A.A. Istri Hendri Dwi Jayantari - P07124223080
A.A. Istri Hendri Dwi Jayantari - P07124223080
Dosen Pengampu :
Ni Nyoman Suindri, S.Si.T., M.Keb
Oleh :
NIM : P07124223080
SEMESTER VII
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah asuhan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, untuk memenuhi tugas individu
mata kuliah asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal dan juga
makalah. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ni
Nyoman Suindri, S.Si.T., M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah asuhan kebidanan
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
menuju kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat
Cover
Kata Pengantar………………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….24
3.2 Saran……………………………………………………………………………24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
pemberian cairan yang dibutuhkan. Ini diikuti oleh rujukan, diagnosis yang akurat,
Prolapsus tali pusat adalah situasi gawat darurat obstetrik yang berpotensi
mengancam jiwa. Hal ini dapat menyebabkan asfiksia atau bahkan kematian pada
janin. Dalam kasus prolapsus tali pusat, darah yang mengalir melalui tali pusat
dapat terganggu karena tali pusat tertekan antara janin, rahim, serviks, atau pintu
mengurangi pasokan oksigen pada janin dan berujung pada risiko kematian janin.
Angka kejadian prolapsus tali pusat berkisar antara 0,1% hingga 0,6%, dengan
prolapsus tali pusat harus ditangani segera. Ini bisa dilakukan dengan mengatur
posisi ibu, mengembalikan tali pusat ke posisinya yang semula, atau melalui
tindakan operasi sesar untuk menyelamatkan bayi yang masih dalam kandungan
ibu.
1.2 Rumusan Masalah
7. Apa saja yang menjadi faktor risiko pada prolapsus tali pusat ?
Tujuan yang ingin dicapai dari beberapa rumusan masalah di atas adalah
sebagai berikut :
3. Untuk menjelaskan etiologi dan faktor predisposisi pada prolapsus tali pusat.
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pembaca
PEMBAHASAN
tali pusat keluar dari vagina pada saat kantung ketuban pecah sebelum bayi
memasuki jalan lahir. Hal ini jarang tetapi berpotensi fatal yang dapat
mengakibatkan gangguan sirkulasi dari ibu ke janin dan tingginya kematian janin.
Oleh karena itu diperlukan keputusan yang tepat, pengelolaan segera dan rujukan
segera.
Jika tali pusat berada di samping bagian besar janin dapat teraba pada
kanalis servikalis, atau lebih rendah dari bagian bawah janin sedangkan
Tali pusat menumbung disebut juga Prolapsus Funikuli. Dimana tali pusat
teraba keluar atau berada di samping dan melewati bagian terendah janin di
dalam jalan lahir, tali pusat dapat prolaps ke dalam vagina atau bahkan diluar
vagina setelah ketuban pecah. Apabila tali pusat keluar melalui ketuban yang
3. Occult Prolapse
Tali pusat berada di samping bagian terendah janin turun ke vagina. Tali
pusat dapat teraba atau tidak, ketuban dapat pecah atau tidak.
Faktor dasar yang merupakan faktor predisposisi prolaps tali pusat adalah tidak
terisi nya secara penuh pintu atas panggul dan serviks oleh bagian terendah janin.
Faktor-faktor etiologi prolaps tali pusat meliputi beberapa faktor yang sering
1. Presentasi yang abnormal seperti letak lintang atau letak sungsang terutama
presentasi kaki
2. Prematuritas
3. Kehamilan ganda
4. Polihidramnion sering dihubungkan dengan bagian terendah janin yang tidak
engage
6. Disproporsi janin-panggul
10. Amniotomi
Adapun tanda dan gejala pada prolapsus tali pusat, sebagai berikut :
