Anda di halaman 1dari 25

Nama : Agni Aditia Agustin

NPM : 212151116

Kelas : 2021-D

Mata Kuliah : Proses Berpikir Matematik

RANGKUMAN MATERI

 Kemampuan koneksi mateamtis


1. Definisi Kemampuan Koneksi Matematis
 5 kemampuan dasar matematika yang menjadi standar pembelajaran
matematika Menurut NCTM.
 problem solving (pemecahan masalah)
 reasoning and proof (penalaran dan bukti)
 communication (komunikasi)
 connection (koneksi)
 Representation (representasi)
 Kemampuan Koneksi Matematis

Siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dan


mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

 Hakikat matematika

Matematika adalah ilmu yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-


hari siswa.

 Alasan harus memiliki kemampuan matematis NCTM (2000:64)


menyatakan bahwa matematika bukan kumpulan dari topik dan
kemampuan yang terpisah-pisah, walaupun dalam kenyataannya pelajaran
matematika sering dipartisi dan diajarkan dalam beberapa cabang.
 Pengertian Koneksi Matematika
 Ruspiani Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan
mengaitkan konsep-konsep matematika baik antar konsep dalam
matematika itu sendiri maupun mengaitkan konsep matematika
dengan konsep dalam bidang lainnya.
 koneksi matematik dapat diartikan sebagai keterkaitan antara konsep-
konsep matematika secara internal yaitu berhubungan dengan
matematika itu sendiri ataupun keterkaitan secara eksternal, yaitu
matematika dengan bidang lain baik bidang studi lain maupun dengan
kehidupan sehari-hari. (Siagian, 2016).
 Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan siswa dalam
mencari hubungan suatu representasi konsep dan prosedur, memahami
antar topik matematika, dan kemampuan siswa mengaplikasikan
konsep matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan sehari-
hari.(Yoga Dwi Windy Kusuma Ningtyas, 2020).
 kemampuan koneksi matematik adalah kesanggupan siswa dalam
mencari/ menggunakan/ memahami hubungan topik/konsep
matematika yang sedang dibahas dengan konsep matematika lainnya
(internal), dengan pelajaran lain atau disiplin ilmu lain, dan dengan
kehidupan sehari-hari dalam menyelesaikan masalah matematika
(eksternal).
 Tipe umum koneksi matematis menurut NCTM (2014; 67),
 Modeling Connections

merupakan hubungan antara situasi masalah yang ada di dunia


nyata dengan sebuah representasi dari media atau perrodelan.

 Mathematical Connections

Hubungan antara materi matematika dengan materi matematika


lainnya atau dengan materi mata pelajaran lain.

 Instrumen untuk mengukur koneksi matematik


 .Membuat menemukan keterkaitan antar proses dalam suatu siswa
konsep matematika;
 Membuat siswa menemukan keterkaitan antar topik matematika yang
satu dengan topik matematika: yang lain; dan
 Membuat siswa menentukan keterkaitan matematika dengan
kehidupan nyata siswa.
 Tujuan Koneksi Matematika Menurut NCTM
 Mengenali Representasi yang equivalen dari suatu konsep yang sama
 Mengenali hubungan prosedur satu Representasi ke prosedur
Representasi yang equivalen
 Menggunakan dan menilai koneksi beberapa topik matematika
 Menggunakan dan menilai koneksi antara matematika dan disiplin
ilmu lain.
2. Indikator Kemampuan Koneksi Matematis
 Manfaat Koneksi Matematika Menurut Nur Afifah, 2017:
 Suatu topik dapat dibicarakan dengan topik lain, dengan cara
mengembangkan lebih lanjut atau menggunakan pada topik lain.
 Tapi topik pada bidang kajian lain dapat disusun berdasarkan teori
matematika tertentu.
 Koneksi atau keterkaitan matematika dalam kehidupan sehari-hari
dapat berbentuk pemecahan masalah sehari-hari matematikal
 1 INDIKATOR KONEKSI MATEMAMTIS menurut (Ulya & Irawati,
2016).
 Mengenali dan memanfaatkan hubungan antara ide-ide dalam
matematika.

Pembelajaran dengan pengkoneksian antar ide matematik yang


diajarkan secara eksplisit tidak akan membuat siswa memahami
pembelajaranya secara menyeluruh namun jika siswa mampu mengenal
dan memanfaatkanya tentu pembelajaran matematika akan lebih bermakna

 Mengenali dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-


hari.

Matematika memiliki peran dalam menjawab permasalahan-


permasalahan yang terjadi didalam kehidupan sehari hari oleh sebab itu
pembelajaran matematika membekali siswa untk berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan bekerjasama yang diperluka
dalam kehidupan sehari-hari.

