Asy Syarqowi dalam kitabnya Hasyiyah asy Syarqowi menerangkan bahwa hukum asal mencicipi
makanan saat berpuasa adalah makruh.

‫وذوق طعام خوف الوصول إلى حلقه‬

Wa dzauqu tha'amin khaufalwushul ila chalaqihi ai ta'athiihi li ghalabati syahwatihi

Artinya : diantara hal yang makruh dilakukan saat berpuasa adalah mencicipi makanan dikarenakan
khawatir masuk ke dalam perutnya (tertelan)

Namun, Imam asy Syarqowi juga menerangkan bahwa hukum makruh tersebut hanya berlaku jika
memang tidak ada hajat atau tujuan yang mu'tabar (sesuatu yang diakui). Sehingga jika memang
mencicipi makanan tersebut dilakukan dengan suatu alasan yang jelas seperti dilakukan oleh tukang
masak dengan alasan menjaga kualitas rasa, dilakukan oleh ibu ibu dalam rangka menyenangkan
keluarga dengan masakannya, maka hukumnya tidak lagi makruh melainkan mubah (boleh). hal ini
termaktub dalam karangan beliau hasyiyah asy Syarqowi :

‫ومحل الكراهة إن لم تكن له حاجة‬

Wa mahallul karahah in lam yakun lahu hajatan

Artinya : Kemakruhahan mencicipi makanan saat berpuasa berlaku jika tidak ada hajat

Dari sini bisa disimpulkan bahwa hukum mencicipi makanan saat berpuasa adalah boleh jika ada hajat.
Dan hal tersebut tidak membatalkan puasa selama tidak ada kesengajaan menelan makanan yang
dicicipinya. Yang tak kalah penting lagi adalah setelah mencicipi makanan serta akan menelah ludah,
harus dipastikan tidak bercampur dengan rasa masakan yang dicicipinya.

Untuk itu kita tetap harus berhati-hati dalam mencicipi makanan saat berpuasa. Jangan sampai ada
kesengajaan menelan makanan yang dicicipinya. Karena hal tersebut (sengaja menelan makanan) bisa
membatalkan puasa kita. Semoga kita semua diberi pertolongan oleh Allah untuk bisa menjalankan
puasa sebaik - baiknya dan semoga puasa kita diterima oleh Allah SWT. Wallahu a'lamu bish shawab.

Penulis : Muhammad Mihron Zubaidi (Ketua LBM PCNU Kabupaten Malang, Alumnus Ponpes Al Falah
Ploso Mojo Kediri, Majelis Keluarga Pondok Pesantren Manabi'ul Huda Tumpukrenteng Turen.)

Keyword : Mencicipi Makanan

Anda mungkin juga menyukai