Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Seni Rupa, Vol. 11 No. 3, Tahun 2023, Hal.

29-39
http:/e/journal.unesa.ac.id/index.php/va

ANALISIS PEMBELAJARAN TEKNIK IKAT CELUP


PADA SISWI KELAS VII C
MTs SYARIF HIDAYATULLAH KEPANJEN
MALANG

Mirza Churil Aini1, Siti Mutmainah2


1
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
email: mirza.18024@mhs.unesa.ac.id
2
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
email: sitimutmainah@unesa.ac.id

Abstrak
Ikat celup adalah proses membuat warna dan motif pada kain putih polos dengan cara mengikat kain
menggunakan karet kemudian dicelup pada pewarna. Ikat celup ini dipilih karena sederhana dan
mudah pengerjaannya. Selain itu ikat celup merupakan materi pelajaran yang belum pernah diajarkan
di MTs Syarif Hidayatullah Kepanjen Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskrispsikan
proses pembelajaran ikat celup, hambatan beserta solusi pembelajaran ikat celup, hasil karya ikat
celup, tanggapan guru serta siswi mengenai hasil karya ikat celup kelas VII C di MTs Syarif
Hidayatullah Kepanjen Malang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif serta studi
kasus tunggal terpancang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi
yang diperoleh saat observasi langsung, serta dilengkapi dengan studi kepustakaan. Uji validitas data
yang digunakan adalah triangulasi dan review informan. Teknik analisis data dengan model analisis
interaktif. Hasil penelitian ini dalam pelaksanaan pembelajaran guru menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), metode, media, materi, teknik membuat ikat celup, contoh karya dan
mengevaluasi. Hambatan yang dialami yaitu terbatasnya pewarna solusi yang digunakan guru
menyiapkan pewarna lebih banyak. Hasil karya dikategorikan sangat baik, baik, dan cukup.
Tanggapan guru serta siswi kelas VII C mengenai ikat celup sangat bagus karena hasilnya tidak
mengecewakan.

Kata Kunci: pembelajaran, seni budaya, ikat celup.

Abstract
Tie-dye is a coloring and modifying process on plain white cloth by tying cloth with rubber and then
dipping it in dye. This tie dye was chosen because it is simple and easy to work. In addition, tie dye is
a subject matter that has never been taught at MTs Syarif Hidayatullah Kepanjen Malang. The
purpose of this study was to describe the tie-dye learning process, the obstacles along with tie-dye
learning solution, the result of tie-dye work, the responses of teachers and student regarding the
results of tie-dye work for class VII C at MTs Syarif Hidayatullah Kepanjen Malang. This study used a
descriptive qualitative method and single case study. Data collection was carried out through
observation, interviews, documentation, obtained during the observation, and completed with
literature study. The data validation was conducted using triangulation and informant review. The
data analysis technique by using interactive analysis model. The results of this study in the
implementation of teacher learning develop lesson plans, methods, media, materials, techniques for
making tie dyes, examples of work and evaluating them. The obstacle experienced was the limited
coloring solution used by the teacher to prepare more coloring. The results of the work are
categorized as very good, good, and sufficient. The response of teachers and students of class VII C
regarding tie dye was very good because the results did not disappoint.

Keywords: learning, art and culture, tie-dye.

