Bab 1-3 Kaligrafi
Bab 1-3 Kaligrafi
NIM : 19020124013
Judul : Pengembangan Pop Up Book sebagai
Media Pengenalan Khat Kaligrafi
KATA PENGANTAR
Gambar 2.1
Pop-up Book jenis Transformation
(Sumber : http://pentium1loadingselalu.blogspot.com)
Gambar 2.2
Pop-up Book jenis Volvelles
(Sumber : http://pentium1loadingselalu.blogspot.com)
3. Peepshow, yaitu tampilan yang tersusun dari serangkaian
tumpukan kertas yang disusun bertumpuk menjadi satu
sehingga menciptakan ilusi kedalaman dan perspektif.
Gambar 2.3
Pop-up Book jenis Peepshow
(Sumber : https://www.foxboroughartpass.com)
Gambar 2.4
Pop-up Book jenis Pull-tabs
(Sumber : Narada, Jurnal Desain & Seni, FDSK-UMB:132)
Gambar 2.6
Pop-up Book jenis Box and Cylinder
(Sumber : https://www.bestpopupbooks.com)
Gambar 2.7
Bentuk huruf khat naskhi
(Sumber : https://anandastoon.com)
Gambar 2.8
Contoh khat naskhi
(Sumber : https://sindunesia.com)
2. Khat Tsuluts
Khat Tsuluts adalah karena huruf menegaknya ditulis
dengan mata pena yang ukuran lebar menyamai
sepertiga (1/3) lebar mata pena. Ia juga dikenal sebagai
khat Arab karena perannya sebagai sumber asasi
berbagai khat Arab yang lahir setelah Khat Kufi. Khat ini
dikenal sebagai ummu al khat (ibu tulisan) dan jarang
digunakan dalam penyalinan Al-Qur’an lengkap karena
memiliki banyak metode, menentukan jumlah
ukurannya dengan jumlah titik yang sesuai pada setiap
huruf, agak rumit dan memerlukan keterampilan yang
tinggi untuk menulisnya. Khat Tsuluts, memiliki
beberapa huruf tertentu yang perlu mendapat perhatian
khusus ketika menulisnya, yaitu alif tunggal (mufrad),
ain, fa, qaf, wau, dan ha akhir (nihaa`iyyah).
Gambar 2.9
Bentuk huruf khat tsuluts
(Sumber : https://anandastoon.com)
Gambar 2.10
Contoh khat tsuluts
(Sumber : https://www.fiqihmuslim.com)
3. Khat Farisi
Khat ini memiliki banyak variasi lukisan sehingga di sini
kita mesti mengubah-ubah letak pena ketika menulisnya
karena satu huruf saja sering memiliki ukuran lebar
yang berlainan. Oleh karena itu, keindahan khat dalam
gaya Farisi ini sangat bergantung pada “kemahiran”
menggoyangkan pada ujung kalam. Seperti diketahui,
beberapa huruf Farisi hanya di tulis dengan sepertiga
lebar pena. Penting untuk diperhatikan bahwa ada
kemiripan (tasyabuh) bentuk ujung sebagian huruf,
yaitu dal, ra, dan wau.
Gambar 2.11
Bentuk huruf khat farisi
(Sumber : https://anandastoon.com)
Gambar 2.12
Contoh khat farisi
(Sumber : https://hahuwa.blogspot.com)
4. Khat Diwani
Khat Diwani di tulis biasa dan terbebas dari gaya-gaya
lukisan seperti diatas. Adapun lukisan pada ujung
huruf-huruf wau, shad, mim, lam, ra, adalah asli dan
hanya merupakan penyempurnaan atau penutup bagi
huruf-huruf tersebut.
Gambar 2.13
Bentuk huruf khat diwani
(Sumber : https://anandastoon.com)
Gambar 2.14
Contoh khat diwani
(Sumber : http://campurdotkom.blogspot.com)
Gambar 2.15
Bentuk huruf khat diwani jali
(Sumber : http://campurdotkom.blogspot.com)
Gambar 2.16
Contoh khat Diwani jali
(Sumber : https://hahuwa.blogspot.com)
6. Khat Riq`ah
Khat ini juga di tulis alami dan tidak memiliki variasi
lukisan kecuali pada ujung huruf-huruf (mim ra`, ra`,
dan wau) yang di lukis dengan kepala pena sekadar
untuk kesempurnaan.
