Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

OTOMATISASI TATA KELOLA KEUANGAN

DISUSUN
OLEH :

KELOMPOK 1
 MUH. AFDAL
 LUTFIA SAHIRAH. R
 AULYA MAHRANI
 MILA

SMK NEGERI 6 KOLAKA TIMUR


TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang " Otomatisasi Tata Kelola Keuangan "
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
pembuatan dalam makalah ini.
Terlepas dari semua itu. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Loea
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...............................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Penggunaan Anggaran dan Bentuk Pertanggungjawabannya.................................
1. Pentingnya Menyusun Laporan Pertanggungjawaban..............................................
2. Tujuan Disusun Laporan Pertanggung Jawaban.......................................................
3. Karakteristik Laporan Pertanggungjawaban.............................................................
4. Macam-Macam Laporan Pertanggungjawaban.........................................................
B. Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan...............................................................
1. Laporan Keuangan Perusahaan Jasa.........................................................................
2. Neraca.......................................................................................................................
3. Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan keuangan adalah sebuah tindakan untuk mencapai tujuan
keuangan di masa yang akan datang. Pengelolaan keuangan meliputi pengelolaan
keuangan pribadi, pengelolaan keuangan keluarga, dan pengelolaan keuangan
perusahaan. Pengelolaan keuangan merupakan bagian penting dalam mengatasi
masalah ekonomi, baik masalah ekonomi individu, keluarga maupun perusahaan.
Pengelolaan keuangan mengalami berbagai perubahan regulasi, perubahan
tersebut merupakan salah satu upaya Pemerintah agar dapat menciptakan good
goverment dan clean goverment dengan melakukan tata kelola pemerintahan
yang baik. Keberhasilan suatu pembangunan di daerah tidak terlepas dari aspek
pengelolaan yang dilakukan dengan manajemen keuangan secara efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel Dalam pengelolaan keuangan diperlukan aktivitas
penganggaraan terkait penentuan jumlah alokasi dana untuk setiap program dan
kegiatan yang telah direncanakan. Anggaran merupakan alat akuntabilitas atas
pengelolaan dana dan pelaksanaan program maupun kegiatan setiap organisasi
Pemerintah.
Menurut Mardiasmo (2009) pentingnya anggaran dalam manajemen
suatu organisasi Pemerintah Daerah yaitu sebagai perencanaan untuk mencapai
tujuan organisasi terhadap tindakan apa yang akan dilakukan terkait biaya yang
dibutuhkan dan berapa hasil perolehan dari belanja tersebut. Anggaran dapat
diperoleh dari berbagai sumber salah satunya pajak. Anggaran mempunyai
hubungan dengan pengetahuan lain. Anggaran tidak hanya memperkirakan
penerimaan dan pengeluaran di masa yang akan datang saja, tetapi juga
menyertakan data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa lalu. Hal ini
dilakukan sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja terhadap
pelaksanaan anggaran.
Pengendalian digunakan untuk mengawasi setiap aktivitas penerimaan
dan pengeluaran keuangan dari berbagai program dan kegiatan yang
direncanakan oleh setiap organisasi Pemerintahan Daerah. Perlunya
pengendalian sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyimpangan
atau ketidaksesuaian dalam melaksanakan tindakan. Anggaran dapat digunakan
sebagai alat pengendali untuk mengantisipasi adanya pengeluaran yang terlalu
besar. terlalu rendah, salah sasaran atau adanya penggunaan dana yang tidak
semestinya dikeluarkan

1
2

Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman


Pengelolan Keuangan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan,
rencanabelanja program dan kegiatan serta rencana pembiayaan sebagai dasar
untuk penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penggunaan Anggaran dan Bentuk Pertanggungjawabannya


