Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

KESULTANAN DEMAK

Disusun
Oleh :

KELAS XII.IPS2

 KETUT ARDIKA
 WAHYU
 SASRIL
 DILA
 PURWA

SMA NEGERI 1 TIRAWUTA


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
"Kesultanan Demak".
Penulisan makalah ini merupakan salah tugas yang diberikan pada mata
pelajaran Sejarah Indonesia. Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa
masih banyak kekurangan baik dalam materi maupun teknik penulisan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Rabbal 'Alamiin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. LATAR BELAKANG........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................
C. TUJUAN.............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................
2.1. SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM DEMAK ..................................
2.2. LETAK LOKASI KERAJAAN DEMAK ..............................................................
2.3. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN DEMAK ....................
2.4. KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA .........................................
2.5. KERUNTUHAN KERAJAAN DEMAK ...............................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................


3.1. KESIMPULAN........................................................................................................
3.2. SARAN....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menjelang akhir abad ke-15 seiring dengan kemunduran Majapahi, beberapa
wilayah kekuasaannya memisahkan diri. Runtuhnya kerajaan Majapahit yang
bercorak Hindu di Pulau Jawa berganti dengan berdirinya kerajaan Demak
yang memperluaskan agama Islam di Pulau Jawa. Menurut tradisi Jawa,
kerajaan Demak sebelumnya merupakan Kadipaten dari kerajaan Majapahit.
Kemudian muncul sebagai kekuatan baru dari kebesaran Majapahit. Kerajaan
ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dan di
Indonesia pada umunya. Maka dari itu kelompok kami akan membahas
tentang kerajaan Demak untuk mengetahui seluk-belukkerajaan Demak.

B. Rumusan Masalah
· Bagaimana terbentuknya kerajaan Demak ?
· Bagaimana perkembangan kerajaan Demak ?
· Bagaimana kehidupan politik, sosial budaya, dan ekonomi kerajaan Demak
?
· Bagaimana penyebab keruntuhan kerajaan Demak ?

C. Tujuan
· Mengulas, mengungkap serta membahas kembali mengenai munculnya
kerajaan Demak di pulau Jawa.
· Memberikan penjelasan perkembangan pada masa kerajaan Demak
· Mengulas tentang kehidupan masyarakat pada masa kerjaan Demak
· Memberikan penjelasan dari penyebab keruntuhan kerajaan Demak.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM DEMAK

Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para muballigh dalam mengislamkan
jawa yang kemudian terkenal dg sebutan “ wali songo”. Dalam penyiaran dan
perkembangan islam di jawa selanjutnya, para walisongo memusatkan kegiatannya
dengan menjadikan kota demak sebagai sentral segala sesuatunya. Atas dukungan
walisongo tersebut, terutama atas dasar perintah sunan Ampel, maka raden Patah
ditugaskan untuk mengajarkan agama islam dan membuka pesantren di desa glagah
wangi. Tidak lama kemudian, desa inii banyak dikunjungi orang. Tidak hanya
menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat
perdagangan dan bahkan menjadi pusat kerajaan islam pertama di jawa.

Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan dukungan para
walisongo yang diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit
( semasa pemerintahan prabu brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M .
sinengkelan ( ditandai dengan condro sengkolo ) “ SIRNO ILANG KERTANING
BUMI “ . Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ geni mati siniram janmi”
yang artinya tahun soko 1403 / 1481 M.
Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan kadipaten di
bawah kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum berstatus
kadipaten , lebiih dikenal orang dengan nama “ glagah wangi “. Yang menjadi
wilayah kadipaten jepara dan merupakan satu-satunya kadipaten yang adipatinya
memeluk agam islam.

Menurut cerita rakyat, orang tg pertama kali dijumpai oleh raden patah di glagah
wangi adalah nyai lembah yang bersal dari rawa pening. Atas saran nyai lembah
inilah , raden patah bermukim di desa glagah wangi yang kemudian dinamai “
Bintoro Demak “. Kemudian dalam perkembangannya dan semakin ramainya
masyarakat, akhirnya bintoro menjadi ibu kota Negara.
Adapun asal kota Demak , ada beberapa pendapat. Antara lain :

1. menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya
tanah yang mengandung air ( rawa)
2. menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan
bahwa prof. Dr.Hamka berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa
arab “ Dimak” yg artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam
menegakkan agam islam pada waktu itu.
3. menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi
yang artinya pegangan atau pemberian.