Gambar 2.17
Bentuk huruf khat riq’ah
(Sumber : http://campurdotkom.blogspot.com)
Gambar 2.18
Contoh khat riq’ah
(Sumber : https://hahuwa.blogspot.com)
Gambar 2.19
Bentuk huruf khat raihani
(Sumber : http://campurdotkom.blogspot.com)
Gambar 2.20
Contoh khat raihani
(Sumber : https://hahuwa.blogspot.com)
8. Khat Kufi
Menurut Israr, Khat Kufi merupakan sejenis khat yang
populer selain khat nasah. Nama Kufi diambil
bersamaan dengan nama sebuah kota yaitu Al Kufah
yang terletak di Mesopotania. Secara umum, fitur-fitur
yang ada pada bentuk huruf Khat Kufi adalah persegi,
tegak, dan bergaris lurus. Bentuknya yang berunsur
geometri yaitu lurus dan tegak amat sesuai diukir di
pasuan-paduan, ubin dan batu pada bangunan-
bangunan seperti masjid dan sejenisnya.
Gambar 2.21
Bentuk huruf khat kufi
(Sumber : http://campurdotkom.blogspot.com)
Gambar 2.22
Contoh khat kufi
(Sumber : https://hahuwa.blogspot.com)
Gambar 2.23
CorelDRAW X8
2.6.2 Fungsi CorelDRAW
Corel Draw menawarkan beragam keunggulan kepada
penggunanya. Sebagai program yang banyak digunakan
untuk proses visualisasi. Corel Draw dapat menghasilkan
gambar dengan kualitas baik dan tidak kalah
dengan bitmap meskipun berbasis vektor. Berikut ini
adalah beberapa fungsi dan kegunaan dari coreldraw:
1. Membuat Desain Logo
Sebuah perusahaan, website, toko ataupun lembaga
membutuhkan logo sebagai lambang identitas
kebanggaannya. Para desainer grafis biasanya
menggunakan Corel untuk membuat hal tersebut.
2. Membuat Desain Brosur, Poster dan Undangan
Membuat brosur atau undangan lebih menarik jika
tampilannya gak flat. Dengan coreldraw kamu bisa
membuat desain lebih menarik, apalagi dengan
banyaknya pilihan font yang bisa dikombinasikan
dengan gambar dan beragam warna.
3. Membuat Desain Sampul Buku
Sebuah buku akan terlihat menarik jika covernya juga
menarik. Corel banyak digunakan untuk membuat
sampul buku, mulai dari cover yang bergaya desain
sederhana sampai rumit.
4. Membuat Ilustrasi
Corel juga biasa digunakan untuk membuat ilustrasi,
misalnya ilustrasi serigala yang tengah mengaum di
tengah bulan purnama dan sebagainya.
5. Membuat Kartun
Kamu bisa berkreasi dengan garis dan lengkungan
untuk menciptakan tokoh imajinatif seperti dalam dunia
perkartunan. Kamu bisa membuat gambar kartun yang
dirangkai dengan plot cerita, sehingga nanti menjadi
sebuah komik yang dapat dinikmati para pembaca.
2.6.3 Daftar Menu di CorelDRAW
Berikut ini daftar menu beserta fungsinya :
1. Title Bar: berfungsi menampilkan nama aplikasi dan
fail yang sedang dibuka.
2. Menu Bar: berisi menu-menu perintah seperti File,
Edit, View, Layout, Effect, Bitmap, Text, Tool,
Windows, dan Help.
3. Toolbar: berisi ikon-ikon untuk mempermudah
penggunaan tools.
4. Property Bar: berisi tools yang sedang digunakan dan
sedang berjalan.
5. Printable Page: bagian lembar kerja (worksheet) yang
digunakan untuk menggambar.
6. Toolbox: barisan tools untuk yang digunakan untuk
menggambar atau memodifikasi objek di lembar kerja.
7. Ruler: pengukur yang digunakan untuk mengukur
saat membuat objek atau gambar.
