Anda di halaman 1dari 6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Layang-layang merupakan salah satu hasil kebudayaan masyarakat
yang telah menjadi permainan rakyat, utamanya pada masyarakat petani yang
telah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Layang-layang telah
menjadi bagian dari permainan masa kecil yang tidak hanya berfungsi sebagai
sebuah mainan belaka, namun juga telah dilibatkan dalam sebuah ritual
tertentu oleh masyarakat.
Di Indonesia sendiri hingga saat ini telah dikenal beragam layang-
layang mulai dari bentuk, fungsi, bahan dan teknologinya, baik yang
tradisional maupun modern. Masyarakat petani dulunya membuat layang-
layang sebagai pengisi waktu luang saat menjaga padi yang mulai menguning
atau sebagai perwujudan rasa sukacita saat panen berhasil. Ada pula yang
menggunakan layang-layang sebagai sarana memancing di beberapa daerah
oleh nelayan seperti di Lampung, Sulawesi dan Bali dengan bahan dan bentuk
serta corak yang beragam.
Di era modern ini perkembangan layang-layang berlangsung dengan
pesat. Sudah tidak ada lagi batasan pada kreatifitas pembuatannya. Kini nilai
sebuah layang-layang tidak lagi hanya ditentukan oleh ukurannya saja, namun
dari berbagai aspek lain seperi bentuk, bahan, teknologi serta kreasi yang
ingin ditunjuukan oleh si pembuatnya, dengan mempertimbangkan aspek
alamiah dan estetikanya pula.
Keberagaman budaya layang-layang di Indonesia dapat menjadi
komoditas yang berharga, baik dari sisi ekonomi, budaya maupun pariwisata.
Terlebih lagi saat ini layang-layang telah digermari oleh bangsa di berbagai
dunia. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya festival atau kompetisi layang-
layang yang diselenggarakan di berbagai daerah.

commit to1 user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id2

Museum merupakan sarana untuk menampung kebudayaan masa lalu


dengan tujuan melestarikan serta menyelamatkan bukti-bukti sejarah supaya
dapat dimanfaatkan generasi muda dalam rangka pembinaan bangsa secara
utuh dengan fungsinya yang menitikberatkan pada segi edukatif, rekreatfi, dan
inspiratif. Museum sering disebut sebagai culture centre atau pusat
kebudayaan disamping dapat dipakai untuk memacu perkembangan
kebudayaan suatu masyarakat (De Chiara, 1973: 329 ). Adapun tujuan
didirikannya Museum layang-layang Indonesia adalah untuk merangkai
kembali hubungan sejarah layang-layang masa lalu dan melestarikan salah
satu budaya Indonesia serta mengembangkan seni kreativitas dalam bentuk
permainan layang-layang agar dapat bertahan sebagai permainan rakyat di
belahan dunia manapun. Museum Layang-Layang Indonesia adalah tempat
bertemunya dua kebudayaan, yaitu kebudayaan modern dan kebudayaan lama
yang keduanya terpusat pada layang-layang sebagai budaya rakyat yang dapat
dinikmati berbagai kalangan tanpa adanya batasan-batasan apapun yang
memisahkan strata sosial yang berkehendak main layang-layang

B. BATASAN MASALAH
Batasan masalah yang diambil mengenai perencanaan dan perancangan
interior Museum Layang-layang di Yogyakarta dengan pembatasan pada
perencanaan dan perancangan ruang, antara lain:
1. Lobby
2. Ruang Pamer Tetap
3. Ruang Pamer Temporer
4. Ruang Audio Visual
5. Ruang Workshop

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id3

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana merencanakan dan merancang desain interior museum yang
sesuai dengan fungsi dan kegunaannya sebagai Museum Layang-layang di
Yogyakarta yang mampu menjadikannya sebagai wadah pengenalan,
pelestarian serta pengembangan layang-layang?
2. Bagaimana merencanaan dan merancang desain interior museum yang
mampu memberikan informasi dan hiburan yang menarik serta dapat
mengajak pengunjung untuk berperan aktif di dalamnya?

D. TUJUAN
1. Menyediakan fasilitas museum layang-layang sebagai salah satu cara
pengenalan berbagai macam layang-layang dan sejarah perkembangan
layang-layang di Indonesia sehingga menjadikan sarana untuk pelestarian
dan perkembangan layang-layang.
2. Menyediakan fasilitas museum layang-layang yang mampu memberikan
informasi dan hiburan yang menarik dan dapat mengajak pengunjung untuk
berperan aktif di dalamnya sehingga merupakan sarana untuk penelitian,
pendidikan serta rekreasi bagi pengunjung.