Penggunaan anggaran dalam bentuk pertanggungjawaban merupakan langkah
penggunaan anggaran. Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk melaporkan
jumlah anggaran yang sudah digunakan. Laporan pertanggungjawaban tersebut
dibuat dalam bentuk laporan keuangan.
1. Pentingnya Menyusun Laporan Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban anggaran memiliki bentuk laporan keuangan.
Adanya laporan pertanggungjawaban ini dilakukan dengan tujuan untuk
memini- malisasi penyelewengan anggaran. Dengan dibuatnya laporan
pertanggungjawaban ini, dapat diketahui segala bentuk penggunaan
anggaran, sebagai transparansi atas penggunaan anggaran. Laporan keuangan
merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan
keuangan dari dalam perusahaan.
2. Tujuan Disusun Laporan Pertanggungjawaban
Berikut tujuan dibuatnya laporan pertanggungjawaban yang terdapat dalam
perusahaan.
a. Memberikan informasi keuangan yang membantu pembuat laporan untuk
mem- berikan informasi keuangan kepada para pemakai laporan
keuangan dalam perusahaan.
b. Memberikan informasi secara umum mengenai perubahan aktiva dan
kewajiban perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan
dan investasi.
c. Memberikan informasi penggunaan anggaran yang dapat diandalkan.
d. Memberikan gambaran mengenai perusahaan dalam aset netto suatu
perusahaan yang muncul dari kegiatan usaha untuk memperoleh laba atau
keuntungan dalam perusahaan.
3. Karakteristik Laporan Pertanggungjawaban
Berikut karakteristik laporan pertanggungjawaban dalam penyusunan laporan
keuangan.
a. Laporan pertangungjawaban harus netral. Maksudnya, informasi yang
diberikan untuk kebutuhan umum pemakai laporan keuangan
merupakan bentuk informasi yang jujur dan wajar. Jujur, yaitu apa
adanya dan tidak memiliki tendensi
b. Laporan pertanggungjawaban haruslah andal. Artinya, laporan tersebut
menyaji- kan informasi yang jujur dan wajar.
c. Laporan pertanggungjawaban harus dibuat dengan relevan. Artinya,
laporan pertanggungjawaban tersebut dapat membantu para pemakai
informasi akuntansi dalam melakukan evaluasi program kerja.
d. Laporan pertanggungjawaban sebagai sumber informasi harus dapat
dipahami oleh pemakai laporan keuangan.
e. Laporan pertanggngjawaban harus dapat digunakan oleh pemakai
laporan ke- uangan. Adapun bentuk pembuatan laporan keuangan, yaitu
untuk mengiden- tifikasi posisi keuangan perusahaan

3
4

4. Macam-Macam Laporan Pertanggungjawaban


Berikut macam-macam laporan pertanggungjawaban dalam laporan
keuangan.
a. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Negara
Laporan pertanggungjawaban negara merupakan laporan keuangan yang
dibuat oleh lembaga kementerian, lembaga negara, lembaga tinggi
negara, maupun laporan daerah dalam pembuatan laporan
pertanggungjawaban : Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban,
harus memperhatikan laporan keuangan yang dihasilkan dalam laporan
keuangan yang baik dan benar. Adapun macam-macam laporan
pertanggungjawaban pemerintah pusat dan pemerintah daerah terdiri atas
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), neraca, Laporan Arus Kas (LAK),
dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).
b. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Laporan keuangan pertanggungjawaban daerah merupakan jenis laporan.
pertanggungjawaban yang disusun oleh pemerintah daerah. Laporan
keuangan pertanggunjawaban keuangan daerah bertujuan untuk
mendukung penilaian atas pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah
dalam penggunaan anggaran.
Menurut peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 mengenai Laporan
Ke- uangan dan Kinerja Industri Pemerintah, macam-macam komponen
laporan keuang- an adalah sebagai berikut.
1) Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan seperti pemerintah
pusat, BUMN, dan BUMD meliputi hal-hal berikut.
a) Laporan realisasi anggaran.
b) Neraca.
c) Laporan arus kas.
d) Catatan atas laporan keuangan.
2) Entitas akuntansi seperti kementerian negara, lembaga atau satuan
kerja, menyu- the sun laporan keuangan meliputi hal-hal berikut.
a) Laporan realisasi anggaran.
b) Neraca.
c) Catatan atas laporan keuangan.
Dalam menjalankan kewenangannya sebagai pihak pengguna anggaran, pe-
merintah daerah wajib untuk melaksanakan dan menyusun laporan
pertanggung- jawaban dalam bentuk laporan keuangan pada akhir tahun
anggaran. Laporan per- tanggungjawaban pada akhir tahun anggaran,
dibacakan paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir.
c. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan pada Perusahaan
Berikut bentuk laporan pertanggungjawaban keuangan pada perusahaan.
1) Laporan laba rugi.
2) Laporan neraca.
3) Laporan arus kas.
4) Laporan perubahan modal.
B. Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan
Terdapat beberapa macam laporan keuangan dalam perusahaan. Adapun laporan
keuangan tersebut meliputi laporan keuangan neraca, laporan keuangan
perusahaan dagang, dan laporan keuangan perusahaan jasa.
5

1. Laporan Keuangan Perusahaan Jasa


Setelah melalui beberapa tahap dalam penganggaran dan penggunaan ang-
garan, perusahaan harus menyusun anggaran di akhir periodenya sebagai
bentuk pertanggungjawaban.
Setiap bentuk transaksi yang terdapat di dalam perusahaan tentu akan dicatat
oleh bagian pembukuan ke dalam dokumen atau buku transaksi. Adapun
contoh bukti transaksi yang sering ditemui, yaitu kuitansi, faktur, penerimaan
kas, dan sebagainya. Pembuatan bukti transaksi merupakan tahap awal dalam
penyusunan laporan pertanggungjawaban. Setelah itu, dilakukan pembuatan
jurnal.
Penyusunan jurnal dilakukan dengan cara mengumpulkan bukti transaksi dan
mencatatnya ke dalam jurnal umum. Setelah dicatat ke dalam jurnal umum,
langkah selanjutnya dengan mempostingnya ke dalam buku besar. Adapun
tujuan pembuatan neraca saldo, yaitu untuk menilai proses perhitungan data
dari jurnal ke dalam buku besar. Apabila jumlah debit dan kredit seimbang,
berarti hal tersebut sudah benar