29
Mirza Churil Aini, Jurnal Seni Rupa, 2023, Vol. 11 No. 3, 29–39

PENDAHULUAN Bagaimana pelaksanaan pembelajaran ikat celup


Pendidikan merupakan tonggak utama pada siswi kelas VII C di MTs Syarif
kemajuan bangsa yang dapat meningkatkan Hidayatullah Kepanjen-Malang?. (2) Apa
kualitas sumber daya manusia. Untuk hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia pembelajaran ikat celup pada mata pelajaran seni
adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. budaya pada siswi kelas VII C di MTs Syarif
Oleh karena itu, pembaruan dibidang pendidikan Hidayatullah Kepanjen-Malang dan bagaimana
harus dilakukan agar dapat menciptakan kualitas solusi untuk mengatasinya?. (3) Bagaimana hasil
pendidikan yang bersaing di dunia internasional. karya ikat celup siswi kelas VII C di MTs Syarif
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan Hidayatullah Kepanjen-Malang?. (4) Bagaimana
adalah proses membantu peserta didik secara tanggapan guru serta siswi mengenai hasil karya
aktif mewujudkan potensi dirinya secara utuh ikat celup di MTs Syarif Hidayatullah Kepanjen-
dalam segala bidang kehidupan. Malang?. Dari rumusan masalah tersebut, maka
Soehardjo (2012) mendefinisikan penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1)
pendidikan seni sebagai “kegiatan mengajar atau mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan
membimbing untuk menguasai kemampuan seni pembelajaran ikat celup, (2) mengetahui dan
sesuai dengan peran yang harus dimainkan”. mendeskripsikan hambatan beserta solusi dalam
Menurut Pamadhi (2012: 28), substansi seni menghadapi hambatan yang muncul saat
adalah ekspresi, kreasi, dan keterampilan, ini pelaksanaan pembelajaran ikat celup, (3)
semua ada dalam pendidikan seni yang mengetahui dan mendeskripsikan hasil karya ikat
berlangsung di lingkungan sekolah. Subtansi celup, (4) Mengetahui dan mendeskripsikan
ekspresi, bidang latihannya di media lukisan, tanggapan guru beserta siswi mengenai hasil
patung, dan komposisi bebas benda-benda yang karya ikat celup di MTs Syarif Hidayatullah
ditemukan sesuai dengan prinsip artistik. Kepanjen-Malang.
Kurikulum 2013 untuk SMP/MTs memuat Terdapat dua penelitian terdahulu yang
kompetensi dasar yang mengacu pada terkait dengan penelitian ini. Penelitian pertama
kompetensi inti dan meliputi kemampuan dan isi dilakukan oleh Nur Aini Dwi Astuti pada tahun
pembelajaran. Memahami tata cara ragam hias 2012 yang berjudul ”Implementasi Pembelajaran
pada bahan artifisial dan memahami karya Batik Jumputan Pada Mata Pelajaran Seni
dengan ragam hias pada bahan artifisial Budaya Siswa Kelas VII B SMP Negeri Eromoko
merupakan dua kompetensi dasar MTs Syarif Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Hidayatullah Kepanjen Malang yang digunakan Penelitian ini hanya memaparkan tentang proses
dalam kurikulum seni budaya Kelas VII. pelaksanaan pembelajaran dan hambatan
Di MTs Syarif Hidayatullah Kepanjen pelaksanaan pembelajaran batik jumputan.
Malang, peserta didik kelas VII dapat Penelitian kedua dilakukan oleh Ridha
mempelajari seni budaya seperti ikat celup Fiqroatur Rahma pada tahun 2014 yang berjudul
sebagai bagian dari kurikulum. Materi ikat celup ”Studi Implementasi Pembelajaran Seni Rupa
ini belum pernah diajarkan dalam mata pelajaran Materi Batik Kelas VIII F Semester Ganjil SMP
seni budaya. Ikat celup ini dipilih karena Negeri 10 Surakarta Tahun Pelajaran
sederhana dan mudah pengerjaannya. Adanya 2013/2014”. Penelitian ini memaparkan mulai
pelajaran ikat celup diharapkan peserta didik dari proses pembelajaran batik, hambatan yang
mampu membuat karya ikat celup serta dihadapi dan solusi. Materi yang digunakan
mengembangkan sisi kreatif dan inovatif mereka. dalam penelitian ini adalah batik tulis.
Peneliti memilih kelas VII C karena kelas ini
memiliki prosentase minat yang lebih tinggi pada METODE PENELITIAN
mata pelajaran seni budaya. Penelitian ini menggunakan metode
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi kualitatif. Karena pendekatan kualitatif
masalah yang telah diberikan, maka yang melibatkan penyediaan penjelasan naratif dan
menjadi rumusan penelitian adalah (1) deskriptif tentang fenomena yang sedang

38
”Analisis Pembelajaran Teknik Ikat Celup Pada Siswi Kelas VII C MTs Syarif Hidayatullah Kepanjen Malang”

diselidiki. Menurut Nasution (2003: 5), mengelompokkannya berdasarkan kriteria yang


“Penelitian kualitatif pada dasarnya terdiri dari telah ditentukan dan kemudian memperkirakan
mengamati dan berinteraksi dengan orang-orang makna dan hubungannya. Mengingat hal tersebut
di lingkungan untuk memahami bahasa dan di atas, analisis dapat didefinisikan sebagai
interpretasi mereka terhadap dunia.” proses menyelidiki kebenaran di balik suatu
Bentuk dan strategi dalam penelitian ini masalah melalui pemeriksaan menyeluruh
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif terhadap data yang relevan.
serta menggunakan strategi tunggal terpancang. B. Pembelajaran
Tunggal karena penelitian ini hanya dilakukan Pembelajaran didefinisikan sebagai “proses
pada satu tempat di MTs Syarif Hidayatullah interaksi peserta didik dengan pendidik dan
Kepanjen. Terpancang karena hanya fokus pada sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar”
satu kelas yaitu kelas VII C. Data dan sumber dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pembelajaran sebagai proses yang
informan, tempat dan peristiwa, dokumen. dikonstruksikan oleh guru untuk menumbuhkan
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemikiran imajinatif, yang pada gilirannya
menumbuhkan kemampuan mengkonstruksi
beberapa cara, yaitu: 1) observasi yaitu peneliti
pengetahuan baru dalam upaya meningkatkan
datang ke sekolah untuk mengamati
penguasaan peserta didik yang baik terhadap
pembelajaran seni budaya materi ikat celup. 2)
materi pelajaran.
wawancara yaitu peneliti membuat instrumen
C. Seni Rupa
penelitian berupa pertanyaan tertulis untuk
Seni adalah hasil karya manusia yang
diberikan kepada guru dan peserta didik. 3)
mengkomunikasikan pengalaman batinnya,
dokumentasi yang berisi foto kegiatan selama
pengalaman tersebut disajikan sedemikian rupa
penelitian berlangsung, hasil karya ikat celup
sehingga menyampaikan pengalaman yang indah
peserta didik yang digunakan oleh peneliti untuk
sehingga dapat timbul pengalaman batin pada
mendukung dan melengkapi data.
orang lain yang mengapreasinya. Menurut
Metode analisis data penelitian kualitatif ini
Sussane K Langer seni merupakan salah satu
dilakukan dengan menggunakan model analisis
bentuk karya manusia yang memiliki keindahan
interaktif. Analisis data ini terdapat tiga tahapan
serta dapat dinikmati oleh orang lain. Dengan
yaitu 1) reduksi data yaitu peneliti merekam,
kata lain seni rupa adalah proses penciptaan
meringkas, dan mengkategorikan data yang
keindahan untuk dinikmati.
dikumpulkan, 2) penyajian data dilakukan
D. Ikat Celup
dengan memberikan penjelasan yang sistematis
Ikat celup adalah salah satu teknik
berdasarkan hasil data yang terkumpul, 3)
mendekorasi kain. Teknik pewarnaan yang
penarikan kesimpulan diambil dari data selama
digunakan beberapa daerah di Indonesia hampir
proses penelitian yang dapat menjawab rumusan
sama, yaitu dengan cara kain diikat, dilipat,
masalah. Teknik yang digunakan untuk
disimpul, dijelujur, ditritik, kemudian dicelupkan
mengecek validitas data penelitian ini adalah
ke dalam pewarna dan terakhir ikatannya dilepas.
dengan teknik triangulasi.
Teknik pencelupan ini menghasilkan kain dengan
efek warna khusus atau sering disebut warna
KERANGKA TEORETIK
Pelangi (saunders, 1997: 5).
A. Analisis
Proses ikat celup melibatkan mengisi,
Menurut Kurniawan (2015) analisis berarti
melipat, dan mengikat kain dengan cara tertentu
menggali bahasa secara mendalam untuk
untuk membuat pola, dan kemudian mencelupkan
mengetahui cara kerjanya. Analisis dapat
kain ke dalam larutan pewarna untuk
dianggap sebagai penelitian terhadap suatu
menciptakan reaksi kimia antara serat kain dan
bahasa untuk tujuan memeriksa strukturnya
pewarna. Variasi dalam pengisian, pelipatan,
secara mendetail. Menurut apa yang ditemukan
penggulungan, dan pengikatan kain dapat
Wiradi dalam Tianingrum 2017, analisis adalah
menghasilkan berbagai warna dan tekstur.
proses memecah sesuatu menjadi bagian-bagian
Dengan cara ini, motif berbeda yang tak terhitung
komponennya untuk mengkategorikan dan
jumlahnya dapat dibuat. Mempelajari teknik ikat