E. MANFAAT
1. Tersedianya fasilitas museum layang-layang sebagai sarana pengenalan
berbagai macam layang-layang dan sejarah perkembangannya sehingga
menjadikan saran bagi pelestarian dan pengembangan layang-layang.
2. Tersedianya fasilitas museum layang-layang sebagai saran informasi,
penelitian, pendidikan dan rekreasi serta mampu mengajak pengunjung
berperan aktif di dalamnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id4

F. SASARAN
Sasaran dari perancanaan dan perancangan desain interior Museum Lyang-
layang di Yogyakarta adalah:
1. Sasaran Pengunjung
Perencanaan dan perancangan museum layang-layang ditujukan bagi
pelajar, mahasiswa, peneliti, pengajar, pengamat seni maupun peminat
seni dan budaya.
2. Sasaran Desain
Memperhatikan dan menyelesaikan kebutuhan fungsional museum
layang-layang sesuai dengan aktivitas manusia di dalamnya, terutama
menyangkut efisiensi sirkulasi, factor kenyamanan, jarak, sudut pandang
manusia, dengan memperhatikan dan menyelesaikan kebutuhan estetis,
sehingga mampu mempengaruhi pengunjung baik, secara psikologis
maupun secara fisik, untuk mencapai tujuan museum dalam
mengkomunikasikan materi koleksi kepada pengunjung, sehingga mampu
dinikmati dan menarik pengunjung, dan akhirnya pengunjung akan
mempunyai gambaran yang baru tentang keberadaan museum layang-
layang.

G. METODOLOGI
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode observasi dipakai untuk mengamati dan mencatat hal-hal yang
didapat di lapangan. Untuk membantu kelancaran jalannya observasi
diperlukan alat pencatatan dan kamera.
b. Wawancara
Metode interview atau biasa disebut sebagai wawancara adalah
merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak, dimaksudkan untuk memperoleh data atau hal-hal yang
sifatnya tidak terungkapkan secara fisik. Untuk membantu kelancaran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id5

jalannya wawancara perlu disiapkan daftar pertanyaan dan alat


pencatatan.
c. Arsip dan Dokumen
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperoleh
yang bersumber dari arsip, dokumen, jasa internet maupun brosur-
brosur yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan.
2. Teknik Analisa Data
Analisis data menggunakan model analisi “interaktif” terdiri dari tiga
komponen yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi yang dilakukan bersamaan proses pengumpulan data. Dengan
demikian begitu proses pengumpulan data selesai maka sebagian besar
dari analisis datanya juga sudah selesai. Kemudian dilakukan pematangan
analisis, adanya kesimpulan atau deskripsi yang kurang jelas, maka
peneliti ke lapangan untuk mengumpulkan data lagi sehingga hasilnya
lebih jelas dan mendalam.

H. SISTEMATIKA
1. Bab 1 (Pendahuluan)
Pendahuluan membahas latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan, manfaat dan sasaran perancangan Museum
Layang-layang di Yogyakarta serta metodologi yang membahas metode-
metode yang dipakai dalam pencarian dan pengumpulan data sebagai
pendukung perencanaan dan perancangan Museum Layang-layang.
2. Bab 2 (Kajian Teori)
Landasan teori membahas pengertian judul yaitu pengertian Museum
Layang-layang di Yogyakarta, membahas tinjauan secara umum dari
museum dan layang-layang, membahsa tinjauan khusus lobby, ruang
pamer dan ruang audiovisual.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id6

3. Bab 3 (Data Lapangan)


Studi lapangan membahas tentang deskripsi dari hasil studi lapangan
meliputi sejarah singkat, lokasi, status kelembagaan, struktur organisasi,
program kegiatan, materi koleksi, aktivitas dan fasilitas, zooning dan
grouping, sirkulasi, komponen pembentuk ruang, sistem interior, sistem
keamanan, furniture dan tema.
4. Bab 4 (Analisa Desain)
Analisa desain terdiri dari perancangan interior museum layang-layang
yang membahas tentang langkah kerja desain, pola pemikiran, lokasi,
status kelembagaan, struktur organisasi, sistem operasional, program
kegiatan, sistem pelayanan, pola kegiatan, aktifitas fasilitas dan analisa
perancangan dan perencanaan interior museum layang-layang yang
membahas organisasi ruang, program ruang, besaran ruang, zooning dan
grouping, sirkulasi, sistem display, layout, elemen interior, komponen
pembentuk ruang, sistem interior, sistem keamanan, furniture, elemen
estetis, dan tema.
5. Bab 5 (Kesimpulan)
Kesimpulan berisi simpulan desain dari analisa perancangan yang telah
dibuat.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai