MAKALAH SBD
MAKALAH SBD
Nama Kelompok:
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan, Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sosial dan Budaya. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi penulis pada khususnya dan bagi semua kalangan pada umumnya.
Penulis membuat makalah in dari kumpulan buku, dan internet sebagai pedoman
makalah
Ilmu Sosial dan budaya masih sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa
kecintaan serhadap masyarakat yang berbudaya , khususnya terhadap masyarakat
dalam perkawinan,kehamilan, persalinan nifas, dan bayi yang baru lalit
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah Ilmu Sosial dan
Budaya, teman mahasiswa yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan
motivasi dalam pengembangan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan perlu ditingkatkan lagi mutunya. Oleh karna itu, kritik
dan saran dari berbagai pihak yang membangun sangat diharapkan.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kahishgan maissia. Di era globalisasi
sekarang ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrim menuntut semua manusia harus
memperhatikan aspek sosial badaya. Salah satu masalah yang kini banyak merchak di
kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam
masyarakat dimana mereka berada.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi
konsepsi mengenai berbagai pantangan, bubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi
schat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun
negatif terhadap kesehatan ibu dan anak
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus siap fisik maupun
mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan yang siap mengabdi di kawasan
pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah pola kehidupan masyarakat
yang mempunyai dampak negatif tehadap kesehatan masyarakat. Tidak mudah mengubah
pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat. Apalagi masalah proses persalinan yang umum
masih banyak menggunakan dukun berk
Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan adalah kemiskinan,
pendidikan rendah, dan budaya, Karena itu, kemampuan mengenali masalah dan mencari
solusi bersama masyarakat menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki bidan
Unik ini seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan terhadap masyarakat portu
mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat pengetahuan
penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma
dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan?
2. Bagaimana cara bidan melaksanakan pendekatan sosial budaya dalam lingkup
agama,kesenian tradisional,dan dalam lingkungan pondok pesantren?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa definisi dari pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan?
2. Mengetahui bagaimana cara bidan melaksanakan pendekatan sosial budaya dalam
lingkup agama,kesenian tradisional,dan dalam lingkungan pondok pesantren?
BAB II
PEMBAHASAN
Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-
upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya:
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu
sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam dari
berbagai penyakit dan kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan
bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain:
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu
sakit. Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
Nabi saw bersabda: " Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang
diturunkan-Nya."Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit. Pandangan
agama (agama Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat mengenai
hal tersebui yaitu memperbol dan melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada
beberapa ulama yang mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu hal yang
sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.
Pendapat/pandangan agama (agama Islam) dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu
memperbolehkan / menghalalkan dan melarang /mengharamkan.
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam
kaedah hukum (Isl am) mengatakan " Keadaan darurat memperbolehkan hal-
hal yang dilarang dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa "
b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan
untuk kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama
perkawinan yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat juga untuk mendapatkan keturunan.
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang
sehat dan berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Dengan melihat aura orang lain.
Praktik Bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya.
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan saat ini dihadapkan pada masyarakat
yang lebih terdidik dan mampu memberi pelayanan kesehatan yang di tawarkan atau.
Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan
rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan
kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan
kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus memiliki
keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya
dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani
pelayanannya kepada pasien.
Program pelayanan kebidanan yang optimal dapat dicapai dengan adanya tenaga bidan
yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanannya
berdasarkan kaidah-kaidah profesi yang telah ditentukan,seperti memiliki berbagai
pengetahuan yang luas mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh para bidan dalam
melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat.
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui pendekatan sosial
dan budaya yang akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan yang dapat digunakan atau
diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada
masyarakat misalnya paguyuban, kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut
bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi
yang diberikan oleh petugas, bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau
benar adanya.
pengertian dari seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang
artinya kemahiran. Tetapi beberapa juga ada yang mengatakan bahwa kata seni berasal dari
bahasa belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni sendiri dalam bahasa
Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan atau persembahan. Namun
dalam bahasa tradisional jawa, seni mempunyai rti Rawit pekerjaan yang rumit rumit / kecil.
