Disusun Oleh: Alfonsus Carel Suryandaru 221047020 Ridho Fauzi 221044015 Wafi Aulia Rohman 221047017 Amadeus Rilto Baodai
Disusun Oleh: Alfonsus Carel Suryandaru 221047020 Ridho Fauzi 221044015 Wafi Aulia Rohman 221047017 Amadeus Rilto Baodai
Disusun oleh :
Alfonsus Carel Suryandaru 221047020
Ridho Fauzi 221044015
Wafi Aulia Rohman 221047017
Amadeus Rilto Baodai
Penguat Diferensial
Penguat Operasional
Filter Aktif
Penerapan
Rangkaian
Pembangkit Gelombang
Rangkaian Digital
Elektronika Daya
Catu Daya
Apersepsi
Rangkaian elektronika merupakan instalasi yang terdiri dari beberapa komponen yang saling
berhubungan. Dimana dari rangkaian tersebut nantinya akan membentuk fungsi tertentu.
Berdasarkan jenisnya sendiri sebenarnya rangkaian tersebut terdiri dari 3 versi yaitu versi
analog, digital dan juga campuran. Untuk dapat beroperasi, pada umumnya sebuah rangkaian
elektronik membutuhkan suplai energi. Dimana energi yang akan digunakan ini nantinya
akan didapatkan dari adanya sumber arus listrik. Arus listrik untuk suplai energi bisa
didapatkan dengan berbagai cara. Misalnya saja energi yang didapatkan secara langsung dari
sumber listrik maupun yang menggunakan alat catu daya. Dengan adanya arus listrik, maka
perangkat elektronik akan dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya. Tahapan-tahapan
pembelajaran Peserta Didik dimulai dari Menganalisis Penguat Diferensial, Mengevaluasi
Penguat Operasional, Membandingkan Rangkaian Analog to Digital (ADC) dan Digital to
Analog (DAC), Menerapkan Filter Aktif, Menganalisis Pembangkit Gelombang, Menerapkan
Rangkaian Digital, Menerapkan Elektronika Daya, Menerapkan Catu Daya dan
Mengevaluasi Sumber Energi Terbarukan.
Kata Kunci
Penguat Diferensial, Penguat Operasional, Rangkaian Analog to Digital (ADC) dan Digital to Analog
(DAC), Filter Aktif, Pembangkit Gelombang, Rangkaian Digital, Elektronika Daya, Catu Daya dan
Sumber Energi Terbarukan.
Tujuan
Setelah Pembelajaran
mengikuti (TP)
kegiatan belajar dan diharapkan
ini siswa Alur Tujuan Pembelajaran
mampu : (ATP)
Tujuan Pembelajaran
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
(berdasarkan CP)
1. Peserta Didik 1. Peserta Didik Mampu Memahami dan
Mampu Menganalisi Mengidentifikasi Rangkaian Dasar
Penguat Diferensial Penguat Diferensial
2. Peserta Didik Mampu Memahami,
Menerapkan, Mengidentifikasi dan
Menganalisis Rangkaian
OP-Amp Sebagai Penguat Diferensial
2. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami,
Menerapkan, Menganalisis dan Mengevaluasi
Mengevaluasi Penguat
Rangkaian OP- Amp Sebagai Inveriting
Operasional 2. Peserta Didik Mampu Memahami,
Menerapkan, Menganalisis dan Mengevaluasi
Rangkaian OP- Amp Sebagai Non-Inverting
3. Peserta Didik Mampu Mengevaluasi Pengukuran
Rangkaian OP-Amp
3. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
Membandingkan Rangkaian dan Menganalisis Rangkaian Decoder dan
Analog to Digital (ADC) dan Encoder
Digital to Analog (DAC) 2. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
dan Menganalisis Rangkaian PCM
3. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
dan Menganalisis Rangkaian R2R Ladder, dan
Binary Weight Resistor
4. Peserta Didik Mampu Menerapkan dan
Menganalisis Rangkaian Penjumlah Biner
(Half Adder dan Full Adder)
5. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
Tujuan Pembelajaran
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
(berdasarkan CP)
dan Menganalisis Rangkaian Pengurang Biner
