Anda di halaman 1dari 7

Media Ilmiah Teknologi Pangan

(Scientific Journal of Food Technology) ISSN : 2407-3814 (print)


Vol. 6, No.1, 76 - 82, Maret 2019 ISSN : 2477-2739 (ejournal)

MIKROENKAPSULASI PROBIOTIK LACTOBACILLUS RHAMNOSUS


FBB81 DAN VIABILITASNYA SELAMA PENYIMPANAN
Probiotic Microcapsul of Lactobacillus rhamnosus FBB81 and its Viability During Storage

Komang Ayu Nocianitri1, I Nengah Sujaya2 dan Yan Ramona3


1
PS. Ilmu dan Teknologi Pangan, Fak. Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung.
2
PS. Ilmu Kesehatan Masyaakat, Fak. Kedokteran, Universitas Udayana
3PS. Biologi, Fak. MIPA, Universitas Udayana

Diterima 7 Pebruari 2019 / Disetujui 22 Pebruari 2019

ABSTRACT

Lactobacillus rhamnosus FBB81 is a probiotic candidate isolated from healthy infant feces that has
functional properties as an antioxidant. Probiotics are made in the form of a dry cell by
microencapsulation technique to facilitate the application of probiotics in the development of functional
food products. The purpose of this study was to determine the viability of Lb. rhamnosus FBB81
encapsulated with maltodextrin and skim milk during storage. The microencapsulated product was
stored at two storage temperatures namely room temperature and cold temperature. The viability of Lb.
rhamnosus FBB81 on the microencapsulated product was observed every 1 week for 8 weeks of storage.
The results showed that the types of encapsulan and storage temperature affected the viability of Lb.
rhamnosus FBB81 during storage. Skim milk and cold temperatures have a better ability than the
maltodextrin and room temperature in maintaining the viability of probiotic Lb. rhamnosus FBB81
during storage.

Keywords : probiotic, lactobacillus, microenkapsulation, maltodextrin, skim milk

ABSTRAK

Lactobacillus rhamnosus FBB 81 merupakan kandidat probiotik yang diisolasi dari feses bayi sehat yang
mempunyai sifat fungsional sebagai antioksidan. Probiotik dibuat dalam bentuk sel kering dengan teknik
mikroenkapsulasi untuk mempermudah aplikasi probiotik dalam pengembangan produk pangan
fungsional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui viabilitas dari Lactobacillus rhamnosus
FBB 81 yang dienkapsulasi dengan maltodektrin dan susu skim selama penyimpanan. Produk
mikroenkapsul disimpan pada dua suhu penyimpanan yaitu suhu kamar dan suhu dingin. Viabilitas
Lactobacillus rhamnosus FBB 81 pada produk mikroenkapsul diamati setiap minggu selama 8 minggu
penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis enkapsulan dan suhu penyimpanan
berpengaruh terhadap viabilitas Lactobacillus rhamnosus FBB 81 selama penyimpanan. Susu skim dan
suhu dingin mempunyai kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan maltodektrin dan suhu
kamar dalam mempertahankan viabilitas probiotik Lactobacillus rhamnosus FBB 81 selama
penyimpanan.

Kata kunci : probiotik, Lactobacillus, mikroenkapsulasi, maltodektrin, susu skim

76
*Korespondensi Penulis:
Email: nocianitri68@yahoo.com
Vol.6, No.1, Maret 2019. Mikroenkapsulasi Probiotik Lactobacillus …

