Multi Jasaa
Multi Jasaa
. Ijarah Multijasa (IMJ) adalah akad pembiayaan dimana bank memberikan pembiayaan kepada
nasabah dalam rangka memperoleh manfaat atas suatu jasa. Dalam pembiayaan Ijarah Multijasa
tersebut bank dapat memperoleh imbalan jasa/ujrah atau fee. Pembiayaan Ijarah Multijasa
diperuntukan untuk biaya pendidikan dan kesehatan.
Lembaga perbankan merupakan salah satu aspek yang diatur dalam syariah Islam, yakni bagian
muamalah sebagai bagian yang mengatur hubungan sesama manusia. Pengaturan lembaga
perbankan dalam syariah Islam dilandaskan pada kaidah dalam ushul fiqih yang menyatakan
bahwa “maa laa yatimm al-wajib illa bihi fa huwa wajib“ , yakni sesuatu yang harus ada untuk
menyempurnakan yang wajib, maka lembaga perbankan wajib diadakan. Karena pada zaman
modern ini kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya lembaga perbankan.
[1]
Disamping dilibatkannya Hukum Islam dan pembebasan transaksi dari mekanisme bunga
(interest free), posisi unik lainnya dari Bank Syariah dibandingkan dengan bank konvensional
adalah diperbolehkannya Bank Syariah melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat multi-
finance dan perdagangan
(trading). Hal ini berkenaan dengan sifat dasar transaksi Bank Syariah yang merupakan investasi
dan jual beli serta sangat beragamnya pelaksanaan pembiayaan yang dapat dilakukan Bank
Syariah, seperti pembiayaan dengan prinsip murabahah (jual beli), ijarah (sewa) atau
Dalam perkembangannya, bank syari’ah harus mengikuti kebutuhan nasabah yang semakin hari
semakin bervariasi, yang menyebabkan munculnya jenis-jenis produk pembiayaan baru. Salah
satu produk pembiayaan tersebut adalah produk pembiayaan multijasa.
Pembiayaan multijasa adalah suatu kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dalam
akad ijarah, dalam penyaluran jasa keuangannya antara lain: penyaluran pelayanan jasa
pendidikan, kesehatan, walimah, pergi haji, kepariwisataan dan lain lain. Dalam pemberian
pembiayaan multijasa ini, bank syari’ah akan memperoleh imbalan jasa ( ujrah ) atau fee
menurut kesepakatan dimuka dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk
prosentase. [2]
Pada umumnya, pembiayaan multijasa yang terjadi di bank syari’ah maupun lembaga keuangan
syari’ah menggunakan skim pembiayaan akad ijarah. Pengertian ijarah adalah akad pemindahan
hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri, dengan ketentuan
fisik dari komoditas yang disewakan tetap dalam kepemilikan yang menyewakan dan hanya
manfaatnya yang dialihkan kepada penyewa. Sesuatu yang tidak dapat digunakan tanpa
mengkonsumsinya tidak dapat disewakan, seperti uang, makanan, bahan bakar dan sebagainya.
Hanya aset-aset yang dimiliki oleh yang menyewakan dapat disewakan, kecuali diperbolehkan
sub-lease (menyewakan kembali aset objek sewa yang disewa) dalam perjanjian yang dizinkan
oleh yang menyewakan. [3]
Dengan demikian, berdasar banyaknya ketentuan prinsip syariah yang harus ditaati maka dalam
mekanisme transaksinya, bank syariah wajib mengedepankan prinsip syariah, baik dari
pemilihan produk pembiayaanya maupun dalam praktiknya.
[1] Ascara, Akad dan Produk perbankan Syariah , (Jakarta: Rajawali Press, 2006), hlm. 8.