Penerapan Model Talking Stick Bermedia Botol Cerdas Untuk Pembelajaran Penyusunan Kalimat Bahasa Mandarin Bagi Siswa Kelas Xi Ibb Sma Nurul Jadid
Penerapan Model Talking Stick Bermedia Botol Cerdas Untuk Pembelajaran Penyusunan Kalimat Bahasa Mandarin Bagi Siswa Kelas Xi Ibb Sma Nurul Jadid
SKRIPSI
Oleh:
19020774066
i
2023
ii
PENERAPAN MODEL TALKING STICK BERMEDIA BOTOL CERDAS
UNTUK PEMBELAJARAN PENYUSUNAN KALIMAT BAHASA
MANDARIN BAGI SISWA KELAS XI IBB SMA NURUL JADID,
PROBOLINGGO
SKRIPSI
Oleh
MUHAMMAD KHOLILUL HASAN
19020774066
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 19020774066
-----------------------------
Dr. Maria Mintowati, M.Pd.
NIP 196103231986012001
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua yang sangat saya cinta & sayangi yaitu Bapak Waliyudin
dan Ibu Marfuatun yang setiap waktu selalu mendoakan dan memberikan
semangat tiada henti. Terima kasih banyak telah sabar dalam merawat dan
mendidik saya hingga saya dewasa seperti saat ini.
2. Nenek Heriya, Pakde & Bude yang juga selalu mendoakan dan
memberikan semangat kepada saya, terima kasih atas doa dan
dukungannya.
3. Dr. Mintowati M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi saya, terima kasih
banyak telah sabar dan banyak meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan serta arahan terhadap saya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Alm. Galih Laoshi, selaku dosen pembimbing akademik saya, terima kasih
atas ilmu, bimbingan, serta arahan yang telah diberikan kepada saya
selama masa perkuliahan. Semoga amal ibadah laoshi diterima di sisi
Allah SWT. Aamiin.
5. Para dosen prodi Pendidikan Bahasa Mandarin, Amri Laoshi, Subandi
Laoshi, Anas Laoshi, Mamik Laoshi, Zainal Laoshi, Alm. Galih Laoshi,
Farhan Laoshi, Cici Laoshi, Hans Laoshi, Tiffany Laoshi, Yogi Laoshi,
laoshi native, serta tendik Bu Citra. Terimakasih banyak atas ilmu dan
pengalaman yang telah diberikan kepada saya selama masa perkuliahan.
6. Khodir Laoshi dan Fauzan Laoshi selaku guru Mandarin saya, terima
kasih banyak atas ilmu, bimbingan, serta dukungan yang telah diberikan
kepada saya sehingga saya bisa seperti saat ini.
v
7. Guru-guru saya mulai dari TK sampai SMA yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu, terima kasih banyak atas didikan serta ilmu yang telah
diajarkan kepada saya.
8. Bapak Mufid dan Ibu Wakinah, serta pasanganku Lutfia Hanim yang telah
banyak membantu dan memberikan semangat kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Siswa dan siswi kelas XI IBB SMA Nurul Jadid Probolinggo yang telah
membantu dan meluangkan waktu demi terlaksananya penelitian ini.
10. Serta terima kasih kepada teman-teman Angkatan 2019 yang telah
menemani dan menjadi penyemangat selama masa perkuliahan.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Penerapan Model Talking Stick
untuk Pembelajaran Penyusunan Kalimat Bahasa Mandarin bagi Siswa
Kelas XI IBB SMA Nurul Jadid, Probolinggo” dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan masa studi S1, serta untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya.
Penyusunan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah memberikan masukan dan dukungan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih tersebut peneliti sampaikan kepada:
vii
8. Tata Usaha Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin dan karyawan
Perpustakaan Fakultas Bahasa dan Seni.
9. Guru, staf dan siswa SMA Nurul Jadid Probolinggo yang telah membantu
dan berkontribusi terhadap penyusunan skripsi ini.
10. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan dan doa untuk
kelancaran proses penulisan skripsi ini.
11. Semua pihak yang ikut membantu dan mendukung peneliti demi
terselesaikannya penelitian skripsi ini.
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
ix
3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................................24
3.4 Instrumen Penelitian................................................................................26
3.5 Uji Validasi Instrumen............................................................................28
3.6 Prosedur Pengumpulan Data...................................................................28
3.6.1 Tahap Persiapan...............................................................................29
3.6.2 Tahap Pelaksanaan...........................................................................29
3.7 Teknik Analisi Data.................................................................................31
3.7.1 Analisis Data Observasi...................................................................31
3.7.2 Analisi Data Tes...............................................................................32
3.7.3 Analisis Hipotesis............................................................................33
3.7.4 Analisis Data Angket.......................................................................34
BAB IV..................................................................................................................35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................................35
4.1. Hasil Penelitian........................................................................................35
4.1.1 Proses penerapan Model Talking Stick Bermedia Botol Cerdas
terhadap Pembelajaran Penyusunan Kalimat Bahasa Mandarin....................36
4.1.2 Penerapan Model Talking Stick Bermedia Botol Cerdas terhadap
Pembelajaran Penyusunan Kalimat Bahasa Mandarin...................................49
4.1.3 Respon Siswa Kelas XI IBB SMA Nurul Jadid Probolinggo
terhadap Penerapan Model Talking Stick Bermedia Botol Cerdas dalam
Pembelajaran Penyusunan Kalimat Bahasa Mandarin...................................57
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................72
BAB V....................................................................................................................76
SIMPULAN DAN SARAN...................................................................................76
5.1 Simpulan..................................................................................................76
5.2 Saran........................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................80
x
DAFTAR GAMBAR & BAGAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR DIAGRAM
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
xvi
SLTA yang terdapat mata pelajaran bahasa Mandarin, bahkan di perguruan tinggi
pun sudah banyak dibuka Jurusan Bahasa Mandarin (Sholihah, 2017:1). Hal ini
menandakan bahwa Bahasa Mandarin sudah berkembang sangat pesat di
Indonesia. Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh oleh seseorang jika bisa
menguasai bahasa Mandarin, terutama dalam dunia kerja. Sudah banyak
perusahaan besar di dunia, tidak terkecuali di Indonesia yang membutuhkan
tenaga kerja dengan syarat memiliki kemampuan berbahasa Mandarin yang baik.
hanzi atau aksara Han, kemudian ada juga 声调 shengdiao (nada). Selain itu, tata
bahasa dalam bahasa Mandarin juga merupakan materi yang sulit untuk dikuasai.
Tata bahasa merupakan keterkaitan antara tiga aspek dalam linguistik yaitu,
sintaksis, semantik, dan pragmatik yang mewakili aspek bentuk, makna, dan
penggunaan (Utami, 2017:194). Menyusun kalimat dalam bahasa Mandarin juga
memiliki aturan-aturan tertentu agar kalimat tersebut menjadi sempurna. Aturan-
aturan dalam menyusun kalimat itu disebut dengan tata bahasa. Untuk dapat
menyusun kalimat dalam bahasa Mandarin diperlukan penguasaan kosakata yang
cukup. Penguasaan kosakata sangat berpengaruh dalam pembelajaran penyusunan
kalimat bahasa Mandarin. Jadi, siswa harus dapat menguasai kosakata terlebih
dahulu sebelum menyusun kalimat.
Agar tujuan pembelajaran bahasa Mandarin dalam kelas dapat tercapai dan
efektif, diperlukan peran seorang guru untuk mengkondisikan pembelajaran
menjadi kondusif, menyenangkan dan tidak membosankan. Salah satu faktor yang
bisa membuat pembelajaran dalam kelas menjadi lebih efektif adalah dengan
menyesuaikan tipe atau gaya belajar peserta didik. Menurut Sukiman (2012:34)
gaya belajar adalah keinginan seseorang untuk menggunakan cara tertentu dalam
belajar sehingga bisa menciptakan suasana belajar yang baik. Selain itu, pemilihan
model dan media pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa dalam kelas.
xvii
dengan guru mata pelajaran Bahasa Mandarin di SMA Nurul Jadid pada tanggal
23 sampai 28 Januari 2023, peneliti menemukan adanya permasalahan siswa
ketika belajar bahasa Mandarin. Masih banyak siswa kelas XI IBB SMA Nurul
Jadid Probolinggo yang mengalami kesulitan dalam belajar bahasa Mandarin,
khususnya menyusun kalimat bahasa Mandarin. Hal ini disebabkan kurangnya
pemahaman siswa terhadap kosakata bahasa Mandarin sehingga berpengaruh
terhadap penyusunan kalimatnya. Selain itu, hal ini juga karena jam pelajaran
bahasa Mandarin yang cukup singkat dan kurangnya media yang menarik dalam
pembelajaran, membuat siswa sering bosan dan kurang antusias mengikuti
pembelajaran. Padahal, pemilihan model pembelajaran dan media yang menarik
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di kelas. Oleh karena itu, peneliti
ingin menerapkan model Talking Stick bermedia botol cerdas pada pembelajaran
penyusunan kalimat bahasa Mandarin, karena model pembelajaran dan media
pembelajaran tersebut dinilai cocok untuk pembelajaran penyusunan kalimat
bahasa Mandarin.
xviii
pembelajaran sangat beragam, salah satu media yang bisa digunakan dalam
pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin adalah botol cerdas. Media
ini dipilih karena sangat cocok jika dikolaborasikan dengan model pembelajaran
Talking Stick. Media botol cerdas merupakan salah satu media pembelajaran yang
berbentuk permainan. Menurut Kusnadi (2021:19), media botol cerdas merupakan
sebuah media pembelajaran interaktif yang dapat digunakan oleh seorang guru
guna mendorong minat belajar, serta mendorong peserta didik agar berani
mengemukakan pendapatnya secara langsung di dalam kelas. Setiap media pasti
memilki kelebihan dan kukurangan. Kelebihan dari media botol cerdas adalah
siswa akan lebih semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas,
semua siswa bisa berpartisipasi dalam permainan menggunakan media ini
sehingga tidak ada lagi siswa yang tidur di dalam kelas, serta dapat mengasah
kemampuan otak siswa agar lebih produktif dalam belajar. Kekurangan dari media
botol cerdas adalah siswa membutuhkan waktu lebih lama dalam berpikir untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan khususnya dalam menyusun kalimat bahasa
Mandarin. Dengan adanya media botol cerdas ini yang dikolaborasikan dengan
model Talking Stick diharapkan dapat menjadikan suasana dalam kelas menjadi
lebih efektif, produktif dan menyenangkan, sehingga tidak membosankan dan
siswa juga lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
xix
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini ialah
sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan proses penerapan model Talking Stick bermedia Botol
Cerdas dalam pembelajaran penyusunan kalimat Bahasa Mandarin bagi
siswa kelas XI IBB SMA Nurul Jadid Probolinggo.