 Mengenali dan memanfaatkan hubungan antara ide-ide dalam


matematika.
Pembelajaran matematika sebagai pembelajaran universal yang
mendasari perkembangan tekhnologi serta penting dalam berbagai disiplin
ilmu. Artinya bahwa pembelajaran matematika tidak terlepas dari ilmu
lainya. Jika pembelajaran matematikat diajarkan sendin lainya
pembelajaran akan menjadi tidak tanpa mengaitkan suatu konsep dengan
konsep bermakna.

 2 INDIKATOR KONEKSI MATEMAMTIS menurut (Ulya & Irawati,


2016).
1. menggunakan koneksi antartopik matematika dan antar topik
matematika, dengan topik lain; dan
2. . menggunakan matematika dalam bidang studi lain dan atau dalam
kehidupan sehari-hari.
 UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH GURU

mendesain pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa


menjadi termotivasi untuk belajar menerapkan pendekatan kontekstual
untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan motivasi
belajar siswa.

 3 INDIKATOR KONEKSI MATEMAMTIS menurut (Ulya & Irawati,


2016).
1. menggunakan koneksi antartopik matematika dan antartopik
matematika, dengan topik lain; dan
2. Menggunakan matematika dalam bidang studi lain dan atau dalam
kehidupan sehari-hari.

3. CONTOH SOAL PEMBAHASAN


1) Memahami hubungan antar topik matematika baik hubungan berbagai
Representasi konsep dan prosedur, maupun Representasi Equivalen
suatu suatu konsep.contoh soal
o Volume sebuah tabung adalah 3080 cm ,pangkat tiga dengan
diameter 28 cm, makal tentukanlah tinggi tabung tersebut!
Jawab
Diketahui Ditanyakan
 V = 3080 cm -t=...?
 d = 28 cm
Rumus Volume Tabung V = π X Xt
Dari data yang ada hanya volume dan diameter, Oleh karena
itu. perlu dicari tahu jaring jaring dari tabung tersebut
r= d

r = .28 =14 cm

Kemudian cari tinggi tabung tersebut


V=π X Xt

3.080 = X 4 Xt

3.080 = X 616 X t

t=
t=5
jadi,tinggi tabung tersebut adalah 5 cm.
 Pembahasan Indikator

Dilihat dari pengerjaan soal diatas semua indikator dalam koneksi


matematis ini sudah terpenuhi. Pada indikator Memahami hubungan antar topik
matematika baik hubungan berbagai Representasi konsep dan prosedur, maupun
Representasi Equivalen konsep materi pada soal sudah terstruktur dengan baik
telihat dari cara hasil pengerjaan .pada inidkator ini siswa mampu mehami dan
mengerjakan dengan baik.

2) Menerapkan matematika dalam bidang studi lain(fisika).


o Contoh soal

Hitung tinggi Beton yang berbentuk tabung apabila diketahui massa


jenis tabung tersebut adalah 8 kg/ dan massa Beton adalah 704 kg serta
diameter Beton tersebut adalah 4 m!
Jawab:

*Diketahui * Ditanyakan

o P=8 kg/m *t=?


o M=704 kg
o D=4m

Rumus Fisika

P= v=

V=

V=88

 Pembahasan Indikator

Dilihat dari pengerjaan soal diatas semua indikator dalam koneksi


matematis ini sudah terpenuhi. Pada indikator Menerapkan matematika dalam
bidang studi lain(fisika) siswa sudah mampu menjelaskan dengan baik terlihat
hasil pengerjaan siswa sudah terstruktur dengan baik .pada indikator ini siswa
mampu mehami dan mengerjakan dengan baik sesuai dengan konsep.
 Kemampuan Penalaran Matematis
A. Pengertian
1. Pengertian Penalaran
o Menurut Suherman dan Winataputra (1993), penalaran adalah proses
berpikir yang dilakukan dengan suatu cara untuk menarik kesimpulan.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil bernalar, didasarkan pada
pengamatan data yang ada sebelumnya dan tekah diuji kebenarannya.
o Shadiq (2004) mengemukakan bahwa penalaran adalah suatu proses atau
suatu aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat
suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang
kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya.
2. Pengertian Penalaran Matematis
o Menurut Turmudi (2008) menyatakan bahwa penalaran matematis
merupakan suatu kebiasaan otak seperti halnya kebiasaan yang lain yang
harus dikembangkan secara konsisten dengan menggunakan berbagai
macam konteks.
o Menurut Gardner (dalam Eka Lestari, 2015: 82) mengungkapkan, bahwa
penalaran matematis adalah kemampuan menganalisis, menggeneralisasi,
mensistensis/mengintegrasikan, memberikan alasan yang tepat dan
menyelesaikan masalah yang tidak rutin.
o Kemampuan penalaran matematika adalah kemampuan yang dibutuhkan
siswa untuk menganalisis situasi baru, membuat asumsi yang logis,
menjelaskan ide dan membuat kesimpulan (Mufidi dkk, 2012).