8. Status Bar: berisi informasi kegiatan yang sedang
dikerjakan dan posisi kursor pada halaman
CorelDRAW.
9. Color Palette: bagian yang berisi palet warna solid
untuk mewarnai objek.
10. Property Bar: berisi fitur yang muncul dengan menu
atau perintah yang sedang aktif.
11. Scroll Bar: berfungsi sebagai navigasi gulir pada
aplikasi CorelDraw.
12. Standard Button: kumpulan tombol untuk mengatur
tampilan jendela aplikasi yang berisi tiga macam tools,
yaitu minimize, restore, dan exit.
13. Page Control: tombol yang digunakan untuk
mengontrol halaman dokumen.
2.6.4 Daftar Ikon di CorelDRAW
Berikut ini adalah ikon-ikon dalam menu toolbar dan
toolbox di aplikasi desain CorelDraw beserta fungsinya:
1. Tools dalam Menu Toolbar :
a. New: untuk membuat lembar kerja baru.
b. Open: untuk membuka fail yang pernah disimpan di
memori komputer.
c. Save: untuk menyimpan lembar kerja ke dalam
memori komputer.
d. Print: untuk mencetak lembar kerja yang sedang
dikerjakan.
e. Cut: untuk mengambil objek terpilih dengan
memotongnya kemudian memindahkannya ke
lembar kerja yang sama atau baru.
f. Copy: untuk menggandakan objek terpilih ke lembar
kerja yang sama atau baru.
g. Paste: untuk memunculkan objek yang dipotong
(cut) atau digandakan (copy) pada lembar kerja.
h. Undo: untuk menggagalkan perintah dan kembali ke
proses sebelumnya pada lembar kerja.
i. Redo: untuk melanjutkan ke perintah selanjutnya
yang dibatalkan lewat Undo.
j. Import: untuk menambahkan fail dari luar lembar
kerja.
k. Export: untuk mengubah dan menyimpan lembar
kerja menjadi format fail lain (png., jpg., pdf., ai., dan
lain-lain).
l. Application Launcher: untuk mengaktifkan fitur lain
dari CorelDRAW, seperti Corel Photo Paint, Corel
Capture, dan lainnya.
m. Corel Online: untuk mengunjungi situs web dari
CorelDRAW
n. Zoom: untuk mengatur ukuran lembar kerja yang
dikerjakan dengan melakukan perbesaran atau
pengecilan sesuai keinginan, misalnya mengatur
tampilan menjadi ukuran normal (100%) atau dua
kali lipat (200%).
2. Tools dalam Menu Toolbox :
a. Pick tool: untuk memindahkan, memutar, memilih
satu atau beberapa objek, dan lainnya. Ikon ini
berbentuk tanda panah seperti kursor.
b. Shape tool: untuk mengedit objek berbentuk kurva
atau garis.
c. Zoom tool: untuk memperbesar atau memperkecil
tampilan objek di halaman kerja.
d. Hand tool: untuk memindahkan atau menggerakkan
posisi objek di halaman kerja.
e. Freehand tool: untuk menggambar garis lurus,
patah-patah, bebas, atau kurva.
f. Rectangle tool: untuk membuat bentuk persegi
panjang atau bujur sangkar.
g. Ellipse tool: untuk menggambar bentuk lonjong atau
lingkaran.
h. Graph paper tool: untuk menggambar garis kisi-kisi
(grid).
i. Basic shape: untuk membuat berbagai macam
bentuk.
j. Text tool: untuk membuat teks artistik atau teks
paragraf.
k. Interactive tool: untuk membuat efek-efek interaktif
pada objek.
l. Eyedropper tool: untuk menyalin warna dari objek
dalam lembar kerja.
m. Outline tool: untuk mengatur warna, ketebalan, dan
outline.
n. Fill tool: untuk mewarnai dan mengisi objek dengan
tekstur atau pola. Interactive fill tool: untuk
mewarnai objek dengan berbagai pilihan gradasi dan
tekstur.
o. Interactive fill tool: untuk mewarnai objek dengan
berbagai pilihan gradasi dan tekstur.
2.6.5 Jenis Format File CorelDRAW
1. .CDR
.CDR adalah format file CorelDraw yang asli. Jenis file
ini sering digunakan untuk proses berbagai macam
percetakan, khusunya produk desain grafis. File .CDR
ini merupakan data lembaraan kerja grafik vektor, yang
di dalamnya bisa berisi teks, gambar, garis, efek, warna,
dan lain-lain. File jenis .CDR juga bisa menyimpan
desain surat undangan, brosur, poster, spanduk, dan
lain-lain. Format ini dapat diekspor menjadi format .jpg,
.png, .bmp, .ai, dan .pdf.
2. .BMP
.BMP adalah singkatan dari Bitmap Image merupakan
format file yang ada di CorelDraw. Jenis file grafis ini
tergolong fleksibel, sehingga bisa terbaca oleh program
desain grafis lainnya dan bisa menyimpan gambar
dengan mode warna Grayscale, RGB, hingga Index
Color. .BMP bisa menyimpan file grafis dengan kualitas
1 hingga 24 bit.
3. .EPS
.EPS adalah singkatan dari Encapsuled Postcript, yaitu
format file berbasis vektor yang bisa digunakan untuk
keperluan pertukaran dokumen dalam program desin
grafis. Format .EPS merupakan jenis file yang biasanya
dibuat oleh Adobe Ilustrator. Namun, jenis ini
kompatibel dengan banyak program desain grafis, salah
satunya CorelDraw.
4. .CDT
.CDT adalah file grafis yang bisa dibuat CorelDraw,
berisikan objek, halaman, vektori. .CDT berguna untuk
membuat dokumen desain grafis seperti logo, surat
undangan, halaman web, brosur, dan lain-lain.
2.6.6 Kelebihan dan Kekurangan CorelDRAW
1. Kelebihan CorelDraw
a. Lebih User Friendly
Untuk pengguna awam, tampilan CorelDraw lebih
bersahabat dibandingkan AI. Tampilan Coreldraw
sederhana dan pengguna mungkin lebih terbiasa karena
tata letak dan warna latarnya mirip seperti ms word.
Sedangkan Fitur-fitur AI lebih kompleks dan
tersembunyi. Keunggulan CorelDRAW adalah
memungkinkan kalian untuk membuat bentuk dasar
dengan mudah. Melalui aplikasi ini, kalian bisa
membuat bentuk dasar yang kemudian bisa
dikembangkan menjadi emoji, sketsa kartun, hingga
stiker dengan beragam bentuk. Kalian hanya
perlu drag dan drop beberapa bentuk seperti lingkaran,
persegi panjang, elips, garis, oval, dan lain-lain.
b. Format Import dan Export Cukup Lengkap
Coreldraw mempunyai banyak format save data baik
untuk keperluan import maupun export data. Bahkan
coreldraw menyediakan format AI, artinya data yang
dibuat di coreldraw bisa juga dibuka di Adobe
Illustrator yang notabene adalah rivalnya. Ini tidak
berlaku sebaliknya.
c. Banyak Tools yang Bisa Digunakan
Tools yang disediakan di CorelDRAW sangat beragam
dan memiliki fungsinya masing-masing.
Beberapa tools yang ada di CorelDRAW
adalah selection, editing, dan juga pemberian efek. Itulah
alasan pengguna CorelDRAW akan dimudahkan untuk
menghasilkan gambar yang bagus dan menarik. Para
pengguna CorelDRAW juga bisa menggunakan
berbagai toolbox tersebut sesuai kebutuhan tanpa harus
ragu dengan kualitasnya.
d. Resolusi Tinggi
CorelDraw menyediakan resolusi atau kapasitas gambar
yang besar, ukurannya mulai dari inchi, milimeter,
centimeter sampai kilometer. Jadi software ini cocok
digunakan pada industri yang kadang harus mencetak
gambar dalam skala gambar besar.
2. Kekurangan CorelDRAW
a. Ukuran file besar.
Apikasi ini menuntut penggunaan PC yang memiliki
spesifikasi mumpuni dan dalam sektor RAM yang tinggi
karena ukuran file mentah yang dihasilkan bisa cukup
besar. Apalagi jika desainnya terbilang kompleks.
b. Sulit untuk membuat tabel.