31
Mirza Churil Aini, Jurnal Seni Rupa, 2023, Vol. 11 No. 3, 29–39

celup adalah bagaimana seseorang memperoleh beberapa hal yaitu, RPP, media pembelajaran,
keterampilan untuk menggunakannya. bahan ajar, serta LKPD dan instrumen evaluasi.
Teknik Membuat Motif Ikat Celup: Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini
1) Teknik ikat adalah metode ceramah, metode tanya jawab,
Teknik ikat melibatkan mengikat metode demonstrasi dan metode diskusi.
Kegiatan dimuali dengan guru memberikan
selembar kain, yang kemudian membentuk
salam pembuka dan memberikan pengantar untuk
pola. Pengikatan yang ketat diperlukan untuk kegiatan hari itu. Langkah yang pertama
mencegah pewarnaan selama pewarnaan dan dilakukan peserta didik adalah mempersiapkan
pembentukan pola saat dilepaskan. Untuk peralatan dan perlengkapan yang telah diberikan
metode ini, memerlukan koin, batu, atau pada pertemuan sebelumnya. Peralatan dan
kelereng, atau cukup gunakan ujung jari untuk perlengkapan berikut diperlukan untuk membuat
memegang permukaan kain. Kain tersebut ikat celup:
a. Alat-alat yang dibutuhkan
kemudian diikat dengan jumlah simpul yang
1) karet gelang
bervariasi. Itu bisa diikat dengan berbagai
2) botol belas
cara, termasuk simpul lurus, simpul miring,
3) paku
atau kombinasi. Saat mengikat kain, metode
4) sendok
melipat dan menggulung.
5) baskom
2) Teknik jahitan
6) plastik
Metode menjahit melibatkan pemberian
b. Bahan yang diperlukan
pola pada kain, menjahitnya dengan jahitan
1) kain PBK yang kemudian dijahit
pengolesan di sepanjang garis warna, lalu
berbentuk tote bag
menarik benang sekencang mungkin untuk
2) pewarna wantex
membuat kerutan dan tampilan yang kencang
3) garam
dan berkerut. Benang yang rapat mencegah
4) air
pewarna menembus kain selama proses
c. Langkah-langkah membuat karya ikat celup
pewarnaan. Sangat penting untuk
1) Kumpulkan semua bahan yang diperlukan
menggunakan benang yang kuat dan tebal.
untuk mengikat pewarna.
Pola yang dibuat dengan teknik ikat celup ini
2) Memastikan kain tote bag yang digunakan
terdiri dari titik-titik kecil.
dalam kondisi yang bersih dan bila perlu
HASIL DAN PEMBAHASAN dicuci terlebih dahulu.
A. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Seni 3) Ikat kain tas tote bag dengan karet di
Budaya Materi Ikat celup sejumlah simpul berbeda untuk membuat
MTs Syarif Hidayatullah Kepanjen Malang bentuk atau pola. Prosedur ini diulang
adalah sekolah yang beralamatkan di JL. sesuai kebutuhan untuk mencapai hasil
Anjasmoro NO.53, Banurejo, Kepanjen, yang diinginkan. Karena ini merupakan
Kabupaten Malang, Jawa timur. Sekolah ini baru
kegiatan praktik pertama yang dilakukan
berdiri pada tahun 2019. MTs Syarif
Hidayatullah berada dalam lingkungan pondok oleh peserta didik kelas VII C, maka guru
pesantren. Ada delapan ruang kelas di sekolah memberikan arahan dan bimbingan
ini. kepada peserta didik sesuai kebutuhan
Pembelajaran seni budaya kelas VII C selama proses pengikatan kain untuk
dilaksanakan setiap hari rabu. Pelajaran seni memastikan peserta didik mencapai hasil
budaya materi ikat celup berlangsung selama 2
yang sebaik mungkin.
minggu dengan 2 kali pertemuan. Dalam
persiapan/perencanaan guru menyiapkan