2.2 LETAK LOKASI KERAJAAN DEMAK


Dari hasil penilitian IAIN walisongo jawa tengah tahun 1974 M tentang bahan-bahan
sejarah islam di jawa tengah bagian utara, telah dilaporkan bahwa ada beberapa
pendapat mengenai letak kesultanan ( istana kerajaan ) Demak, yaitu ;
Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa
raden Patah mulai menyebarkan agama islam di Demak adalah semata-mata untuk
kepentingan agama islam. Pendirian masjid Demak bersama para walisongo
merupakan lambing kesultanan demak. Adapun tempat kediaman rade Patah bukan
berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yg letaknya diperkirakn sekitar
stasiun Kereta APi sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok “
Kedua : bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana.
Diperkirakan letak kraton Demak berada ditempat yang sekarang didirikan Lembaga
Pemasyarakatan ( sebelah timur alun-alun) . dengan alas an bahwa pada zaman
colonial ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton . pendapat ini didasarkan
atas adanya nama-nama perkampungan yang mempunyai latar belakang historis.
Seperti nama : sitihingkil ( setinggil) , betengan , pungkuran, sampangan dan
jogoloyo.
Ketiga : bahwa letak kraton berhadap-hadapan dengan masjid agung demak,
menyebrangi sungai dengan ditandai oleh adanya dua pohon pinang. Kedua pohon
pinang tersebut masih ada dan diantara kedua pohon itu terdapat makam kiyai
GUNDUK.. menurut kepercayaan masyarakat setempat , yang ditanam itu
sesungguhnya berupa tombak ( pusaka).

2.3 PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN DEMAK

Kerajaan Demak yang secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat
pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai yang dikelilingi oleh daerah rawa
yang luas dikelilingi peraiaran laut Muria.Bintoro yang menjadi pusat kerajaan
Demak yang terletak antara bergola dan jepara, dimana bergola adalah sebuah
pelabuhan yang penting pada masa Kerajaan Mataram ( Wangsa Syailendra ),
sedangkan Jepara akhirnya berkembang menjadi pelabuhan yang penting bagi
kerajaan Demak. Kehidupan politik lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk
perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian
barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yag sudah hancur,
maka Demak berkembang menjadi kerajaan besar di pulau Jawa, dan memiliki
peranan penting dalam rangka penyebaran agama islam, khususnya di pulau Jawa,
karena Demak berhasil menggantikan peran Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan
Portugis 1511.

2.4 KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA

Kehidupan Ekonomi kerajaan Demak, karena Demak terletak di wilayah yang sangat
strategis yaitu di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak berkembang
menjadi kerajaan maritim. Dalam kegiatan perdagangannya, Demak berperan sebagai
penghubung daerah penghasil rempah-rempah di wilayah Indonesia bagian timur dan
penghasil rempah-rempah di Indonesia bagian barat. Dengan demikian perdagangan
di Demak semakin berkembang. Dan hal in juga didukung oleh pengusaan Demak
terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa. Sebagai kerajaan
islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan
masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi
komoditi dagang. Dengan demikian, kegiatan perdagangannya di tunjang oleh hasil
pertanian, yang mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan dibidang ekonomi.

Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada agama dan
budaya islam, karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam pertama
di pulau Jawa. Sebagai pusat penyebaran Islam, Demak menjadi tempat
berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan
Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa
perkembangan kerajaan Demak, seperti yang dilakukan oleh Sunan Kudus yang
memberi nasihat kepada Raden Patah untuk membuat siasat[1][1][1]menghancurkan
kekuatan potugis dan membuat pertahanan yang kuat di Indonesia. Dengan demikian
terjalin hubungan yang erat antara raja/ bangsawan, para wali/ulama dengan rakyat.
Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang
diselenggarakan di Masjid maupun di Pondok Pesantren, sehingga tercipta
kebersamaan atau Ukhuwah Islamiah ( Persaudaraan di antara orang- orang Islam )

Demikian pula di bidang budaya, banyak hal yang menarik yang merupaka
peninggalan dari kerajaan Demak.Salah satunya adalah Masjid Demak, dimana salah
satu tiang utamanya terbuat dari pecahan- pecahan kayu yang disebut dengan soko
Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan
Majid ( pendopo ) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar- dasar perayaan Sekaten
(Maulud Nabi Muhammad SAW) yang sampai sekarang masih berlangsung di
Yogyakarta dan Cirebon. Hal tersebut menunjukan adanya akulturasi kebudayaan
Hindu dengan kebudayaan Islam.

