Anda di halaman 1dari 55

Laporan Praktikum Dosen Pengampu

Operasi Teknik Kimia II Cory Dian Alfarisi, ST, MT

HIDRODINAMIKA KOLOM JEJAL

Oleh:

Kelas : TEKNIK KIMIA D3 A


Kelompok : III ( TIGA )
Nama Kelompok : 1. Indra Saputra (2107035436)
2. M Lakim Zulkarnain (2107036490)
3. Regina Ronatama (2107035928)

LABORATORIUM DASAR-DASAR PROSES


PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UNRI
2023
ABSTRAK

Hidrodinamika adalah ilmu yang mempelajari fluida yang mengalir. Kolom jejal adalah
suatu menara isian yang terdiri dari kolom yang dilengkapi dudukan unggun berbentuk
pelat perforasi atau grid pada bagian bawah kolom. Tujuan percobaan adalah untuk
menentukan perbedaan tekanan udara melewati kolom kering sebagai fungsi laju alir
udara dan menguji perbedaan tekanan udara yang melewati kolom basah sebagai fungsi
laju alir udara terhadap perbedaan lajualir air dalam kolom. Pada percobaan dilakukan
variasi laju alir udara sebesar 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 liter/menit ,
sedangkan untuk perbedaan tekanan sebesar 0, 0.0000048, 0.000019, 0.000043,
0.0000778, 0,000121, 0,000174, 0,000238, 0,000310, 0,000392 dan 0,000485 mmH2O.
Pressure drop tertinggi terjadi pada laju alir udara 100 liter/menit sebesar 8 mmH 2O
sedangkan pressure drop terendah terjadi pada laju alir udara 50 liter/menit terjadi
penurunan tekanan sebesar 3 mmH2O. Kenaikan pressure drop atau penurunan tekanan
(mmH2O)disebabkan karena fluida yang melewati partikel unggun diam di dalam
kolom,maka aliran tersebut memberikan daya seret (drag force) pada partikel dan
menimbulkan penurunan tekanan sepanjang unggun. Dari percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi laju alir udara, maka semakin tinggi pula penurunan
tekanannya.
Kata Kunci: floading, kolom jejal, laju alir fluida, laju alir udara, pressure drop
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrodinamika adalah ilmu yang mempelajari fluida yang mengalir.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir, yang terdiri dari zat cair dan gas. Ada
fluida yang tak mengalir dan ada fluida yang mengalir. Ilmu yang mempelajari
fluida yang tak mengalir disebut hidrostatika dan ilmu yang mempelajari fluida
yang mengalir disebut hidrodinamika (Herraprasantansi, 2014).
Suatu kolom jejal secara garis besar terdiri dari kolom yang dilengkapi
dudukan unggun berbentuk pelat perforasi pada bagian bawah kolom. Pada
dudukan ini diletakkan unggun jejalan (packing) yang berfungsi menyediakan
antar muka kontak gas cair yang memadai. Unggun jejalan dapat tersusun dari
jejalan yang dijejalkan secara acak atau diletakkan menurut aturan tertentu. Pada
saat operasi, cairan masuk dari bagian puncak kolom sedangkan gas masuk
melalui dasar kolom (Fauziah, 2017).
Saluran masuk cairan umumnya dilengkapi dengan distributor yang
berfungsi memberikan penyebaran cairan yang rata pada penampang kolom.
Kontak gas cair berlangsung di dalam ruangruang lowong antar jejalan yang
terdapat dalam unggun. Pada jalur alir cairan yang rendah. Sebagian besar
permukaan jejalan tidak terbasahi oleh cairan. Seiring dengan bertambahnya lajur
alir cairan, fraksi permukaan jejalan yang terbasahi akan meningkat pula. Pada
suatu harga laju alir cairan kritik, seluruh permukaan jejalan terbasahi.
Dalam berbagai industri proses kimia, kolom jejal adalah salah satu sistem
proses yang sangat luas penggunaannya. Sistem yang pada dasarnya berfungsi
sebagai sarana pengontakan gas-cair ini dioperasikan untuk berbagai tujuan. Di
antara tujuan-tujuan ini yakni absorpsi solut dari fasa gas. Desorpsi solut dari fasa
cair (stripping), distilasi, reaksi. Scrubbing bahan partikulat padasystem
pengendalian pencemaran dan sebagainya. Berbagai tujuan di atas tentunya
menuntut rancangan fisik kolom yang berbeda-beda (Fauziah, 2017)..