38
”Analisis Pembelajaran Teknik Ikat Celup Pada Siswi Kelas VII C MTs Syarif Hidayatullah Kepanjen Malang”

Gambar 3. Peserta didik melakukan proses pencelupan kain


tote bag
(Sumber: Mirza Churil Aini, 2022)

6) Setelah proses pencelupan selesai, kain


tote bag diangkat dan dijemur hingga
kering. Tujuannya untuk menghentikan
proses penyerapan warna.
Gambar 1. Guru memperagakan proses pengikatan pada
tote bag
(Sumber: Mirza Churil Aini, 2022)

Gambar 4. Proses pengeringan tote bag


(Sumber: Mirza Churil Aini, 2022)

7) Proses terakhir yaitu dengan melepaskan


Gambar 2. Peserta didik membuat pola karya ikat celup semua ikatan yang ada pada kain.
(Sumber: Mirza Churil Aini, 2022) Kemudian dirapikan dengan menyetrika
tote bag hingga hasil karya ikat celup siap
4) Menyiapkan air 500 ml lalu untuk dipresentasikan di depan kelas.
menambahkan dua sendok teh garam
dapur biasa, kemudian masukkan bubuk
wantex. Panaskan hingga mendidih
sambil diaduk. Matikan kompor biarkan
sampai dingin. Untuk warna lain,
campurkan bahan seperti pada yang
pertama. Setelah jadi memasukkan cairan
warna tersebut kedalam botol bekas yang Gambar 5. Hasil karya ikat celup peserta didik kelas VII C
sudah disiapkan tadi. (Sumber: Mirza Churil Aini, 2022)

5) Mencelupkan kain tote bag sedikit demi


Tingkat pemahaman peserta didik terhadap
sedikit secara bergantian pada cairan
materi yang disajikan biasanya diukur melalui
warna jika menginginkan hasil beberapa evaluasi kinerja mereka di kelas. Komponen
warna. Bila ingin satu warna, celupkan penilaian pendidikan ini sangat diperlukan. Guru
semua bagian kain ke dalam larutan harus melakukan semacam penilaian setelah
warna. menyajikan materi baru ke kelas. Untuk
memastikan apakah setiap peserta didik telah
memahami materi yang disajikan di kelas, perlu
dilakukan penilaian terhadap pembelajaran
mereka. Tidak hanya itu, tetapi juga dapat
digunakan untuk memprediksi tantangan dan
kesuksesan, sehingga guru mengetahui apakah
peserta didik perlu mengulang atau tidak.

33
Mirza Churil Aini, Jurnal Seni Rupa, 2023, Vol. 11 No. 3, 29–39

Penilaian pembelajaran dilakukan dengan Skor 4 jika memiliki nilai estetika yang
cara menilai beberapa aspek dalam pembelajaran. sangat tinggi dan membuat orang yang
Aspek tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, melihatnya kagum.
dan psikomotor. Aspek kognitif merupakan Skor 3 jika memiliki nilai estetika yang baik.
penilaian yang disampaikan guru secara lisan Skor 2 jika nilai estetika yang dimiliki
ketika proses pembelajaran berlangsung. Aspek terkesan biasa saja.
kognitif meliputi pemahaman peserta didik baik Skor 1 jika tidak memiliki nilai estetika.
teori maupun praktek. Selanjutnya aspek afektif 4. Keterampilan
merupakan penilaian sikap peserta didik selama Skor 4 jika memiliki keterampilan yang
mengikuti pembelajaran ikat celup. Penilaian tinggi dalam pembuatannya dilihat dari
terakhir yaitu aspek psikomotorik merupakan teknik yang digunakan sama dengan yang
aspek penilaian proses, kreativitas, kerapian, dimiliki orang lain.
keindahan, keterampilan, komposisi warna, hasil Skor 3 jika memiliki ketrampilan biasa saja
karya peserta didik selama mengikuti proses teknik yang digunakan.
pembelajaran. Dalam hal ini yang dimaksud Skor 2 jika keterampilan yang dimiliki
adalah praktek membuat karya ikat celup. kurang.
Skor 1 jika tidak memiliki ketrampilan hasil
Tabel 1. Rubrik Penilaian karya yang dibuat.
No Kriteria Skor 5. Komposisi warna
1 Kreativitas 1-4 Skor 4 jika memiliki komposisi warna lebih
2 Kerapian 1-4 dari 3 yang sangat sesuai dan warna yang
3 Keindahan 1-4 digunakan seimbang antara warna yang satu
4 Keterampilan 1-4 dengan yang lainnya.
5 Komposisi warna 1-4 Skor 3 jika memiliki komposisi warna 2
warna yang sesuai.
Pedoman penskoran (indikator): Skor 2 jika memiliki komposisi warna yang
1. Kreativitas kontras warna terlihat kurang padu.
Skor 4 jika memiliki kreativitas yang sangat Skor 1 jika tidak memiliki komposisi warna
tinggi dilihat dari motif yang dihasilkan
seperti tritik, spiral, dan garis. Perolehan skor
Skor= x 100
Skor 3 jika memiliki kreativitas baik dalam Skor maksimum
membuat motif.
Skor 2 jika memiliki kreativitas rata-rata Tabel 2. Pedoman Konversi
yaitu motif ikat celup yang dibuat hampir Pengetahuan
sama dengan ikat celup lainnya. Skor Rerata Predikat
Skor 1 jika tidak memiliki kreativitas 92-100 Sangat Baik (A)
trsendiri, motif ikat celup yang dibuat 83-91 Baik (B)
menjiplak ikat celup lainnya. 75-82 Cukup (C)
2. Kerapian 0-74 Kurang (D)
Skor 4 jika hasil ikat celup yang dihasilkan
dapat dilihat dengan jelas kerapian Tabel 3. Hasil penilaian karya
susunannya dan relatif sama. Kary Aspek Penilaian Total
Skor 3 jika hasil ikat celup yang dihasilkan a 1 2 3 4 5 Skor
memiliki susunan yang sama.
Skor 2 jika hasil ikat celup yang dihasilkan 1 4 3 4 4 3 90
ada yang tidak rapi susunannya 2 4 3 4 4 3 90
Skor 1 jika hasil ikat celup yang dihasilkan 3 4 2 3 3 3 75
tidak rapi. 4 4 3 4 4 4 95
3. Keindahan 5 4 3 3 4 3 85
6 4 3 3 4 3 85