B. Indikator Kemampuan Penalaran Matematis


Napitupulu, Suryadi & Kusumah (2016) mengemukakan indikator kemampuan
penalaran matematis yaitu:
a) Buat kesimpulan logis,
b) Berikan penjelasan tentang model, fakta dan pola yang ada,
c) Buatkah dugaan dan bukti,
d) Membuat analogia tau menggeneralisasikan
Sumarmo (2015) mengemukakan indikator kemampuan penalaran matematis
yaitu:

a) Menarik kesimpuln logis


b) Memberikan penjelasan dengan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan
c) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
d) Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematis
e) Menyusun dan mengkaji konjektur
f) Memeriksa validitas argument
g) Menyusun argument yang valid
h) Menyusun pembuktian langsung, tak langsung, dan menggunakan induksi
matematis.

Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 (Fahrudi,


2019) mengemukakan kemampuan penalaran matematis yaitu:

a) Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis,


gambar dan diagram
b) Kemampuan mengajukan dugaan
c) Kemampuan melakukan manipulasi matematika
d) Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran
solusi
e) Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan
f) Memeriksa kesahihan suatu argumen
g) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat
generalisasi
C. Contoh Soal dan Penyelesaiannya
 Kemampuan Menyajikan pernyataan matematika secara
lisan,tertulis,gambar dan diagram.

Contoh soal:

Diketahui piramida Giza di Mesir berbentuk limas segi empat beraturan dengan
panjang rusuk alas 230 m dan panjang rusuk tegak 219 m. Tentukan jarak terdekat
puncak piramida dengan lantai (alas) piramida!
Penyelesaian:

T
Ingat, jarak terdekat akan tegak
lurus. Misalkan puncak T dan alas
2 9𝑚 O serta titik satunya P.

D C 𝑃𝑇 2 9 − 5
P
4796 − 3225
O 230𝑚
34736
A B

Ingat konsep phytagoras:


Maka bisa kita cari TO:

𝑇𝑂 𝑇𝑃 − 𝑃𝑂

𝑇𝑂 34756 − 5
𝑇𝑂 34756 − 3225 Maka, Panjang jarak terdekat
𝑇𝑂 2 5 antara puncak dan alas piramida
𝑇𝑂 49 439 adalah 7 439.
𝑇𝑂 7 439 𝑚
 Pembahasan
Indikator
Hasil dari pengerjaan soal diatas semua indikator dalam Penalaran
Matematis ini sudah terpenuhi. Pada indikator Kemampuan Menyajikan
pernyataan matematika secara lisan,tertulis,gambar dan diagram siswa sudah
mampu menjelaskan dengan baik terlihat hasil pengerjaan siswa sudah
terstruktur dengan baik .pada indikator ini siswa sudah mampu memahami
dan mengerjakan dengan baik sesuai dengan konsep dan menggambarkan
materi dengan rapih.
 Kemampuan menyusun bukti,memberikan alasan/bukti terhadap
kebenaran solusi
Contoh soal:
Alfin mendapat uang saku dari ibu Rp35.000 per minggu. Sekolah Alfin sudah
menerapkan sistem Full Day sehingga hari Sabtu dan Minggu libur. Karena hari libur
Alfin berada dirumah maka ia tidak jajan. Uang yang tidak dijajankan ia tabungkan
untuk membeli mainan robot. Mainan itu dapat dibeli apabila ia menabung selama 6
minggu. Berapakah harga mainan robot tersebut?
Penyelesaian:
Ditanyakan : Berapakah harga mainan robot tersebut?
Dikethui:
Uang saku alfi: Rp.35.000/minggu
35.000:7 hari =5000/hari
Sabtu dan minggu (tidak jajan)=5000 X 2 hari =Rp.10.000
karena hari sabtu dan minggu libur jadi uangnya ditabung Jadi dalam
seminggal Alfin menabung sebesar 10.000 karena akan ditabung selama 6 minggu
Jadi 10.000 x 6 minggu = 60.000 (harga robot).
 Pembahasan Indikator
Hasil dari pengerjaan soal diatas semua indikator dalam Penalaran
Matematis ini sudah terpenuhi. Pada indikator Kemampuan menyusun
bukti,memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi siswa sudah
mampu menjelaskan dengan cukup baik terlihat hasil pengerjaan siswa
sudah terstruktur dengan baik .pada indikator ini siswa sudah mampu
memahami dan mengerjakan dengan baik namun masih kurang rapih dan
terstruktur dalam konsep.
 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
A. Pengertian
o Menurut KBBI, masalah merupakan kata nomina dari sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan) ; soal ; persoalan.
o Ruseffendi (Juliarti & Surya, 2017) mengemukakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah amat penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka
yang di kemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika,
melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi
lain dan dalam. kehidupan sehari-hari.
o Menurut Davita, P.W.C dan Pujiastuti, H (2020:112), kemampuan pemecahan
masalah matematika adalah usaha siswa menggunakan puan keterampilan dan
pengetahuannya untuk penga menemukan solusi dari masalah matematika.
o Menurut Montague (2007; amam 2017), pemecahan masalah matematis
adalah suatu aktifitas kognitif yang komplek yang disertai proses dan strategi.
B. Indikator Pemecahan Masalah
Menurut Polya dalam Sumarmo(2013; Suraji, Maemunah, dan Saragih :2018),
indicator pemecahan masalah yaitu:
1) Mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah.
2) Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika
dan atau diluar matematika.
3) Menjelaskan dan menginterpretasikan hasil.