Tahap selanjutnya adalah jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian dibuat saat


terjadinya transaksi yang berpengaruh pada akun-akun perusahaan. Misalnya,
penyusutan peralatan, sewa dibayar di muka, dan lain-lain. Jurnal penyesuaian ini
dibuat agar akun yang bersangkutan menunjukkan nilai yang sesungguhnya.
Proses selanjutnya adalah dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang
hasilnya dimasukkan ke dalam neraca lajur. Setelah itu, dapat disusun laporan
ke- uangan perusahaan.
Penyusunan laporan keuangan dilakukan dengan tujuan untuk melakukan
koordinasi yang baik dalam perusahaan. Perusahaan jasa dalam pembuatan
laporan keuangan dilakukan dengan tujuan untuk melakukan dan menyediakan
laporan keuangan perusahaan. Adapun laporan keuangan yang disajikan setiap
6

akhir periode tersebut didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
meliputi hal-hal berikut.
a. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan jenis laporan yang didasarkan pada pendapatan
dan beban. Laporan laba rugi dapat disusun berdasarkan neraca lajur dari data
kolom ke-7 dan kolom ke-8 yang dibuat dalam bentuk laporan. Dalam
menyusun laporan laba rugi, terdapat tiga akun yang perlu diperhatikan
dengan jelas, yaitu sebagai berikut.

1) Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu akun yang muncul karena adanya aktivitas
akun- tansi dalam pembayaran.
2) Beban
Beban merupakan suatu hal yang muncul dalam pelaksanaan aktivitas
pada umumnya. Misalnya, beban pokok penjualan, beban gaji, beban
sewa, beban penyusutan, dan sebagainya.
3) Laba atau Rugi
Laba atau rugi merupakan suatu bentuk perhitungan yang hasil akhir nilai
pengeluarannya lebih kecil daripada nilai pemasukannya. Akun-akun
yang terdapat dalam laporan laba rugi adalah akun pendapatan, beban
operasi, laba, operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih,
pajak penghasilan, dan sebagainya.
Laporan laba rugi, terdiri atas beberapa macam, di antaranya sebagai
berikut.
1) Pendapatan dari Kegiatan Pokok Perusahaan
Pendapatan merupakan hasil dari pemberian jasa yang diberikan kepada
pelang- gan yang merupakan mata usaha pokok dan normal perusahaan.
Misalnya, untuk perusahaan konsultan, pendapatannya berasal dari
tambahan yang diberikan oleh pelanggan. Pendapatan salon kecantikan
adalah ongkos pelayanan salon kepada pelanggannya. Pendapatan rental
komputer adalah sewa komputer yang dibayar oleh pelanggan.
2) Pendapatan dari Luar Kegiatan Pokok Perusahaan
Pendapatan ini berasal dari kegiatan di luar usaha pokok perusahaan.
Contohnya, perusahaan jasa mendapatkan pendapatan bunga bank. Bunga
bank ini bukan merupakan hasil usaha pokok, melainkan berasal dari bank.
3) Beban yang Muncul Akibat dari Kegiatan Pokok Usaha
Beban yang muncul akibat dari kegiatan pokok usaha, yaitu semua beban
yang dikeluarkan atau terjadi dalam hubungannya dengan aktivitas
operasional per- usahaan. Misalnya, beban telepon, beban listrik, beban
rapat, beban supplies, dan sebagainya.
4) Beban yang Timbul dari Kegiatan di Luar Kegiatan Pokok
Beban ini merupakan beban untuk membiayai kegiatan di luar kegiatan
pokok usaha. Contohnya, beban sewa, beban bunga, dan sebagainya.
5) Laba Bersih
Laba bersih merupakan laba sebelum pajak yang merupakan hasil
pengurangan laba operasi dengan pendapatan di luar operasi. Laba ini
setelah dilakukan pengurangan operasi dapat dilakukan kredit. Berikut
contoh laporan laba bersih perusahaan.
7

b. Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi sebab akibat
adanya perubahan modal dalam perusahaan. Laporan perubahan modal
berhubungan dengan laporan secara umum dan laporan secara khusus.
Laporan umum dalam perubahan modal merupakan jenis laporan yang terdiri
atas laporan penting dan laporan tidak penting.
1) Modal Awal
Modal awal merupakan modal yang diperoleh dari investasi ataupun dari
pemilik perusahaan.
2) Laba atau Rugi
Laba atau rugi dalam perusahaan merupakan laba atau rugi yang
didapatkan dari aktivitas operasi perusahaan. Laporan laba rugi dalam
perusahaan ini akan menambah modal perusahaan, sedangkan rugi akan
mengurangi modal perusahaan.
3) Prive
Prive merupakan laba yang diambil oleh pemilik perusahaan. Prive pada
umum- nya ada untuk kepentingan perusahaan. Jadi, kejadian tersebut
akan menjadi suatu hal yang berkaitan dengan pengambilan uang dari
pemilik perusahaan.
4) Modal Akhir
Modal akhir merupakan saldo modal awal yang ditambah laba atau rugi,
kemudian dikurangi penarikan uang dari pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadi. Berikut contoh laporan perubahan modal dalam
perusahaan.
8

