Tsania Syifa Aulia - Rangkuman PBM
Tsania Syifa Aulia - Rangkuman PBM
NPM : 212151116
Kelas : 2021-D
RANGKUMAN MATERI
Hakikat matematika
Mathematical Connections
r = .28 =14 cm
3.080 = X 4 Xt
3.080 = X 616 X t
t=
t=5
jadi,tinggi tabung tersebut adalah 5 cm.
Pembahasan Indikator
*Diketahui * Ditanyakan
Rumus Fisika
P= v=
V=
V=88
Pembahasan Indikator
Contoh soal:
Diketahui piramida Giza di Mesir berbentuk limas segi empat beraturan dengan
panjang rusuk alas 230 m dan panjang rusuk tegak 219 m. Tentukan jarak terdekat
puncak piramida dengan lantai (alas) piramida!
Penyelesaian:
T
Ingat, jarak terdekat akan tegak
lurus. Misalkan puncak T dan alas
2 9𝑚 O serta titik satunya P.
D C 𝑃𝑇 2 9 − 5
P
4796 − 3225
O 230𝑚
34736
A B
𝑇𝑂 𝑇𝑃 − 𝑃𝑂
𝑇𝑂 34756 − 5
𝑇𝑂 34756 − 3225 Maka, Panjang jarak terdekat
𝑇𝑂 2 5 antara puncak dan alas piramida
𝑇𝑂 49 439 adalah 7 439.
𝑇𝑂 7 439 𝑚
Pembahasan
Indikator
Hasil dari pengerjaan soal diatas semua indikator dalam Penalaran
Matematis ini sudah terpenuhi. Pada indikator Kemampuan Menyajikan
pernyataan matematika secara lisan,tertulis,gambar dan diagram siswa sudah
mampu menjelaskan dengan baik terlihat hasil pengerjaan siswa sudah
terstruktur dengan baik .pada indikator ini siswa sudah mampu memahami
dan mengerjakan dengan baik sesuai dengan konsep dan menggambarkan
materi dengan rapih.
Kemampuan menyusun bukti,memberikan alasan/bukti terhadap
kebenaran solusi
Contoh soal:
Alfin mendapat uang saku dari ibu Rp35.000 per minggu. Sekolah Alfin sudah
menerapkan sistem Full Day sehingga hari Sabtu dan Minggu libur. Karena hari libur
Alfin berada dirumah maka ia tidak jajan. Uang yang tidak dijajankan ia tabungkan
untuk membeli mainan robot. Mainan itu dapat dibeli apabila ia menabung selama 6
minggu. Berapakah harga mainan robot tersebut?
Penyelesaian:
Ditanyakan : Berapakah harga mainan robot tersebut?
Dikethui:
Uang saku alfi: Rp.35.000/minggu
35.000:7 hari =5000/hari
Sabtu dan minggu (tidak jajan)=5000 X 2 hari =Rp.10.000
karena hari sabtu dan minggu libur jadi uangnya ditabung Jadi dalam
seminggal Alfin menabung sebesar 10.000 karena akan ditabung selama 6 minggu
Jadi 10.000 x 6 minggu = 60.000 (harga robot).
Pembahasan Indikator
Hasil dari pengerjaan soal diatas semua indikator dalam Penalaran
Matematis ini sudah terpenuhi. Pada indikator Kemampuan menyusun
bukti,memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi siswa sudah
mampu menjelaskan dengan cukup baik terlihat hasil pengerjaan siswa
sudah terstruktur dengan baik .pada indikator ini siswa sudah mampu
memahami dan mengerjakan dengan baik namun masih kurang rapih dan
terstruktur dalam konsep.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
A. Pengertian
o Menurut KBBI, masalah merupakan kata nomina dari sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan) ; soal ; persoalan.
o Ruseffendi (Juliarti & Surya, 2017) mengemukakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah amat penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka
yang di kemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika,
melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi
lain dan dalam. kehidupan sehari-hari.
o Menurut Davita, P.W.C dan Pujiastuti, H (2020:112), kemampuan pemecahan
masalah matematika adalah usaha siswa menggunakan puan keterampilan dan
pengetahuannya untuk penga menemukan solusi dari masalah matematika.
o Menurut Montague (2007; amam 2017), pemecahan masalah matematis
adalah suatu aktifitas kognitif yang komplek yang disertai proses dan strategi.