38
”Analisis Pembelajaran Teknik Ikat Celup Pada Siswi Kelas VII C MTs Syarif Hidayatullah Kepanjen Malang”

7 3 3 3 3 3 85 menumbuhkan keterampilan untuk berwirausaha.


8 4 3 4 4 2 85 Jika MTs Syarif Hidayatullah melaksanakan hal
9 4 3 3 3 3 80 tersebut, bukan tidak mungkin sekolah tersebut
10 4 3 4 4 4 95 menjadi sekolah yang memiliki sentra industri
11 4 3 3 4 4 90 yang dapat memberikan pendidikan secara
12 4 4 3 4 3 90 akademis dan membentuk generasi muda yang
13 4 3 3 4 2 80 berjiwa entrepreneur tangguh.
14 4 3 4 4 3 90
15 4 3 4 4 3 90 B. Hambatan yang dihadapi dalam
16 4 3 4 4 2 85 pelaksanaan pembelajaran ikat celup
pada mata pelajaran seni budaya kelas
17 4 4 3 4 3 90
VII C di MTs Syarif Hidayatullah
18 4 3 4 4 4 95
Kepanjen beserta solusinya
19 4 2 3 4 4 85
Pelaksanaan pembelajaran seni budaya
materi ikat celup di MTs Syarif Hidayatullah
Berikut merupakan contoh hasil karya ikat celup
Kepanjen , tidak banyak hambatan yang dialami
dengan tepat: oleh guru maupun peserta didik kelas VII C.
Menurut observasi yang dilakukan peneliti
dibantu oleh guru seni budaya pada saat proses
pelaksanaan pembelajaran ikat celup dari awal
sampai akhir, maka hambatan yang dialami yaitu:
pewarna yang digunakan dalam membuat ikat
celup adalah wantex. Penggunaan pewarna ini
terbilang boros karena jika membuat pewarna ini
sesuai dengan aturan yang tertulis, air yang
dibutuhkan sebanyak 2 liter maka warna yang
Gambar 6. Hasil karya ikat celup
dihasilkan kurang pekat. Jadi dalam mengunakan
(Sumber: Mirza Churil Aini, 2022) wantex air yang digunakan harus sedikit agar
warna yang dihasilkan pekat. Kemudian dalam
pembuatan ikat celup harus ada pengulangan
Pembelajaran seni budaya materi ikat celup
dalam pembuatannya, minimal 2 kali
di MTs Syarif Hidayatullah kelas VII C sudah
pengulangan agar warna yang dihasilkan lebih
berjalan dengan cukup baik, tetapi dalam
maksimal. Selain itu terbatasnya bahan pewarna
perkembangannya perlu ditingkatkan kualitasnya
yang digunakan membuat peserta didik harus
dan diharapkan dapat memberikan motivasi
hemat dalam memberikan pewarna.
kepada peserta didik mampu berpikir produktif,
Solusi yang digunakan untuk mengatasi
inovatif, dan kreatif.
hambatan tersebut adalah guru sebaiknya
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rata-
menyiapkan pewarna wantex lebih banyak lagi
rata peserta didik adalah 86 dengan nilai terendah
disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang
75 dan nilai tertinggi 95. pembelajaran seni
membuat karya ikat celup dan varisi warna
budaya materi ikat celup ini berhasil karena
diperbanyak agar peserta didik lebih semangat
seluruh peserta didik kelas VII C memperoleh
dalam pembuatan ikat celup. karena beberapa
nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum
peserta didik tidak suka warna yang sudah
(KKM). Pembelajaran seni budaya materi ikat
disediakan oleh guru.
celup kedepannya perlu dilanjutkan agar peserta
didik lebih kreatif.
C. Hasil karya ikat celup peserta didik kelas
Pembuatan ikat celup ini memberikan
VII C di MTs Syarif Hidayatullah
banyak manfaat khususnya di bidang ekonomi.
Kepanjen
Nilai guna barang semakin bertambah sehingga
Hasil karya peserta didik ini dikategorikan
harga barangnya juga mengalami kenaikan.
sangat baik, baik, cukup dan kurang. Kategori ini
Dengan mempelajari ikat celup dapat