1.1 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan hidrodinamika kolom jejal yaitu:
1. Menentukan perbedaan tekanan udara melewati kolom kering sebagai
fungsi laju alir udara.
2. Menguji perbedaan tekanan udara melewati kolom kering sebagai fungsi
laju alir udara terhadap perbedaan laju alir air dalam kolom.
3. Mampu mengoperasikan peralatan hidrodinamika kolom jejal.
4. Mampu mengidentifikasi terjadinya floading point.
5. Mampu membuat kurva perbedaan tekanan sebagai fungsi laju alir udara
pada kertas grafik log-log dan menyatakan hubungan antara kedua variable
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hidrodinamika
Hidrodinamika terdiri dari kata hidros yang berarti air dan dinamica
yang berarti gerakan, berarti pengertian hidrodinamika dalam arti sempit
adalah gerakan/pergerakan air. Hidrodinamika yang menyatakan bahwa
hidrostatiska adalah ilmu perihal zat alir atau fluida yang diam tidak bergerak
dan hidrodinamika adalah perihal zat alir yang bergerak. Hidrodinamika yang
khusus mengenai aliran gas dan udara, disebut Aerodinamika. Studi
hidrodinamika merupakan bagian ilmu mekanika fluida yang berhubugan dengan
cairan yang bergerak dan tenaga yang menggerakkannya. Definisi lain dari
hidrodinamika itu sendiri adalah studi ilmiah tentang gerak fluida, khususnya zat
cair incompressible yang dipengaruhi oleh gaya internal dan eksternal. Dalam
hidrodinamika laut gaya-gaya yang terpenting adalah gaya gravitasi, gaya
gesekan, dan gaya (Herraprasantansi, 2014).
Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan
dengan gerak liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala atau lingkup
analisis ilmu ini adalah pada gerak partikelir air atau dapat disebut dalam skala
makroskopik. Skala makroskopik disini memiliki maksud air tersusun dari
partikel-partikel fluida. Karena berhubungan dengan perlakuan fisis dari persamaan-
persamaan dasar fluida kontinyu berbasis hukum-hukum newton. Jadi, objek yang
dijadikan bahan analisa merupakan fluida newton (Herraprasantansi, 2014).
Konsep Hidrodinamika bisa ditinjau sebagai matematika terapan karena
berhubungan dengan perlakuan matematika dari persamaan-persamaan dasar
untuk fluida kontinum yang diperoleh dari dasar-dasar hukum newton.
penambahan pendapat mengenai hidrodinamika bahwa hidrodinamika
mempelajari cairan dalam keadaan bergerak atau mengalir dalam dimensi waktu
(t) dan tiga dimensi tempat (x,y,z). Hidrodinamika juga merupakan dasar dari
hidrolika dan oseanografi. Pentingnya hidrodinamika adalah sebagai berikut:
1. Di dalam hidrodinamika dibahas persamaan- persamaan pengatur
gerakan fluida
2. Untuk mengerti gerakan fluida
3. Untuk memprediksi dari pola-pola pergerakan fluida
4. Menjadi dasar dari pemahaman fluida
5. Mengerti dan memahami mengapa suatu arus, gelombang, dan lainnya
terbentuk (memahami fenomena alam).
Konsep dasar hidrodinamika mempelajari pergerakan fluida bedasarkan
pergerakan partikel-partikel pembentuk fluidanya yang mengacu pada konsep
kontinui atau Continuum Concept. Perilaku fluida merupakan gambaran dari
partikel-partikel fluida yang berinteraksi dan berubah secara kontinu. Pada
konsep dasar hidrodinamika,partikel fluida disebut materi titik
(Herraprasantansi, 2014).
Partikel fluida diasumsikan homogen dan kontinui dalam ruang yang
lebih besar, sehingga hukum-hukum mekanika fluida dan hidrodinamika
dibentuk dari menjumlahkan gerak dari partikel-partikel pembentuknya dalam
suatu area atau volume. Konsep utama yang berlaku di hidrodinamika adalah
konsep kontinum.yaitu konsep yang menyatakan bahwa seluruh partikel fluida
berubah secara kontinu terhadap ruang. Artinya, densitas fluida yang merupakan
bagian dari partikel fluida adalah fungsi dari dimensi ke segala arah dan fungsi
terhadap waktu (Herraprasantansi, 2014).
2.2 Hidrodinamika Kolom Jejal
Hidrodinamika pertama dikenalkan oleh Daniel Bernoulli pada tahun1700-
1783 untuk mengenalkan dua macam ilmu hidrostatik dan hidraulik. Beliau
mengeluarkan teori yang terkenal dengan nama teori Bernoulli. Hidrodinamika
adalah ilmu yang mempelajari fluida yang mengalir. Fluida adalah zat yang
dapatmengalir, yang terdiri dari zat cair dan gas. Hidrodinamika juga dapat
didefinisikan sebagai penelitian mengenai zat cair yang mengalir meliputi
tekanan, kecepatan aliran, lapisan-lapisan zat yang melakukangesekan. Bernoulli
telah berhasil merumuskan rumus dengan persyaratan- persyaratan atau
pendekatan khusus yaitu (Arnan dkk, 2014):
1. Zat cair tanpa adanya geseran dalam (cairan tidak viskos).
2. Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berubah) dalam hal
kecepatan,arah maupun besarnya (selalu konstan).
3. Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tertentu
4. Zat cair tidak termampatkan (incompresible) melalui sebuah pembuluh
dan mengalir sejumlah cairan yang sama besarnya (continuitas).
Suatu kolom jejal secara garis besar terdiri dari kolom yang
dilengkapidudukan unggun berbentuk pelat perforasi atau grid pada bagian bawah
kolom. Pada dudukan ini diletakkan unggun jejalan (packing) yang berfungsi
menyediakan antar muka kontak gas-cair yang memadai. Unggun jejalan dapat
tersusun dari jejalan yang dijejalkan secara acak atau diletakkan menurut aturan
tertentu (Arnan dkk, 2014).