Dibawah ini terdapat beberapa hal tentang seni baik pendapat dari para ahli budaya,maupun
arti kesenian secara umum.
Seni adalah suatu hasil dari ungkapan emosi yang ingin disampaikan oleh kepada
orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat / berkelompok seseorang.
Seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan suatu realitas dalam suatu karya seni
yang bentuk dan isinya, mempunyai kemampuan untuk membangkitkan pengalaman tertentu
dalam rohani penerimanya.Dan menurut beliau Kesenian Merupakan produk dari manusia
sebagai homeostetiskus. Setelah manusia merasa cukup atau dapat mencukupi kebutuhan
fisiknya, maka manusia tersebut perlu dan akan selalu mencari pemuas untuk memenuhi
kebutuhan psikisnya. Manusia semata- mata tidak hanya memenuhi isi perut, tetapi perlu juga
memenuhi pandangan indah serta suara merdu, semua kebutuhan manusia tersebut dapat
dipenuhi melalui kesenian.
Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan adal
kebiasaan yang ada secara turun menurun atau kesenian baru.hasil dari pengembangan
kebudayaannya.
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan
kemauan secara naluriah. Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa seninya, baik
secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Maksud
dari menyatakan rasa seni secara aktif adalah seseorang jika memiliki suatu rasa seni, harus
dikembangkan atau diapresikan kepada orang lain agar bermanfaat bagi orang lain. Agar rasa
seni tersebut dapat disalurkan atau diberikan kepada orang lain supaya rasa seni yang dimiliki
dapat bermanfaat bagi orang lain.
Maka itu dalam mengadakan pendekatan terhadap kesenian, kita tidak cukup hanya
bersimpati terhadap kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati. Empati berasal dari
kata yunani berarti merasa sama. Jadi dalam menghayati suatu karya seni secara empati
berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni itu.
a. Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan
kemampuan untuk menghargai karya seni, seseorang yang memiliki rasa apresiasi seni berarti
orang tersebut memiliki kesadaran akan nilai dari sebuah karya seni sehingga orang tersebut
mampu menghargai karya seni tersebut.
Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah:
perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud dari
hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan bentuk dan
penemuan-penemuan baru. Hakekat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha.
a. Peranan Seni
Seni memliki beberapa peranan, diantaranya:
a. Seni sebagai kebutuhan.
Seni sebagai kebutuhan berarti seni merupakan salah satu dari beberapa
kebutuhan bagi manusia yang perlu dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup
maka manusia melengkapi dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan
sebagai penunjang atau pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya.
b. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi
Sejarah telah mencatat akan prestasi-prestasi kesenian dalam peranannya
membentuk sikap budi manusia. Karya-karya seni pada zaman primitif
merupakan alat-alat yang mampu menimbulkan suasana magis dan misterius
dalam pemujaan serta kehidupan pada waktu itu. Juga karya-karya kesenian
klasik yang puitik heroik maupun karya-karya modern, kesemuanya memberi
pengaruh yang besar dalam peradaban manusia.
Cara Cara Pendekatan Bidan dalam wilayah Banjar Bali Para bidan mempunyai
berbagai cara meningkatan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya
kesehatan, misalnya saja denagn mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas.
Ciri-ciri Paguyuban
Tipe Paguyuban
a. Pengertian
a. pendekatam social
b. survai mawas diri
c. musyawarah masyarakat pondok pesantren
d. pelatihan
e. pelaksanaan kegiatan
f. pembinaan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan
masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah
kerjanya.
George M. Foster dan Barbara Galatin Anderson. Antropologi Kesehatan. UI Press. Jakarta
1986 Depkes RI, MA 103. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Untuk Prog Bidan Pusdiknakes.
Jakarta1996.Nasrul Effendi, Drs. Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Jakarta 19 Sosial
budaya dasar, Syafrudin, SKM.M.Keswww.google.com