Setelah Demak berkuasa kurang lebih setengah abad, ada beberapa hasil peradaban
Demak yang sampai saat ini masih dapat dirasakan. Misalnya :[2][2][2]
1. Sultan Demak, Senopati Jimbun pernah menyusun suatu himpunan undang-
undang dan peraturan di bidang pelaksanaan hukum. Namanya : Salokantara,
sebagai kitab hukum, maka di dalamnya antara lain menerangkan tentang
pemimpin keagamaan yang pernah menjadi hakim. Mereka
disebut dharmahyaksadan kertopapatti.
2. Gelar pengulu ( kepala ), juga sudah dipakai disana, yang sudah dipakai Imam di
Masjid Demak. Hal in juga terkait dengan orang yang terpenting disana, yaitu
nama Sunan Kalijaga. Kata Kali berasal dari bahasa Arab Qadli, walaupun hal itu
juga dikaitkan dengan nama sebuah sungai kecil, Kalijaga di Cirebon. Ternyata
istilah Qadli, pada masa-masa selanjutnya dipakai oleh imam-imam masjid.
3. Bertambahnya bangunan-bangunan militer di Demak dan ibukota lainnya di Jawa
pada abad XVI.
4. Peranan penting Masjid Demak sebagai pusat peribadatan Kerajaan Islam pertama
di Jawa. Dengan Masjid, umat Islam di Jawa daapt mengadakan hubungan dengan
pusat-pusat Islam Internasional di luar negeri ( di Tanah Suci, maka dengan
kekhalifahan Ustmaniyah di Turki )
5. Munculnya kesenian, seperti wayang orang, wayang topeng, gamelan, tembang
macapat, pembuatan keris, dan hikayat-hikayat Jawa yang dipandang sebagai
penemuan para wali yang sezaman dengan Kerajaan Demak.
6. Perkembangan sastra Jawa yang terpusat di bandar-bandar pantai utara dan pantai
timur Jawa yang mungkin sebelumnya tidak di islami, maupun pada masa-masa
selanjutnaya “diislamkan”.

Kemajuan Kerajaan Demak dalam berbagai bidang tidak bisa dilepaskan dari peran
serta Islam dalam menyusun dan membentuk fondasi Kemasyarakatan Demak yang
lebih Unggul, disamping itu peran serta para pemimpin dan para Wali juga turut
membantu kejayaan Kerajaan Demak.

2.5 KERUNTUHAN KERAJAAN DEMAK

Pemerintahan Raden Patah kira-kira berlangsung di akhir abad ke-15 hingga awal
abad ke 16. Tatkala perjuangan Raden Patah melawan Portugis belum selesai, pada
tahun 1518 beliau wafat, dan digantikan oleh puteranaya, Adipati Unus ( Pangeran
Sebrang Lor ). Dikenal denagan nama tersebut, karena dia pernah dia menyebrang ke
utara untuk menyerang Portugis yang ada disebelah utara( Malaka ). Disamping itu,
dikenal dengan nama Cu Cu Sumangsang atau Aria Penangsang.[3][3][3]Namun
sayang, dia hanya memerintah selam tiga tahun sehingga usahanya sebagai
negarawan tidak banyak diceritakan. Konon, dia mempunyai armada laut yang terdiri
dari 40 kapal juang yang berasal dari daerah-daerah taklukan, terutama yang
diperoleh dari Jepara.[4][4][4]

Sebagai penggantinya adalah Sultan Trenggono/ Tranggana, saudara Adipati Unus.


Dia memerintah tahun 1512-1546. Tatkala memerintah, kerajaan telah diperluas ke
barat dan ke hulu Sungai Brantas atau pada saat ini dikenal dengan kota Malang.[5]
[5][5]Sebagai lambang kebesaran Islam, Masjid Demak pun dibangun kembali.

Dengan gambaran tersebut diatas, perjuanagan Pangeran Trenggono tidak kalah oleh
para pendahulunya. Adapun orang-orang Portugis di Malaka, dirasanaya sebagai
ancaman dan bahaya.Untuk menggempur langsung dia belum sanggup. Namun
demikian, dia berusaha perluasan daerah-daerah yang dikuasai oleh Portugis yang
telah berhasil menguasai pula daerah pase di Sumatra Utara. Seorang ulam terkemuka
dari pase Faittahilah yang sempat melarikan diri dari kepungan orang Portugis, di
terima oleh Trenggono. Fattahilah pun dikawinkan dengan adiknya. Ternyata
Fattahilah dapat menghalangi kemajuan orang-orang Portugis dengan merebut kunci-
kunci perdagangan Kerajaan Pejajaran di Jawa Barat yang belum masuk Islam, yaitu
Banten dan Cirebon. Sementara itu, Trenggono sendiri berhasil menaklukan Mataram
dipedalaman Jawa Tengah dan juga Singasari Jawa Timur bagian selatan. Pasuruan
dan Panukuan dapat bertahan, sedangkan Blambangan menjadi bagian Kerajaan Bali
yang tetap Hindu. Dalam usahanya untuk menyerang Pasuruan pada tahun 1546,
Trenggono Wafat. Dengan wafatnya Sultan Trenggono, timbulah pertengkaran yang
maha hebat di Demak tentang siapa yang menggantikannya[6][6][6].