2. Neraca
Neraca merupakan surat laporan keuangan yang menunjukkan keadaan ke-
uangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu dan dinyatakan dalam jumlah
uang. Keadaan neraca ini menggambarkan keuangan perusahaan dengan
jumlah harta yang dimiliki maupun jumlah kewajiban dan modal perusahaan
data keuangan.
Neraca ini didasarkan pada keadaan keuangan yang ditunjukkan dengan
jumlah harta yang besar dan dimiliki maupun jumlah kewajiban dan modal
perusahaan. Berdasarkan uraian isi dari neraca di atas dapat diuraikan sebagai
berikut.
a. Aset
Aset merupakan kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
per- usahaan dan diharapkan dapat memberikan manfaat di masa yang
akan datang. Umumnya, aset dalam perusahaan terdiri atas hal-hal
sebagai berikut.
1) Aset Lancar (Current Assets)
Aset lancar atau current assets merupakan uang tunai dan saldo
rekening giro di bank serta kekayaan-kekayaan lain yang diharapkan
dapat dicairkan menjadi uang tunai atau rekening giro bank. Untuk
menghabiskan penggunaan anggaran, aset lancar ini dimasukkan ke
dalam aset jangka pendek. Berikut macam-macam aset jangka
pendek.
a) Kas
Kas merupakan saldo uang tunai pada tanggal neraca pada laporan
keuangan perusahaan.
b) Bank
Bank merupakan saldo rekening giro di bank pada tanggal neraca.
c) Surat berharga
Surat berharga ini dalam bentuk jangka pendek.
d) Piutang
Piutang merupakan sisa hasil usaha yang belum dibayarkan oleh
pihak yang membeli barang dagang.
e) Persediaan
Persediaan merupakan barang berwujud yang tersedia untuk
dijual, dipro- duksi, maupun masih dalam proses
2) Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang merupakan jenis investasi yang terdiri atas
aset jangka panjang yang diinvestasikan bukan untuk menunjang
kegiatan operasi pokok dalam perusahaan. Adapun kelompok-
kelompok investasi jangka panjang ini meliputi sebagai berikut.
a) Penyertaan dalam perusahaan dalam bentuk saham, obligasi,
maupun surat berharga lainnya.
b) Dana untuk tujuan-tujuan khusus, seperti dana untuk pelunasan
utang jangka panjang.
c) Tanah yang tidak dipakai untuk lokasi usaha.
3) Aset Tetap (Fixed Assets)
Aset tetap merupakan aset berwujud yang digunakan untuk aktivitas
operasional normal pada perusahaan, memiliki umur ekonomis yang
9

lebih dari satu tahun, maupun memiliki siklus operasional yang


normal. Adapun yang termasuk ke dalam aset tetap adalah sebagai
berikut.
a) Tanah untuk usaha.
b) Gedung.
c) Mesin-mesin.
d) Peralatan produksi.
e) Peralatan kantor.
f) Kendaraan.
4) Aset Tak Berwujud (Intangible Assets)
Aset tak berwujud merupakan aset yang terdiri atas hak-hak istimewa
atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam mendapatkan
pendapatan atau keuntungan dalam perusahaan. Contohnya, hak
paten, hak cipta, franchise, merek dagang atau logo, dan goodwill.
5) Aset Lain-Lain (Other Assets)
Aset lain-lain merupakan aset yang digunakan untuk menampung aset
yang tidak dapat digolongkan sebagai aset lancar, investasi jangka
panjang, aset tetap, dan aset tetap tidak berwujud.
b. Kewajiban
Kewajiban disebut juga dengan liabilitas. Berikut merupakan jenis-jenis
ke- wajiban.
1) Kewajiban Lancar (Current liabilities)
2) Kewajiban lancar merupakan kewajiban yang harus diselesaikan
dalam jangka pendek atau jangka panjang dalam satu tahun maupun
dalam satu tahun siklus akuntansi perusahaan. Adapun yang tergolong
kewajiban lancar adalah beban yang masih harus dibayarkan, utang
usaha, pendapatan yang dierima di muka, utang pajak, dan utang
bunga
3) Kewajiban Jangka Panjang (Long-Term Debts)
Kewajiban jangka panjang merupakan jenis kewajiban yang jatuh
temponya melebihi satu periode akuntansi atau lebih dalam satu
tahun.
4) Kewajiban Lain-Lain
Kewajiban lain-lain merupakan suatu bentuk kewajiban yang tidak
dapat di- golongkan ke dalam kewajiban lancar dan kewajiban jangka
panjang.
c. Ekuitas
Ekuitas merupakan suatu bentuk aset yang menunjukkan hak milik para
pemilik aset perusahaan yang diukur dan ditentukan besarnya dengan
menghitung selisih antara aset dengan kewajiban : Jenis kewajiban
berdasarkan bentuk perusahaan, yaitu modal perseorangan, modal
persekutuan, dan modal perseroan.
Umumnya, terdapat dua bentuk neraca yang digunakan dalam
perusahaan, yaitu neraca bentuk stafel dan bentuk skontro. Perbedaan
pokok antara kedua macam jenis neraca ini adalah neraca stafel disusun
secara kelompok, sedangkan neraca skontro disusun secara umum.
Adapun jenis neraca stafel, aset, dan pasiva disusun dengan urutan ke
bawah dan ke atas. Perincian terhadap masing-masing kelompok ini, baik
aset maupun pasiva, tidak memiliki perbedaan di antara kedua neraca
tersebut.
10