2. Tali pusat dapat dirasakan atau diraba dengan tangan di dalam bagian yang
3. Keadaan jalan lahir yang berbahaya mungkin terjadi sebagaimana tali pusat
6. Hipoksia janin ditandai dengan gerakan janin yang jarang dan lemah.
Prolaps tali pusat terjadi karena kegagalan bayi dalam kandungan ibu tidak
masuk di ruang panggul sehingga saat kantung cairan amnion pecah, tiba-tiba
terjadi desakan yang kuat menyebabkan cairan mengalir dengan cepat terus menuju
vagina
sehingga membuat tali pusat turun menuju vagina. Pada kehamilan ganda maka
kemungkinan terjadinya prolaps tali pusat akan semakin besar karena jika terjadi
desakan antara janin akan membuat janin mengalami kelainan presentasi seperti
menyebabkan janin dapat bergerak lebih leluasa dalam rahim sehingga keadaan ini
Sedangkan pada kehamilan prematur selain terjadi hidramnion juga terjadi ukuran
janin yang kecil karena usia gestasi yang masih muda sehingga janinnya memiliki
Keadaan tali pusat yang panjang dan plasenta previa juga menjadi penyebab
terjadinya prolaps tali pusat. Semua keadaan tersebut akan menyebabkan janin sulit
beradaptasi terhadap panggul ibu, sehingga PAP (pintu atas panggul) tidak tertutupi
oleh bagian bawah janin, dan inilah yang mengakibatkan tali pusat bergeser atau
Prolaps tali pusat akan mengakibatkan tali pusat terjepit dan tertekan antara
bagian terendah janin dan jalan lahir sehingga akan mengurangi atau
variabel). Bila obstruksinya hilang dengan cepat, detak jantung janin akan kembali
deselerasi yang lama. Apabila berlanjut dapat mengakibatkan fetal distress yang
ditandai dengan melemahnya detak jantung janin dan jika dibiarkan dapat
darah yang lama melalui tali pusat juga dapat menghasilkan asidosis respiratorik
dan metabolik yang berat, berkurangnya oksigen janin, bradikardi yang menetap
bila keadaan ini terus berlangsung dapat mengakibatkan terjadinya kematian pada
janin. Namun bila segera dapat ditangani maka janin tetap hidup, hal ini ditandai
5. Tekanan pada bagian terendah janin oleh manipulasi eksterna terhadap pintu
persalinan. Setelah ketuban pecah, lakukan lagi pemeriksaan tali pusat bila ibu
memiliki faktor risiko. Apabila ibu tidak memiliki faktor risiko dan ketuban jernih,
pemeriksaan tali pusat tidak perlu dilakukan. Jika pecah ketuban terjadi spontan,
denyut jantung janin normal, dan tidak ada faktor risiko prolaps tali pusat,
janin. Curigai Adanya prolaps tali pusat bila ada perubahan pola denyut jantung
janin yang abnormal setelah ketuban pecah atau amniotomi. Cara memastikan
1. Tali pusat tampak atau teraba pada jalan lahir lebih rendah dari bagian terendah
2. Tali pusat tampak pada vagina setelah ketuban pecah (tali pusat menumbung,
Pada diagnosis prolaps tali pusat okultisme lebih sulit terdeteksi karena denyut
jantung janin (DJJ) yang abnormal dalam bentuk deselerasi berulang, bervariasi,
tiba- tiba parah, dan/atau berkepanjangan (berlangsung satu menit atau lebih).