(Half Subtractor dan Full Subtractor)
6. Peserta Didik Mampu Membandingkan
Rangkaian Analog to Digital (ADC) dan Digital
to Analog (DAC
4. Peserta Didik Mampu 1. Peserta didik mampu Peserta Didik
Menerapkan Filter Aktif Mampu Menerapkan Filter Aktif
2. Peserta Didik Mampu Memahami dan
Menerapkan Rangkaian High Pass Filter (HPF)
3. Peserta Didik Mampu Memahami dan
Menerapkan Rangkaian Band Pass Filter (BPF)
5. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami,
Menganalisis Pembangkit Menerapkan dan Menganalisis Rangkaian
Gelombang Osilator
2. Peserta Didik Mampu Memahami,
Menerapkan dan Menganalisis
MemahamiRangkaian Pembangkit Sinyal
3. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
dan Menganalisis Rangkaian Pembangkit Pulsa
6. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami,
Menerapkan Rangkaian Digital Memadukan dan Menerapkan Gerbang Logic
2. Peserta Didik Mampu Memahami dan
Menerapkan Mampu Aljabar Bolean
3. Peserta Didik Mampu Memahami,
Memadukan dan Menerapkan Kanonik Sum Of
Product (SOP)
4. Peserta Didik Mampu Memahami,
Memadukan dan Menerapkan Kanonik
Product Of Sum
(POS)
7. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami,
Menerapkan Elektronika Daya Mengidentifikasi dan Menerapkan Sitem
Elektronika
2. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengidentifikasi dan Menerapkan Sistem
Tenaga Listrik
3. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengidentifikasi dan Menerapkan Sistem
Kontrol
4. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengidentifikasi dan Menerapkan Sistem
Komputer
8. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami,
Menerapkan Catu Daya Mengidentifikasi dan Menerapkan Rangkaian
Catu Daya Linier, SMPS
2. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengidentifikasi dan Menerapkan Inverter (DC
Tujuan Pembelajaran
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
(berdasarkan CP)
to AC, DC to DC)
9. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengevaluasi Sumber Energi Mengimplemantasikan dan Mengevaluasi
Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Angin
(PLTA)
2. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengimplemantasikan dan Mengevaluasi
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
1.Materi
PENGUAT DIFERENSIAL
Untuk dapat memahami sistem kerja dari Op-Amp, maka perlu diketahui terlebih dahulu
beberapa sifat-sifat Op-Amp ideal, yaitu :
Perbedaan tegangan input (Vdm) = 0
Arus input Op-Amp (ia) = 0
Penguat lingkar terbuka (AVOL) tak berhingga
Hambatan keluaran lingkar terbuka (Ro,ol) nol.
Hambatan masukan lingkar terbuka (Ri,ol) tak berhingga.
Lebar pita (bandwidth) tak berhingga atau ∆f tak berhingga
Common Mode Rejection Ratio (CMRR) tak berhingga.
Op-Amp yang digunakan pada makalah ini, yaitu Op-Amp dengan tipe LM-741. Pada Tabel
1 dapat dilihat perbandingan antara Op-Amp ideal dengan LM-741. Tabel 1.1. Perbandingan
Op-Amp ideal dengan LM-741
Pada penguat differensial, sinyal diberikan pada kedua input Op-Amp, oleh karena itu
untuk mempermudah analisis rangkaian penguat differensial perlu diterapkan teori
superposisi dengan asumsi setiap sumber bekerja sendiri tanpa pengaruh sumber yang
lain. Dengan demikian, untuk analisis rangkaian menggunakan sumber tegangan V2,
maka sumber tegangan V1 harus dihubung singkat. Kemudian terapkan hukum Kirchoff
arus pada titik cabang A dan B serta asumsi I+ = I- = 0, sehingga gambar rangkaian
penguat differensial menjadi seperti Gambar 1.5.
Dengan menggunakan teori tegangan titik simpul, persamaan (1) dapat dijabarkan
menjadi:
Persamaan 2 :
Karena nilai dari VB belum diketahui, maka nilai VB perlu dicari terlebih dahulu. Nilai
dari VB dapat diperoleh dengan menerapkan rumus pembagi tegangan pada R2 dan Rg.
Persamaan 5 :
Setelah diketahui persamaan tegangan keluaran pada sumber tegangan V2, sekarang
waktunya mencari persamaan tegangan keluaran pada sumber tegangan V1, dengan cara
menghubung singkat sumber tegangan V2. Kemudian terapkan hukum Kirchoff arus
pada titik cabang A dan B serta asumsi I+ = I- = 0, sehingga gambar rangkaian penguat
differensial menjadi seperti Gambar 1.6.
Karena V2 dihubung singkat dan asumsi I+ = I- = 0 maka pada titik cabang B tidak
terdapat aliran arus (VB = 0), sehingga analisis rangkaian hanya dilakukan pada titik
cabang A. Dari Gambar 3.6. didapatkan persamaan arus yang mengalir pada titik cabang
A, sebagai berikut:
Persamaan 7 :
I1 = If
Persamaan 8 :
Dengan menggunakan teori tegangan titik simpul, persamaan (7) dapat dijabarkan
menjadi:
Persamaan 9 :
Karena V+ = VB = 0 dan V- = VA , serta asumsi nilai V+ = V- maka dapat dituliskan
nilai VA = 0. Sehingga persamaan (8) menjadi:
Persamaan 10 :
Dengan menyederhanakan persamaan (9), dapat diperoleh persamaan tegangan keluaran
dari penguat differensial ketika V2 dihubung singkat:
Persamaan 11 :
Jika nilai R1 = R2 dan Rf = Rg, maka persamaan (11) dapat disederhanakan menjadi:
Persamaan 12 :
Kesimpulan
Penguat differensial merupakan penguat yang berfungsi untuk menguatkan hasil operasi
pengurangan terhadap dua sinyal masukan yang diberikan.
Dalam menganalisis rangkaian Op-Amp sebagai penguat terdapat dua aturan penting yaitu:
(a) Perbedaan tegangan antara kedua masukan Op-Amp adalah nol.(b) Arus yang mengalir
pada kedua masukan Op-Amp adalah nol.
2. PENGUAT OPERASIONAL
Rangkain Op-Amp dasar yang menyediakan penguatan tegangan membalik ini ditunjukkan
pada gambar 2.1. Ini adalah rangkaian yang sangat berguna yang juga menyediakan landasan
untuk rangkaian-rangkaian Op-Amp lainnya. Dari gambar rangkaian tersebut menunjukkan
bahwa rangkaiannya adalah suatu rangkaian umpan balik karena resistor R2 menyediakan
jalur umpan balik dari output ke input Op-Amp. Umpan balik tersebut adalah jenis umpan
balik negatif karena simyal umpan baliknya dihubungkan ke terminal pembalik (diberi label
‘–‘).
Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan.Resistor R2 melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke
masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180°, maka nilai keluaran tersebut secara efektif
mengurangi besar masukan.Ini mengurangi penguatan keseluruhan dari penguat dan disebut
dengan umpan balik negatif. Pada prinsipnya sebuah penguat operasional (operational
amplifier) ideal memiliki impedansi masukan yang sangat besar hingga dinyatakan sebagai
impedansi masukkan tak terhingga (infinite input impedance). Kondisi penguat operasional
yang memiliki impedansi masukan tak terhingga tersebut menyebabkan tidak adanya arus
yang melewati masukkan membalik (inverting input) pada penguat opersional. keadaan tak
berarus pada masukan membalik tersebut membuat tegangan jatuh diantara masukan
membalik dan masukkan tak membalik bernilai 0 Volt. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
tegangan pada masukan membalik adalah bernilai 0 Volt karena kondisi masukan tak
membalik (non-inverting input) yang di hubungkan ke rel netral/ ground. Kondisi masukan
membalik (inverting input) yang memiliki tegangan 0Volt tersebut dinyatakan sebagai
pentanahan semu (Virtual Earth/ Ground).