Indikator pemecahan masalah secara matematis menurut Damianus D. Samo (2017:


143) yaitu:

Tahapan Pemecahan
Kategori Deskripsi
Masalah (Indikator)

Memahami masalah dengan lengkap dan


benar, mampu mengungkapkan
Memahami masalah Baik informasi yang diketahui dan pertanyaan
yang diajukan dari masalah yang
diberikan.

Salah menginterpretasikan sebagian


Cukup
masalah atau memahami sebagian
masalah.

Salah menginterpretasikan masalah


Kurang secara lengkap atau tidak memahami
masalah secara utuh.

Memilih rencana strategi Membuat rencana yang benar dan


pemecahan masalah yang Baik mengarah pada solusi yang benar.
tepat

Membuat rencana pemecahan masalah


yang dapat diterapkan namun
Cukup memungkinkan tidak mendapatkan hasil
yang sesuai/mendapatkan hasil yang
salah.

Tidak memiliki atau membuat rencana


Kurang
yang relevan dengan masalah.

Menyelesaikan seluruh masalah dan


Menyelesaikan masalah Baik
memperoleh jawaban yang benar.

Menyelesaikan Sebagian masalah dan


Cukup
memperoleh jawaban yang benar.

Tidak melakukan penyelesaian masalah


atau penyelesaian masalah Sebagian atau
Kurang
seluruh masalah namun mendapatkan
hasil yang salah.

Verifikasi dan interpretasi Melakukan verifikasi proses dan hasil


Baik
hasil pemecahan masalah.

Melakukan verifikasi proses atau hasil


Cukup
pemecahan masalah.

Tidak melakukan verifikasi proses dan


Kurang
hasil pemecahan masalah.
C. Contoh Soal dan Penyelesaian
 Kemempuan memahami masalah, Memilih rencana strategi pemecahan
masalah yang tepat dan menyelesaikan masalah.

Contoh soal:

1) .Tentukan Himpunan penyelesain dari persamaan linear satu variabel 5m+4=2m +16.
Jawab:
Persamaan linear .
Diketahui:
 Persamaan 1=5m +4
 Persamaan 2=2m +16

Ditanyakan :Himpunan Penyelesain?

Jawab:

5m+4=2m+16

5m-2m=16-4

3m=12

m=

m=4

Hp=(4)

 Pembahasan indikator:

Dari kutipan jawaban di atas siswa tidak memami konsep apa yang
digunakan pada permasalahan ini. Siswa memahami apa yang diketahui
dan ditanyakan soal, namun disini subjek tidak merencanakan pemecahan
masalah. Siswa langsung melakukan penyelseaian masalah secara
sistematis. Siswa tidak melakukan poin dan hubungan, namun subjek
mengetahi benar proses-proses untuk mendapatkan himpunan.
 Kemampuan Berpikir Kritis Matematika
A. Pengertian
 McPeck (1981) menyatakan berpikir kritis bersifat spesifik. “Critical thinking
is specific to a particular discipline, and that it depends on a thorough
knowledge and understanding of the content and epistemology of the
discipline”. Menurutnya, berpikir kritis tidak dapat diajarkan dengan bebas
pada subjek bidang tertentu.
 Siegel (1990) menekankan konsep hubungan yang kuat antara berpikir kritis
dengan rasionalitas. Siegel mendefinisikan berpikir kritisya itu “critical
thinking means to be „appropriately moved by reasons‟, and to be rational is
to, believe and act on the basis of reasons”.
 Krulik dan Rudnik (1993) berpikir kritis adalah mengelompokkan,
mengorganisasi, mengingat, dan menganalisisinformasi yang diperlukan,
menguji, menghubungkan dan mengevaluasi semua aspek dari situasi masalah
(dalam Rochaminah, 2008: 22).
 Ennis (1996: 1-2) mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu proses berpikir
dengan tujuan untuk membuat keputusan keputusan yang dapat dipertanggung
jawabkan mengenai apa yang akan diyakini dan apa yang akan dilakukan.
 Wood, Williams, & Mc Neal (2006) mendefinisikan berpikir matematis
sebagai aktivitas mental yang melibatkan abstraksi dan generalisasi ide-ide
matematis.
 Berpikir kritis menurut Gunawan (2007: 177) adalah kemampuan untuk
berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan
evaluasi.
 Lai (2011) sempat mengumpulkan beberapa definisi dari berpikir kritis. Dia
berhasil mengumpulkan berbagai definisi yang dikembangkan dari sudut
pandang filosofis. Definisi-definisi tersebut adalah:
 The propensity and skill to engage in an activity with reflective
skepticism.
 Reflective and reasonable thinking that is focused on deciding what to
believe or do.
 Skillful, responsible thinking that facilitates good judgment.
 Purposeful, self-regulatory judgment which results in interpretation,
analysis, evaluation, and inference, as well as explanation of the
evidential, conceptual, methodological, criteriological, or conceptual
considerations upon which that judgment is based.
 Disciplined, self-directed thinking that exemplifies the perfections of
thinking appropriate to a particular mode or domain of thought.
 Thinking that is goal-directed and purposive, “thinking aimed at
forming a judgment,” where the thinking itself meets standards of
adequacy and accuracy.
 Judging in a reflective way what to do or what to believe.