B. Indikator Pemecahan Masalah
Menurut Polya dalam Sumarmo(2013; Suraji, Maemunah, dan Saragih :2018),
indicator pemecahan masalah yaitu:
1) Mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah.
2) Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika
dan atau diluar matematika.
3) Menjelaskan dan menginterpretasikan hasil.
Tahapan Pemecahan
Kategori Deskripsi
Masalah (Indikator)
Contoh soal:
1) .Tentukan Himpunan penyelesain dari persamaan linear satu variabel 5m+4=2m +16.
Jawab:
Persamaan linear .
Diketahui:
Persamaan 1=5m +4
Persamaan 2=2m +16
Jawab:
5m+4=2m+16
5m-2m=16-4
3m=12
m=
m=4
Hp=(4)
Pembahasan indikator:
Dari kutipan jawaban di atas siswa tidak memami konsep apa yang
digunakan pada permasalahan ini. Siswa memahami apa yang diketahui
dan ditanyakan soal, namun disini subjek tidak merencanakan pemecahan
masalah. Siswa langsung melakukan penyelseaian masalah secara
sistematis. Siswa tidak melakukan poin dan hubungan, namun subjek
mengetahi benar proses-proses untuk mendapatkan himpunan.
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika
A. Pengertian
McPeck (1981) menyatakan berpikir kritis bersifat spesifik. “Critical thinking
is specific to a particular discipline, and that it depends on a thorough
knowledge and understanding of the content and epistemology of the
discipline”. Menurutnya, berpikir kritis tidak dapat diajarkan dengan bebas
pada subjek bidang tertentu.
Siegel (1990) menekankan konsep hubungan yang kuat antara berpikir kritis
dengan rasionalitas. Siegel mendefinisikan berpikir kritisya itu “critical
thinking means to be „appropriately moved by reasons‟, and to be rational is
to, believe and act on the basis of reasons”.
Krulik dan Rudnik (1993) berpikir kritis adalah mengelompokkan,
mengorganisasi, mengingat, dan menganalisisinformasi yang diperlukan,
menguji, menghubungkan dan mengevaluasi semua aspek dari situasi masalah
(dalam Rochaminah, 2008: 22).
Ennis (1996: 1-2) mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu proses berpikir
dengan tujuan untuk membuat keputusan keputusan yang dapat dipertanggung
jawabkan mengenai apa yang akan diyakini dan apa yang akan dilakukan.
Wood, Williams, & Mc Neal (2006) mendefinisikan berpikir matematis
sebagai aktivitas mental yang melibatkan abstraksi dan generalisasi ide-ide
matematis.
Berpikir kritis menurut Gunawan (2007: 177) adalah kemampuan untuk
berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan
evaluasi.
Lai (2011) sempat mengumpulkan beberapa definisi dari berpikir kritis. Dia
berhasil mengumpulkan berbagai definisi yang dikembangkan dari sudut
pandang filosofis. Definisi-definisi tersebut adalah:
The propensity and skill to engage in an activity with reflective
skepticism.
Reflective and reasonable thinking that is focused on deciding what to
believe or do.
Skillful, responsible thinking that facilitates good judgment.
Purposeful, self-regulatory judgment which results in interpretation,
analysis, evaluation, and inference, as well as explanation of the
evidential, conceptual, methodological, criteriological, or conceptual
considerations upon which that judgment is based.
Disciplined, self-directed thinking that exemplifies the perfections of
thinking appropriate to a particular mode or domain of thought.
Thinking that is goal-directed and purposive, “thinking aimed at
forming a judgment,” where the thinking itself meets standards of
adequacy and accuracy.
Judging in a reflective way what to do or what to believe.