2) Mendeskripsikan efektivitas penerapan model Talking Stick bermedia
Botol Cerdas terhadap pembelajaran penyusunan kalimat Bahasa
Mandarin bagi siswa kelas XI IBB SMA Nurul Jadid Probolinggo.
3) Mendeskripsikan respon siswa kelas XI IBB SMA Nurul Jadid
Probolinggo terhadap penerapan model Talking Stick bermedia Botol
Cerdas dalam pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin.
xx
mudah dan menyenangkan, siswa juga akan merasa lebih antusias
dalam belajar bahasa Mandarin khususnya dalam pembelajaran
penyusunan kalimat.
c. Bagi Peneliti Lain
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang
pembelajaran bahasa Mandarin, khususnya pembelajaran penyusunan
kalimat bahasa Mandarin.
xxi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
xxii
db = 58, tabel taraf 5% dengan t-test = 5,6 db = 58, ts 0,05 = 1,67 yang artinya t-
test lebih besar daripada t tabel (5,6 > 1,67). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick terbukti sangat efektif terhadap
pembelajaran penyusunan kalimat sederhana bahasa Mandarin siswa kelas X
MIPA SMAN 1 Lamongan. Persamaan dengan penelitian relevan yang kedua
terletak pada jenis model pembelajaran dan objek penelitian nya yaitu, model
Talking Stick terhadap kemampuan menyusun kalimat bahasa Mandarin.
Perbedaaan dengan penelitian ini peneliti hanya menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick tanpa adanya bantuan media
pembelajaran yang digunakan, sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan
ialah bentuk kolaborasi antara model Talking Stick dengan media botol cerdas.
xxiii
Bahasa Mandarin Pada Siswa Kelas XII MAN Mojosari Tahun Ajaran
2016/2017”. Peneliti menggunakan penelitian ekprerimen True Experimental
Design dengan pendekatan gabungan kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian yaitu kelas
XII IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XII IPS 2 sebagai kelas kontrol
yang dilakukan secara random atau acak. Dari hasil analisis data yang dilakukan
oleh peneliti diperoleh hasil t0 = 3,15 dan db = 60 diketahui ts = 0,05=2,00
menunjukkan hasil t lebih besar dari t tabel (3,25 > 2,00). Hasil penelitian
menunjukkan jika penggunaan media KOKAMI memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pembelajaran penyusunan kalimat sederhana bahasa Mandarin
siswa kelas XII IPS 1 sebagai kelas eksperimen. Persamaan dengan penelitian
relevan yang keempat terletak pada objek penelitian yaitu terhadap penyusunan
kalimat bahasa Mandarin. Perbedaan dengan peneliti yakni pada penelitian
tersebut peneliti menggunakan media KOKAMI (Kotak-Kartu-Misterius),
sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan ialah bentuk kolaborasi antara
model Talking Stick dengan media botol cerdas.
xxiv
Seorang guru harus kreatif dalam memberikan materi terhadap siswa
agar suasana kegiatan belajar mengajar menjadi menarik dan menyenangkan.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat menjadi tantangan tersendiri bagi
seorang guru, karena pemilihan model pembelajaran yang tepat oleh guru
menentukan terhadap hasil belajar siswa di kelas. Menurut Sukardi (2013:30),
model pembelajaran yang ideal adalah model yang mengekspolarasi
pengalaman belajar efektif, yaitu pengalaman belajar yang memungkinkan
siswa mengalami atau berbuat secara langsung dan aktif dalam sebuah
lingkungan belajarnya. Artinya model pembelajaran yang ideal adalah model
yang bisa membuat semua siswa dapat berpartisipasi secara langsung dan
aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peran guru menjadi sangat penting
dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat.
xxv
a. Dampak pembelajaran (hasil belajar yang dapat diukur);
b. Dampak pengiring (hasil belajar jangka panjang).
6) Membuat persiapan mengajar atau desain instruksional dengan
pedoman model pembelajaran yang akan dipilihnya.
xxvi
pembelajaran. Menurut Reza (2018:15) model pembelajaran tipe Talking Stick
merupakan model pembelajaran yang dilaksanakan dengan bantuan tongkat
sebagai alat bantu guru untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan
menimbulkan suasana yang menyenangkan.
Talking Stick merupakan model pembelajaran yang dapat mendorong
siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran dengan
Talking Stick diawali oleh guru yang memegang tongkat, kemudian guru
memberikannya kepada salah satu siswa, siswa yang memegang tongkat pertama
akan menyalurkannya kepada teman yang lainnya. Setiap kali siswa memegang
tongkat, maka siswa tersebut wajib untuk menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru, kegiatan ini terus dilakukan secara berulang sampai mayoritas siswa
mendapatkan giliran memegang tongkat dan menjawab pertanyaan dari guru.
Sehingga kegiatan ini dapat memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk
aktif dalam pembelajaran, karena semua siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan
tersebut. Selain menggunakan tongkat sebagai medianya, model ini juga diiringi
oleh musik dalam pengaplikasiannya, siswa sambil bernyanyi dan memegang
tongkat secara bergiliran. Kegiatan seperti ini dapat membuat suasana di kelas
menjadi lebih asyik dan menyenangkan, siswa juga menjadi lebih semangat dan
termotivasi dalam pelajaran bahasa Mandarin.
Sintak Model Pembelajaran Talking Stick
Adapun sintak atau aturan model pembelajaran Talking Stick menurut
Huda (2013:225) ialah sebagai berikut:
xxvii
memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian
seterusnya sampai Sebagian besar siswa mendapat bagian untuk
menjawab setiap pertanyaan dari guru.
f. Guru memberikan kesimpulan.
g. Guru melakukan evaluasi dan penilaian.
h. Guru menutup pembelajaran.
xxviii
mempermudah proses pembelajaran tersebut. Dengan adanya bantuan media
dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk mempermudah
menyampaikan materi kepada siswa, dan siswa juga akan lebih cepat
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, adanya media
pembelajaran juga dapat membuat kegiatan belajar mengajar lebih efektif
tidak monoton, sehingga siswa tidak merasa bosan dan ngantuk dalam
pembelajaran. Media pembelajaran dapat dibuat dengan menyesuaikan gaya
belajar siswa, sehingga dapat memberikan kesempatan dan pilihan peserta
didik sesuai dengan gaya belajarnya, baik yang memiliki kecenderungan gaya
belajar visual, auditori dan kinestetik (Hamid, Abi, dkk 2020:8). Artinya,
dalam pemilihan media pembelajaran seorang guru harus melihat terlebih
dahulu kondisi kelas dan keadaan siswa, apa saja masalah yang dihadapi oleh
siswa dalam pembelajaran, sehingga guru dapat menentukan kira-kira media
apa yang cocok digunakan dalam kelas tersebut untuk mengatasi semua
permasalahan yang ada.
2.4.2 Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki beberapa jenis di dalamnya. Adapun
jenis-jenis media pembelajaran menurut Sadiman (2012:28) ialah sebagai
berikut:
1) Media Grafis, media ini termasuk media visual yang di dalamnya
berkaitan dengan indra penglihatan, dan pesan yang disampaikan
dituangkan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi visual.
2) Media Audio, media ini berkaitan dengan indera pendengaran, dan
pesan yang disampaikan dituangkan dalam bentuk lambang-
lambang auditif, baik verbal maupun non verbal.
3) Media Proyeksi Diam, media ini memiliki persamaan dengan
media grafik yaitu menyajikan rangsangan-rangsangan visual.
Perbedaannya adalah pada media grafis dapat secara langsung
berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan, sedangkan
pada media proyeksi diam pesan tersebut harus diproyeksikan
dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran terlebih dahulu.
xxix
Media botol cerdas yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
termasuk dalam jenis media grafis, karena media ini dibuat dari botol dan
kertas yang berisi kartu pesan dengan bermacam pertanyaan di dalamnya.
Selain itu, jenis media botol cerdas juga hanya melibatkan indera penglihatan
dalam penggunaannya.
xxx
Gambar 2.1 Contoh media botol cerdas
Media botol cerdas juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
penggunaannya. Menurut Nisa (2020:11) kelebihan dari media botol cerdas
yaitu, a) Mudah dibuat dan menarik, b) Mudah digunakan, c) Mudah dibawa
kemana mana serta tidak gampang rusak, d) Mudah disimpan, karena tidak
terlalu besar dan ringan. Sedangkan kekurangan pada media ini yaitu,
membutuhkan waktu yang lama dalam pengaplikasiannya, karena melibatkan
semua siswa. Solusinya adalah pendidik bisa membentuk kelompok-
kelompok, kemudian perwakilan kelompok maju ke depan untuk memilih
pertanyaan yang ada dalam media botol cerdas.
xxxi
untuk mengambil pertanyaan dan menjawabnya.
f. Peserta didik yang menjawab benar, maka berhak mengambil isi yang
terdapat pada botol bertuliskan reward dan mendapatkan hadiah.
Sedangkan peserta didik yang menjawab salah, maka harus mengambil isi
yang terdapat pada botol bertuliskan punishment dan mendapatkan
hukuman sesuai yang diambil.
xxxii
dan pelengkap (Pel). Urutan tata bahasa umumnya subjek di depan kemudian
predikat. Predikat utamanya menjadi kata kerja, objek adalah komponen gabungan
dari kata kerja, pelengkap memodifikasi kata kerja atau kata sifat, pelengkap
mengikuti kata kerja atau kata sifat, pelengkap menjelaskan kata kerja atau kata
sifat, keterangan diletakkan di depan subjek dan objek.