Setelah Sultan Trenggono wafat muncul kekacauan dan pertempuran antara para
calon pengganti Raja. Konon, ibukota Demak pun hancur karenanya.[7][7][7]Para
calon pengganti raja yang bertikai itu adalah anak Trenggono, Sunan Prawoto dan
Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Ing Seda Lepen, adik tiri sultan
trenggono yang dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika membantu ayahnya merebut
tahta Demak. Arya penangsang dengan dukungan dari gurunya Sunan Kudus untuk
merebut takhta Demak, mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk
membalas kematian ayahnya.

Pada tahun 1549 menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil
menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah
membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya
diampuni. Menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil
menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah
membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya
diampuni Rangkud setuju. Ia lalu menikam dada Sunan Prawoto yang pasrah tanpa
perlawanan sampai tembus. Ternyata istri Sunan sedang berlindung di balik
punggungnya. Akibatnya ia pun tewas pula. Melihat istrinya meninggal, Sunan
Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud dengan sisa-sisa tenaganya.

Arya Penangsang juga membunuh adipati Jepara yang sangat besar pengaruhnya, istri
adipati Jepara, Ratu Kalinyamat mengangakat senjata dan dibantu oleh adipati yang
lain untuk melawan Arya Penangsang. Salah satunya adalah Hadiwijaya ( Jaka
Tingkir ), menantu Sultan Trenggono yang berkuasa di Pajang ( Boyolali ). Akhirnya,
Joko Tingkir dapat membuuh Arya Penangsang. Pada tahun 1586, Keraton Demak
pun dipindah ke Pajang.[8][8][8]

Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit.


Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang
eks-Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin
lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah cerai-
berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kerajaan Demak berdiri tahun 1500. Raja pertama Kerajaan
Demak adalah Raden Fatah, yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah.
Pada masa pemerintahannya Kerajaan Demak berkembang dengan pesat.
Dapat berkembang dengan pesat karena memiliki daerah pertanian yang
luas sebagai penghasilan bahan makanan, terutama beras. Selain itu,
Kerajaan Demak juga tumbuh menjadi sebuah kerajaan maritim karena
letaknya di jalur perdagangan antara Malaka dan Maluku. Oleh karena itu,
Kerajaan Demak disebut juga sebagai sebuah kerajaan yang agraris-
maritim. Pada masa pemeritahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan
Kerajaan Demak cukup luas, meliputi Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang,
Jambi dan beberapa daerah yang ada di Kalimantan. Kemajuan yang
dialami Demak ini dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
Kerajaan Demak tumbuh sebagai pusat perdagangan, Demak juga tumbuh
menjadi pusat penyebaran agama Islam. Para wali adalah penyebar agama
Islam di Demak. Mereka memanfaatkan posisinya untuk lebih
menyebarkan Islam kepada penduduk Jawa.
Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang
berkaitan dengan Islam. Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan
sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak. Masjid
itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid
Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga
memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan
sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan
(tatal).
Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari
Wali Sanga juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa
Kerajaan Demak. Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk
menarik minat masyarakat agar masuk Islam. Sekaten ini kemudian
menjadi tradisi atau kebudayaan yang terus dipelihara sampai sekarang.

3.2 SARAN

· Pentingnya pelestarian sejarah Kerajaan Demak pada khususnya, umumnya


ditempuh oleh Para Ulama zaman dahulu dalam menyebarkan Syiar Islam.
· Banyaknya pemahaman-pemahaman yang keliru yang bisa menjerumuskan
warga masyarakat dan peziarah kejurang kemusrikan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/383848745/Makalah-Kerajaan-Demak
https://pdfcoffee.com/makalah-kerajaan-demak-3-pdf-free.html
https://www.coursehero.com/file/70013701/MAKALAH-DEMAKdoc/

Anda mungkin juga menyukai