1. Merumuskan masalah;
2. Menganalisi argumen;
3. Menanyakan dan menjawab pertanyaan;
4. Menilai kredibilitas sumber informasi;
5. Melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi;
6. Membuat deduksi dan menilai deduksi;
7. Membuat induksi dan menilai induksi;
8. Mengevaluasi;
9. Mendefinisikan dan menilai definisi;
10. Mengidentifikasi asumsi;
11. Memutuskan dan melaksanakan; dan
12. Berinteraksi dengan orang lain.
(A) 150
(B) 75
(C) 50
(D) 28
(E) 25
Jawab:
Berdasarkan informasi dari soal yaitu barisar aritmetika, maka kita butuh
informasi beriku ini;
= a + (n - 1) b
= (2a+n-1)b)
=8 a +b=8
=20 a+5b=20
a+b=8
a+5b=20 (-)
-4b=-12
b=3 a=5
Untuk b = 3 maka a = 5 , dan adalah
= (2a+(6-1)b)
3 2(5) (5)(3)
3( 0 5)
3(25)
75
.’. Pilihan yang sesuai adalah (B) 75
Pembahasan indikator
Berdasarkan Gambar di atas, semua indikator berpikir kritis terpenuhi. Pada indikator
interpretasi peserta didik ini dapat memahami masalah yang ditunjukkan dengan menulis
diketahui maupun yang ditanyakan dengan tepat. Pada indikator analisis dan evaluasi, peserta
didik ini dapat memahami konsep barisan dan deret terlihat pada pengerjaannya yang tepat
serta menggunakan stategi yang tepat dalam menyelesaikan soal dengan lengkap dan benar
dalam melakukan perhitungan sehingga hasil perhitungan yang didapat benar. Sementara itu
pada indikator inferensi, peserta didik menuliskan kesimpulan yang didapat dalam
menyelesaikan soal tersebut.
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik
A. Pengertian dan Kerangka Proses Berpikir Kreatif Matematik
1. Pengertian
Johnson (2014:214) mengatakan bahwa berpikir kreatif adalah sebuah
kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memerhatikan intuisi,
menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan
baru, mem-buka sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan
ide-ide yang tidak terduga. Ia juga mengatakan juga bahwa berpikir kreatif
merupakan kegiatan mental yang memupuk ide-ide asli dan pemahaman-
pemahaman baru.
Hassoubah (2008:50) berpendapat bahwa berpikir kreatif adalah pola
berpikir yang didasarkan pada suatu cara yang mendorong kita untuk
menghasilkan produk-produk yang kreatif. Dengan demikian, seseorang
dapat dikatakan kreatif apabila ia secara konsisten dan terus menerus
menghasilkan sesuatu yang kreatif, yaitu hasil yang yang asli (orisinal),
relevansi dan sesuai dengan keperluan.
Munandar (2012:7) berpendapat bahwa berpikir kreatif ialah memberikan
macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang
diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuain.
Berpikir kreatif sering juga disebut sebagai berpikir divergen.
Munandar (2009) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif matematis
adalah kemampuan dalam matematika yang meliputi empat kriteria, antara
lain kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), keaslian (orisinalitas) dan
kerincian (elaborasi). Kelancaran menjawab adalah kemampuan peserta
didik dalam mencetuskan penyelesaian masalah, atau pertanyaan
matematika secara tepat. Kelenturan menjawab adalah kemampuan peserta
didik dalam menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang
bervariasi namun harus tetap mengacu pada masalah yang diberikan.
Keaslian adalah kemampuan menjawab masalah matematika menggunakan
bahasa, cara atau idenya sendiri sehingga ide tersebut tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain. Elaborasi adalah kemampuan mengembangkan
jawaban masalah, gagasan sendiri ataupun gagasan orang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
bahwa berpikir kreatif adalah aktivitas mental yang terkait dengan kepekaan
terhadap masalah, mempertimbangkan informasi baru dan ide-ide yang tidak
biasanya dengan suatu pikiran terbuka, serta dapat membuat hubungan-hubungan
dalam menyelesaikan masalah tersebut. Kemampuan kreatif secara umum
dipahami sebagai kreativitas. Seringkali, individu yang dianggap kreatif adalah
pemikir sintesis yang benar-benar baik yang membangun koneksi antara berbagai
hal yang tidak disadari orang-orang lain secara spontan. Agar kreativitas peserta
didik dapat terwujud, dibutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi
intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).
Menurut Coleman dan Hammen, faktor yang secara umum menandai orang-
orang kreatif yaitu:
B. Indikator
Menurut Johnson (2014:215) berpikir kreatif yang membutuhkan ketekunan, disiplin
diri, dan perhatian penuh, mempunyai aktivitas mental seperti:
mengajukan pertanyaan;
Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran
terbuka;
Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda;
Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas;
Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan
berbeda; dan
Mendengarkan intuisi.