“只有…..才…..”连接的是一个条件复句,“只有”后边是唯
一的条件,“才”后边是在这个条件下才会出现的结果。
xxxiii
Hanya jika ibunya yang memasak, baru dia suka makan.
b. 【一边 yībiān.....一边 yībiān.....】
“一边…..一边…..”表示两个动作同时进行。“一”可以省略。
“一.....就.....”结构可表示两件事情紧接着发生。两件事情的
xxxiv
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian setelah dilakukan survei
dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Mandarin di SMA Nurul Jadid
Probolinggo bahwa siswa di kelas XI IBB masih banyak yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi pada mata pelajaran bahasa Mandarin,
khususnya pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin.
Oleh sebab itu, peneliti akan melaksanakan penelitian di SMA Nurul Jadid
Probolinggo dengan menggunakan model Talking Stick bermedia botol cerdas.
Diharapkan dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang menarik
dapat memudahkan siswa dalam memahami materi, khususnya dalam
pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin, serta membuat siswa lebih
semangat lagi dalam belajar bahasa Mandarin.
xxxv
Bagan 2.1
Kerangka Berpikir
Hasil penelitian
xxxvi
BAB III
METODE PENELITIAN
E O1 X O2
K O3 O4
Keterangan:
xxxvii
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
1) Kelas Eksperimen
a. Guru memberikan soal pretest pada kelas eksperimen sebelum
dijelaskan materi tentang pembelajaran penyusunan kalimat bahasa
Mandarin yang ditandai dengan O1.
b. Guru memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan
menerapkan model Talking Stick bermedia Botol Cerdas dalam
pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin yang ditandai
dengan X.
c. Guru memberikan soal posttest pada kelas eksperimen setelah
diberikan perlakuan khusus dalam pembelajaran penyusunan kalimat
bahasa Mandarin yang ditandai dengan O2.
2) Kelas Kontrol
a. Guru memberikan soal pretest pada kelas kontrol sebelum dijelaskan
materi tentang pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin
yang ditandai dengan O3.
b. Guru memberikan materi pada kelas kontrol tanpa menggunakan
model Talking Stick bermedia Botol Cerdas.
xxxviii
c. Guru memberikan soal posttest pada kelas kontrol setelah dijelaskan
materi tentang pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin
yang ditandai dengan O4.
Soal pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku di SMA Nurul Jadid Probolinggo. Hasil dari penerapan
model Talking Stick bermedia Botol Cerdas akan diketahui dengan cara E = O2 –
O1, sedangkan untuk kelas kontrol hasil akan diperoleh dengan cara K = O4 – O3.
Berikutnya hasil yang diperoleh dari data tersebut akan dianalisis secara statistik
guna menyampaikan pengaruh penerapan model Talking Stick bermedia Botol
Cerdas terhadap pembelajaran penyusunan kalimat Bahasa Mandarin bagi siswa
kelas XI IBB SMA Nurul Jadid Probolinggo.
xxxix
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini ada tiga tahapan, yaitu:
1) Observasi
Pertama adalah observasi atau bisa disebut pengamatan, kegiatan
ini meliputi pemuatan perhatian terhadap suatu objek menggunakan
seluruh alat indra. Sugiyono (2017:145) mengemukakan kegiatan
observasi dilakukan sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang spesifik jika dibandingkan dengan teknik lain (wawancara dan
kuisioner). Jika wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka observasi lebih luas atau tidak terbatas pada orang, tetapi
juga objek-objek alam yang lain. Obsevasi dilakukan dengan tujuan untuk
menjawab rumusan masalah pertama yaitu untuk mengetahui bagaimana
penerapan model Talking Stick bermedia botol cerdas dalam pembelajaran
penyusunan kalimat bahasa Mandarin bagi siswa kelas XI IBB SMA
Nurul Jadid Probolinggo.
2) Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan, serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu/kelompok (Arikunto,
2019:193). Bentuk tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa
pretest dan posttest. Soal pretest diberikan kepada siswa sebelum
penerapan model Talking Stick bermedia botol cerdas untuk mengukur
sejauh mana kemampuan siswa dalam menyusun kalimat bahasa
Mandarin. Sedangkan soal posttest akan diberikan setelah penggunaan
model Talking Stick bermedia botol cerdas selesai dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui hasil penerapan model Talking Stick bermedia
botol cerdas terhadap pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin
bagi siswa kelas XI IBB SMA Nurul Jadid Probolinggo.
3) Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden (Sugiyono, 2017:142). Angket akan diberikan kepada
xl
siswa kelas eksperimen setelah pelaksanaan pembelajaran menggunakan
model Talking Stick bermedia botol cerdas selesai dilaksanakan. Tahapan
ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui respon siswa kelas XI IBB
SMA Nurul Jadid Probolinggo terhadap penerapan model Talking Stick
bermedia botol cerdas dalam pembelajaran penyusunan kalimat bahasa
Mandarin. Angket yang diberikan berisi 10 macam pertanyaan. Siswa
cukup memilih jawaban yang menurutnya paling sesuai dengan
memberikan tanda centang (√).
2) Lembar Tes
Lembar soal pretest dan posttest diberikan kepada siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk soal yang diberikan kepada kelas
xli
eksperimen dan kelas kontrol sama. Lembar soal pretest diberikan sebelum
penerapan model Talking Stick bermedia botol cerdas untuk mengetahui
kemampuan bahasa Mandarin siswa. Lembar soal posttest diberikan setelah
penerapan model Talking Stick bermedia botol cerdas untuk mengetahui hasil
penerapan model Talking Stick bermedia botol cerdas.
3) Lembar Angket
Lembar angket hanya diberikan kepada kelas eksperimen setelah
mendapat perlakuan dalam pembelajaran penyusunan kalimat bahasa
Mandarin dengan menggunakan model Talking Stick bermedia botol cerdas.
Lembar angket diberikan dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa
terhadap model Talking Stick bermedia botol cerdas. Isi dari lembar angket
yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh
penerapan model Talking Stick bermedia botol cerdas terhadap pembelajaran
penyusunan kalimat bahasa Mandarin. Dalam lembar angket, peneliti telah
menyediakan beberapa pilihan jawaban, siswa tinggal memilih jawaban yang
xlii
paling tepat. Terdapat 4 pilihan jawaban yang telah disediakan oleh peneliti
dalam lembar angket, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS),
dan tidak setuju (TS).
xliii
Mandarin. Setelah dilakukan validasi, barulah peneliti dapat menggunakan
lembar angket dan siap diberikan kepada siswa.
xliv
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, penelitian ini berlangsung dalam 3 kali
pertemuan dari masing-masing kelas (3 kali pertemuan pada kelas
eksperimen dan 3 kali pertemuan pada kelas kontrol). Setiap kali pertemuan
berlangsung selama 2 jam pelajaran atau 2 x 30 menit. Berikut tabel
pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3.1
Tahap Pelaksanaan
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
A. Pertemuan pertama A. Pertemuan pertama
1. Guru memberikan lembar 1. Guru memberikan lembar
soal pretest kepada siswa. soal pretest kepada siswa.
Kemudian siswa Kemudian siswa
mengerjakan soal pretest mengerjakan soal pretest.
tersebut. 2. Guru menyampaikan materi
2. Guru menyampaikan materi pelajaran bahasa Mandarin
pelajaran bahasa Mandarin sesuai buku ajar yang
sesuai buku ajar yang digunakan oleh sekolah.
digunakan oleh sekolah.
B. Pertemuan kedua B. Pertemuan kedua
1. Guru memberikan 1. Guru melaksanakan
penjelasan kepada siswa pembelajaran bahasa
tentang penggunaan model Mandarin khususnya
Talking Stick bermedia botol pembelajaran penyusunan
cerdas dalam pembelajaran kalimat bahasa Mandarin
bahasa Mandarin. menggunakan media power
2. Guru melaksanakan point (PPT).
pembelajaran bahasa
Mandarin khususnya
pembelajaran penyusunan
kalimat bahasa Mandarin
xlv
dengan menggunakan model
Talking Stick bermedia botol
cerdas.
C. Pertemuan Ketiga C. Pertemuan Ketiga
1. Guru memberikan lembar 1. Guru memberikan lembar
posttest kepada siswa, soal posttest kepada siswa,
kemudian siswa kemudian siswa
mengerjakan soal tersebut. mengerjakan soal tersebut.
2. Guru memberikan lembar
angket, kemudian siswa
menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam angket
tersebut.
jumlah skor
P= × 100
skor maksimum(kriterium untuk seluruh item)
Keterangan:
P = Persentase
xlvi
Skor Kriterium = Skor tertinggi tiap item × jumlah item
Hasil persentase dari rumus tersebut, akan disajikan dalam bentuk
tabel. Menurut Riduwan (2012:23) hasil persentase tersebut dapat
diklasifikasi dan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Interpretasi Skor Hasil Observasi
Persentase Keterangan
0% - 20% Sangat Kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat Baik
Mx−My
t=
√( ∑ x +∑ y
)(
2 2
x
N + N −2
y
1
+
1
Nx Ny )
Keterangan :
t : Uji t perbedaan dua mean
Mx : Nilai rata-rata kelas kontrol
My : Nilai rata-rata kelas eksperimen
∑x
2
: Jumlah kuadrat beda kelas kontrol
∑y
2
: Jumlah kuadrat beda kelas eksperimen
Nx : Jumlah subjek kelas kontrol
Ny : Jumlah subjek kelas eksperimen
xlvii
1) Menghitung nilai rata-rata atau mean pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol :
M x=
∑x M y=
∑y
N N
Keterangan :
Mx : Nilai rata-rata kelas kontrol
My : Nilai rata-rata kelas eksperimen
∑x : Jumlah beda kelas kontrol
xlviii
b. Menentukan taraf kepercayaan 99% atau taraf signifikasi 1% (0,01).