2.3 Menara Isian (Tower Packing)


Absorpsi adalah proses transfer massa antara gas dengan cairan, dimana
komponen ditransfer dari fase gas ke cairan dan laju penyerapan ditentukan oleh
laju difusi molekular yang sebagian besar mengontrol perpindahan massa
antarfasa. Komponen yang diserap disebut zat terlarut dan yang diserap disebut
pelarut. Umumnya, zat terlarut memasuki kolom dalam fase gas yang dimasukkan
dari bagian bawah kolom, sementara pelarut diumpankan dari atas dalam fase cair.
Selanjutnya komponen gas yang terserap oleh pelarut akan keluar dari bawah
kolom absorber sedangkan komponen gas yang tidak terserap oleh pelarut akan
meninggalkan kolom absorber dalam fase gas menuju ke atas kolom absorber
(Purwono, 2005). Proses penyerapan pada absorber dibagi menjadi dua kelompok:
a. Penyerapan fisik
Proses penyerapan fisik dimana prosesnya semata-mata antara kontak fisik
dan tidak terjadi reaksi serta hanya terbatas pada pembentukan larutan gas dalam
cairan. Misalnya: penyerapan ammonia oleh air dari campuran udara-ammonia,
penyerapan CO2 dan H2S dengan methanol cair.
b. Penyerapan kimia
Penyerapan kimia dimana penyerapan mengikuti reaksi kimia baru.
Misalnya: penyerapan CO2 dalam alkali panas dan penyerapan NOx dalam air.
Absorber dapat berupa kolom yang berisi packing (Packed bed absorber) atau
kolom dengan menggunakan tray.
Packed bed absorber adalah kolom vertikal yang diisi dengan packing
yang disusun secara acak atau packing terstruktur untuk mengekspos area
permukaan yang luas untuk kontak antara gas dengan cairan. Packed bed absorber
sering kali dipilih karena absorben dan kondisi operasi yang bersifat sederhana
dan hanya membutuhkan beberapa stage teoritis. Selain itu biaya pembuatan
kolom bahan isian lebih murah daripada kolom dengan tray. Kolom bahan isian
juga memiliki pressure drop yang relatif lebih rendah per stage teoritis. Pada
proses distilasi, pressure drop tidak begitu penting, namun pada kolom absorbsi,
karena konsentrasi komponen yang hendak diserap rendah dibutuhkan volume gas
yang besar untuk melakukan absorbsi, akibatnya apabila pressure drop tinggi,
biaya yang tinggi juga harus dikeluarkan untuk pembelian kompresor gas. Tentu
saja, biaya operasi juga akan meningkat dengan adanya kompresor. Namun, jika
digunakan gas dengan volume yang sangat besar dan jumlah stage teoritis yang
dibutuhkan cukup banyak sehingga diperlukan kolom yang tinggi. Kolom dengan
tray akan dipilih untuk menggantikan kolom bahan isian karena efisiensi kolom
bahan isian menjadi rendah saat diameter kolom melebihi 1-2 m, dimana efisiensi
plate justru akan meningkat dengan bertambahnya diameter jika tray dirancang
dengan baik (Purwono dkk, 2005).
Ada 2 jenis bahan isian, yaitu random packing dan bahan isian terstruktur.
Random packing yaitu bahan isian yang dituangkan ke dalam kolom. Alternatif
lain dari random packing adalah bahan isian berstruktur yang berbentuk keranjang
telur atau gelombang. Bahan isian berstruktur secara bertahap mulai
menggantikan random packing, karena memberikan pressure drop yang lebih
rendah dan batasan flooding yang lebih tinggi. flooding terjadi saat gas tidak dapat
bergerak ke atas kolom dan kondisi semacam ini merupakan permasalahn serius
yang ditemui pada peralatan pengontakan counter-current. Kelemahan dari bahan
isian terstruktur yaitu harganya yang mahal, terutama biaya tenaga kerja saat
pemasangan, dan rasio luas permukaan terhadap volum yang rendah (Purwono
dkk, 2005).
Macam-macam random packing yang biasa digunakan dalam industry:
1. Raschig Ring
Raschig ring berbentuk silinder berlubang dengan Panjang yang sama
dengan diameter luarnya. Diameternya berkisar antara 6 hingga 100 mm. Raschig
ring terbuat dari keramik, logam, plastik, dan karbon. Raschig ring yang berbahan
keramik berguna untuk kontak dengan berbagai macam cairan kecuali alkali dan
asam hidrofluorik (Ludwig, 2001).
2. Saddles
Packing berjenis saddles ini dikembangkan pada akhir tahun 1930-an.
Bentuknya yang sangat bagus menghasilkan peningkatan luas permukaan yang
signifikan per satuan volume jika dibandingkan dengan packing jenis raschig
ring. Saddles yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda
diberikan nama dagang tertentu, misalnya intalox yang merupakan merk dagang
dari Norton Chemical Process Products Corporation dan Flexisaddle yang
diproduksi oleh Likewise Koch Engineering Co yang berbahan plastik dan
keramik.