35
Mirza Churil Aini, Jurnal Seni Rupa, 2023, Vol. 11 No. 3, 29–39

diambil berdasarkan kreativitas, kerapian, (Sumber: Mirza Churil Aini, 2022)


keindahan, keterampilan, komposisi warna, dan
hasil karya peserta didik secara menyeluruh. Karya ini dibuat oleh Sa’adatul Abadiyah
Beberapa karya peserta didik dikelompokkan dengan menggunakan teknik ikatan ganda. Motif
berdasarkan nilai yang telah dilakukan guru ini berbentuk pola lingkaran berulang yang dapat
pengampu mata pelajaran seni budaya materi ikat dibuat satu atau dua jalur pada masing-masing
celup di kelas VII C.
lingkaran. Cara pembuatannya adalah dengan
Di bawah ini beberapa hasil karya peserta
didik kelas VII C MTs Syarif Hidayatullah membuat kerutan pada pusat yang diinginkan,
Kepanjen Malang. Sebagian besar peserta didik kemudian diikat secara bertahap sesuai jarak
mampu menerapkan ide, teknik, dan yang dikehendaki. Ikatan yang sudah dibuat
mengembangkan kreativitas dengan baik. jaraknya sesuia. Hasil ikat celup yang dihasilkan
memiliki susunan yang sama. Keselarasan karya
Berikut hasil karya ikat celup dengan nilai sangat ini dapat dilihat dari kesatuan antara hasil ikatan
baik: dan warna yang ditampilkan tetapi warna yang
ditampilkan kurang rata serta ada beberapa warna
yang pudar. Nilai karya ikat celup yang diperoleh
peserta didik ini adalah 90.

Berikut hasil karya ikat celup dengan nilai cukup:


Gambar 7. Hasil karya ikat celup Ikfina Mawaddatun
(Sumber: Mirza Churil Aini, 2022)

Karya ini dibuat oleh Ikfina Mawaddatun


dengan menggunakan teknik tritik. Teknik tritik
merupakan salah satu teknik ikat celup dengan
cara menjelujur dan menyurut bahan kain yang Gambar 9. Hasil karya ikat celup Ikfina Mawaddatun
(Sumber: Mirza Churil Aini, 2022)
kemudian diberi pewarna. Setiap ikatan yang
sudah dibuat sudah kuat dalam pembuatannya
Karya ini dibuat oleh Fiona Apiriliya dengan
sehingga terkesan tegas. Hasil ikat celup yang
menggunakan teknik ikatan garis. Motif ini
dihasilkan memiliki susunan yang sama.
berbentuk pola marmer atau garis yang berulang.
Keselarasan karya ini dapat dilihat dari satu
Cara pembuatannya adalah dengan mengerutkan
kesatuan yang padu dan utuh antara hasil ikatan
kain secara tidak teratur dengan satu tangan,
dan warna yang ditampilkan. Dalam karya ini
sementara tangan lainnya memegangi bekas
tidak ada ruang kosong yang terlalu lebar. Nilai
kerutan tersebut dan ikat kain dengan kuat agar
karya ikat celup yang diperoleh peserta didik ini
tidak terurai. Hasil ikat celup yang dihasilkan ada
adalah 95.
yang tidak rapi susunannya. Terlihat dari gambar
terdapat beberapa ruang kosong hal ini
Berikut hasil karya ikat celup dengan nilai baik:
disebabkan pada proses pembuatan ikatannya
kurang kuat. Warna yang dihasilkan pun kurang
rata ini disebabkan kurangnya pengulangan
dalam proses pewarnaan. Nilai karya ikat celup
yang diperoleh peserta didik ini adalah 75.

D. Tanggapan guru serta peserta didik


Gambar 8. Hasil karya ikat celup Sa’adatul Abadiyah mengenai hasil karya ikat celup

38
”Analisis Pembelajaran Teknik Ikat Celup Pada Siswi Kelas VII C MTs Syarif Hidayatullah Kepanjen Malang”