1) Bentuk Laporan
Bentuk laporan neraca stafel disusun dalam bentuk yang lengkap. Hal
ini berarti neraca bentuk stafel disajikan dengan harta atau aset
bagian atas dan kewajiban serta modal disajikan di bagian bawah.
Neraca bentuk stafel sering disebut dengan laporan vetikal. Adapun
tabel neraca ini bentuknya sama dengan jurnal umum. Berikut
merupakan contoh neraca bentuk stafel.

2) Neraca Bentuk T (Skontro) atau Bentuk Rekening


Neraca Bentuk T (Skontro) merupakan jenis neraca yang disusun
dalam bentuk T. Artinya, jenis neraca tersebut disajikan harta dan
aset di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan modal berada di
sebelah kanan. Berikut contoh neraca bentuk skontro.

d. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang membutuhkan data atau
infor- masi mengenai neraca pada periode sebelumnya dan periode yang
bersangkutan pada laporan keuangan.
Laporan arus kas menunjukkan sumber dan penggunaan kas selama satu
periode, sehingga saldo kas sama seperti di neraca. Kas dari aktivitas
operasi ini merupakan kas dari kegiatan utama perusahaan, baik
perusahaan jasa maupun dagang. Penyusuan laporan keuangan ini
membutuhkan pemahaman mengenai konsep akuntansi yang memadai.
Penyusunan arus kas merupakan penyusunan yang lebih rumit apabila
dibandingkan dengan laporan keuangan lainnya. Laporan arus kas
memiliki manfaat yang besar, yaitu sebagai berikut.
1) Laporan arus kas digunakan untuk melakukan penilaian kecermatan
dan pertang- gungjawaban sebagai indikator jumlah arus kas di masa
yang akan datang.
11

2) Penyusunan laporan arus kas berguna sebagai taksiran arus kas yang
telah dibuat sebelumnya.
3) Laporan arus kas menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk
dan arus kas keluar.
4) Apabila dihubungkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus
kas mem- berikan gambaran informasi mengenai aliran arus kas yang
bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan.
Pada tahap ini, laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama
periode terten- tu yang dapat diklasifikasikan menurut aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan. Laporan ini kemudian disesuaikan dengan
bisnis perusahaan tersebut.
1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi merupakan arus kas yang diperoleh
dari pen- dapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas dari aktivitas operasi ini
meliputi hal-hal berikut.
a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
b) Penerimaan kas dari royalty, fee, komisi, dan pendapatan lainnya.
c) Pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa.
d) Pembayaran kepada karyawan.
e) Bentuk penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi
kaitannya dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi
lainnya.
f) Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan,
kecuali apabila dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai
bahan dari aktivitas pendanaan dan investasi.
g) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontak yang diadakan untuk
tujuan transaksi usaha dan perdagangan
2) Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi merupakan arus kas yang
menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas yang berkaitan
dengan sumber daya dan ber- tujuan untuk menghasilkan pendapatan
serta arus kas masa depan. Adapun arus kas dari aktivitas investasi ini
adalah sebagai berikut.
a) Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud,
dan aktiva jangka panjang lainnya.
b) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, peralatan, aset
tak terwujud, dan aset jangka panjang lainnya.
c) Perolehan saham maupun instrumen keuangan perusahaan
lainnya.
d) Uang muka dari pinjaman yang diberikan kepada pihak lain, serta
pelunasannya.
e) Pembayaran kas sehubungan dengan kontrak jangka panjang,
kontrak jangka pendek, swap contract, dan sebagainya.
3) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan ini merupakan suatu bentuk
pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan
yang perlu dilakukan.· Hal ini berguna untuk memprediksi klaim
terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok perusahaan. Adapun
arus kas dari aktivitas pendanaan ini adalah sebagai berikut.
a) Penerimaan kas dari emisi saham maupun instrumen modal
lainnya.
b) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik
atau menebus saham perusahaan.
12

c) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan


sebagainya.
d) Pelunasan pinjaman.
3. Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Seperti pada perusahaan jasa, perusahaan dagang juga harus menyusun
laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan tersebut sedikit berbeda
dengan perusahaan jasa, tetapi dalam proses pencatatan atau alur yang
digunakan hampir sama. Berikut penjelasan mengenai penyusunan laporan
keuangan perusahaan dagang.
a. Komponen Laporan Keuangan
Berikut komponen laporan keuangan pada perusahaan dagang.
1) Nama atau identitas perusahaan.
2) Cakupan laporan keuangan.
3) Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan perusahaan
dagang.
4) Mata uang pelaporan keuangan.
5) Satuan angka yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
b. Menyusun Laporan Keuangan untuk Perusahaan Dagang
Setelah tahap pengikhtisaran dengan mengerjakan kertas kerja, tahap
selanjutnya adalah tahap pelaporan atau tahap menyusun laporan
keuangan. Laporan keuangan ini terdiri atas laporan harga pokok
penjualan, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.
Berdasarkan laporan yang harus disusun, jenis laporan pertama yang
harus disusun adalah laporan harga pokok penjualan. Apabila suatu
perusahaan harus mengeluarkan biaya-biaya dalam bentuk harga,
sehingga barang tersebut siap untuk dijual. Adapun besarnya biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan sejumlah barang
tersebut siap untuk dijual disebut dengan harga pokok.
1) Laporan Harga Pokok Penjualan
Laporan harga pokok penjualan merupakan laporan keuangan yang
umumnya berisi beban atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk membeli barang- barang yang dapat dijual. Harga pokok
penjualan ini merupakan besarnya harga pokok dari barang yang telah
terjual

Persediaan awal barang dagangan Rp10.000.000,00


Persediaan akhir barang dagangan Rp20.000.000,00
Pembelian Rp60.000.000,00
Biaya angkut pembelian Rp 5.000.000,00
Retur pembelian dan Ph Rp 5.000.000,00
Potongan pembelian Rp 2.000.000,00
Berdasarkan data tersebut, susunlah laporan harga pokok
penjualannya!
Jawab:
13

2) Laporan Laba Rugi (Income Statement)


Laporan laba rugi perusahaan ini pada umumnya menggambarkan
perhitungan penjualan bersih yang dikurangi dengan harga pokok
batang yang akan dijual dan dikurangi dengan biaya-biaya. Adapun
format atau bentuk laporan laba rugi ini dapat disajikan dalam dua
macam, yaitu sebagai berikut.
a) Laporan laba rugi single step
Laporan laba rugi single step merupakan laporan laba rugi yang
disusun dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi
suatu kelompok dan semua biaya dalam suatu kelompok lainnya
yang terjadi selama satu periode. Guna menghitung laba rugi
bersih, hanya membutuhkan satu langkah, yaitu dengan
mengurangkan total penghasilan dengan total biaya. Adapun
selisih positif antara kelompok penghasilan dengan biaya ini
disebut penghasilan bersih. Adapun selisih yang negatif berarti
rugi
Berikut contoh format atau bagan laporan laba rugi bentuk single
step.

b) Multiple step
Multiple step merupakan bentuk laporan keuangan yang disusun
secara bertahap penghasilan dan beban. Multiple step ini disajikan
sesuai dengan aturan aktivitas dari perusahaan. Berikut langkah-
langkah menyusun laporan laba rugi bentuk multiple step.
1) Mencari pendapatan, seperti penjualan bersih.
2) Menetukan Harga Pokok Penjualan (HPP).
3) Mengurangi penjualan bersih dengan HPP, sehingga tidak
diketahui laba kotornya.
4) Menghitung biaya usaha dan mengurangkan dengan laba
kotor, sehingga dapat diketahui laba bersih usahanya.
5) Melakukan pencatatan pendapatan di luar usaha dan
ditambahkan pada laba bersih usaha.
6) Mencatat biaya di luar usaha untuk mengurangkan pada laba
bersih usaha, sehingga didapatkan laba bersih usaha sebelum
pajak.
14