Karena berbasis vektor, membuat tabel di Corel Draw
agak sedikit sulit karena membutuhkan beberapa klik
untuk mendapatkan hasil tabel sesuai dengan yang
diinginkan.
c. Color Space harus dikoreksi sebelum penggunaan secara
profesional.
Permasalahan terbesar yang dihadapi oleh desainer
grafis ketika menggunakan Corel Draw adalah akurasi
warna dari palet yang disediakan. Tak jarang, warna
yang digunakan tidak sesuai dengan hasil cetakan.
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 teknik
pengumpulan data, yaitu:
a. Penelusuran Data Online
Burhan Bungin, dalam bukunya yang berjudul
Metodelogi Penelitian Kuantitatif; Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu
Sosial Lainnya mengatakan bahwa: “Metode
penelusuran data online adalah tata cara melakukan
penelusuran data melalui media online seperti
internet atau media jaringan lainnya yang
menyediakan fasilitas online, sehingga
memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-
informasi yang berupa data maupun informasi teori,
secepat atau semudah mungkin dan dapat
dipertanggungjawabkan secara akademis.” (Burhan
Bungin, 2006:28) Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan layanan internet dengan cara
membuka alamat mesin pencari (search engine),
kemudian membuka alamat website yang
berhubungan dengan kebutuhan penelitian.
b. Kuisioner (Angket)
Pada penelitian ini, peneliti juga mengumpulkan
data dengan menggunakan kuesioner yang berisi
pertanyaan sebagai instrumen penelitian. Menurut
Sugiyono (2019:199), kuesioner adalah metode
pengumpulan data kepada responden untuk dijawab
dengan cara memberi beberapa pertanyaan.
Kuisioner dalam penelitian ini digunakan di awal
penelitian untuk melihat berapa persen minat
generasi milenial dalam mempelajari seni kaligrafi.
Cara peneliti mengumpulkan data adalah dengan
menyebarkan kuesioner online kepada generasi
milenial. Kuisioner juga digunakan di akhir untuk
mengetahui layak tidaknya media yang telah dibuat,
menggunakan skala linkert dengan 4 skala penelitian
yaitu sangat layak (SL), Layak (L), Kurang Layak
(KL), Tidak Layak (TL). Cara peneliti mengumpulkan
data adalah dengan menyebarkan kuesioner pada
saat uji coba terbatas menggunakan 5 sampel acak.
c. Dokumentasi
Sugiyono (2019) mengemukakan dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,
gambar hidup, dan sketsa. Dokumen berbentuk
karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, dan film. Dokumentasi merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono,
2019). Dalam penelitian ini dokumentasi yang
dibutuhkan oleh peneliti adalah ketentuan khat
kaligrafi dan proses cara membuat pop up book.
3. Desain Produk
Dalam penelitian ini peneliti akan merancang desain
produk pop up book sebagai media pengenalan macam-
macam khat kaligrafi.
4. Validasi Desain
Validasi desain produk dilakukan oleh ahli media
untuk menilai kelayakann dari desain produk yang
dihasilkan. Kemudian akan diberikan saran-saran
perbaikan terhadap rancangan produk sebagai perbaikan
produk oleh peneliti. Dalam penelitian ini validasi materi
maupun validasi media akan di lakukan oleh dosen.
5. Revisi Desain
Jika sudah melakukan validasi desain namun masih
terdapat kekurangan maka harus dilakukan revisi desain
dengan tujuan memberikan umpan balik dari validator
agar hasil akhir dapat berkualitas dan memuaskan. Maka
dilakukan revisi sesuai kritik dan saran saat proses
validasi untuk memperbaiki desain pop up book tersebut.
7. Pembuatan Produk
Setelah melewati proses dari adanya potensi dan
masalah, pengumpulan data, pembuatan desain, validasi
desain, revisi desain, dan validasi desain perbaikan
selanjutnya melakukan pembuatan produk sesuai dengan
desain pop up book yang telah dibuat.
8. Produk Jadi
Pop up book merupakan sebuah produk jadi yang telah
dihasilkan dalam penelitian ini dan akan digunakan
peneliti sebagai media pengenalan macam-macam khat
kaligrafi untuk generasi milenial yang ingin mempelajari
seni kaligrafi .