B. Tujuan dan Manfaat


Ennis (1996: 1-2) berpendapat bahwa tujuan berpikir kritis adalah untuk membuat
keputusan-keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan mengenai apa yang akan
diyakini dan apa yang akan dilakukan. Dalam memutuskan apa yang akan dipercaya
dan apa yang akan dilakukan, diperlukan informasi yang reliabel dan pemahaman
terhadap topik atau lapangan studi. Berdasarkan semua hal tersebut seseorang dapat
mengambil keputusan yang reliabel. Keputusan mengenai keyakinan sangat penting,
Suatu kunci dalam memutuskan suatu keyakinan sering merupakan sebuah argumen.
Berdasarkan ungkapan Ennis tersebut maka seseorang yang berpikir kritis mampu
mengambil keputusan mengenai apa yang akan diyakini dan apa yang akan dilakukan
berdasarkan informasi yang dapat dipercaya dan pemahaman terhadap topik yang
dihadapi.
Menurut Richard Paul dan Linda Elder (Inch, et al., 2006), kemampuan berpikir
kritis dapat dipilah menjadi delapan fungsi di mana masing masing fungsi mewakili
bagian penting dari kualitas berpikir dan hasilnya secara menyeluruh, yaitu:
 Question at issue (Mempertanyakan masalah).
 Purpose (Tujuan).
 Information (Informasi).
 Concepts (Konsep).
 Assumptions (Asumsi).
 Points of view (Sudut pandang).
 Interpretation and inference (Interpretasi dan menarik kesimpulan).
 Implication and consequences (Implikasi dan akibat-akibat).

C. Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis


Menurut Zamroni dan Mahfudz (2009:30) ada empat cara meningkatkan keterampilan
berpikir kritis yaitu dengan:
1. Model pembelajaran tertentu,
2. Pemberian tugas mengkritisi buku,
3. Penggunaan cerita, dan
4. Penggunaan model pertanyaan socrates.

D. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis


Indikator berpikir kritis menurut Edward Glaser (1941) yang dikutip Alec Fisher
(2009:7) diterjemahkan oleh Benyamin Hadinata (2008), diantaranya yaitu:
1. Mengenal Masalah
2. Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-msalah itu;
3. Mengumpulkan data dan menyusun informasi yang diperlukan;
4. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan;
5. Memahami dan menggunakan bahasa secara tepat, jelas dan khas;
6. Menganalisis data;
7. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan;
8. Mengenal adanya hubungan yang logis antar masalah-masalah;
9. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan;
10. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang
ambil;
11. Menyusun kembali pola-pola kenyakinan seseorang berdasarkan pengalaman
yang lebih luas; dan
12. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal yang kualitas-kualitas tertentu
dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun Indikator-indikator kemampuan berpikir kritis menurut R.H Ennisyang


dikutip Rifa Rakhmasari (2010: 29-32) terdiri atas dua belas komponen yaitu:

1. Merumuskan masalah;
2. Menganalisi argumen;
3. Menanyakan dan menjawab pertanyaan;
4. Menilai kredibilitas sumber informasi;
5. Melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi;
6. Membuat deduksi dan menilai deduksi;
7. Membuat induksi dan menilai induksi;
8. Mengevaluasi;
9. Mendefinisikan dan menilai definisi;
10. Mengidentifikasi asumsi;
11. Memutuskan dan melaksanakan; dan
12. Berinteraksi dengan orang lain.

E. Contoh Soal dan Indikator pembahasannya.


 Interpretasi,analisis,evaluasi dan infernsi
Contoh Soal :
Diketahui suatu barisan aritmetika dengan = 8 dan = 20 Jumlah 6 suku
pertama barisan tersebut adalah...