Tanggapan guru dan peserta didik, peneliti dilaksanakan sebagai berikut: (a) Guru sebelum
melakukan wawancara secara langsung dengan melaksanakan pembelajaran menyusun rencana
guru seni budaya, guru prakarya, dan peserta pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan KD
didik. Kegiatan tersebut dilakukan pada masing-masing sesuai dengan urutan silabus,
pertemuan terakhir. Adapun hasil wawancara menyiapkan media pembelajaran, menyesuaikan
yang telah dilakukan sebagai berikut. bahan ajar berupa alat dan bahan ajar,
Menurut guru seni budaya selama proses menyiapkan bahan, memilih model pembelajaran
pembelajaran ikat celup ini dapat berjalan dengan yang sesuai. sesuai dengan kondisi sekolah, dan
baik walaupun ada beberapa hambatan dalam evaluasi untuk mengukur pencapaian kompetensi.
pelaksanaanya. Karya yang dihasilkan oleh (b) proses pembelajaran dilaksanakan dengan
peserta didik kelas VII C ini terbilang sangat menyusun materi pembelajaran secara sistematis
bagus. Ikat celup ini merupakan materi pelajaran berupa pengembangan materi. Guru seni budaya
seni budaya yang pertama kali diajarkan dan menjelaskan materi dengan menerapkan model
hasilnya sangat memuaskan. Dengan pembelajaran dan menggunakan beberapa
memberikan kebebasan berekspresi dalam karya metode dalam pelajaran seni budaya. Beberapa
ikat celup membuat karakter kreatif peserta didik dari metode ini termasuk ceramah tentang topik
kelas VII C muncul dan termotivasi. Kedepanya yang dibahas, hal ini dilakukan untuk
peserta didik kelas VII C harus sering latihan dan memudahkan peserta didik menerima pelajaran
rajin mencari referensi-referensi atau sumber lain dan mendemonstrasikan teknik pembuatan karya
sendiri baik dari internet, buku, maupun dari ikat celup, tanya jawab untuk mengetahui
sumber lainnya. pemahaman peserta didik terhadap materi yang
Tanggapan guru prakarya mengenai hasil diajarkan dan memberikan kesempatan untuk
karya ikat celup kelas VII C ini sangat bagus dan peserta didik mengajukan pertanyaan. Dalam
diluar dugaan bahwa peserta didik kelas VII C pembelajaran, guru memberikan penugasan dan
bisa membuat karya ikat celup sebagus ini. praktik kepada peserta didik dengan memberikan
Karena pada sebelumnya belum pernah ada contoh karya ikat celup untuk meningkatkan
pembelajaran seperti ini. Pembelajaran ini pemahaman peserta didik terhadap materi yang
diharapkan terus berkembang untuk mengasah diajarkan. Bentuk tugas praktik yang diberikan
kreativitas peserta didik. pada materi ini adalah membuat karya ikat celup
Tanggapan peserta didik kelas VII C yang diharapkan bisa membangun minat peserta
mengenai pembelajaran ikat celup ini sangat didik dalam berkarya. Materi ini dipilih guru seni
menyenangkan. Mereka sangat antusias budaya karena teknik yang paling mudah
mengikuti pembelajaran seni budaya materi ikat diajarkan dan diterima oleh peserta didik.
celup dari awal sampai akhir. Terdapat beberapa Disamping itu, guru juga mempertimbangkan alat
peserta didik yang merasa takut dan ragu untuk dan bahan yang digunakan mudah didapat.
membuat karya ikat celup. Setelah melihat Evaluasi yang digunakan adalah dengan tes
hasilnya semua peserta didik merasa senang tertulis dan praktik, untuk mengukur kecapaian
karena karya ikat celup yang dibuat sesuai kompetensi. Materi ikat celup membantu peserta
dengan yang diharapkan. Motif yang dihasilkan didik untuk mengembangkan bakat dan minat
berbeda-beda serta memiliki waktu pembuatan mereka serta mencintai hasil warisan budaya. Hal
yang relatif cepat dan mudah. Kebanyakan ini ditunjukkan antusias mereka dalam proses
peserta didik menggunakan teknik ikatan garis. pembuatan karya ikat celup. Selain itu, hasil
Ini merupakan kali pertama peserta didik kelas karya ikat celup yang dipresentasikan di depan
VII C membuat karya ikat celup dan hasilnya kelas sangat menarik karena warna dan motif ikat
sangat memuaskan. celup yang dihasilkan berbeda-beda.
Hambatan yang dihadapi pada saat proses
SIMPULAN DAN SARAN pembelajaran ikat celup di kelas VII C dan
Simpulan solusinya adalah pewarna yang digunakan dalam
Proses pembelajaran seni budaya materi ikat membuat ikat celup adalah wantex. Penggunaan
celup di kelas VII C MTs Syarif Hidayatullah pewarna ini terbilang boros karena jika membuat