2.4 Penurunan Tekanan


Aliran gas dan cairan yang melalui unggun tetap dalam
kolomakanmengalami penurunan tekanan (pressure drop) baik yang searah
maupun berlawanan arah. Umumnya fasa gas akan mengalami penurunan tekanan
bilamelalui unguun dengan isian tak beraturan. Penurunan tekanan tersebut akan
dipengaruhi oleh laju alir gas dan cairan ().
Laju alir gas yang konstan atau tertentu, peningkatan penurunan tekanan gas
sebanding dengan kenaikan laju alir cairan. Ruang kosong antar bahan pengisi
diisi oleh cairan yang berkontak dengan gas. Bila laju alir cairan makin
meningkat, cairan yang berada di dalam ruangan juga meningkat. Jumlah cairan
yang terdapat di dalam kolom disebut hold-up. Peningkatan laju alir cairan akan
mengarah pada pengumpulan cairan pada bagian atas kolom. Peristiwa ini
dinamakan flooding. Operasi kolom pada titik flooding menyebabkan perpindahan
massa tidak terjadi. Operasi kolom harus pada titik flooding. Pendekatan tersebut
kurang memiliki dasar ilmiah yang kuat dan titik flooding merupakan batas yang
harus diperhatikan dalam operasi kolom ()

Jika suatu fluida melewati partikel unggun diam dalam kolom maka aliran
tersebut memberikan daya seret (drag force) pada partikel dan menimbulkan
penurunan tekanan (pressure drop) sepanjang unggun. Pressure drop akan naik
jika kecepatan superfision fluida naik. Pressure drop pada unggun diam
dinyatakan dengan persamaan berikut : (Tim Program Studi, 2021)

'
150. μ . v . ∆ L
∆ P= 2
X ¿ ¿……………….………………...…(2.1) Dimana:
Dp
∆P = Penurunan tekanan
μ = Viskositas fluida
∆L = Tinggi unggun
ɛ = Porositas unggun
v’ = Kecepatan superfisial fluida

Persamaan tersebut berlaku untuk aliran laminar, transisi maupun turbulen.


Pressure drop pada kolom jejal absopsi biasanya didesain berkisar antara 0,25-0,5
inH2O perft tinggi unggun. Setelah pressure drop mencapai 0,5 inH2O perft tinggi
unggun, maka akan terjadi perubahan pressure drop dengan cepat. Titik dimana
terjadi perubahan seperti ini disebut loading point. Sedangkan bila pressure drop
sudah berkisar antara 2-30,5 inH2O perft tinggi unggun, maka akan terjadi
floading, yaitu kondisi dimana banyak bagian dari partikel unggun tidak terbatasi,
sehingga kontak gas-liquid tidak berjalan dengan baik.Untuk memperkirakan
kecepatan gas dimana terjadi floading yang dihubungkan dengan pressure drop
dapat dibuat kurva hubungan parameter-parameter berikut (Tim Program Studi,
2021)

gc (ρ x −ρ y )
vs

GY . F P . μ X 0 ,1 G x ρx
GY ( ρ ¿ ¿ x−ρ y )
¿………...........

………………………………………..(1.2)
Dimana:
GX = Kecepatan massa liquid (didasarkan luas penampang total kolom) , lb/ft2.s
Gy = Kecepatan massa gas (didasarkan luas penampang total kolom) , lb/ft2.s
FP = Packing factor , t-1
ρx = Densitas liquid , lb/ft3
ρy = Densitas gas , lb/ft3
gc =32,174 ft.lb/lbf.s

2.5 Manometer
Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan fluida. Manometer tabung
bourdon adalah instrument yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida (gas
atau cairan) dalam bejana tertutup. Alat ukur tabung bourdon penggunaanya lebih
luas untuk mengukur tekanan yang tinggi yang ditemui dalam system refrigerasi.
Tabung bourdon itu sendiri adalah sebuah kurva, bentuk elip, tabung metalik yang
akan menjaga agar tekanan fluida dalam tabung meningkat dan lingkaran akan
rapat jika tekanan menurun. Beberapa perubahan dalam kurva tabung
dihubungkan pada sistem untuk menunjukkan angka. Petunjuk dan besarnya
angka bergerak bergantung pada petunjuk dan besarnya perubahan dalam kurva
tabung (White, 2003).
Prinsip manometer umumnya menyeimbangan tekanan di dalam fluida
dengan mencari titik keseimbangan tekanan yang terjadi di dalam fluida baik dari
kolom kiri dan kolom kanan atau kolom satu dan kolom dua.

Dalam prinsip penggunaan manometer atau prinsip kerja manometer


adalah dengan mencari permukaan fluida yang terendah atau dengan kata lain
menentukan permukaan fluida terendah diantara kolom pada fluida, caranya
adalah dengan mencari datum point atau titik hayal, dimana dari penentuan datum
line akan dapat mengetahui pressure head yaitu tinggi kolom fluida dimana
molekul tersebut molekul yang sama atau homogen untuk mengetahui tekanan
hidrostatis.

Manometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan perbedaan


tekanan diantara dua titik kolom fluida. Perbedaan pada ketinggian “h”,
merupakan penjumlahan hasil pembacaan diatas dan dibawah angka nol yang
menunjukkan adanya tekanan. Bila keadaan vakum diterapkan pada keadaan satu
sisi kaki tabung, cairan akan meningkat pada sisi tersebut dan cairan akan turun
pada sisi lainnya. Perbedaan ketinggian “h” merupakan hasil penjumlahan
pembacaan diatas dan dibawah nol yang menunjukkan jumlah tekanan vakum
(White, 2003).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan hidrodinamika kolom jejal adalah
satu set alat kolom jejal yang dilengkapi dengan kompresor dan pompa sedangkan
bahan yang digunakan adalah air.

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Percobaan Penurunan Tekanan Kolom Kering
1. Dihidupkan alat dengan menghubungkan kabel ke sumber listrik.
2. Dibersihkan kolom dengan laju udara terbesar, agar air yang ada di dalam
packing hilang semua.
3. Dibaca perbedaan tekanan sepanjang kolom pada manometer.
4. Diukur perbedaan tekanan udara sepanjang kolom sebagai fungsi laju alir
udara dengan variasi laju alir yang berbeda yaitu 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60,
70, 80, 90 dan 100 L/min.

3.2.2 Penurunan Tekanan Udara dan Aliran Air


3
1. Diisi tangki penampung air dengan air tirisan sampai - bagian.
4
2. Dihidupkan pompa dan mengatur C 1 untuk laju alir 3 liter/menit.
3. Setelah kira-kira 30 detik ditutup C = 1 dan dimatikan pompa dan biarkan
kolom dilalui air selama 5 menit.
4. Diukur perbedaan tekanan udara sepanjang kolom sebagai fungsi laju alir
udara.
5. Diukur perbedaan tekanan udara sepanjang kolom sebagai fungsi laju alir
udara untuk laju alir air yang berbeda sampai 5 liter/menit
3.3 Skema Alat

Gambar 3.1 Skema Alat Percobaan Hidrodinamika kolom jejal


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


4.1.1 Data Hasil Penurunan Tekanan Kolom Kering
Berdasarkan percobaan pada hidrodinamika kolom jejal didapatkan
hasil yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Penurunan Tekanan Kolom Kering


Laju Alir Udara ΔP (mmH2O)
( Liter/menit ) ( ft3/ detik ) teoritis percobaan
0 0 0 0
10 0.0058 0.0000048 0
20 0.0117 0.000019 0
30 0.0176 0.000043 1
40 0.0235 0.0000778 0
50 0,0294 0,000121 10
60 0,0353 0,000174 0
70 0,0412 0,000238 1
80 0,0470 0,000310 0
90 0,0529 0,000392 0
100 0,0588 0,000485 0

4.1.2 Data Hasil Penurunan Tekanan Udara dan Air


Berdasarkan praktikum hidrodinamika kolom jejal pada percobaan
penurunan tekanan udara dan air didapat hasil seperti berikut:
Tabel 4.2 Penurunan Tekanan Udara dan Air

Laju Alir H2O Laju Alir Udara


ΔP (mmH2O)
Liter/menit (ft3/s) Liter/menit (ft3/s)
0 0 0
10 0.0058 0
20 0.0117 0
30 0.0176 1
40 0.0235 0
0 0 50 0,0294 1
60 0,0353 0
70 0,0412 1
80 0,0470 0
90 0,0529 0
100 0,0588 0
0 0 0
10 0.0058 1
20 0.0117 0
30 0.0176 2
40 0.0235 0
1 0,00058 50 0,0294 0
60 0,0353 0
70 0,0412 0
80 0,0470 0
90 0,0529 0
100 0,0588 1
0 0 0
10 0.0058 0
20 0.0117 0
30 0.0176 0
40 0.0235 0
2 0,00117 50 0,0294 0
60 0,0353 0
70 0,0412 1
80 0,0470 0
90 0,0529 0
100 0,0588 0
0 0 0
10 0.0058 0
20 0.0117 0
30 0.0176 0
40 0.0235 0
2,5 0,00147 50 0,0294 0
60 0,0353 1
70 0,0412 0
80 0,0470 0
90 0,0529 5
100 0,0588 0
0 0 0
10 0.0058 1
20 0.0117 0
30 0.0176 0
40 0.0235 0
3 0,00176 50 0,0294 0
60 0,0353 0
70 0,0412 1
80 0,0470 0
90 0,0529 1
100 0,0588 0
0 0 0
10 0.0058 0
20 0.0117 0
30 0.0176 0
40 0.0235 0
3,5 0,00206 50 0,0294 0
60 0,0353 0
70 0,0412 1
80 0,0470 0
90 0,0529 0
100 0,0588 1
0 0 0
10 0.0058 0
20 0.0117 0
30 0.0176 0
40 0.0235 2
4,5 0,00264 50 0,0294 0
60 0,0353 2
70 0,0412 0
80 0,0470 2
90 0,0529 4
100 0,0588 7

4.2 Pembahasan
4.2.1 Percobaan Kolom Kering
Hubungan antara laju alir udara terhadap pressure drop pada kolom kering
dapat dilihat pada Gambar 4.1.

0.0006
Penurunan tekanan udara

0.0005
0.0004
(mmH2O)

0.0003
0.0002
0.0001
0
0 20 40 60 80 100 120

laju udara
Gambar 4.1 Hubungan antara laju alir udara (liter/menit) terhadap
pressure drop (mmH2O) pada kolom kering
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa kurva hubungan antara laju
alir udara terhadap penurunan tekanan baik pada kolom atas maupun pada kolom
bawah secara linear bergerak naik ke atas. semakin besar laju alir udara yang
bergerak menyebabkan penurunan tekanan meningkat. Hal ini menunjukkan
semakin besar laju alir udara maka semakin besar pula penurunan tekanan yang
terjadi didalam kolom karena dengan bertambahnya laju alir udara maka energi
yang diperlukan berupa tekanan semakin besar untuk melewati packing.
Berdasarkan Gambar 4.1 penurunan tekanan meningkat mulai dari laju alir udara
0 L/menit sampai 100 L/menit. Pada kecepatan alir udara 0 L/menit diperoleh
penurunan tekanan sebesar 0 mmH2O , sedangkan pada kecepatan alir udara 100
L/menit diperoleh tekanan sebesar 0,000485 mmH2O. Hal ini menunjukkan
semakin besar laju alir udara maka semakin besar pula penurunan tekanan yang
terjadi didalam kolom, Ini berarti setiap kenaikan nilai laju alir udara maka
perbedaan penurunan tekanannya akan naik juga. Penurunan tekanan yang paling
besar terjadi pada kolom bawah. Hal ini dikarenakan hambatan yang dilalui udara
pada kolom bawah jauh lebih besar dibanding kolom atas, sehingga tekanan yang
hilang juga semakin besar dan karena udara hanya melewati packing pada kolom.
Berdasarkan Gambar 4.1 penurunan tekanan terbesar pada kolom kering
yaitu sebesar 0,000485 mmH2O pada laju alir udara 100 L/menit. Penurunan
tekanan pada kolom kering untuk kolom bawah lebih besar dari pada penurunan
tekanan untuk kolom atas. Hal ini terjadi karena udara yang masuk dari bawah
belum stabil. Disamping itu, karena tidak adanya pendistribusian air di dalam
menara, maka penurunan tekanan hanya disebabkan karena tertahannya udara
oleh kolom kering

4.2.2 Percobaan Kolom


Hubungan antara laju alir udara terhadap pressure drop pada kolom basah
dapat dilihat pada Gambar 4.2.
1
0.9

presure drop
0.8

(mmH2O)
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Laju alir udara (ft3/s)

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara laju alir udara terhadap pressure
drop pada kolom basah.
Berdasarkan Gambar 4.2 penurunan tekanan pada kolom bawah akan
semakin meningkat diikuti dengan meningkatnya laju alir air dan laju alir
udaranya. Untuk nilai terendah terdapat pada semua laju alir air dari 0 ft3/s yaitu
sebesar 0 mmH2O dengan laju alir udara 0 ft3/s. Sedangkan untuk nilai tertinggi
terdapat pada laju alir air 0,0588 ft3/s yaitu sebesar 100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Penurunan tekanan terendah yang dicapai pada kolom kering yaitu pada
laju alir udara L/menit yaitu sebesar mmH 2O. sedangkan penurunan
tekanan tertinggi yang dicapai pada kolom kering berdasarkan percobaan
terjadi pada laju alir udara L/menit yaitu sebesar mmH2O
2. Semakin tinggi laju alir udara, maka semakin tinggi penurunan tekanan
yang terjadi

1.2 Saran
Adapun saran dari percobaan hidrodinamika kolom jejal yaitu:
1. Agar kontak udara dan liquid berjalan dengan baik maka sebelum
melakukan percobaan pada kolom basah sebaiknya partikel unggun
dibasahi terlebih dahulu sampai beberapa menit.
2. Bila terjadi flooding dalam pengukuran segera turunkan power control air
dan power control water alat agar air tidak meluap dari atas kolom.
3. Semakin tinggi laju alir udara, maka semakin tinggi penurunan tekanan
yang terjadi
4. Pressure drop akan naik jika kecepatan seperfision fluida naik
5. Pressure drop pada kolom kering lebih kecil dibandingkan kolom basah.
Hal ini dikarenakan pada kolom kering, hambatan yang dilaluinya hanya
unggun pada kolom, sedangkan pada kolom basah hambatan yang
dilaluinya selain unggu juga air yang masuk melalui atas kolom.
DAFTAR PUSTAKA

Arnan, J. H., Lina K., Mulya K., dan Nadia N. U. (2016). Hidrodinamika Kolom
Jejal. Pekanbaru: Laboratorium Instruksional Dasar Proses Dan
Operasional Pabrik Program Studi D-III Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik UniversitasRiau.

Fauziah, H. (2017). Pengertian Hidrodinamika. Bandung: ITB.


Herraprastansi, H E dkk. 2014. Analisis Hidrodinamika Hidrofil dengan
Menggunakan Perangkat Lunak CFD (Computational Fluid Dynamic).
Jurnal Fakultas Teknik UMK. 1(1): 105-111.

Ludwig, Ernest E. 2001. Applied Process Design for Chemical and Petrochemical
Plants, Vol 2 3th ed. Gulf Publishing Company. Houston.