(A) 150
(B) 75
(C) 50
(D) 28

(E) 25
Jawab:
Berdasarkan informasi dari soal yaitu barisar aritmetika, maka kita butuh
informasi beriku ini;

= a + (n - 1) b
= (2a+n-1)b)

=8 a +b=8
=20 a+5b=20
a+b=8
a+5b=20 (-)
-4b=-12
b=3 a=5
Untuk b = 3 maka a = 5 , dan adalah

= (2a+(6-1)b)

3 2(5) (5)(3)
3( 0 5)
3(25)
75
.’. Pilihan yang sesuai adalah (B) 75
 Pembahasan indikator

Berdasarkan Gambar di atas, semua indikator berpikir kritis terpenuhi. Pada indikator
interpretasi peserta didik ini dapat memahami masalah yang ditunjukkan dengan menulis
diketahui maupun yang ditanyakan dengan tepat. Pada indikator analisis dan evaluasi, peserta
didik ini dapat memahami konsep barisan dan deret terlihat pada pengerjaannya yang tepat
serta menggunakan stategi yang tepat dalam menyelesaikan soal dengan lengkap dan benar
dalam melakukan perhitungan sehingga hasil perhitungan yang didapat benar. Sementara itu
pada indikator inferensi, peserta didik menuliskan kesimpulan yang didapat dalam
menyelesaikan soal tersebut.
 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik
A. Pengertian dan Kerangka Proses Berpikir Kreatif Matematik
1. Pengertian
 Johnson (2014:214) mengatakan bahwa berpikir kreatif adalah sebuah
kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memerhatikan intuisi,
menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan
baru, mem-buka sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan
ide-ide yang tidak terduga. Ia juga mengatakan juga bahwa berpikir kreatif
merupakan kegiatan mental yang memupuk ide-ide asli dan pemahaman-
pemahaman baru.
 Hassoubah (2008:50) berpendapat bahwa berpikir kreatif adalah pola
berpikir yang didasarkan pada suatu cara yang mendorong kita untuk
menghasilkan produk-produk yang kreatif. Dengan demikian, seseorang
dapat dikatakan kreatif apabila ia secara konsisten dan terus menerus
menghasilkan sesuatu yang kreatif, yaitu hasil yang yang asli (orisinal),
relevansi dan sesuai dengan keperluan.
 Munandar (2012:7) berpendapat bahwa berpikir kreatif ialah memberikan
macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang
diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuain.
Berpikir kreatif sering juga disebut sebagai berpikir divergen.
 Munandar (2009) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif matematis
adalah kemampuan dalam matematika yang meliputi empat kriteria, antara
lain kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), keaslian (orisinalitas) dan
kerincian (elaborasi). Kelancaran menjawab adalah kemampuan peserta
didik dalam mencetuskan penyelesaian masalah, atau pertanyaan
matematika secara tepat. Kelenturan menjawab adalah kemampuan peserta
didik dalam menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang
bervariasi namun harus tetap mengacu pada masalah yang diberikan.
Keaslian adalah kemampuan menjawab masalah matematika menggunakan
bahasa, cara atau idenya sendiri sehingga ide tersebut tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain. Elaborasi adalah kemampuan mengembangkan
jawaban masalah, gagasan sendiri ataupun gagasan orang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
bahwa berpikir kreatif adalah aktivitas mental yang terkait dengan kepekaan
terhadap masalah, mempertimbangkan informasi baru dan ide-ide yang tidak
biasanya dengan suatu pikiran terbuka, serta dapat membuat hubungan-hubungan
dalam menyelesaikan masalah tersebut. Kemampuan kreatif secara umum
dipahami sebagai kreativitas. Seringkali, individu yang dianggap kreatif adalah
pemikir sintesis yang benar-benar baik yang membangun koneksi antara berbagai
hal yang tidak disadari orang-orang lain secara spontan. Agar kreativitas peserta
didik dapat terwujud, dibutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi
intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).

Menurut Coleman dan Hammen, faktor yang secara umum menandai orang-
orang kreatif yaitu:

o Kemampuan kognitif: termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata,


kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang
berlainan dan fleksibilitas kognitif.
o Sikap yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima
stimuli internal maupun eksternal.
o Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri: orang kreatif
ingin menampilkan dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat
oleh konvensi-kovensi. Hal ini menyebabkan orang kreatif sering
dianggap “nyentrik” atau gila.