7) Menghitung pajak dan pengurangan dengan laba bersih


perusahaan, sehingga didapatkan laba bersih perusahaan
setelah pajak.
15
16
17

3) Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas atau biasa disebut dengan laporan
perubahan modal, merupakan suatu bentuk laporan keuangan yang
menyajikan informasi mengenai perubahan pada modal suau
perusahaan untuk satu periode akun- tansi tertentu.
a) Unsur-unsur laporan perubahan modal
Adapun unsur-unsur dalam laporan perubahan modal adalah
sebagai berikut.
1) Modal awal.
2) Laba atau rugi bersih.
3) Setoran atau penarikan (prive) dari pemilik.
4) Modal akhir.
b) Penyebab perubahan modal
Setelah pencatatan penutup tersebut diselesaikan, langkah
selanjutnya adalah perusahaan menyusun laporan perubahan
modal yang menyajikan mengenai perubahan modal selama satu
periode yang disebabkan oleh hal-hal berikut.
1) Adanya penambahan setoran dari pemilik selama satu periode
berjalan.
2) Pengambilan aset oleh pemilik untuk kepentingan pribadi.
3) Hasil kegiatan bisnis berupa laba atau rugi bersih.
c) Langkah-langkah menyusun laporan perubahan modal
Adapun langkah-langkah untuk menyusun laporan perubahan
modal adalah sebagai berikut.
1) Tuliskan identitas perusahaan atau nama lengkap perusahaan
di bagian atas.
2) Tuliskan saldo awal periode akun modal.
3) Tambahkan perubahan yang berasal dari setoran tambahan
dari pemilik akun modal dalam periode berjalan.
4) Kurangkan perubahan yang berasal dari pengambilan modal
untuk kepentingan pribadi pemilik atau biasa disebut dengan
prive.
5) Tambahkan modal dari laba atau rugi selama satu periode
yang dihasilkan perusahaan.
6) Tuliskan keterangan saldo akhir dari perhitungan nomor 1
sampai 5 di atas yang mencerminkan saldo akun modal per
akhir periode
18
19

4) Laporan Arus Kas


Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan suatu
perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukkan aliran kas masuk dan keluar.
a) Manfaat informasi arus kas
Adapun manfaat informasi arus kas adalah sebagai berikut.
1) Informasi arus kas berguna sebagai suatu indikator mengenai
jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk
menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah disusun
sebelumnya.
2) Laporan arus kas ini menjadi salah satu alat
pertanggungjawaban arus kas masuk dan keluar selama periode
pelaporan.
3) Apabila dihubungkan dengan laporan keuangan lainnya,
laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pengguna (user) laporan keuangan untuk mengevaluasi
perubahan kekayaan bersih suatu entitas pelaporan dan struktur
keuangan pemerintah.
b) Sumber data laporan arus kas
Terdapat sumber data penting dalam penyusunan laporan arus kas
pemerin- tah daerah secara komprehensif untuk suatu periode
tertentu.
1) Laporan neraca awal tahun anggaran dan akhir tahun anggaran.
2) Laporan perhitungan anggaran tahun anggaran yang berjalan.
3) Buku besar pendapatan dan belanja tahun anggaran berjalan
dan buku pembantu yang terkait.
4) Buku besar penerimaan dan pengeluaran kas kepada pihak
ketiga dan buku pembantu yang terkait.
c) Langkah-langkah penyusunan arus kas
Berikut merupakan langkah-langkah dalam penyusunan arus kas.
1) Tuliskan LAPORAN ARUS KAS, nama perusahaan, dan
periode laporan.
2) Tuliskan aktivitas operasional. Tuliskan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan aliran kas masuk serta nilai rupiahnya.
Setelah itu, dilanjutkan dengan peristiwa-peristiwa aliran kas
keluar.
3) Berikutnya, yaitu arus kas dari kegiatan investasi. Pada arus
kas ini, tulis- kan peristiwa-peristiwa mengenai aliran kas
masuk serta nilai rupiah- nya dan dilanjutkan dengan peristiwa-
peristiwa aliran kas keluar dari kegiatan investasi. Setelah itu,
hitunglah selisihnya.
4) Hitunglah kegiatan pendanaannya. Tuliskan peristiwa-periwia
aliran kas masuk disertai dengan nilai rupiahnya. Kemudian,
lakukan perhitungan selisihnya.
5) Jumlahkan semua selisih dan jumlahnya harus sama dengan
saldo di akun kas yang tercantum di dalam neraca akhir
d) Metode dalam akuntansi
20

Dalam akuntansi, dikenal dua bentuk metode, yaitu metode


langsung dan tidak langsung. Berikut penjelasannya.
1) Dalam metode langsung, penyusunan laporan arus kas
dilakukan dengan cara menyajikan kelompok-kelompok
penerimaan dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi yang
dilakukan secara lengkap dan dilanjutkan dengan investasi dan
pembiayaan.
2) Pada metode tidak langsung, penyajian laporan arus kas
dimulai dari adanya surplus atau deficit anggaran kemudian
disesuaikan dengan me- ngoreksi pengaruh dari transaksi
bukan kas. Penangguhan atau akrual dari penerimaan atau
pemasukan kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan
serta unsur penghasilan atau beban yang berhubungan de- ngan
arus kas investasi dan pendanaan.
Berikut adalah contoh format laporan arus kas