Taraf siginifikan dijadikan kriteria dalam penerimaan ataupun
penolakan hipotesis.
c. Menentukan kriteria H o yang diterima atau ditolak. H o diterima jika t-
test ≤ t (0,01 db), dan H o ditolak jika t-test ≥ t (0,01 db).
d. Analisis data menggunakan t-test.
e. Menguji data hipotesis dan menarik kesimpulan.
xlix
3.7.4 Analisis Data Angket
Setelah penerapan model Talking Stick bermedia botol cerdas selesai
dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar, siswa diberi angket untuk
mengetahui bagaimana respon siswa terhadap penerapan model Talking Stick
bermedia botol cerdas dalam pembelajaran penyusunan kalimat bahasa
Mandarin. Data angket tersebut terdiri dari 4 macam kriteria nilai sebagai
berikut:
Sangat setuju (SS) :4
Setuju (S) :3
Kurang setuju (KS) :2
Tidak setuju (TS) :1
f
P= ×100
n
Keterangan :
P : Persentase
f : Frekuensi
n : Jumlah subjek (siswa)
l
81% - 100% Sangat Baik
li
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35
4.1.1 Proses penerapan Model Talking Stick Bermedia Botol Cerdas
terhadap Pembelajaran Penyusunan Kalimat Bahasa Mandarin
Setelah dilaksanakan proses pembelajaran pada kelas XI IBB 1 dan
XI IBB 2 serta penerapan model pembelajaran Talking Stick bermedia botol
cerdas dalam proses pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin
pada kelas eksperimen, peneliti melaksanakan salah satu proses
pengambilan data yaitu dengan menggunakan lembar observasi untuk
mengamati aktivitas guru dan siswa. Proses pengambilan data observasi
tersebut dilakukan selama 2 kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan
berdurasi 60 menit. Lembar observasi tersebut diisi oleh guru bahasa
Mandarin SMA Nurul Jadid Probolinggo.
Kegiatan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dilakukan untuk
mengetahui proses pembelajaran bahasa Mandarin di kelas khususnya
dalam pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin menggunakan
model Talking Stick bermedia botol cerdas. Observer akan mengamati,
kemudian mengisi lembar observasi yang telah disediakan sesuai
pengamatan.
Berikut data hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang telah diisi oleh observer atau guru mata
pelajaran bahasa Mandarin SMA Nurul Jadid Probolinggo:
a. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa kelas eksperimen
Tabel 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Pertemuan Pertama Kelas
Eksperimen
Penilaian
No. Aspek yang diamati Jumlah
1 2 3 4
Persiapan
Membuat Rencana Pelaksanaan
1 √ 3
Pembelajaran (RPP)
Mengondisikan suasana kelas agar
2 √ 3
kondusif
Pendahuluan
36
1 Membuka kegiatan pembelajaran √ 4
2 Mengecek daftar kehadiran siswa √ 4
Menyampaikan tujuan
3 √ 3
pembelajaran
Kegiatan Inti
Memberikan soal pretest pada
1 √ 4
siswa
Menyampaikan materi
2 √ 4
pembelajaran sesuai tema
Mengamati siswa selama kegiatan
3 √ 3
pembelajaran berlangsung
Memberikan kesempatan kepada
4 siswa untuk bertanya terkait materi √ 4
yang disampaikan
Penutup
Mengajak siswa untuk
1 menyimpulkan materi pelajaran √ 3
bersama-sama
2 Menutup kegiatan pembelajaran √ 4
Pengelolaan Waktu
Melaksanakan kegiatan
1 pembelajaran sesuai alokasi waktu √ 4
yang telah ditetapkan
Melaksanakan kegiatan
2 √ 3
pembelajaran sesuai RPP
Jumlah 18 28 46
Persentase 88,4%
Data hasil observasi terhadap aktivitas guru pada pertemuan pertama
kelas eksperimen yang telah diperoleh tersebut selanjutnya dihitung
menggunakan rumus skala likert, sebagai berikut:
jumlah skor
P= × 100
skor maksimum(kriterium untuk seluruh item)
37
46
P= × 100
13 x 4
46
P= ×100
52
P=88 , 4 %
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Pertemuan Kedua Kelas
Eksperimen
Penilaian
No. Aspek yang diamati Jumlah
1 2 3 4
Persiapan
Membuat Rencana Pelaksanaan
1 √ 3
Pembelajaran (RPP)
Mempersiapkan media
2 √ 4
pembelajaran
Mengondisikan suasana kelas agar
3 √ 3
kondusif
Pendahuluan
1 Membuka kegiatan pembelajaran √ 4
2 Mengecek daftar kehadiran siswa √ 4
Menyampaikan tujuan
3 √ 3
pembelajaran
Menjelaskan model Talking Stick
4 dan media botol cerdas yang akan √ 4
digunakan dalam pembelajaran
Kegiatan Inti
38
Menyampaikan materi sesuai tema
1 dengan menggunakan model √ 4
Talking Stick bermedia botol cerdas
Mengamati siswa selama kegiatan
2 √ 3
pembelajaran berlangsung
Memberikan kesempatan kepada
3 siswa untuk bertanya terkait materi √ 4
yang disampaikan
Penutup
Mengajak siswa untuk
1 menyimpulkan materi pelajaran √ 3
bersama-sama
2 Menutup kegiatan pembelajaran √ 4
Pengelolaan Waktu
Melaksanakan kegiatan
1 pembelajaran sesuai alokasi waktu √ 4
yang telah ditetapkan
Melaksanakan kegiatan
2 √ 3
pembelajaran sesuai RPP
Jumlah 18 32 50
Persentase 89,2%
Data hasil observasi terhadap aktivitas guru pada pertemuan kedua
kelas eksperimen yang telah diperoleh tersebut selanjutnya dihitung
menggunakan rumus skala likert, sebagai berikut:
jumlah skor
P= × 100
skor maksimum(kriterium untuk seluruh item)
50
P= ×100
14 x 4
50
P= ×100
56
P=89 ,2 %
39
Berdasarkan data hasil observasi terhadap aktivitas guru pada
pertemuan kedua kelas eksperimen tersebut, setelah dianalisis menggunakan
skala likert diperoleh persentase 89,2%. Dapat dikatakan proses
pembelajaran pada pertemuan kedua menggunakan model Talking Stick
bermedia botol cerdas terhadap pembelajaran penyusunan kalimat bahasa
Mandarin kelas eksperimen dalam perhitungan skala likert termasuk
kategori sangat baik.
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama Kelas
Eksperimen
Penilaian
No. Aspek yang diamati Jumlah
1 2 3 4
Siswa memperhatikan guru saat
1 √ 3
menjelaskan tujuan pembelajaran
Siswa tertib dan aktif selama
2 √ 3
kegiatan pembelajaran berlangsung
Siswa mengerjakan soal pretest
3 √ 3
dengan jujur dan tepat waktu
Siswa menyimak materi yang
4 √ 4
disampaikan oleh guru
Siswa bersemangat dan antusias
dalam mengikuti pembelajaran
5 penyusunan kalimat bahasa √ 4
Mandarin menggunakan model
Talking Stick bermedia botol cerdas
Siswa termotivasi dalam mengikuti
6 pembelajaran menggunakan model √ 4
Talking Stick bermedia botol cerdas
Siswa bertanya kepada guru jika
7 √ 3
ada materi yang belum paham
Siswa dapat menyimpulkan materi
8 √ 3
yang telah dijelaskan oleh guru
40
Jumlah 15 12 27
Persentase 84,3%
Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada pertemuan
pertama kelas eksperimen yang telah diperoleh tersebut selanjutnya dihitung
menggunakan rumus skala likert, sebagai berikut:
jumlah skor
P= × 100
skor maksimum(kriterium untuk seluruh item)
27
P= ×100
8x4
27
P= ×100
32
P=84 , 3 %
Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua Kelas
Eksperimen
Penilaian
No. Aspek yang diamati Jumlah
1 2 3 4
Siswa memperhatikan guru saat
1 √ 3
menjelaskan tujuan pembelajaran
Siswa menyimak materi yang
2 √ 4
disampaikan oleh guru
Siswa tertib dan aktif selama
kegiatan pembelajaran
3 √ 3
menggunakan model Talking Stick
bermedia botol cerdas
41
Siswa bersemangat dan antusias
dalam mengikuti pembelajaran
4 penyusunan kalimat bahasa √ 4
Mandarin menggunakan model
Talking Stick bermedia botol cerdas
Siswa termotivasi dalam mengikuti
5 pembelajaran menggunakan model √ 4
Talking Stick bermedia botol cerdas
Siswa dapat menjawab pertanyaan
6 dari guru melalui model Talking √ 3
Stick bermedia botol cerdas
Siswa dapat mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru melalui
7 √ 3
model Talking Stick bermedia botol
cerdas
Siswa senang mengikuti
8 pembelajaran menggunakan model √ 4
Talking Stick bermedia botol cerdas
Siswa bertanya kepada guru jika
9 √ 4
ada materi yang belum paham
Siswa dapat menyimpulkan materi
10 √ 3
yang telah dijelaskan oleh guru
Jumlah 18 16 34
Persentase 85%
Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada pertemuan kedua
kelas eksperimen yang telah diperoleh tersebut selanjutnya dihitung
menggunakan rumus skala likert, sebagai berikut:
jumlah skor
P= × 100
skor maksimum(kriterium untuk seluruh item)
34
P= × 100
10 x 4
42
34
P= ×100
40
P=85 %
43
pembelajaran berlangsung
Memberikan kesempatan kepada
4 siswa untuk bertanya terkait √ 4
materi yang disampaikan
Penutup
Mengajak siswa untuk
1 menyimpulkan materi pelajaran √ 3
bersama-sama
2 Menutup kegiatan pembelajaran √ 4
Pengelolaan Waktu
Melaksanakan kegiatan
1 pembelajaran sesuai alokasi waktu √ 4
yang telah ditetapkan
Melaksanakan kegiatan
2 √ 3
pembelajaran sesuai RPP
Jumlah 18 28 46
Persentase 88,4%
Data hasil observasi terhadap aktivitas guru pada pertemuan pertama
kelas kontrol yang telah diperoleh tersebut selanjutnya dihitung
menggunakan rumus skala likert, sebagai berikut:
jumlah skor
P= × 100
skor maksimum(kriterium untuk seluruh item)
46
P= × 100
13 x 4
46
P= ×100
52
P=88 , 4 %
44
pembelajaran pada pertemuan pertama kelas kontrol dalam perhitungan
skala likert termasuk kategori sangat baik.