2. Kerangka Proses Berpikir Kreatif Matematik


Menurut Wallas (Solso 2007, Munandar 2009) dan Fathullah (2012), proses
berpikir kreatif meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
Proses berpikir kreatif berdasarkan tahap-tahap tersebut jika dikaitkan dengan
pemecahan masalah adalah sebagai berikut: Tahap berpikir kreatif dalam
penelitian ini mengikuti tahapan berpikir yang terdiri dari tahapan mensintesis ide-
ide, membangun atau membangkitkan suatu ide kemudian menerapkan suatu ide
tersebut. Mensintesis ide adalah memadukan ide-ide atau gagasan yang dimiliki
yang bersumber dari pembelajaran di kelas maupun dari pengalaman sehari-hari.
Membangkitkan atau membangun ide adalah memunculkan ide-ide yang berkaitan
dengan masalah yang diberikan. Menerapkan ide adalah memilih suatu ide
tertentu dan menerapkannya untuk memecahkan masalah. Dalam proses ini
subyek berusaha untuk menghasilkan sesuatu hasil (produk) yang baru secara
fasih dan fleksibel

B. Indikator
Menurut Johnson (2014:215) berpikir kreatif yang membutuhkan ketekunan, disiplin
diri, dan perhatian penuh, mempunyai aktivitas mental seperti:
mengajukan pertanyaan;
 Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran
terbuka;
 Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda;
 Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas;
 Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan
berbeda; dan
 Mendengarkan intuisi.
Dalam hal ini, diperlukan dorongan dan afirmasi (penegasan) dari pendidik dan
teman untuk melihat kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Andiyana (2018:241)
dalam penelitiannya menggunakan empat indikator kemampuan berpikir kreatif,
yaitu: kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), keaslian (originality), dan
elaborasi (elaboration). Selaras dengan pendapat tersebut, Noer (2009:524)
menyebutkan lima macam perilaku kreatif untuk mengukur kemampuan kreatif
seseorang, yaitu: kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keterperincian
(elaboration), kepekaan (sensitivity), keaslian (originality).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, indikator berpikir kreatif yang sering
digunakan sebagai berikut.
a. Kelancaran (Fluency)
Kelancaran diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan segudang ide. Ini
merupakan salah satu indikator yang paling kuat dari berpikir kreatif, karena
semakin banyak ide, maka semakin besar kemungkinan yang ada untuk
memperoleh sebuah ide yang signifikan.
b. Fleksibilitas (Flexibility)
Karakteristik atau indikator ini menggambarkan kemampuan seseorang individu
untuk mengubah mentalnya ketika pada suatu keadaan, atau kecenderungan untuk
memandang sebuah masalah secara instan dari berbagai perspektif. Fleksibilitas
adalah kemampuan untuk mengatasi rintangan-rintangan mental, mengubah
pendekatan untuk sebuah masalah. Tidak terjebak dengan mengasumsikan aturan-
aturan atau kondisi-kondisi yang tidak bisa diterapkan pada sebuah masalah.
c. Elaborasi (Elaboration)
Elaborasi diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan sebuah objek tertentu.
Elaborasi adalah jembatan yang harus dilewati oleh seseorang untuk
mengomunikasikan ide kreatifnya kepada masyarakat. Faktor inilah yang
menentukan nilai dari ide apapun yang diberikan kepada orang lain di luar dirinya.
Elaborasi ditunjukkan oleh sejumlah tambahan dan detail yang bisa dibuat untuk
stimulus sederhana untuk membuatnya lebih kompleks.
d. Orisinalitas (Originality)
Indikator orisinalitas mengacu pada keunikan dari respon apapun yang diberikan.
Orisinalitas yang ditunjukkan oleh sebuah respon yang tidak biasa, unik dan
jarang terjadi. Berpikir tentang masa depan bisa juga memberikan stimulasi ide-
ide orisinal. Jenis pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk menguji
kemampuan ini adalah tuntutan penggunaan-penggunaan yang menarik dari
objek-objek umum.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keempat indikator berpikir


kreatif tersebut di atas memberikan suatu pandangan tentang proses kreatif. Proses
kreatif tersebut yang akan membantu individu untuk menciptakan ide-ide atau
gagasan kreatif dan menyelesaikan masalah-masalah tertentu di dalam proses hidup.
Beberapa indikator tersebut dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif seseorang dalam menyelesaikan masalah tertentu,
misalnya dalam hal ini di bidang matematika.
C. Contoh Soal dan Indikator pembahasannya
o Indikator Kelancaran (Fluency)
Peserta marching band tingkat SMP akan mengikuti festival yang diadakan di
gedung GOR Graha Dirgantara. Sebelum acara dimulai, peserta berkumpul di ruangan
yang telah disiapkan untuk sarapan. Disana terdapat dua jenis meja. Meja yang besar
mampu menampung 10 orang, sedangkan meja yang kecil mampu menampung B
orang. Mereka sarapan telur dadar sebagai lauk. Meja yang besar disajikan 4 telur
dadar dan meja yang kecil disajikan 3 telur dadar. Telur dadar dibagi rata untuk setiap
siswa di setiap meja. Apakah siswa yang duduk di meja yang kecil mendapatkan
bagian yang sama seperti siswa yang duduk di meja yang besar? Gunakan lebih dari
satu cara/metode dalam pengerjaannya.
o Jawab:
a.Dik :Meja Besar =10 orang =4 Telur
Meja Kecil=8 Orang =3 Telor
= =0,4

= =0,37

Kesimpulannya tidak sama,lebih besar bagian dimeja besar.


b. =

c.Lebih unik yang kedua karena mudah.