Purwono, S., A. Budiman., E. Rahayuningsih., R. R. Hudgins., P. Douglas., I.


Chatzis., P.L. Silverston. 2005. Pengantar Operasi stage Seimbang.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tim Program Studi. (2019). Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia II.
Pekanbaru: Laboraturium Dasar-Dasar Proses dan Operasi Pabrik Program
D3 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.

White, Frank M. 2003. Fluid mechanics fourth edition. McGraw-Hill Series in


LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

B.1 Kolom Kering


Data Parameter Yang Diketahui:
Diameter Kolom (D) : 0,295276 ft
Jari-jari Kolom : 0,1247638 ft
Tinggi kolom (∆L) : 52 cm = 1, 70604 ft
Diameter Partikel (Dp) : 1 cm = 0,0328084
Jari-jari Partikel (r) : 0,0164042 ft
Tinggi partikel (hp) : 1 cm = 0,0328084 ft
Viskositas udara (µ) : 1,983 x 10-5 Kg/m3 = 1,3325 x 10-5 lb/ft.s
Densitas udara : 1,2 kg/m3 = 0,0749136 lb/ft3

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑎𝑟𝑡i𝑘𝑒𝑙− 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚


ɛ=[ ]
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
volume partikel : π2 t
volume partikel : 3,14 x (0,0164042 ft)2 x0,0328084 ft

volume partikel : 2,7722 x 10-5 ft3

volume kolom : π2 t
volume kolom : 3,14 x (0,147638 ft)2 x1,70604 ft

volume kolom : 0,11676566 ft3

Maka,
−5 3 3
2,7722 x 10 ft −0,11676566 ft
ɛ= ¿ 3 ¿
0,11676566 ft
ɛ = 0,99
Porositas unggun (ɛ) ; 0,99

Nilai (∆P) teoritis:


B.2 Kolom Basah
 Laju alir udara 0 liter/menit
150 μ ∆ L
∆P = 2
¿¿
Dp p
∆P =
−5 lb 2
1501,3325 x 10 /ft . s x 1,70604 ft 1−0 , 99 3
2
x 3
+ 1, 75 0,0749136 lb /ft ¿ ¿
(0,0328084 ft) 0 ,99
∆P = 0

Perhitungan kolom basah


Dik:
Densitas air (ϼx) : 0,998 x103 kg/m2 = 62,428 lb/ft3
Densitas Udara (ϼy) : 1,2 kg/m2 = 0,0749136 lb/ft3
Viskositas air (μ) : 1 x 10-3N s/m2 = 0,6719689 lb/ft.s
gc : 32,174 ft/lbf.s
Luas permukaan (A) :0,06844251 ft2
Packing Factor (Fp) : 66,4

1. Laju udara 0 L/mnt


Laju alir air 1 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 0 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=0
0,5368 lb/ft 2
0 lb/ft 2 √ 62,428lb/ ft 3
3
62,428 lb/ft −0,0749136 lb /ft
3

Laju udara 10 L/mnt


Laju alir air 1 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 10 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 5,3685 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ft 2
√ 62,428lb/ ft 3
5,3685lb/ ft 2 62,428 lb/ft 3 −0,0749136 lb /ft 3
= 0,051
2. Laju udara 20 L/mnt
Laju alir air 1 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 20 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 10,7369 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=
0,5368lb / ft 2
√ 62,428 lb/ft 3
10,7369lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,05
3. Laju udara 30 L/mnt
Laju alir air 1 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
=
0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 30 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 16,1055 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368lb / ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
16,1055lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,03
4. Laju udara 40L/mnt
Laju alir air 1L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 40 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
=
21,4739 lb/ft2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb / ft 3
21,4739lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,02
5. Laju udara 50L/Mnt
Laju alir air 1L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 50 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 28,5163 lb/ ft 2s
Gy
Gy √ ρx
ρx−ρy

3
0,5368 lb/ ft 2 62,428 lb / ft
=
28,5163lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,01
6. Laju udara 60L/mnt
Laju alir air 1L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 60 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 34,2195 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
34,2195lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,01
7. Laju udara 70L/mnt
Laju alir air 1L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 70 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 39,9228 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
0,5368 lb/ ft 2 62,428 lb / ft
=
39,9228lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,01
8. Laju udara 80L/mnt
Laju alir air 1L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 80 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 45,6261 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb /ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
42,6261 lb /ft 2 62,428 lb /ft 3 −0,0749136 lb /ft 3
= 0,01
9. Laju udara 90L/mnt
Laju alir air 1L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 90 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 51,3294 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ft 2
√ 62,428 lb/ft 3
51,3294 lb/ft 2 62,428 lb/ ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,01
 Laju alir air 1 L/mnt
1. Laju udara 100L/mnt
Laju alir air 1L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 100 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 57,0326 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
0,5368 lb /ft 2 62,428lb / ft
=
57,0326 lb /ft 2 62,428 lb /ft 3 −0,0749136 lb /ft 3
= 0,0094