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Pertemuan Kedua Kelas
Kontrol
Penilaian
No. Aspek yang diamati Jumlah
1 2 3 4
Persiapan
Membuat Rencana Pelaksanaan
1 √ 3
Pembelajaran (RPP)
Mempersiapkan materi dengan
2 √ 3
media power point (PPT)
Mengondisikan suasana kelas
3 √ 3
agar kondusif
Pendahuluan
1 Membuka kegiatan pembelajaran √ 4
2 Mengecek daftar kehadiran siswa √ 4
Menyampaikan tujuan
3 √ 3
pembelajaran
Kegiatan Inti
Menyampaikan materi sesuai
1 tema dengan menggunakan media √ 4
power point (PPT)
Mengamati siswa selama kegiatan
2 √ 3
pembelajaran berlangsung
Memberikan kesempatan kepada
3 siswa untuk bertanya terkait √ 4
materi yang disampaikan
Penutup
1 Mengajak siswa untuk √ 3
menyimpulkan materi pelajaran
45
bersama-sama
2 Menutup kegiatan pembelajaran √ 4
Pengelolaan Waktu
Melaksanakan kegiatan
1 pembelajaran sesuai alokasi √ 4
waktu yang telah ditetapkan
Melaksanakan kegiatan
2 √ 4
pembelajaran sesuai RPP
Jumlah 21 24 45
Persentase 86,5%
Data hasil observasi terhadap aktivitas guru pada pertemuan pertama
kelas kontrol yang telah diperoleh tersebut selanjutnya dihitung
menggunakan rumus skala likert, sebagai berikut:
jumlah skor
P= × 100
skor maksimum(kriterium untuk seluruh item)
45
P= × 100
13 x 4
45
P= ×100
52
P=86 ,5 %
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama Kelas
Kontrol
Penilaian
No. Aspek yang diamati Jumlah
1 2 3 4
46
Siswa memperhatikan guru saat
1 √ 3
menjelaskan tujuan pembelajaran
Siswa tertib dan aktif selama
2 √ 3
kegiatan pembelajaran berlangsung
Siswa mengerjakan soal pretest
3 √ 3
dengan jujur dan tepat waktu
Siswa menyimak materi yang
4 √ 3
disampaikan oleh guru
Siswa bersemangat dan antusias
5 √ 3
dalam mengikuti pembelajaran
Siswa termotivasi dalam mengikuti
6 √ 3
pembelajaran
Siswa bertanya kepada guru jika
7 √ 4
ada materi yang belum paham
Siswa dapat menyimpulkan materi
8 √ 3
yang telah dijelaskan oleh guru
Jumlah 21 4 25
Persentase 78,1%
Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada pertemuan
pertama kelas kontrol yang telah diperoleh tersebut selanjutnya dihitung
menggunakan rumus skala likert, sebagai berikut:
jumlah skor
P= × 100
skor maksimum(kriterium untuk seluruh item)
25
P= ×100
8x4
25
P= × 100
32
P=78 %
47
pada pertemuan pertama kelas kontrol dalam perhitungan skala likert
termasuk kategori baik.
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua Kelas
Kontrol
Penilaian
No. Aspek yang diamati Jumlah
1 2 3 4
Siswa memperhatikan guru saat
1 √ 3
menjelaskan tujuan pembelajaran
Siswa menyimak materi yang
2 √ 3
disampaikan oleh guru
Siswa tertib dan aktif selama
3 √ 3
kegiatan pembelajaran berlangsung
Siswa bersemangat dan antusias
4 √ 3
dalam mengikuti pembelajaran
Siswa termotivasi dalam mengikuti
5 √ 3
pembelajaran
Siswa dapat menjawab pertanyaan
6 √ 3
dari guru
Siswa dapat mengerjakan tugas
7 √ 3
yang diberikan oleh guru
Siswa senang mengikuti
8 √ 3
pembelajaran
Siswa bertanya kepada guru jika
9 √ 4
ada materi yang belum paham
Siswa dapat menyimpulkan materi
10 √ 3
yang telah dijelaskan oleh guru
Jumlah 27 4 31
Persentase 77,5%
Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada pertemuan kedua
kelas kontrol yang telah diperoleh tersebut selanjutnya dihitung
menggunakan rumus skala likert, sebagai berikut:
48
jumlah skor
P= × 100
skor maksimum(kriterium untuk seluruh item)
31
P= × 100
10 x 4
31
P= ×100
40
P=77 ,5 %
49
menyusun kata acak menjadi kalimat yang benar, 6 butir soal membuat
kalimat dari tata bahasa yang telah tercantum dalam lembar soal, terakhir 5
butir soal membuat kalimat sesuai gambar. Berikut data hasil pretest dan
posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol:
a. Data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen XI IBB SMA
Nurul Jadid Probolinggo
Tabel 4.9
Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Nilai
No. Nama
Pretest Posttest
1. ACB 78 95
2. AZA 34 72
3. AFA 45 85
4. AN 60 92
5. FAMA 31 87
6. MIP 40 85
7. MM 39 80
8. MZR 49 84
9. ANI 38 78
10. CSA 43 78
11. FAH 51 88
12. IMF 43 87
13. QADA 72 95
14. RK 43 78
15. SDNAP 46 80
16. TK 80 90
17. VKSP 39 73
Jumlah 831 1427
Rata-rata 48,88 83, 94
50
Data hasil pretest pada kelas eskperimen tersebut selanjutnya
dihitung untuk nilai rata-rata (mean) dengan rumus berikut:
M y1 = ∑y
N
831
=
17
= 48,88
M y2 = ∑y
N
1427
=
17
= 83,94
51
dapat disimpulkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
penyusunan kalimat bahasa Mandarin setelah penerapan model
pembelajaran Talking Stick bermedia botol cerdas mengalami
peningkatan dengan nilai rata-rata yang diperoleh ialah 83,94. Nilai
tersebut sudah dapat dikategorikan sangat baik berdasarkan tabel
skala likert.
b. Data hasil pretest dan posttest kelas kontrol XI IBB SMA Nurul
Jadid Probolinggo
Tabel 4.10
Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
No Nilai
Nama
. Pretest Posttest
1. ADA 84 90
2. ARHIH 36 62
3. FZZF 45 68
4. GFF 40 67
5. IMA 59 83
6. KAMA 55 74
7. NB 57 73
8. RZI 45 87
9. DNH 70 74
10. DSR 60 78
11. ELS 55 76
12. FD 48 58
13. GN 57 74
14. HN 30 59
15. IS 63 77
16. MZ 62 76
17. RZH 64 82
18. ZJH 24 62
Jumlah 954 1320
Rata-rata 53 73,33
52
jumlah siswa yang terhitung dan telah mengerjakan soal pretest dan
posttest pada kelas kontrol adalah 18 siswa, yang terdiri dari 9 siswa
dan 10 siswi.
Data hasil pretest pada kelas kontrol tersebut selanjutnya
dihitung untuk nilai rata-rata (mean) dengan rumus berikut:
M y1 = ∑y
N
954
=
18
= 53
M y2 = ∑y
N
1320
=
18
= 73,33
53
(KKM) yaitu dengan nilai tertinggi 90, sedangkan 11 siswa lainnya
masih belum mampu memenuhi Kriteria Kelulusan Minimal (KKM)
dengan nilai terendah yaitu 58. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran penyusunan
kalimat bahasa Mandarin mengalami peningkatan dengan nilai rata-
rata yang diperoleh ialah 73,33. Nilai tersebut sudah dapat
dikategorikan baik berdasarkan tabel skala likert meskipun
memenuhi standar Kriteria Kelulusan Minimal (KKM).
54
16. TK 80 90 10 100
17. VKSP 39 73 34 1156
Jumlah 831 1427 596 22720
Rata-rata 48,88 83, 94 35, 05
My = ∑d
N
596
=
17
= 35,05
∑ y 2 = ∑ y 2−¿ ¿ ¿
2
(596)
= 22720 -
17
355216
= 22720 -
17
= 22720 – 20895,05
= 1824,95
Tabel 4.12
Analisis Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol (XI IBB 1 &
XI IBB 2)
Nilai 2
No. Nama y y
Pretest Posttest
1. ADA 84 90 6 36
2. ARHIH 36 62 26 676
3. FZZF 45 68 23 529
4. GFF 40 67 27 729
5. IMA 59 83 24 576
6. KAMA 55 74 19 361
55
7. NB 57 73 16 256
8. RZI 45 87 36 1296
9. DNH 70 74 4 16
10. DSR 60 78 18 324
11. ELS 55 76 21 441
12. FD 48 58 10 100
13. GN 57 74 17 289
14. HN 30 59 29 841
15. IS 63 77 14 196
16. MZ 62 76 14 196
17. RZH 64 82 18 729
18. ZJH 24 62 38 1444
Jumlah 954 1320 360 9035
Rata-rata 53 73,33 20
Mx = ∑d
N
360
=
18
= 20
∑ x 2 = ∑ x 2−¿ ¿ ¿
2
(360)
= 9035 -
18
129600
= 9035 -
18
= 9035 – 7200
= 1835
Setelah mendapatkan hasil perhitungan data pretest dan
posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol XI IBB SMA
56
Nurul Jadid, langkah selanjutnya ialah menganalisis data tes dengan
menghitung t-signifikasi menggunakan rumus berikut:
My−Mx
t =
√( ∑ 2+∑ 2
x
Nx + Ny−2
y
)( 1
+
1
Nx Ny )
35 , 05−20
=
(√ 1835+1824
18+17−2 )( 18 17 )
, 95 1 1
+
15 , 05
=
(√ 365933,95 )( 306
17 18
+
306 )
15 , 05
=
√( 110 , 90 ) ( 0 ,10 )
15 , 05
=
√11 ,09
15 ,05
=
3 ,33
= 4,51
db = ( N y + N x) – 2
= (16 + 19) – 2
= 33
57
(4,51 ≥ 2,44), maka H o ditolak dan H a diterima karena terdapat
perbedaan yang signifikan antara M pre dan M post pada kelas
eksperimen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
model Talking Stick bermedia botol cerdas terbukti efektif untuk
pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin bagi siswa kelas
XI IBB SMA Nurul Jadid Probolinggo.