PENDAHULUAN melindungi dari kondisi lingkungan yang


ekstrim, sehingga dapat memperpanjang
Bakteri asam laktat (BAL) telah banyak umur simpannya. Enkapsulasi probiotik
dimanfaatkan oleh industri pangan dalam telah banyak dilakukan untuk meningkatkan
menciptakan produk pangan fungsional ketahanan selama dalam jalur pencernaan
untuk memelihara kesehatan saluran (pH rendah dan cairan empedu) serta
pencernaan manusia. Probiotik telah meningkatkan ketahanan atau viabilitas sel
diketahui memberikan dampak menyehatkan probiotik selama proses pembuatan produk
pada individu karena dapat meningkatkan dan penyimpanan (Sultana, et al., 2000).
keseimbangan mikroba yang menguntungkan Bahan yang umum digunakan untuk
dalam saluran pencernaan (Fuller, 1989). Lb. enkapsulasi ialah berbagai jenis polisakarida
rhamnosus FBB 81 merupakan isolat BAL dan protein seperti pati, alginat, gum arab,
yang diisolasi dari feses bayi sehat yang gelatin, karagenan, albumin dan kasein.
mempunyai potensi sebagai probiotik. Lb. Penggunaan bahan untuk enkapsulasi perlu
rhamnosus FBB 81 mempunyai ketahanan dipertimbangkan karena masing-masing
yang baik pada kondisi saluran pencernaan bahan mempunyai karakter yang berbeda dan
seperti pH rendah dan empedu (deoksi kolat), belum tentu cocok dengan bahan inti yang
mampu melewati kondisi usus dengan akan dienkapsulasi (Desmond et al., 2002).
kandungan 0,4 mM sodium deoksi kolat dan Bahan pelindung yang biasa digunakan
pankreatin serta mempunyai sifat fungsional diantaranya susu skim, laktosa, sukrosa, dan
sebagai antioksidan baik secara in vitro maltodekstin. Maltodekstrin merupakan
(Nocianitri et. al., 2016 a) maupun in vivo salah satu bahan penyalut yang banyak
(Nocianitri et. al., 2016 b) digunakan pada industri pangan. Menurut
Ketahanan (viabilitas) bakteri merupakan Deman (1993), maltodekstrin merupakan
salah satu pertimbangan penting dalam produk hasil hidrolisis pati dengan
pengembangan produk probiotik. Ketahanan menggunakan asam maupun enzim yang
probiotik dalam produk dipengaruhi oleh terdiri dari campuran glukosa, maltosa,
beberapa faktor, seperti pH, produksi oligosaokarida, dan dekstrin. Maltodekstrin
hidrogen peroksida, oksigen dan nitrogen, merupakan bahan penyalut yang harganya
peningkatan asam selama penyimpanan relatif murah, lebih komersil, mudah didapat,
(pada produk fermentasi), suhu dan sering digunakan dalam indusrti pangan.
penyimpanan, kompetisi dengan bakteri lain Menurut Permatasari, (2016) maltodektrin
selama fermentasi serta stabilitas dalam merupakan bahan penyalut yang mampu
bentuk kering maupun beku (Kailasapathy, mempertahan viabilitas yang tinggi dari Lb.
2002). Usaha untuk meningkatkan ketahanan rhamnosus SKG 34. Susu skim adalah salah
bakteri probiotik dapat dilakukan melalui satu bahan penyalut yang umum digunakan,
teknologi mikroenkapsulasi. terutama sebagai penyalut matriks yang
Mikroenkapsulasi didefinisikan sebagai diaplikasikan secara oral. Susu skim
proses untuk melindungi sel mikroorganisme merupakan salah satu produk susu dengan
dengan pelapisan sel menggunakan kadar lemak yang rendah, yaitu 0,6-1,25%.
komponen hidrokoloid yang sesuai dengan Komponen protein pada susu skim yang
tujuan melindungi sel dari lingkungan sekitar paling penting adalah kasein. Kasein
sehingga sel dapat dilepaskan dalam saluran menyusun 76-86% dari total protein susu
pencernaan (Mortazavian et al., 2007). skim. Triana et al., 2006 melaporkan bahwa
Teknologi enkapsulasi dapat diterapkan isolat Lactobacillus sp. Mar 8 memiliki
pada bakteri probiotik untuk viabilitas lebih tinggi jika dienkapsulasi

77
Nocianitri, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

menggunakan susu skim dengan konsentrasi kondisi dingin.