Tegangan output adalah :
dimana R1= resistansiinput, dan R2 = resistansi umpan balik (feedback resistor).
Penguatan tegangan dari penguat ditentukan dari rasio antara R2 dan R1, yaitu:
Tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan. Contohnya
jika R2 adalah 100K Ω dan R1 adalah 1K Ω, maka nilai penguatan adalah -100KΩ / 1K Ω,
yaitu - 100. Impedansi input dan output dari rangkaian penguat pembalik pada Gambar 3 juga
sangat menarik. Impedansi output pada OpAmp ideal adalah nol dan oleh karena itu
impedansi output pada rangkaian penuhnya adalah nol. Impedansi output, Zo = 0 Ω.
Impedansi input pada rangkaian tersebut ditentukan dengan rasio Zi = Vi / i1, sedangkan i1=
Vi / Ri , sehingga Impedansi input, Zi = Ri
di mana t adalah waktu dan Vmula adalah tegangan keluaran pada t=0 . Sebuah integrator
dapat juga dipandang sebagai penapis pelewat-tinggi (high passfilter) dan dapat digunakan
untuk rangkaian penapis aktif.
Kemungkinan variasi untuk Z2 dan Z1 dapat dieksplorasi. Salah satu pilihan adalah
menggunakan sebuah resistor untuk Z1 dan sebuah kapasitor Z2 seperti ditunjukkan pada
Gambar 6 yang mana bertindak seperti rangkaian integrator, dimana :
Sebagai contoh, jika resistor dengan nilai sama dipilih, katakan RA = RB = RC = R1, maka :
Jadi, tegangan output sama dengan jumlah dari seluruh tegangan inputnya di-skala dengan faktor (-
R2/R1).
Rangkaian differensiator memiliki keluaran yang sama dengan keluaran rangkaian penapis
lolos tinggi (High Pass Filter). Keluaran dari rangkaian ini merupakan differensial dari
masukan. Rangkaian differensiator dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Sinyal Output Dan Sinyal Input Inverting Amplifier dapat dilihat pada Gambar 9. Dalam
percobaan untuk mendapatkan bentuk sinyal output dan sinyal input seperti diatas dapat
digunakan osciloscopedoble trace dengan input A osciloscope dihubungkan ke jalur input
penguat membalik (inverting amplifier) dan input B osciloscope dihubungkan ke jalur output
penguat mebalik tersebut. Dengan alat ukur osciloscope yang terhubung seperti ini dapat
dianalisa perbandingan sinyal input dengan sinyal output rangkaian penguat membalik
(inverting amplifier) secara lebih life dalam berbagai perubahan sinyal input.
Hasil percobaan untuk rangkaian Inverting Voltage Amplifier dapat dilihat pada table di
bawah ini. Tabel Percobaan Penguat Inverting (Vcc = 11,6 V).
Gambar 2.7. Sinyal Masukan dan Sinyal Keluaran pada Rangkaian Non-Inverting
Dari persamaan (3), dapat dihitung tegangan keluaran yang dihasilkan adalah sebesar
Rangkaian inverting akan menguatkan sinyal masukan dan sinyal keluarannya akan memiliki
fasa yang berbeda 1800 dengan sinyal masukannya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar9.
Besar penguatannya adalah 2,2 kali. Oleh karena itu, jika diberi tegangan masukan sebesar 2
volt akan dihasilkan tegangan keluaran sebesar 4,4 volt. Hasil tegangan keluaran yang
diperoleh melalui osiloskop maupun perhitungan menggunakan rumus penguatan
menunjukkan hasil yang sama. Rangkaian non-inverting akan menguatkan sinyal masukan
dan sinyal keluarannya akan memiliki fasa yang sama dengan sinyal masukannya. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar10. Besar penguatannya adalah 3,2 kali. Oleh karena itu, jika
diberi tegangan masukan sebesar 1,4 volt akan dihasilkan tegangan keluaran sebesar 4,4 volt.
Hasil tegangan keluaran yang diperoleh melalui osiloskop maupun perhitungan
menggunakan rumus penguatan memiliki perbedaan nilai. Nilai tegangan berdasarkan
perhitungan adalah sebesar 4,48 volt. Hal ini disebabkan karena kurangnya ketelitian pada
osiloskop yang digunakan.
Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode – kode
digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses industri, komunikasi digital dan
rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara
sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya,
tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital
(komputer).
Gambar 3.1. Block Diagram Alur Analog To Digital Converter (ADC)
Berbagai jenis ADC yang akan dibahas disini (berdasarkan teknik konversi):
Digital To Analog Converter (DAC) adalah sistem yang dapat pengubah kode/bilangan
digital menjadi tegangan keluaran analog. DAC banyak digunakan sebagai rangkaian
pengendali (driver) aktuator yang membutuhkan input analog; seperti motor AC maupun
DC, tingkat kecerahan pada lampu, Pemanas (Heater) dan sebagainya. Aktuator diaktifkan
dengan menggunakan lengan mekanis yang biasanya digerakkan oleh motor listrik, yang
dikendalikan oleh media pengontrol otomatis yang terprogram di antaranya mikrokontroler.
Ada banyak jenis DAC, namun hanya R-2R Ladder yang dibahas.
Metode ini banyak digunakan dalam IC-IC DAC. Pada rangkaian R/2R Ladder, hanya dua nilai
resistor yang diperlukan, yang dapat diaplikasikan untuk IC DAC dengan resolusi 8,10 atau 12
bit.
Prinsip dasar dari rangkaian ini dibentuk karena mengatasi hambatan besar resistor
yang terjadi bila jumlah bit rangkaian bertambah.
Rangkaian ini hanya menggunakan dua nilai resistor.
Sama seperti rangkaian di atas, prinsip dasar rangkaian ini menggunakan rangkaian
penjumlah langsung (direct summing circuit) yang dibentuk dengan menggunakan
Operasional Amplifier.
Rangkaian di atas memenuhi rumus :
4. Filter Aktif
Filter adalah rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal masukan dengan frekuensi
tertentu dan meredam sinyal masukan dengan frekuensi lainnya. Daerah frekuensi sinyal
masukan yang dilewatkan disebut dengan pass band dan daerah frekuensi sinyal masukan
yang diredam disebut stop band, titik peralihan antara pass band dan stop band disebut
dengan frekuensi cut-off. Pada bidang elektronika khususnya elektronika analog, filter
dibagi menjadi dua jenis yaitu filter pasif dan filter aktif. Filter pasif merupakan rangkaian
filter yang disusun dari komponen pasif seperti resistor, kapasitor, dan induktor. Dengan
hanya menggunakan komponen pasif, sinyal keluaran nilainya akan lebih kecil dari pada
sinyal masukan.
Sementara filter aktif merupakan filter pasif yang diberi tambahan penguat berupa
komponen aktif seperti transistor atau Op-Amp. Dengan menggunakan penguat, nilai sinyal
masukan akan dapat dipertahankan hingga menuju keluaran. Filter aktif lebih banyak
digunakan daripada filter pasif, hal ini dikarenakan filter aktif memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan filter pasif, yaitu:
Tidak ada sinyal yang hilang, hal ini disebaban karena komponen Op-Amp mampu
menyediakan penguatan yang besar, sehingga sinyal tidak akan mengalami
pelemahan.
Biaya dan kemudahan, biaya pembuatan filter aktif lebih murah karena tidak
menggunakan komponen induktor yang harganya relatif mahal, serta kemudahan
peletakan rangkaian juga lebih minimalis karena tanpa induktor yang ukurannya
besar.
Mudah diatur, tanggapan frekuensi dari filter aktif lebih mudah diatur.
Terhindar dari efek pembebanan, pada penerapan dalam suatu rangkaian, filter aktif
tidak akan membebani rangkaian tersebut karena komponen OpAmp menyediakan
impedansi input yang tinggi dan impedansi output yang rendah.
Berdasarkan tanggapan frekuensinya, filter pasif maupun filter aktif dapat dikelompokan
menjadi empat jenis, yaitu:
Filter lolos bawah/ Low Pass Filter (LPF)
Filter lolos atas/ High Pass Filter (HPF)
Filter lolos pita/ Band Pass Filter (BPF)
Filter tolak pita/ Band Stop Filter (BSF)
5. PEMBANGKIT GELOMBANG
Osilator (Oscillator) adalah suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan sejumlah getaran
atau sinyal listrik secara periodik dengan amplitudo yang konstan. Gelombang sinyal yang
dihasilkan ada yang berbentuk Gelombang Sinus (Sinusoide Wave), Gelombang Kotak
(Square Wave) dan Gelombang Gigi Gergaji (Saw Tooth Wave). Pada dasarnya sinyal arus
searah atau DC dari pencatu daya (power supply) dikonversikan oleh Rangkaian Osilator
menjadi sinyal arus bolak-balik atau AC sehingga menghasilkan sinyal listrik yang periodik
dengan amplitudo konstan. Tiga istilah yang berkaitan erat dengan rangkaian Osilator adalah
“Periodik”, “Amplitudo” dan “Frekuensi”. Berikut ini adalah pengertian dari ketiga istilah
penting tersebut.
Periodik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 1 kali getaran atau waktu yang
dibutuhkan pada 1 siklus gelombang bolak-balik, biasanya dilambangkan dengan t dengan
satuan detik (second).
Amplitudo adalah simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan dalam suatu
getaran.
Frekuensi adalah sejumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik, satuan frekuensi
adalah Hertz.
Osilator Frekuensi Rendah (Low Frequency Oscilator), yaitu Osilator yang dapat
membangkitkan frekuensi rendah dibawah 20Hz.
Osilator Audio (Audio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat membangkitkan frekuensi
Audio diantara 16Hz hingga 20kHz.
Osilator Frequency Radio (Radio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat membangkitkan
Frekuensi Radio diantara 100kHz hingga 100GHz.
Sebuah Rangkaian Osilator sederhana terdiri dari Dua bagian utama, yaitu Penguat
(Amplifier) dan Umpan Balik (Feedback). Berikut ini Blok Diagram dasar sebuah Rangkaian
Osilator.
Pada dasarnya, Osilator menggunakan sinyal kecil atau desahan kecil yang berasal dari
Penguat itu sendiri. Pada saat Penguat atau Amplifier diberikan arus listrik, desah kecil akan
terjadi, desah kecil tersebut kemudian diumpanbalik ke Penguat sehingga terjadi penguatan
sinyal, jika keluaran (output) penguat sefasa dengan sinyal yang diumpanbalik (masukan)
tersebut, maka Osilasi akan terjadi.
6. RANGKAIAN DIGITAL
6.1 Gerbang Logic
Gerbang logika adalah penyusun elektronika digital yang setiap cara kerja rangkaian pada
gerbang logika menggunakan prinsip aljabar Boolean. Pada dasarnya dalam ilmu
elektronik, suatu masukan dan keluaran dibangun oleh yang namanya voltase atau arus.