Dalam hal ini, diperlukan dorongan dan afirmasi (penegasan) dari pendidik dan
teman untuk melihat kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Andiyana (2018:241)
dalam penelitiannya menggunakan empat indikator kemampuan berpikir kreatif,
yaitu: kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), keaslian (originality), dan
elaborasi (elaboration). Selaras dengan pendapat tersebut, Noer (2009:524)
menyebutkan lima macam perilaku kreatif untuk mengukur kemampuan kreatif
seseorang, yaitu: kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keterperincian
(elaboration), kepekaan (sensitivity), keaslian (originality).
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, indikator berpikir kreatif yang sering
digunakan sebagai berikut.
a. Kelancaran (Fluency)
Kelancaran diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan segudang ide. Ini
merupakan salah satu indikator yang paling kuat dari berpikir kreatif, karena
semakin banyak ide, maka semakin besar kemungkinan yang ada untuk
memperoleh sebuah ide yang signifikan.
b. Fleksibilitas (Flexibility)
Karakteristik atau indikator ini menggambarkan kemampuan seseorang individu
untuk mengubah mentalnya ketika pada suatu keadaan, atau kecenderungan untuk
memandang sebuah masalah secara instan dari berbagai perspektif. Fleksibilitas
adalah kemampuan untuk mengatasi rintangan-rintangan mental, mengubah
pendekatan untuk sebuah masalah. Tidak terjebak dengan mengasumsikan aturan-
aturan atau kondisi-kondisi yang tidak bisa diterapkan pada sebuah masalah.
c. Elaborasi (Elaboration)
Elaborasi diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan sebuah objek tertentu.
Elaborasi adalah jembatan yang harus dilewati oleh seseorang untuk
mengomunikasikan ide kreatifnya kepada masyarakat. Faktor inilah yang
menentukan nilai dari ide apapun yang diberikan kepada orang lain di luar dirinya.
Elaborasi ditunjukkan oleh sejumlah tambahan dan detail yang bisa dibuat untuk
stimulus sederhana untuk membuatnya lebih kompleks.
d. Orisinalitas (Originality)
Indikator orisinalitas mengacu pada keunikan dari respon apapun yang diberikan.
Orisinalitas yang ditunjukkan oleh sebuah respon yang tidak biasa, unik dan
jarang terjadi. Berpikir tentang masa depan bisa juga memberikan stimulasi ide-
ide orisinal. Jenis pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk menguji
kemampuan ini adalah tuntutan penggunaan-penggunaan yang menarik dari
objek-objek umum.
= =0,37
= X 2.520.000=900.000
( )
= X 2.520.000=1.080.000
( )
b. 2.520.000=140 Jam
Amin =18.000
CARA 2
Badrun=30X18.000=540.000
Candra =60X 18.000=1.080.000
1. = =
=24 X=144
=X=
=X =6
Jadi jumlahnya ada 6 orang,maka tambahan orangnya 3 orang
Cara 2
: = : =3:x=24:42
= =x= =6 orang
Jadi ,tambahan orang 3 orang
Cara 3
24 orang:3 pekerja
1 pekerja :3 orang
500.....
Banyak pekerja Hari
1 8 Hari
2 16 Hari
3 24 Hari
4 32 Hri
5 40 Hari
6 48 Hari
- Jadi 6 orang tambahan 3 oarang
Pembahasan Indikator
Berdasarkan hasil jawaban siswa di atas, dapat dilihat bahwa siswa dapat
menyelesaikan permasalahan dengan melihat dari sudut pandang yang lain, hal ini
dibuktikan dengan siswa memberikan tiga cara yang berbeda dan semua langkah
penyelesaiannya benar. Cara pertama yaitu dengan menggunakan persamaan, cara
kedua dengan menggunakan rumus suku tepi dan suku tengah, dan cara ketiga siswa
menyajikan ke dalam bentuk tabel dengan mengurutkan satu persatu. Siswa tersebut
juga dapat menjelaskan semua cara yang mereka tuliskan dengan baik, bahkan pada
saat wawancara didapatkan bahwa dia mampu memberikan cara lain yang tidak biasa
dilakukan oleh siswa lain.