10% daripada 5%. 3. Persiapan media enkapsulan dengan
Untuk itu perlu dilakukan penelitian maltodektrin
penggunaan enkapsulan yang berbeda yaitu Pembuatan produk mikrokapsul Lb.
susu skim dan maltodektrin sebagai rhamnosus FBB81 dengan konsentrasi
enkapsulan isolat Lb. rhamnosus FBB 81 maltodekstrin 10% dilakukan dengan cara
serta menguji viabilitasnya selama sebagai berikut: maltodekstrin dimasukkan
penyimpanan pada suhu yang berbeda dalam air bebas ion pada suhu 50oC, diaduk
sampai terbentuk larutan. Larutan
BAHAN DAN METODE didinginkan sampai suhu kamar dan
dibiarkan selama 12 jam untuk meningkatkan
Penelitian ini menggunakan dua perlakuan
hidrasi. Suspensi Lb. rhamnosus FBB81
jenis enkapsulan yaitu maltodektrin (M) dan
(10% dari larutan enkapsulan) dicampurkan
susu skim (S) dan dua suhu penyimpanan
pada larutan enkapsulan dan dihomogenesasi
yaitu suhu kamar (K) (30+1oC) dan suhu
selama 5 menit pada 20.000 rpm.
refrigerator (D) (4+1oC), sehingga diperoleh
4. Pengeringan dengan freeze drayer
4 perlakuan yaitu: MK, MD, SK, dan SD.
Massa sel dalam susu skim dan
Penyimpanan dilakukan selama 2 bulan (8
maltodektrin dibagi ke dalam beberapa jar
minggu) dan pengamatan terhadap viabilitas
dan dibekukan pada suhu -80 oC semalam,
probiotik dilakukan setiap 1 minggu sekali.
untuk selanjutnya dikeringkan dengan freeze
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk
dryer (Ilshin freeze dryer) dengan suhu –52
Tabel dan grafik dan dibahas secara o
C (Bylaite et al., 2001 yang dimodifikasi).
deskriptif.
Penghitungan viabilitas strain Lb rhamnosus
Proses pembuatan produk sel kering
FBB81 pada produk enkapsulasi
(Mikroenkapsulasi) dari Lb. rhamnosus
Setelah dilakukan enkapsulasi,
FBB81 adalah sebagai berikut:
populasi strain Lb. rhamnosus FBB81
1. Persiapan kultur
dihitung dengan mempergunakan MRS agar
Refresh stok isolate probiotik Lb.
mengandung 60 ppm BCP sehingga diketahui
rhamnosus FBB81 dalam 5 ml MRS B dan
viabelitas sel setiap gram produk enkapsulan
inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam,
(Sujaya et al., 2001). Untuk penghitungan
pindahkan hasil refresh 5 ml MRSB ke dalam
total populasi BAL, 0,1g sampel yang telah
20 ml MRSB dan inkubasi pada suhu 37oC
diencerkan (pengenceran 10-3-10-6) disebar
selama 24 jam. Biakan yang tumbuh pada 20
pada permukaan media MRS Agar yang telah
ml MRSB dipindahkan ke dalam 1 L MRSB
ditambah Bromo Cresol Purple (BCP),
dan inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
kemudian diinkubasi secara anaerob selama
Panen seluruh sel dan cuci dengan larutan
24 jam pada suhu 37o C. Setelah diinkubasi
salin 0,85%, dan terakhir suspensikan massa
dilakukan penghitungan jumlah koloni yang
sel dalam 50 ml larutan salin.
tumbuh. Koloni bakteri yang tumbuh
2. Persiapan media enkapsulan dengan susu
dihitung menggunakan metode pengenceran
skim
dengan asumsi bahwa satu koloni yang
Pembuatan produk mikrokapsul
tumbuh berasal dari satu sel. Oleh karena itu,
Lb.rhamnosus FBB81 dengan enkapsulan
total populasi bakteri didapatkan dengan
susu skim dengan cara sebagai berikut.
mengalikan jumlah koloni yang tumbuh
Timbang 25 g susu skim dan larutkan dalam
dengan faktor pengencernya (Fardiaz, 1993).
250 ml akuades dan disterilkan. Campurkan
suspense massa sel ke dalam larutan susu
skim, aduk dengan stirrer selama 1 jam dalam