Voltase ini biasanya dihubungkan dengan sakelar.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa setiap gerbang logika pasti memiliki tabel
kebenaran. Tabel kebenaran menunjukkan bahwa gerbang logika bisa diaktifkan atau tidak.
Oleh karena itu, berdasarkan tabel kebenaran di atas, maka bisa dikatakan bahwa setiap hasil
keluaran berupa angka 0 berarti gerbang logika AND tidak bisa diaktifkan.
Gerbang logika NAND adalah gabungan dari gerbang logika AND dan gerbang
logika NOT. Dari kedua gabungan logika itu, maka dapat dibaca menjadi NOT AND
atau bisa disingkat menjadi NAND. Gerbang logika NAND dapat ditemukan pada
komponen elektronika IC 7400.
Tabel kebenaran gerbang logika NAND menjelaskan bahwa masukan berupa angka
“1” dengan angka “1” akan menghasilkan keluaran angka “0”. Sedangkan masukan
angka “0” dengan angka “0” akan menghasilkan keluaran angka “1”. Dari tabel
kebenaran gerbang logika NAND di atas dapat dikatakan bahwa setiap hasil
keluaran merupakan kebalikan dari hasil keluaran gerbang logika AND. Oleh karena
itu, gerbang logika NAND bisa dikatakan sebagai keluaran dari gerbang logika dari
gerbang logika AND yang dibalik atau dinegasi.
Gerbang logika NOR adalah gerbang logika gabungan dari gerbang logika OR dan
gerbang logika NOT. Gerbang logika NOR bisa kamu temukan pada komponen
listrik yang bernama IC 7436.
Berdasarkan tabel kebenaran di atas gerbang logika NOR memiliki dua masukan dan
satu keluaran. Masukan yang berupa angka “0” bertemu dengan angka “0” akan
menghasilkan angka “1”. Sedangkan angka “1” bertemu dengan angka “1” akan
menghasilkan keluaran angka “0”. Jika dilihat dari tabel kebenaran, hasil keluaran
gerbang logika NOR berupa kebalikan dari keluaran yang berasal dari gerbang
logika OR. Maka dari itu, gerbang logika NOR bisa dikatakan sebagai keluaran dari
gerbang logika OR yang dibalik.
Gerbang XOR adalah gabungan dari gerbang NOT, AND, dan OR. Selain dari
ketiga gabungan tersebut, gerbang logika XOR juga bisa menggunakan gabungan
gerbang logika yang lain. Karena bisa bergabung oleh banyak gerbang logika, maka
gerbang logika XOR disebut juga dengan gerbang eksklusif. Gerbang XOR dapat
ditemukan di komponen elektronika IC 7486.
Gerbang logika XOR memiliki tabel kebenaran yang yang menghasilkan keluaran
berupa angka “1” sebanyak dua kali dan keluaran angka “0” sebanyak dua kali juga.
Jika masukan berupa angka yang sama, maka akan menghasilkan “0”. Sedangkan
jika masukan berupa angka yang beda, maka hasil keluaran berupa “1”. Oleh sebab
itu, gerbang logika XOR akan mengeluarkan logika rendah jika kedua masukan
memiliki karakteristik yang sama. Sementara itu, gerbang logika XOR akan
mengeluarkan logika tinggi jika kedua masukan memiliki karakteristik yang
berbeda.
Gerbang logika XNOR adalah gabungan dari gerbang logika XOR dan gerbang
logika NOT. Dari gabungan logika tersebut, maka disingkat menjadi XNOR
atau Exclusive NOR. Gerbang logika XNOR dapat ditemukan pada komponen
elektronika IC 7266.
Tabel kebenaran gerbang logika XNOR menjelaskan bahwa masukan yang sama
akan menghasilkan keluaran angka “1”. Sedangkan, masukan yang berbeda akan
menghasilkan keluaran berupa angka “0”. Jadi, bisa dikatakan bahwa tabel
kebenaran XNOR kebalikan dari tabel XOR. Gerbang logika XNOR akan
menghasilkan keluaran dengan logika tinggi jika kedua karakteristiknya sama.