Tabel 4.13
Data Hasil Angket Respon Siswa Kelas Eksperimen
58
sangat menarik Kurang
Setuju 0 0%
(KS)
Tidak
0 0%
Setuju (TS)
Sangat
8 47,05%
Setuju (SS)
Penggunaan model Talking Setuju (S) 8 47,05%
Stick dengan media botol Kurang
2.
cerdas dalam pembelajaran Setuju 1 5,88%
sangat menyenangkan (KS)
Tidak
0 0%
Setuju (TS)
Sangat
8 47,05%
Setuju (SS)
Penggunaan model Talking
Setuju (S) 9 52,94%
Stick dengan media botol
3. cerdas dapat meningkatkan Kurang
semangat belajar bahasa Setuju 0 0%
Mandarin (KS)
Tidak
0 0%
Setuju (TS)
Sangat
8 47,05%
Setuju (SS)
Penggunaan model Talking
Setuju (S) 9 52,94%
Stick dengan media botol
4. cerdas dapat membuat saya Kurang
semakin termotivasi untuk Setuju 0 0%
belajar bahasa Mandarin (KS)
Tidak
0 0%
Setuju (TS)
Sangat
12 70,58%
Setuju (SS)
Penggunaan model Talking
Setuju (S) 5 29,41%
Stick dengan media botol
5. cerdas dapat meningkatkan Kurang
konsentrasi saya dalam Setuju 0 0%
mengikuti pembelajaran (KS)
Tidak
0 0%
Setuju (TS)
6. Penggunaan model Talking Sangat
9 52,94%
Stick dengan media botol Setuju (SS)
cerdas membuat saya berani Setuju (S) 8 47,05%
mengemukakan pendapat
Kurang 0 0%
Setuju
(KS)
59
Tidak
0 0%
Setuju (TS)
Sangat
7 41,17%
Setuju (SS)
Penggunaan model Talking
Setuju (S) 10 58,82%
Stick dengan media botol
7. cerdas dapat meningkatkan Kurang
kemampuan menyusun Setuju 0 0%
kalimat bahasa Mandarin (KS)
Tidak
0 0%
Setuju (TS)
Sangat
10 58,82%
Setuju (SS)
Penggunaan model Talking Setuju (S) 7 41,17%
Stick dengan media botol Kurang
8.
cerdas membuat saya lebih Setuju 0 0%
aktif mengikuti pembelajaran (KS)
Tidak
0 0%
Setuju (TS)
Sangat
4 23,52%
Setuju (SS)
Pembelajaran penyusunan
Setuju (S) 13 76,47%
kalimat bahasa Mandarin
9. menggunakan model Talking Kurang
Stick bermedia botol cerdas Setuju 0 0%
menjadi lebih mudah (KS)
Tidak
0 0%
Setuju (TS)
Sangat
6 35,29%
Setuju (SS)
Penggunaan model Talking
Setuju (S) 11 64,70%
Stick dengan media botol
10. cerdas menjadikan Kurang
pembelajaran tidak Setuju 0 0%
membosankan (KS)
Tidak
0 0%
Setuju (TS)
Berdasarkan data angket respon siswa pada tabel tersebut, hasil data
yang diperoleh dapat diuraikan dan disajikan dalam bentuk diagram
lingkaran berikut:
60
Pertanyaan No. 1
Sangat Setuju
Setuju
41,17% Kurang Setuju
Tidak Setuju
58,82%
Diagram 4.1
Data Hasil Angket Respon Siswa Butir Pertama
Pada diagram 4.1 menunjukkan hasil mengenai pertanyaan butir
pertama, yaitu “penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas
dalam pembelajaran sangat menarik”. Dari 17 siswa di kelas eksperimen,
terdapat 7 siswa yang memilih “sangat setuju” dengan persentase 41,17%,
dan terdapat 10 siswa yang memilih “setuju” dengan persentase 58,82%.
Dari pertanyaan butir pertama tersebut tidak ada siswa yang memilih
“kurang setuju” dan “tidak setuju”. Sehingga berdasarkan hasil diagram 4.1
dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Talking Stick dengan media
botol cerdas dalam pembelajaran sangat menarik.
Pertanyaan No. 2
Diagram 4.2
Data Hasil Angket Respon Siswa Butir Kedua
61
Pada diagram 4.2 menunjukkan hasil mengenai pertanyaan butir
kedua, yaitu “penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas
dalam pembelajaran sangat menyenangkan”. Dari 17 siswa di kelas
eksperimen, terdapat 8 siswa yang memilih “sangat setuju” dengan
persentase 47,05%, dan terdapat 8 siswa yang memilih “setuju” dengan
persentase 47,05%, dan terdapat 1 siswa yang memilih “kurang setuju”
dengan persentase 5,88%. Dari pertanyaan butir kedua tersebut tidak ada
siswa yang memilih “tidak setuju”. Sehingga berdasarkan hasil diagram 4.2
dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Talking Stick dengan media
botol cerdas dalam pembelajaran sangat menyenangkan.
Pertanyaan No. 3
Sangat Setuju
Setuju
47,05% Kurang Setuju
Tidak Setuju
52,94%
Diagram 4.3
Data Hasil Angket Respon Siswa Butir Ketiga
Pada diagram 4.3 menunjukkan hasil mengenai pertanyaan butir
ketiga, yaitu “penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas
dapat meningkatkan semangat belajar bahasa Mandarin”. Dari 17 siswa di
kelas eksperimen, terdapat 8 siswa yang memilih “sangat setuju” dengan
persentase 47,05%, dan terdapat 9 siswa yang memilih “setuju” dengan
persentase 52,94%. Dari pertanyaan butir ketiga tersebut tidak ada siswa
yang memilih “kurang setuju” dan “tidak setuju”. Sehingga berdasarkan
hasil diagram 4.3 dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Talking
Stick dengan media botol cerdas dapat meningkatkan semangat belajar
bahasa Mandarin.
62
Pertanyaan No. 4
Sangat Setuju
Setuju
47,05% Kurang Setuju
Tidak Setuju
52,94%
Diagram 4.4
Data Hasil Angket Respon Siswa Butir Keempat
Pada diagram 4.4 menunjukkan hasil mengenai pertanyaan butir
keempat, yaitu “penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas
dapat membuat saya semakin termotivasi untuk belajar bahasa Mandarin”.
Dari 16 siswa di kelas eksperimen, terdapat 8 siswa yang memilih “sangat
setuju” dengan persentase 47,05%, dan terdapat 9 siswa yang memilih
“setuju” dengan persentase 52,94%. Dari pertanyaan butir keempat tersebut
tidak ada siswa yang memilih “kurang setuju” dan “tidak setuju”. Sehingga
berdasarkan hasil diagram 4.4 dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
Talking Stick dengan media botol cerdas dapat membuat siswa semakin
termotivasi untuk belajar bahasa Mandarin.
Pertanyaan No. 5
Sangat Setuju
29,41% Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
70,58%
Diagram 4.5
Data Hasil Angket Respon Siswa Butir Kelima
63
Pada diagram 4.5 menunjukkan hasil mengenai pertanyaan butir
kelima, yaitu “penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas
dapat meningkatkan konsentrasi saya dalam mengikuti pembelajaran”. Dari
16 siswa di kelas eksperimen, terdapat 12 siswa yang memilih “sangat
setuju” dengan persentase 70,58%, dan terdapat 5 siswa yang memilih
“setuju” dengan persentase 29,41%. Dari pertanyaan butir kelima tersebut
tidak ada siswa yang memilih “kurang setuju” dan “tidak setuju”. Sehingga
berdasarkan hasil diagram 4.5 dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
Talking Stick dengan media botol cerdas dapat meningkatkan konsentrasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Pertanyaan No. 6
Sangat Setuju
Setuju
47,05% Kurang Setuju
Tidak Setuju
52,94%
Diagram 4.6
Data Hasil Angket Respon Siswa Butir Keenam
Pada diagram 4.6 menunjukkan hasil mengenai pertanyaan butir
keenam, yaitu “penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas
membuat saya berani mengemukakan pendapat”. Dari 17 siswa di kelas
eksperimen, terdapat 9 siswa yang memilih “sangat setuju” dengan
persentase 52,94%, dan terdapat 8 siswa yang memilih “setuju” dengan
persentase 47,05%. Dari pertanyaan butir keenam tersebut tidak ada siswa
yang memilih “kurang setuju” dan “tidak setuju”. Sehingga berdasarkan
hasil diagram 4.6 dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Talking
Stick dengan media botol cerdas membuat siswa berani mengemukakan
pendapat.
64
Pertanyaan No. 7
Sangat Setuju
Setuju
41,17% Kurang Setuju
Tidak Setuju
58,82%
Diagram 4.7
Data Hasil Angket Respon Siswa Butir Ketujuh
Pada diagram 4.7 menunjukkan hasil mengenai pertanyaan butir
ketujuh, yaitu “penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas
dapat meningkatkan kemampuan menyusun kalimat bahasa Mandarin”. Dari
17 siswa di kelas eksperimen, terdapat 7 siswa yang memilih “sangat
setuju” dengan persentase 41,17%, dan terdapat 10 siswa yang memilih
“setuju” dengan persentase 58,82%. Dari pertanyaan butir ketujuh tersebut
tidak ada siswa yang memilih “kurang setuju” dan “tidak setuju”. Sehingga
berdasarkan hasil diagram 4.7 dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
Talking Stick dengan media botol cerdas dapat meningkatkan kemampuan
menyusun kalimat bahasa Mandarin.