78
Vol.6, No.1, Maret 2019. Mikroenkapsulasi Probiotik Lactobacillus …

HASIL DAN PEMBAHASAN mikroenkapsulasi disimpan pada dua suhu


penyimpanan yaitu suhu kamar dan suhu
Untuk mempermudah konsumsi dan refrigerator. Variabel yang diamati meliputi
penggunaan probiotik dalam pengembangan bentuk mikrokapsul serta viabilitas isolat Lb.
produk pangan fungsional maka isolat rhamnosus FBB 81 pada produk
probiotik Lb. rhamnosus FBB 81 dibuat mikroenkapsul diamati setiap 1 minggu
dalam bentuk sel kering dengan teknik sekali selama 8 minggu penyimpanan.
mikroenkapsulasi. Enkapsulan yang Hasil Penelitian viabilitas Lb. rhamnosus
dipergunakan dalam penelitian ini adalah FBB 81 selama penyimpanan dapat dilihat
maltodekstrin dan susu skim. Produk pada Tabel 1.

Tabel 1. Viabilitas Lb. rhamnosus FBB 81 terenkapsulasi dalam susu skim dan maltodektrin selama
penyimpanan suhu kamar dan suhu dingin.
Waktu Susu Skim Maltodektrin
Penyimpanan Suhu Kamar Suhu refrigerator Suhu Kamar Suhu refrigerator
(minggu) (cfu/g) (4oC) (cfu/g) (cfu/g) (4oC) (cfu/g)
0 1,45 X 1011 1,45 X 1011 2,13 X 1010 2,13 X 1010
1 2,02 X 1010 1,24 x 1011 1.69 X 108 2,43 X 109
2 1,50 X 109 2,93 X 1010 1,00 X 107 2,54 X 109
3 2,74 X 109 5,37 X 1010 1,78 X 105 1,44 X 109
10
4 3,61 X 10 6,87 X 1011 2,73 X 10 6
2,51 X 109
5 4,74 X 109 3,98 X 1011 3,60 X 104 5,40 X 108
6 3,40 X 107 5,43 X 1011 - 2,02 X 109
7 6,30 X 106 1,23 X 1011 - 2,66 X 109
8 1,57 X 106 1,53 X 1011 - 2,50 X 109

Viabilitas Lb. rhamnosus FBB 81 dalam 1010 cfu/g pada awal penyimpanan menjadi
mikrokapsul susu skim dan maltodektrin 2,50 X 109 cfu/g setelah 8 minggu
telah diamati selama 8 minggu penyimpanan. penyimpanan. Akan tetapi penurunan yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu tajam terlihat pada penyimpanan suhu kamar
skim sebagai enkapsulan dapat yaitu dari 2,13 X 1010 cfu/g pada awal
mempertahankan viabilitas Lb. rhamnosus penyimpanan menjadi 3,60 X 104 cfu/g
FBB 81 pada suhu dingin yaitu 1,45 X 1011 setelah minggu ke lima dan sdh mengalami
cfu/g pada awal penyimpanan dan 1,53 X kematian pada minggu ke 6.
1011cfu/g setelah minggu ke delapan. Pada Viabilitas merupakan jumlah sel hidup
penyimpanan suhu kamar terjadi penurunan yang diperkirakan sebagai ukuran
viabilitas Lb. rhamnosus FBB 81 dengan konsentrasi sel dalam produk. Viabilitas yang
enkapsulan susu skim sebesar 5 log cicle stabil menunjukkan ketahanan yang baik
yaitu 1,45 X 1011 cfu/g pada awal terhadap pengaruh lingkungan. Hal ini
penyimpanan menjadi 1,57 X 106 cfu/g diperlukan untuk memastikan bahwa
setelah 8 minggu penyimpanan. probiotik masih tetap hidup dalam produk
Viabilitas Lb. rhamnosus FBB 81 dengan selama penyimpanan. Ketahanan probiotik
enkapsulan maltodektrin menunjukkan dalam produk dipengaruhi oleh beberapa
sedikit penurunan (1 log cicle) pada factor salah satunya adalah suhu
penyimpanan suhu dingin yaitu dari 2,13 X penyimpanan (Kailasapathy, 2002).