Sementara itu, keluaran logika akan rendah jika masukan pada gerbang logika
XNOR memiliki karakteristik yang berbeda.
Gerbang logika NOT adalah gerbang logika yang bisa melakukan operasi peniadaan
logika atau pembalik keadaan logika. Karena hal itulah, maka gerbang logika ini
dinamakan gerbang logika NOT. Gerbang logika NOT juga dikenal sebagai
rangkaian inverter. Gerbang logika NOT bisa ditemukan pada komponen listrik IC
7404.
Tabel kebenaran gerbang logika NOT menggambarkan bahwa masukan berupa
angka “0” akan menghasilkan keluaran berupa angka “1” dan jika masukan berupa
angka “1” akan menghasilkan keluaran angka “1”. Berdasarkan dari tabel kebenaran
di atas, maka dapat dikatakan bahwa gerbang logika NOT cara pengoperasiannya
terbalik. Meskipun pengoperasiannya terbalik, tetapi bentuk dan tingkat biner dalam
operasi sinyal masukan dapat dipertahankan dengan baik.
Aljabar Boolean atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Boolean Algebra adalah
matematika yang digunakan untuk menganalisis dan menyederhanakan Gerbang Logika
pada Rangkaian-rangkaian Digital Elektronika. Boolean pada dasarnya merupakan Tipe
data yang hanya terdiri dari dua nilai yaitu “True” dan “False” atau “Tinggi” dan
“Rendah” yang biasanya dilambangkan dengan angka “1” dan “0” pada Gerbang Logika
ataupun bahasa pemrograman komputer. Aljabar Boolean ini pertama kali diperkenalkan
oleh seorang Matematikawan yang berasal dari Inggris pada tahun 1854. Nama Boolean
sendiri diambil dari nama penemunya yaitu George Boole.
Contoh :
X.Y = Y.X
Penjumlahan (Gerbang Logika OR)
X+Y = Y+X
W + (X + Y) = (W + X) + Y
Sebelum Membahas mengenai Sum Of Product dan Product Of Sum. Anda harus
memahami mengenai Bentuk Kanonik dan bentuk standar dalam sebuah Fungsi
Boolean. Fungsi Boolean yang setiap sukunya memiliki literal lengkap maka disebut
fungsi boolean dalam bentuk kanonik.
Tetapi apabila tidak, maka disebut bentuk standar. Dari 2 bentuk tersebut Sum Of
Product dan Product Of Sum merupakan salah satu bentuknya. Disini anda akan
mendapat pemahaman lebih detail tentang Sum Of Product (SOP ) dan Product Of
Sum ( POS ).
Sum Of Product atau disebut minterm adalah penjumlahan dari hasil perkalian yang
dimana setiap sukunya merupakan merupakan hasil operasi perkalian, kemudian anata
satu suku dengan suku yang lainnya dipisahkan oleh operator penjumlahan.
Solusi :
Periksa Literal untuk Setiap Sukunya jika terdapat lebih dari satu suku yang memiliki
literal yang sama maka tuliskan salah satunya saja. Sehingga bentuk SOP fungsi dari
contoh tadi seperti berikut :
demikian pemahaman mengenai Sum of Product ( SOP ) dan untuk selanjutnya yaitu
mengenai Product of Sum ( POS)
Product of Sum atau disebut maxterm adalah perkalian dari hasil penjumlahan yang
dimana setiap sukunya merupakan hasil operasi penjumlahan kemudian anata satu
suku dengan suku yang lainnya dipisahkan oleh operator perkalian.
Periksa Literal untuk Setiap Sukunya jika terdapat lebih dari satu suku yang memiliki
literal yang sama maka tuliskan salah satunya saja. Sehinggal bentuk POS fungsi dari
contoh tadi seperti berikut :