Presentasi tali pusat bersifat sementara dan biasanya tidak signifikan sebelum
32 minggu. Studi besar menunjukkan bahwa adanya presentasi tali pusat tidak
prediktor yang buruk untuk diagnosis prolaps tali pusat. Namun, ketika didiagnosis
pada saat trimester ketiga, presentasi tali pusat memerlukan pemindaian lanjutan
Diagnosis dini sangat penting untuk kehidupan janin. Pada setiap gawat janin
harus segera dilakukan pemeriksaan dalam terutama pada kasus bradikardi janin
atau deselerasi variabel berulang, jika terjadi segera setelah ketuban pecah maka
perlu
untuk mempertimbangkan adanya prolaps tali pusat. Penderita yang mempunyai
risiko tinggi terjadinya prolaps tali pusat harus dipantau dengan pemeriksaan
denyut jantung janin (DJJ) yang berkesinambungan, yang memberi peringatan dini
Tenaga kesehatan harus dapat menyadari faktor risiko karena hal ini
lahir dimana kondisi ini meningkatkan kemungkinan tali pusat turun saat cairan
keluar. Hubungan antara malpresentasi termasuk letak sungsang dan prolaps tali
pusat terdapat keterlibatan yang buruk dari bagian ke dalam panggul ibu yang
memungkinkan ruang tali pusat untuk prolaps. Dalam suatu penelitian, presentasi
sungsang menyumbang 36,5% dari kasus prolaps tali pusat. Kehamilan ganda
merupakan faktor risiko lain dan dapat menyebabkan prolaps tali pusat karena
presentasi janin abnormal, dan dapat terjadi pada kembar pertama atau kedua.
Penggunaan balon pematangan serviks dapat menjadi predisposisi prolaps tali pusat
terutama ketika diisi dengan sejumlah besar cairan, dan dapat terjadi setelah
disebabkan oleh ukuran janin yang kecil, membuat tali pusat akan dengan cepat
1. Penatalaksanaan
A. Tatalaksana Umum
dengan posisi knee chest atau trendelenburg. Segera rujuk ibu ke fasilitas
Perhatikan apakah tali pusat masih berdenyut atau tidak. Jika sudah tidak
berdenyut, artinya janin telah mati dan sebisa mungkin pervaginam tanpa
memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang apa yang terjadi
serta tindakan apa yang akan dilakukan. Jika tali pusat masih berdenyut
● Prolaps Occult
yang cepat.
indikasi
B. Tatalaksana Khusus
perinatal. Pengenalan yang cepat dan tindakan cepat adalah andalan dalam
Ketika prolaps tali pusat sudah dapat didiagnosis, maka penting untuk
Kemudian ada beberapa cara untuk mengurangi tekanan pada tali pusat yang
A. Mengatur Posisi
1. Posisi Trendelenburg
dengan panggul ibu dimiringkan di atas kepala ibu untuk menarik janin
ke atas dan menjauhi serviks dengan gaya gravitasi. Posisi dapat dicapai
dengan cepat jika pasien sudah berada di tempat tidur yang dapat
tidak dipengaruhi oleh tingkat janin. Dapat dilakukan dengan cepat oleh
karena itu, posisi genu pectoral harus menjadi manuver yang lebih
disukai karena paling efektif. Kerugiannya bagi wanita hamil yaitu posisi
ini bisa melelahkan dan sulit dipertahankan; oleh karena itu, kurang
bekerja sama dalam keadaan darurat dapat menjadi sulit dan berisiko.
Jika tali pusat sudah menonjol dari vagina, tindakan pencegahan ekstra
lebih besar. Selain itu, mengangkat pinggul ibu juga dapat mengurangi
risiko prolaps tali pusat lebih lanjut di luar vagina, sehingga lebih disukai
janin sebanyak dua tingkat, yang sangat efektif dalam mengangkat kepala
janin apabila diperkirakan terjadi penundaan kelahiran atau bila pasien perlu
dipindahkan ke jarak yang lebih jauh. Namun, cara ini kurang efektif bila
kepala janin berada pada ketinggian yang lebih tinggi, karena arah elevasi
oleh kandung kemih yang distensi berada di bawah bagian presentasi janin.
bawah jarang dilakukan saat ini. Manuver ini dapat dicoba saat persiapan
untuk seksio sesarea darurat sedang dilakukan. Jika prolaps tali pusat terjadi
D. Penggunaan Tokolitik
untuk mengurangi kontraksi rahim, mengurangi tekanan pada tali pusat yang
dan dalam kasus di mana prolaps tali pusat terjadi di rumah sakit, persalinan
⮚ Pada ibu
bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desdua serta
pembuluh korion sehingga terjadi bakterimia dan sepsis pada ibu dan janin.
terutama apabila dicurigai terjadi distosia. Infeksi merupakan bahaya yang serius
yang mengancam ibu dan janinnya pada partus lama. Komplikasi lain seperti
laserasi jalan lahir, ruptur uteri, atonia uteri dapat terjadi akibat upaya
menyelamatkan janin.
⮚ Pada janin
a. Gawat janin
Gawat janin adalah keadaan atau reaksi ketika janin tidak memperoleh
oksigen yang cukup. Gawat janin dapat diketahui dari tanda-tanda berikut :
● Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 120x/menit atau lebih dari
160x/menit
b. Cerebral Palsy
patologi intrauterine.
bahwa prolapus tali pusat dapat terjadi pada kehamilan tanpa faktor risiko yang
jelas sehingga membuat komplikasi ini tidak dapat dicegah. Diagnosis dari
presentasi tali pusat harus dicari melalui USG antenatal, walaupun menggunakan
USG tidak spesifik dalam menilai prolaps tali pusat tetapi USG dapat menentukan
beberapa risiko terjadi prolaps tali pusat saat persalinan nanti, terutama pada
kehamilan dengan risiko tinggi prolaps tali pusat seperti malpresentasi, persalinan
prematur, Ketuban pecah dini prematur (PPROM). Oleh karena itu pada antenatal
care, ibu dan suami harus mendapatkan konseling mengenai komplikasi prolaps
tali pusat dan apa yang harus dilakukan jika ketuban pecah.
Pemantauan DJJ terus menerus pada ibu dengan risiko tinggi tidak akan
mencegah prolaps tali pusat, tetapi akan membantu dalam diagnosis dini ketika
kelainan DJJ terdeteksi. Oleh sebab itu, maka ibu yang berisiko prolaps tali pusat
sebaiknya dirawat di rumah sakit setelah usia kehamilan 37 minggu, atau saat
3.1 Kesimpulan
mana tali pusat keluar dari vagina pada saat kantung ketuban pecah sebelum bayi
memasuki jalan lahir. Hal ini jarang tetapi berpotensi fatal yang dapat
mengakibatkan gangguan sirkulasi dari ibu ke janin dan tingginya kematian janin.
Pemeriksaan tali pusat dilakukan pada setiap pemeriksaan dalam saat persalinan.
Setelah ketuban pecah, lakukan lagi pemeriksaan tali pusat bila ibu memiliki faktor
risiko dan periksa denyut jantung janin. Curigai adanya prolaps tali pusat bila ada
perubahan pola denyut jantung janin yang abnormal. Apabila tali pusat terasa masih
dengan masker atau nasal kanul, menghindari memanipulasi tali pusat karena dapat
mengurangi kompresi pada tali pusat dan segera rujuk ibu ke fasilitas yang
melayani seksio sesarea. Pada saat merujuk dengan ambulans, posisikan ibu
berbaring ke kiri.
3.2 Saran
Prolapus tali pusat dapat terjadi pada kehamilan tanpa faktor risiko yang jelas
sehingga membuat komplikasi ini tidak dapat dicegah. Oleh karena itu pada saat
antenatal care, ibu dan suami harus mendapatkan konseling mengenai komplikasi
prolaps tali pusat dan apa yang harus dilakukan jika ketuban pecah. Apabila ibu
berisiko prolaps tali pusat harus dirawat di rumah sakit setelah usia kehamilan 37
minggu, atau saat terjadi kontraksi harus segera ke rumah sakit sebelum pecah
ketuban.
DAFTAR PUSTAKA
Penerbit Adab
Aditama, Lidia. (2019). Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Guepedia
Hermawati.