Pertanyaan No. 8
Sangat Setuju
Setuju
41,17% Kurang Setuju
Tidak Setuju
58,82%
65
Diagram 4.8
Data Hasil Angket Respon Siswa Butir Kedelapan
Pada diagram 4.8 menunjukkan hasil mengenai pertanyaan butir
kedelapan, yaitu “penggunaan model Talking Stick dengan media botol
cerdas membuat saya lebih aktif mengikuti pembelajaran”. Dari 17 siswa di
kelas eksperimen, terdapat 10 siswa yang memilih “sangat setuju” dengan
persentase 58,82%, dan terdapat 6 siswa yang memilih “setuju” dengan
persentase 41,17%. Dari pertanyaan butir kedelapan tersebut tidak ada siswa
yang memilih “kurang setuju” dan “tidak setuju”. Sehingga berdasarkan
hasil diagram 4.8 dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Talking
Stick dengan media botol cerdas membuat siswa lebih aktif mengikuti
pembelajaran.
Pertanyaan No. 9
Sangat Setuju
Setuju
23,52% Kurang Setuju
Tidak Setuju
76,47%
Diagram 4.9
Data Hasil Angket Respon Siswa Butir Kesembilan
Pada diagram 4.9 menunjukkan hasil mengenai pertanyaan butir
kesembilan, yaitu “pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin
menggunakan model Talking Stick bermedia botol cerdas menjadi lebih
mudah”. Dari 17 siswa di kelas eksperimen, terdapat 4 siswa yang memilih
“sangat setuju” dengan persentase 23,52%, dan terdapat 13 siswa yang
memilih “setuju” dengan persentase 76,47%. Dari pertanyaan butir
kesembilan tersebut tidak ada siswa yang memilih “kurang setuju” dan
“tidak setuju”. Sehingga berdasarkan hasil diagram 4.9 dapat disimpulkan
66
bahwa pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin menggunakan
model Talking Stick bermedia botol cerdas menjadi lebih mudah.
Pertanyaan No. 10
Sangat Setuju
Setuju
35,29% Kurang Setuju
Tidak Setuju
64,70%
Diagram 4.10
Data Hasil Angket Respon Siswa Butir Kesepuluh
Pada diagram 4.10 menunjukkan hasil mengenai pertanyaan butir
kesepuluh, yaitu “penggunaan model Talking Stick dengan media botol
cerdas menjadikan pembelajaran tidak membosankan”. Dari 17 siswa di
kelas eksperimen, terdapat 6 siswa yang memilih “sangat setuju” dengan
persentase 35,29%, dan terdapat 11 siswa yang memilih “setuju” dengan
persentase 64,70%. Dari pertanyaan butir kesepuluh tersebut tidak ada siswa
yang memilih “kurang setuju” dan “tidak setuju”. Sehingga berdasarkan
hasil diagram 4.10 dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Talking
Stick dengan media botol cerdas menjadikan pembelajaran tidak
membosankan.
Setelah hasil data angket respon siswa dideskripsikan per butir soal
menggunakan persentase diagram di atas, selanjutnya ialah menganalisis
setiap butir soal menggunakan skala likert untuk mendapatkan kesimpulan
dari setiap aspek mengenai penerapan model Talking Stick bermedia botol
cerdas untuk meningkatkan kemampuan menyusun kalimat bahasa
Mandarin. Hasil kesimpulan dari klasifikasi persentase tersebut dapat
disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.14
67
Kriteria Interpretasi Skor Hasil Angket
Persentase Keterangan
0% - 20% Sangat Kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat Baik
68
= 85,29%
Hasil perhitungan pada pertanyaan butir kedua angket
respon siswa memperoleh persentase 85,29%. Jika dilihat
berdasarkan tabel, maka nilai 85,29% termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas dalam
pembelajaran bahasa Mandarin sangat menyenangkan bagi siswa.
3) Pertanyaan butir ketiga angket respon siswa
nilai perolehan
P = ×100 %
nilai maksimum
( 4 × 8 ) + ( 3 ×9 )+ ( 2× 0 ) +(1× 0)
= ×100 %
4 ×17
32+ 27+0+ 0
= ×100 %
68
59
= ×100 %
68
= 86,76%
Hasil perhitungan pada pertanyaan butir ketiga angket
respon siswa memperoleh persentase 86,76%. Jika dilihat
berdasarkan tabel, maka nilai 86,76% termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas dapat
meningkatkan semangat belajar bahasa Mandarin.
4) Pertanyaan butir keempat angket respon siswa
nilai perolehan
P = ×100 %
nilai maksimum
( 4 × 8 ) + ( 3 ×9 )+ ( 2× 0 ) +(1× 0)
= ×100 %
4 ×17
32+ 27+0+ 0
= ×100 %
68
59
= ×100 %
68
= 86,76%
Hasil perhitungan pada pertanyaan butir keempat angket
respon siswa memperoleh persentase 86,76%. Jika dilihat
69
berdasarkan tabel, maka nilai 86,76% termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas dapat
membuat siswa semakin termotivasi untuk belajar bahasa
Mandarin.
5) Pertanyaan butir kelima angket respon siswa
nilai perolehan
P = ×100 %
nilai maksimum
( 4 × 12 )+ ( 3× 5 ) + ( 2 ×0 ) +(1× 0)
= ×100 %
4 ×17
48+15+ 0+0
= × 100 %
68
63
= ×100 %
68
= 92,64%
Hasil perhitungan pada pertanyaan butir kelima angket
respon siswa memperoleh persentase 92,64%. Jika dilihat
berdasarkan tabel, maka nilai 92,64% termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas dapat
meningkatkan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
6) Pertanyaan butir keenam angket respon siswa
nilai perolehan
P = ×100 %
nilai maksimum
( 4 × 9 ) + ( 3 ×8 )+ ( 2× 0 ) +(1× 0)
= ×100 %
4 ×17
36+24+ 0+0
= × 100 %
68
60
= ×100 %
68
= 88,23%
Hasil perhitungan pada pertanyaan butir keenam angket
respon siswa memperoleh persentase 88,23%. Jika dilihat
berdasarkan tabel, maka nilai 88,23% termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
70
penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas
membuat siswa berani mengemukakan pendapat.
7) Pertanyaan butir ketujuh angket respon siswa
nilai perolehan
P = ×100 %
nilai maksimum
( 4 × 7 ) + ( 3 ×10 )+ ( 2 × 0 ) +(1 ×0)
= × 100 %
4 ×17
28+30+0+ 0
= ×100 %
68
58
= ×100 %
68
= 85,29%
Hasil perhitungan pada pertanyaan butir ketujuh angket
respon siswa memperoleh persentase 85,29%. Jika dilihat
berdasarkan tabel, maka nilai 85,29% termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas dapat
meningkatkan kemampuan menyusun kalimat bahasa Mandarin.
8) Pertanyaan butir kedelapan angket respon siswa
nilai perolehan
P = ×100 %
nilai maksimum
( 4 × 10 ) + ( 3 ×7 )+ ( 2 × 0 ) +(1 ×0)
= × 100 %
4 ×17
40+21+0+ 0
= × 100 %
68
61
= ×100 %
68
= 89,70%
Hasil perhitungan pada pertanyaan butir kedelapan angket
respon siswa memperoleh persentase 89,70%. Jika dilihat
berdasarkan tabel, maka nilai 89,70% termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas
membuat siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran.
9) Pertanyaan butir kesembilan angket respon siswa
71
nilai perolehan
P = ×100 %
nilai maksimum
( 4 × 4 )+ ( 3× 13 ) + ( 2 ×0 )+(1 ×0)
= ×100 %
4 × 17
16+39+0+ 0
= ×100 %
68
55
= ×100 %
68
= 80,88%
Hasil perhitungan pada pertanyaan butir kesembilan angket
respon siswa memperoleh persentase 80,88%. Jika dilihat
berdasarkan tabel, maka nilai 80,88% termasuk dalam kategori
“baik”. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin menggunakan
model Talking Stick bermedia botol cerdas menjadi lebih mudah.
10) Pertanyaan butir kesepuluh angket respon siswa
nilai perolehan
P = ×100 %
nilai maksimum
( 4 × 6 ) + ( 3 ×11 )+ ( 2× 0 ) +(1× 0)
= ×100 %
4 ×17
24+33+ 0+0
= × 100 %
68
57
= ×100 %
68
= 83,82%
Hasil perhitungan pada pertanyaan butir kesepuluh angket
respon siswa memperoleh persentase 83,82%. Jika dilihat
berdasarkan tabel, maka nilai 83,82% termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas
menjadikan pembelajaran tidak membosankan.
Berdasarkan hasil perhitungan pada setiap butir pertanyaan
angket respon siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan
model Talking Stick bermedia botol cerdas dalam proses
72
pembelajaran bahasa Mandarin pada kelas XI IBB SMA Nurul
Jadid memperoleh respon yang sangat baik dari siswa.
73
guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa untuk
menyalurkan tongkat tersebut kepada teman-temannya yang lain sampai
lagu selesai dinyanyikan. Siswa tongkat tersebut setelah lagu selesai
dinyanyikan, maka harus maju ke depan dan memilih pertanyaan yang
terdapat pada media botol cerdas. Siswa yang menjawab benar mendapatkan
reward yang juga dipilih sendiri oleh siswa dalam media botol cerdas,
sedangkan siswa yang menjawab salah maka mendapatkan punishment.
Setelah pada pertemuan kedua dilaksanakan penerapan model
Talking Stick bermedia botol cerdas, selanjutnya pada pertemuan ketiga
guru memberikan soal posttest kepada siswa untuk dikerjakan. Soal posttest
diberikan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyusun kalimat
bahasa Mandarin siswa setelah diterapkannya model Talking Stick bermedia
botol cerdas dalam proses pembelajaran. Setelah siswa selesai mengerjakan
soal posttest, guru kemudian memberikan lembar angket dan
menginstruksikan siswa untuk mengisi lembar angket tersebut. Lembar
angket yang diberikan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan
model Talking Stick bermedia botol cerdas dalam pembelajaran penyusunan
kalimat bahasa Mandarin. Selama pelaksanaan penelitian, terdapat juga
lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Lembar observasi tersebut diisi
oleh guru mata pelajaran bahasa Mandarin SMA Nurul Jadid Probolinggo
yakni Bapak Syamsul Hadi, M.N.S.