79
Nocianitri, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

Penggunaan suhu tinggi pada proses skim dan maltodektrin sebagai penyalut
pembuatan, penggunaan dan penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 1.
akan merusak kelangsungan hidup bakteri
probiotik, karena viabilitas probiotik
menurun dengan meningkatnya suhu
penyimpanan. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 1, dimana penyimpanan mikrokapsul
pada suhu kamar mengalami penurunan
viabilitas lebih besar bila dibandingkan
dengan penyimpanan suhu dingin. Suhu
rendah (4-7oC) dapat mempertahankan
kelangsungan hidup bakteri (Lee dan
Salminen, 2009).
Penggunaan bahan untuk enkapsulasi
perlu dipertimbangkan karena masing-
masing bahan mempunyai karakter yang
berbeda dan belum tentu cocok dengan
bahan inti yang akan dienkapsulasi
(Desmond et al., 2002). Bahan pelindung
yang
biasa digunakan diantaranya susu skim,
laktosa, sukrosa, dan maltodekstrin. Dalam
penelitian ini penggunaan susu skim sebagai
penyalut Lb. rhamnosus FBB 81 lebih baik
dibandingkan dengan maltodektrin, data ini
dapat dilihat pada Tabel, dimana penggunaan
susu skim dapat mempertahankan viabilitas Gambar 1. Bentuk mikrokapsul.
Lb. rhamnosus FBB 81 masih tetap tinggi a. Mikrokapsul dengan penyalut susu skim;
sampai minggu ke delapan, baik yang b. Mikrokapsul dengan penyalut maltodektrin
disimpan pada suhu kamar maupun suhu
dingin, sedangkan maltodektrin tidak dapat Hasil SEM menunjukkan bahwa susu skim
mempertahankan viabilitas dari Lb. dan maltodektrin sebagai bahan penyalut
rhamnosus FBB 81 lebih dari 5 minggu pada menghasilkan mikrokapsul berbentuk pipih
suhu kamar. Menurut Rizqiati (2006), dan tidak beraturan. Proses pengeringan
penggunaan protein sebagai penyalut dapat dengan metode pengeringan beku akan
mempertahankan ketahanan bakteri menghasilkan mikrokapsul dengan bentuk
probiotik, sedangkan penggunaan yang tidak beraturan (Dolly et al., 2011).
karbohidrat sebagai bahan penyalut dapat Mikrokapsul Lb. rhamnosus FBB 81 yang
memperbaiki tekstur pada mikrokapsul serta menggunakan susu skim sebagai penyalut
dapat mempertahankan ketahanan bakteri menghasilkan mikrokapsul dengan
probiotik. permukaan yang halus dan tidak ada retakan,
sedangkan mikrokapsul yang menggunakan
Bentuk Mikrokapsul maltodektrin menghasilkan mikrokapsul
Bentuk dari mikrokapsul diperiksa dengan dengan permukaan yang berpori dan
Scanning Electron Microscope (SEM). berlubang. Adanya pori atau lubang pada
Bentuk mikrokapsul yang menggunakan susu permukaan mikrokapsul adalah salah satu