5) Laporan Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan dalam perusahaan dagang yang
menun- jukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode.
Posisi keuangan ini meliputi keadaan kewajiban dan ekuitas dari
suatu perusahaan. Dengan cara menggabungkan pos-pos tertentu
dalam neraca, kalian dapat menilai keadaan likuiditas, solvabilitas,
dan fleksbilitas dalam neraca.
a) Penyusunan neraca
Neraca harus disusun secara sistematis dengan menggunakan
klasifikasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.
1) Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan
sebagai akibat dari adanya peristiwa di masa lalu dan manfaat
ekonomi yang diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan di
masa depan.
Berikut macam-macam akun yang disajikan dalam neraca.
21

a) Aset lancar
Aset lancar ini disajikan dengan urutan likuiditasnya.
Artinya, pos yang segera mendapatkan uang dapat
dicairkan menjadi uang tunai disajikan di urutan paling
atas.
b) Investasi
Investasi perusahaan merupakan investasi perusahaan
pada per- usahaan anak atau pada perusahaan afiliasi yang
disajikan secara sepihak.
c) Aset tetap
Aset tetap merupakan aset yang dibedakan menjadi aset
tetap normal berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Pos-
pos aset tetap disajikan dalam neraca menurut
kekekalannya. Aset tetap ini, memiliki umur yang lebih
pendek dan disajikan tepat berada di bawahnya.
d) Aset lain-lain
Aset lain-lain merupakan aset yang digunakan untuk
menampung pos-pos aset tidak lancar yang tidak dapat
dikelompokkan dalam klasifikasi aset di atas.
2) Kewajiban
Kewajiban merupakan utang perusahaan saat ini yang timbul
dari peristiwa masa lalu. Adapun penyelesaiannya diharapkan
dapat membuat arus kas keluar dari sumber daya perusahaan
yang mengandung manfaat ekonomi.
a) Kewajiban lancar
Kewajiban lancar merupakan jenis kewajiban yang
disajikan sesuai urutan likuiditasnya.
b) Kewajiban jangka pendek
Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang
harus meng- ungkapkan ikatan-ikatan yang terdapat dalam
kontak utang jangka panjang yang bersangkutan.
Misalnya, tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, dan aset
yang dijadikan jaminan sebagai alatnya.
3) Ekuitas pemilik
Ekuitas pemilik merupakan suatu bagian hak pemilik dalam
perusahaan, yaitu dalam bentuk hak residual atas aset
perusahaan setelah dilakukan pengurangan semua bentuk
kewajiban. Ekuitas disajikan dalam neraca berdasarkan
kekekalannya atau umurnya.
b) Bentuk neraca
Bentuk neraca ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
1) Neraca bentuk skontro
Neraca bentuk skontro merupakan jenis neraca untuk altiva
atau penya- jian unsur harta dicatat di sebelah kiri. Adapun
pasiva/atau penyajian unsur sisi modal dicatat di sebelah
kanan. Berikut contoh format neraca bentuk skontro.
22

2) Bentuk stafel
Bentuk stafel merupakan bentuk neraca yang penyajian harta,
utang,, dan modal dicatat berurutan dari atas ke bawah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelolaan keuangan adalah sebuah tindakan untuk mencapai tujuan keuangan
di masa yang akan datang. Pengelolaan keuangan meliputi pengelolaan keuangan
pribadi, pengelolaan keuangan keluarga, dan pengelolaan keuangan perusahaan.
Pengelolaan keuangan merupakan bagian penting dalam mengatasi masalah
ekonomi, baik masalah ekonomi individu, keluarga maupun perusahaan.
Pengelolaan keuangan mengalami berbagai perubahan regulasi, perubahan
tersebut merupakan salah satu upaya Pemerintah Daerah agar dapat menciptakan
good goverment dan clean goverment dengan melakukan tata kelola
pemerintahan yang baik.Sedangkan Anggaran merupakan alat akuntabilitas atas
pengelolaan dana dan pelaksanaan program maupun kegiatan setiap organisasi
Pemerintah
B. Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan dari makalah ini maka saran yang dapat
kami kemukakan yaitu:
1. Lebih ditingkatkan lagi sistem kebijakan pengelolaan keuangan baik itu di
instansi maupun dimasyarakat

23
DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, G. 2007. Anggaran Perusahaan 2. Edisi ke-1. Yogyakarta: BPFE.


Ambarwati, Sri D.A. 2010. Manajemen Keuangan Lanjutan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Anwar, Mokhamad. 2015. Manajemen Keuangan Bisnis. Tangerang Selatan:
Arifin, J. 2011. Mengupas Tuntas MYOB Accounting MultiCurrency. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Harahap, Azwar. 2007. Keuangan Negara Edisi Pertama. Pekanbaru: UIN SUSKA
PRESS.
Mamesah, D. J. 1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah. Jakarta: Pustaka Utama.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Cetakan ke-5. Jakarta: Salemba Empat.
Munandar, M. 2007. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengoordinasian Kerja,
Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE.
Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi ke-3. Jakarta: Salemba Empat.
Sasongko, C. dan Parulian, S.R. 2010. Anggaran. Jakarta: Salemba Empat. Sudjaja,
Ridwan S. dan Barlin Inge. 2003. Manajemen Keuangan, Edisi Kelima. Jakarta:
Literata Lintas Media.
Syahrial, Darmawan. 2009. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajawali
Pers.

24

Anda mungkin juga menyukai