Berdasarkan hasil observasi yang telah diisi oleh guru pamong dan
telah dianalisis tersebut, pada pertemuan pertama kelas eksperimen hasil
observasi guru diperoleh persentase 88,4%, sedangkan pada pertemuan
kedua diperoleh persentase 89,2%. Selanjutnya hasil lembar observasi
aktivitas siswa, pertemuan pertama diperoleh persentase 84,3%, sedangkan
pada pertemuan kedua diperoleh persentase 85%. Jika dilihat dari tabel
skala likert, maka semua hasil observasi yang diperoleh baik observasi guru
maupun siswa termasuk kategori “sangat baik”, karena semua nilai yang
diperoleh terdapat pada rentang nilai 81% - 100% yang artinya “sangat
baik”.
74
Berdasarkan data hasil soal pretest dan posttest yang telah
dilaksanakan, terdapat peningkatan yang signifikan terhadap nilai siswa
dalam kemampuan menyusun kalimat bahasa Mandarin. Hal tersebut
dibuktikan dengan hasil perhitungan dan analisis data nilai rata-rata pretest
dan postest siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada pelaksanaan
pretest adalah 48,88%, sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada
pelaksanaan posttest adalah 83,94%, yang artinya siswa mengalami
peningkatan nilai sebesar 35,05%. Selanjutnya, nilai pretest dan posttest
yang telah diperoleh tersebut juga dianalisis menggunakan rumus uji t-
signifikasi. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan uji t-signifikasi
sebesar 4,51 dan derajat bebas (db) = 33. Taraf signifikasi yang digunakan
dalam penelitian ini ialah sebesar 1% (0,01), sehinggga t tabel yang
diperoleh adalah 2,44. Maka, diperoleh hasil t-signifikasi yaitu (4,51 ≥
2,44), maka H o ditolak dan H a diterima karena terdapat perbedaan yang
signifikan antara M pre dan M post pada kelas eksperimen. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa penerapan model Talking Stick bermedia botol
cerdas terbukti efektif untuk pembelajaran penyusunan kalimat bahasa
Mandarin bagi siswa kelas XI IBB SMA Nurul Jadid Probolinggo.
Selanjutnya adalah pembahasan mengenai hasil analisis data lembar
angket respon siswa kelas XI IBB SMA Nurul Jadid terhadap penerapan
model Talking Stick bermedia botol cerdas untuk pembelajaran penyusunan
kalimat bahasa Mandarin. Pada pertanyaan butir pertama yaitu “penggunaan
model Talking Stick dengan media botol cerdas dalam pembelajaran sangat
menarik” memperoleh persentase 85,29%. Butir kedua “penggunaan model
Talking Stick dengan media botol cerdas dalam pembelajaran sangat
menyenangkan” memperoleh persentase 85,29%. Butir ketiga “penggunaan
model Talking Stick dengan media botol cerdas dapat meningkatkan
semangat belajar bahasa Mandarin” memperoleh persentase 86,76%. Butir
keempat “penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas dapat
membuat saya semakin termotivasi untuk belajar bahasa Mandarin”
memperoleh persentase 86,76%. Butir kelima “penggunaan model Talking
Stick dengan media botol cerdas dapat meningkatkan konsentrasi saya
75
dalam mengikuti pembelajaran” memperoleh persentase 92,64%. Butir
keenam “penggunaan model Talking Stick dengan media botol cerdas
membuat saya berani mengemukakan pendapat” memperoleh persentase
88,23%. Butir ketujuh “penggunaan model Talking Stick dengan media
botol cerdas dapat meningkatkan kemampuan menyusun kalimat bahasa
Mandarin” memperoleh persentase 85,29%. Butir kedelapan “penggunaan
model Talking Stick dengan media botol cerdas membuat saya lebih aktif
mengikuti pembelajaran” memperoleh persentase 89,70%. Butir kesembilan
“pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin menggunakan model
Talking Stick bermedia botol cerdas menjadi lebih mudah” memperoleh
persentase 80,88%. Butir kesepuluh “penggunaan model Talking Stick
dengan media botol cerdas menjadikan pembelajaran tidak membosankan”
memperoleh persentase 83,82%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penerapan model Talking Stick bermedia botol cerdas
mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa, sehingga siswa merasa
senang dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran bahasa Mandarin di
kelas, khususnya dalam pembelajaran penyusunan kalimat bahasa
Mandarin.
Berdasarkan hasil analisis dari data keseluruhan yang telah diperoleh
dalam penelitian ini, yaitu berupa lembar observasi aktivitas guru dan
murid, lembar soal pretest dan posttest, dan angket respon siswa, dapat
disimpulkan bahwa penerapan model Talking Stick bermedia botol cerdas
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran penyusunan
kalimat bahasa Mandarin bagi siswa kelas XI IBB SMA Nurul Jadid
Probolinggo.
76
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan model Talking
Stick bermedia botol cerdas terhadap kemampuan menyusun kalimat bahasa
Mandarin yang telah dijelaskan pada bab IV, maka dapat disimpulkan
hasilnya sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran penyusunan kalimat bahasa Mandarin menggunakan
model Talking Stick bermedia botol cerdas memberikan pengaruh yang
positif bagi siswa kelas XI IBB SMA Nurul Jadid dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas. Hal itu dibuktikan dengan hasil dari lembar observasi
aktivitas guru pada pertemuan pertama kelas eksperimen diperoleh
persentase 88,4%, sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh persentase
89,2%. Selanjutnya hasil lembar observasi aktivitas siswa, pertemuan
pertama diperoleh persentase 84,3%, sedangkan pada pertemuan kedua
diperoleh persentase 85%. Jika dilihat dari tabel skala likert, maka semua
hasil observasi yang diperoleh baik observasi guru maupun siswa
termasuk kategori “sangat baik”, karena semua nilai yang diperoleh
terdapat pada rentang nilai 81% - 100% yang artinya “sangat baik”.
2) Penerapan model Talking Stick bermedia botol cerdas untuk pembelajaran
penyusunan kalimat bahasa Mandarin bagi siswa kelas XI IBB SMA
Nurul Jadid Probolinggo terbukti memiliki pengaruh yang signifikan. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan dan analisis data nilai rata-
rata pretest dan postest siswa. Nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen
mengalami peningkatan nilai sebesar 35,05%. Sedangkan pada kelas
kontrol mengalami peningkatan sebesar 20%. Dari hasil perhitungan
tersebut didapatkan uji t-signifikasi sebesar 4,51 dan derajat bebas (db) =
33. Taraf signifikasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebesar 1%
(0,01), sehinggga t tabel yang diperoleh adalah 2,44. Maka, diperoleh hasil
t-signifikasi yaitu (4,51 ≥ 2,44), maka H o ditolak dan H a diterima karena
terdapat perbedaan yang signifikan antara M pre dan M post pada kelas
77
eksperimen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model
Talking Stick bermedia botol cerdas terbukti efektif untuk pembelajaran
penyusunan kalimat bahasa Mandarin bagi siswa kelas XI IBB SMA
Nurul Jadid Probolinggo.
3) Hasil angket respon siswa terhadap penerapan model Talking Stick
bermedia botol cerdas dalam pembelajaran penyusunan kalimat bahasa
Mandarin memperoleh respon yang sangat baik dari siswa kelas XI IBB 1
SMA Nurul Jadid Probolinggo. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
analisis data angket dari sepuluh butir pertanyaan yang diperoleh dengan
persentase 85,29%, 85,29%, 86,76%, 86,76%, 92,64%, 88,23%, 85,29%,
89,70%, 80,88%, 83,82%. Hasil keseluruhan persentase tersebut jika
dilihat berdasarkan tabel skala likert, maka semuanya termasuk dalam
kategori “sangat baik”, karena berada pada rentang nilai 81% 100%.
5.2 Saran
Setelah dilaksanakannya penelitian ini, peneliti mengemukakan
saran sebagai berikut:
1) Bagi Guru
Pada pelaksanaan pembelajaran bahasa Mandarin khususnya dalam
pembelajaran penyusunan kalimat yang menggunakan media, guru
diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik,
menyenangkan dan produktif dalam kelas, salah satunya dengan
menggunakan model pembelajaran Talking Stick dengan bantuan media
botol cerdas.
2) Bagi Siswa
Dengan menggunakan model Talking Stick bermedia botol cerdas
dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin, siswa diharapkan dapat lebih
aktif, konsentrasi, percaya diri, dan berani mengemukakan pendapat, serta
tidak malu untuk bertanya jika ada materi yang belum dimengerti.
Sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi lancar dan lebih
efektif, serta sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3) Bagi Peneliti Lain
78
Peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian menggunakan
model Talking Stick dan media botol cerdas diharapkan dapat
mengembangkan penelitian ini lebih luas, dan dapat mengaplikasikan
model Talking Stick bermedia botol cerdas terhadap materi lainya, seperti
keterampilan membaca dan menulis hanzi, keterampilan berdialog,
keterampilan dalam memahami kosakata dan lain-lain. Dengan demikian
penggunaan model pembelajaran Talking Stick bermedia botol cerdas akan
menjadi lebih bervariatif, serta memiliki fungsi yang lebih beragam dalam
pembelajaran khususnya bahasa Mandarin.
79
DAFTAR PUSTAKA
81
Utami, Sintowati Rini. 2017. Pembelajaran Aspek Tata Bahasa dalam Buku
Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. 1(2):189-203.
Wiratno, Tri dan Santosa, Riyadi. 2014. Bahasa, Fungsi Bahasa, dan Konteks
Sosial. Modul Pengantar Linguistik Umum. Pustaka.ut.ac.id.
姜丽萍、于淼、李琳. 2014. HSK 标准教程 3. 北京:北京语言大学出版社.
姜丽萍、董政、张军. 2014. HSK 标准教程 4 上. 北京:北京语言大学出版社.
刘月华, 等著. 2001. 实用现代汉语语法. 北京: 商务印书馆.
杨寄洲. 2009. 汉语教程: 第一册 (上). 北京: 北京语言大学出版社.
周建设. 2001. 现代汉语. 北京: 人民教育出版社.
82