80
Vol.6, No.1, Maret 2019. Mikroenkapsulasi Probiotik Lactobacillus …

faktor yang dapat mengurangi stabilitas Improved survival of Lactobacillus


bakteri selama penyimpanan karena akan paracasei NFBC 338 in spray-dried
mempermudah kontak langsung bakteri powders containing gum acacia. Journal of
dengan oksigen, udara, suhu (panas) dan Applied Microbiology, 93(6), 1003–1011.
faktor lain yang menyebabkan turunnya Deman, M.J. 1993. Kimia Makanan. Institut
viabilitas bakteri setelah proses Teknologi Bandung. Bandung. Pp. 190 –
mikroenkapsulasi. Hal ini dapat dibuktikan 195
dari viabilitas Lb. rhamnosus FBB 81selama Dolly, P. A, Anishaparvin, G.S., Joseph, dan
penyimpanan baik pada suhu ruang maupun C. Anandharamakrishnan. 2001.
suhu dingin. Penurunan viabilitas Lb. Microencapsulation of Lactobacillus
rhamnosus FBB 81 pada mikrokapsul dengan plantarum (mtcc 5422)by spray-freeze-
penyalut maltodektrin lebih cepat drying method and evaluation of survival
dibandingkan dengan susu skim, bahkan pada in simulated gastrointestinal condition.
penyimpanan suhu kamar hanya dapat Journal of microencapsulation. 28(6): 568-
mempertahankan viabilitas Lb. rhamnosus 574
FBB 81 hanya sampai 4 minggu, sedangkan Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi
susu skim masih bisa mempertahankan Pangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
viabilitas sebesar 1,57 X 106 cfu/g selama 8
minggu. Fuller, R. 1989. A Review, Probiotic in Man
and Animals. Journal of Applied
KESIMPULAN Bacteriology : 66: 365-378.
Kailasapathy, K. 2002. Microencapsulation
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan of probiotic bacteria: technology and
dapat disimpulkan bahwa: potential applications. Current Issues in
1. Jenis enkapsulan dan suhu penyimpanan intestinal Microbiology, 3(2), 39– 48.
berpengaruh terhadap viabilitas Lb. Lee, K.Y. dan S. Salminen. 2009. Handbook
rhamnosus FBB 81 selama of probiotic & prebiotic 2nd ed. Jhon
penyimpanan. Wiley and sons, New Jersey
2. Susu skim dan suhu dingin mempunyai Mortazavian, A., S.H. Razavi, M.R. Ehsani,
kemampuan yang lebih baik dan S. Sohrabvandi. 2007. Principle and
dibandingkan dengan maltodektrin dan Methods of Microencapsulation of
suhu kamar dalam mempertahankan Probiotics Microorganism. Iranian Journal
viabilitas Lb. rhamnosus FBB 81 selama of Biotechnology, Vol 5.No.1.
penyimpanan Nocianitri, K.A., I N. Sujaya , dan Y.
Ramona. 2016 a. Aktivitas Antioksidan
Lactobacillus Spp Untuk Pengembangan
DAFTAR PUSTAKA Antioksidatif Probiotik. Media Ilmiah
Teknologi Pangan. Vol. 3, No.1, 44 – 53.
Bylaite, E., V.P., Rimantas, and R., Nocianitri, K.A., I N. Sujaya , dan Y.
Mapdpieriene, 2001. Properties of Ramona. 2016 b. Aktivitas Antioksidan
Caraway (Carum carvi L.) Essential Oil Lactobacillus Spp Untuk Pengembangan
Encapsulated into Milk Protein-Based Antioksidatif Probiotik. Laporan
Matrices. European Food Research and Penelitian Hibah Bersaing. Fakultas
Technology 212: 661-670. teknologi Pertanian Universitas Udayana
Desmond, C., R.P. Ross, E. O’Callaghan, G. Permatasari, A. K., K. A. Nocianitri, A. S.,
Fitzgerald, and C. Stanton. 2002. Djuniaji. 2016. Viabilitas Lactobacillus

81
Nocianitri, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

rhamnosus SKG34 Dalam Berbagai Bacteria, Tokyo.


Jenis Enkapsulan Dan Suhu Sultana K., G. Godward, N. Reynolds, R.
Penyajian. Jurnal Ilmu dan teknologi Arumugaswamy, P. Peiris, K.
Pangan (ITEPA). Vol. 5. No.1. Kailasapathy. 2000. Encapsulation of
Rizqiati, H. 2006. Ketahanan dan Viabilitas probiotic bacteria with alginate-starch and
Lactobacillus plantarum Yang evaluation of survival in simulated
Dienkapsulasi Dengan Susu Skim dan gastrointestinal conditions and in yoghurt.
Gum Arab Setelah Pengeringan dan Int J Food Microbiol. 5;62(1-2):47-55.
Penyimpanan. Tesis. Program Studi Ilmu Triana, E., E. Yulianto, dan N. Nurhidayat.
Pangan. Institut Pertanian Bogor 2006. Uji Viabilitas Lactobacillus sp. Mar
Sujaya, I N., Minamida, K., Sone, T., Yokota, 8 Terenkapsulasi. Biodiversitas. Vol.7,
A., Asano, A. and Tomita, F. 2003. Effects No.2, p.114-117.
of Long Term Ingestion of DFAIII on
Human Intestinal Microbiota. Ann. .
Meeting of Japan Society for Lactic Acid

82

Anda mungkin juga menyukai