 Pembahasan indikator
Berdasarkan hasil jawaban siswa di atas, dapat dilihat bahwa siswa
menyelesaikan permasalahan dengan dua ide/cara yang berbeda. Cara pertama yaitu
siswa membuat rasio jam bekerja kemudian menghitung perbandingan masing-masing
jam kerja mereka dikalikan dengan seluruh upah yang diberikan. Cara kedua dengan
menggunakan operasi hitung. Siswa menjumlahkan terlebih dahulu seluruh jam kerja
mereka, kemudian menghitung upah yang didapatkan untuk 1 jam bekerja, lalu
menghitung masing-masing upah yang didapatkan dengan cara mengalikan jam kerja
dengan upah yang didapatkan per jam.
o Indikator keluwesan (Flexibility)
Pak Amin, Pak Badrun, dan Pak Candra mendapatkan pengecetan upah
dari pengerjaan sebuah rumah sebesar Rp2.520.000,- Pak Amin bekerja
selama 30 jam, Pak Badrun bekerja selama 50 jam dan Pak Candra bekerja
selama 60 jam. Mereka membagi uang itu sesuai dengan proporsi jam kerja
mereka.
a. Bantulah Pak Amin, Pak Badrun dan Pak Candra untuk menentukan
berapa besar uang yang mereka terima masing-masing? Bagaimana
caramu menentukannya?
b. Apakah ada cara lainnya untuk membantu mereka selain dengan cara
yang telah kamu dapatkan pada point (a)?
Jika ada, tuliskan setiap langkah-langkahmu dalam menentukannya!
Menurutmu cara manakah yang paling unik? Mengapa?
Jawab:
a.3:5:6
 = X 2.520.000=540.000
( )

 = X 2.520.000=900.000
( )

 = X 2.520.000=1.080.000
( )

b. 2.520.000=140 Jam
Amin =18.000
CARA 2
Badrun=30X18.000=540.000
Candra =60X 18.000=1.080.000

C.Cara pertama lebih mudah


 Pembahasan indikator
Berdasarkan hasil jawaban siswa di atas, dapat dilihat bahwa siswa memberikan dua
ide/cara penyelesaian yang relevan dan benar. Cara pertama dengan menghitung hasil bagi
kedua besaran ke dalam bilangan desimal dan cara kedua dengan membuat perbandingan
antara kedua besaran tersebut, kemudian menyederhanakannya dengan cara menyamakan
penyebut. Ia juga menuliskan informasi yang diketahui pada soal dengan lengkap serta
melakukan proses perhitungan dengan tepat. Namun siswa tidak mampu memikirkan cara
yang lain, selain kedua cara yang telah ia tuliskan.

 indikator keaslian (Originality)


Pak Rahmat adalah seorang tukang pangkas rambut profesional. la dan 2
orang pekerjanya dapat memangkas rambut maksimal 24 orang dalam
satu hari. Menjelang hari raya Idul Fitri, pelanggan yang ingin
memangkas rambut di tempat Pak Rahmat bertambah hingga 48. orang
per harinya. Berapa banyak pekerja yang harus ditambahkan Pak Rahmat
untuk. membantunya memangkas. rambut dalam satu hari selama hari
raya Idul Fitri? Berikan paling sedikit dua cara penyelesaian dan berikan
alasanmu! Menurutmu cara manakah yang paling unik?
Jawab:
Cara 1

1. = =
=24 X=144
=X=
=X =6
Jadi jumlahnya ada 6 orang,maka tambahan orangnya 3 orang
Cara 2
: = : =3:x=24:42
= =x= =6 orang
Jadi ,tambahan orang 3 orang
Cara 3
24 orang:3 pekerja
1 pekerja :3 orang
500.....
Banyak pekerja Hari
1 8 Hari
2 16 Hari
3 24 Hari
4 32 Hri
5 40 Hari
6 48 Hari
- Jadi 6 orang tambahan 3 oarang

 Pembahasan Indikator
Berdasarkan hasil jawaban siswa di atas, dapat dilihat bahwa siswa dapat
menyelesaikan permasalahan dengan melihat dari sudut pandang yang lain, hal ini
dibuktikan dengan siswa memberikan tiga cara yang berbeda dan semua langkah
penyelesaiannya benar. Cara pertama yaitu dengan menggunakan persamaan, cara
kedua dengan menggunakan rumus suku tepi dan suku tengah, dan cara ketiga siswa
menyajikan ke dalam bentuk tabel dengan mengurutkan satu persatu. Siswa tersebut
juga dapat menjelaskan semua cara yang mereka tuliskan dengan baik, bahkan pada
saat wawancara didapatkan bahwa dia mampu memberikan cara lain yang tidak biasa
dilakukan oleh siswa lain.

Anda mungkin juga menyukai