37
Mirza Churil Aini, Jurnal Seni Rupa, 2023, Vol. 11 No. 3, 29–39

pewarna ini sesuai dengan aturan yang tertulis, maksimal tidak tergantung pada contoh yang
air yang dibutuhkan sebanyak 2 liter maka warna diberikan guru seni budaya.
yang dihasilkan kurang pekat. Jadi dalam Guru sebaiknya memberi materi-materi
mengunakan wantex air yang digunakan harus yang berhubungan dengan ikat celup lebih dalam
sedikit agar warna yang dihasilkan pekat. lagi seperti sejarah ikat celup. Guru hendaknya
Kemudian dalam pembuatan ikat celup harus ada memberikan contoh video maupun tayangan slide
pengulangan dalam pembuatannya, minimal 2 tentang membuat ikat celup agar wawasan
kali pengulangan agar warna yang dihasilkan peserta didik lebih fokus dan materi mudah
lebih maksimal. Selain itu terbatasnya bahan dipahami oleh peserta didik.
pewarna yang digunakan membuat peserta didik Sekolah hendaknya memperioritaskan
harus hemat dalam memberikan pewarna. Solusi media pembelajaran seni budaya terutama materi
yang digunakan untuk mengatasi hambatan ikat celup seperti buku-buku pendukung kegiatan
tersebut adalah guru sebaiknya menyiapkan pembelajaran diperpustakaan. Sekolah juga dapat
pewarna wantex lebih banyak lagi disesuaikan menyediakan ruangan khusus dimana peserta
dengan jumlah peserta didik yang membuat karya didik dapat berkarya dengan nyaman dan dapat
ikat celup. menyimpan hasil karya-karya yang telah dibuat
Karya ikat celup yang dihasilkan oleh oleh peserta didik.
peserta didik kelas VII C dikategorikan sangat
baik, baik, dan cukup. Kategori ini diambil REFERENSI
berdasarkan kreativitas, kerapian, keindahan,
keterampilan, komposisi warna, dan hasil karya Astuti, Nur Aini Dwi. 2012. “Pelaksanaan
peserta didik secara menyeluruh. Sebagian besar Pembelajaran Batik Jumputan Pada Mata
peserta didik mampu menerapkan ide, teknik, dan Pelajaran Seni Budaya Siswa Kelas VIII
mengembangkan kreativitas dengan baik. B di SMP Negeri I Eromoko Wonogiri”.
Tanggapan guru serta peserta didik
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
mengenai hasil karya ikat celup yaitu proses
pembelajaran ikat celup ini dapat berjalan dengan Hardani, S.Pd.,M.Si.,dkk. 2020. “Metode
baik, meski terdapat beberapa kendala. Pelajaran Penelitian Kualitatif & Kuantitatif”.
seni budaya materi ikat celup ini baru pertama Yogyakarta: Cv. Pustaka Ilmu Group.
kali dilakukan dan karya yang dihasilkan oleh Kurniawan, Aris (2015). ”13 Pengertian Analisis
peserta didik kelas VII C terbilang sangat bagus. Menurut Para Ahli Di Dunia”. Diunduh
Peserta didik kelas VII C sangat antusias selama pada tanggal 15 Maret 2023, dari
mengikuti proses pembelajaran berlangsung dan
www.gurupendidikan.com/1-pengerian-
sangat senang. Motif yang dihasilkan berbeda-
beda serta memiliki waktu pembuatan yang analisis-menurut-para-ahli-didunia/
relatif cepat dan mudah. Walaupun terdapat Nugroho, Faozan Tri. 2021. ”Pengertian Seni
keraguan dan takut dalam membuat karya ikat Rupa Menurut Ahli, Ketahui Prinsi-
celup. Setelah melihat hasil karyanya peserta prinsipnya”. Diunduh pada tanggal 12
didik kelas VII C sangat senang dan Februari 2022, dari
memuaskan.
https://m.bola.com/ragam/read/4730173/
Saran pengertian-seni-rupa-menurut-ahli-
Peserta didik sebaiknya memperhatikan ketahui-prinsip-prinsipnya?page=3
lebih saat guru berbicara, mereka akan lebih Pendidikan, Guru. (2020). ”Pengertian
mengingat apa yang diajarkan dan memiliki Pendidikan” diunduh pada tanggal 15
sedikit masalah saat mereka belajar cara Januari 2022, dari
mengikat dan mewarna. Peserta didik sebaiknya https://www.gurupendidikan.co.id/penger
meningkatkan keaktifan dan kreativitas yang
tian-pendidikan/
dimiliki sehingga karya yang dibuat lebih
Prawiro, M. 2019. “Pengertian Batik: Definisi,
Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenis Batik”.

38
”Analisis Pembelajaran Teknik Ikat Celup Pada Siswi Kelas VII C MTs Syarif Hidayatullah Kepanjen Malang”

Diunduh pada tanggal 20 Februari 2022, Tajakpatah, (2018). “Pendidikan Seni” diunduh
dari pada tanggal 15 Januari 2022, dari
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/ http://rabhrubh.blogspot.com/2018/04/pe
pengertian-batik.html ndidikan-seni-dan-pendidikan-seni.html?
Rahma, Ridha Fiqroatur. 2014. ”Studi m=1
Pelaksanaan Pembelajaran Seni Rupa Titik, media (2014). “Pengertian Pembelajaran
Materi Batik Kelas VIII F Semester Menurut Beberapa Ahli”. Diunduh pada
Gasal SMP Negeri 10 Surakarta Tahun tanggal 16 Januari 2022, dari
Ajaran 2013/ 2014”. Surakarta: https://trys99.wordpress.com/2014/08/17
Universitas Sebelas Maret. /pengertian-pembelajaran-menurut-para-
Santoso, Lanny Yuliani. 2018. “Ragam Hias ahli/
Kain Celup Ikat”. Diunduh pada tanggal Prawiro, M. 2019. “Pengertian Batik: Definisi,
21 Februari 2022, dari Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenis Batik”.
https://docplayer.info/33399221-Ragam- Diunduh pada tanggal 20 Februari 2022,
hias-kain-celup-ikat.html? dari
_gl=1*194x6yp*_ga*eVotWGNOdl9nU https://www.maxmanroe.com/vid/um
HVHYld3SmtPYzhIdVByVkNKU0dXV um/pengertian-batik.html
lRHMzJlQzNxVGpaN0liTFFpcksxcHU0
QTB5d0ZtdDlXdQ
S. Nasution. 1998. ”Kurikulum dan Pengajaran”.
Jakarta: Rineka Cipta.

39

Anda mungkin juga menyukai