2. Laju udara 20L/mnt


Laju alir air 2L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,0737 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 20 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 10,7369 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
1,0737 lb / ft 2
√ 62,428 lb/ft 3
10,7369lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,09
3. Laju udara 30L/mnt
Laju alir air 2L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,0737 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 30 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 16,1054 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
1,0737 lb /ft 2 62,428 lb /ft
=
16,1054 lb /ft 2 62,428 lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,06
4. Laju udara 40L/mnt
Laju alir air 2L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,0737 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 40 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 21,474 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,05
1,0737 lb /ft 2
√ 62,428 lb /ft 3
21,474 lb /ft 2 62,428lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3

5. Laju udara 50L/mnt


Laju alir air 2L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,0737 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 50 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 26,8425 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,04
1,0737lb / ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
26,8425lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3

6. Laju udara 60L/mnt


Laju alir air 2L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,0737 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 60 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 32,2109 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,03
1,0737 lb / ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
32,2109lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3

7. Laju udara 70L/mnt


Laju alir air 2L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,0737 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 70 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 37,5794 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,03
1,0737 lb /ft 2
√ 62,428 lb /ft 3
37,5794 lb /ft 2 62,428 lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3

8. Laju udara 80L/mnt


Laju alir air 2L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,0737 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 80 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 42,9479 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

3
1,0737 lb /ft 2 62,428 lb /ft
=
42,9479 lb /ft 2 62,428 lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,02
9. Laju udara 90L/mnt
Laju alir air 2L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,0737 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 90 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 48,3164 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
1,0737 lb/ft 2
√ 62,428 lb/ft 3
48,3164 lb/ ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ ft 3
= 0,02
10. Laju udara 100L/mnt
Laju alir air 2L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,0737 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 100 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 53,6849 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
1,0737 lb / ft 2 62,428 lb /ft
=
53,6849lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,02
 Laju udara 20L/mnt
Laju alir air 2,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,3421 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 20 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 10,7369 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
1,0737 lb / ft 2
√ 62,428 lb /ft 3
10,7369lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,12
 Laju udara 40L/mnt
Laju alir air 2,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,3421 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 30 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
1,0737 lb /ft 2 62,428 lb /ft
=
16,1054 lb /ft 2 62,428 lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,06
 Laju udara 50L/mnt
Laju alir air 2,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,3421 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 30 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 26,842 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
1,3421lb / ft 2 62,428 lb /ft
=
26,842lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb / ft 3
= 0,05
 Laju udara 60L/mnt
Laju alir air 2,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,3421 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 60 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 32,2109 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,04
1,3421lb / ft 2
√ 62,428 lb / ft 3
32,2109lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3

 Laju udara 70L/mnt


Laju alir air 2,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,3421 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 70 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 37,5794 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
1,3421lb / ft 2 62,428 lb /ft
=
37,5794 lb /ft 2 62,428 lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,03
 Laju udara 80L/mnt
Laju alir air 2,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,3421 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 80 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 42,9478 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,03
1,3421 lb/ ft 2
√ 62,428 lb /ft 3
42,9478 lb /ft 2 62,428lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3

 Laju udara 90L/mnt


Laju alir air 2,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,3421 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 80 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 48,3165 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
1,3421 lb/ ft 2 62,428 lb /ft
=
48,3165 lb /ft 2 62,428lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,03
 Laju udara 100L/mnt
Laju alir air 2,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 2,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,3421 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 100 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 53,6849 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
1,3421lb / ft 2 62,428 lb /ft
=
53,6849lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,03
 Laju udara 0 L/mnt
Laju alir air 3 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 0 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=0
0,5368 lb/ft 2
0 lb/ft 2 √ 62,428lb/ ft 3
3
62,428 lb/ft −0,0749136 lb /ft
3

 Laju udara 10 L/mnt


Laju alir air 3 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 10 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 5,3685 lb/ ft 2s
Gx

Gy

ρx
ρx−ρy

3
0,5368 lb /ft 2 62,428lb / ft
=
5,3685lb / ft 2 62,428 lb /ft 3 −0,0749136 lb /ft 3
= 0,05
 Laju udara 20 L/mnt
Laju alir air 3 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 20 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 10,7369 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=
0,5368lb / ft 2
√ 62,428 lb/ft 3
10,7369lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,05
 Laju udara 30 L/mnt
Laju alir air 3 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
=
1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 30 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 16,1055 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368lb / ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
16,1055lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,03
 Laju udara 40L/mnt
Laju alir air 1L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 40 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
=
21,4739 lb/ft2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb / ft 3
21,4739lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,02
 Laju udara 50L/Mnt
Laju alir air 3 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 50 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 28,5163 lb/ ft 2s
Gy
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
0,5368 lb/ ft 2 62,428 lb / ft
=
28,5163lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,01
 Laju udara 60L/mnt
Laju alir air 3L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 60 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 34,2195 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
0,5368 lb/ ft 2 62,428 lb / ft
=
34,2195lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,01
 Laju udara 70L/mnt
Laju alir air 3L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 70 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 39,9228 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,01
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb / ft 3
39,9228lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3

 Laju udara 80L/mnt


Laju alir air 3L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 80 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 45,6261 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
0,5368 lb /ft 2 62,428 lb/ ft
=
42,6261 lb /ft 2 62,428 lb /ft 3 −0,0749136 lb /ft 3
= 0,01
 Laju udara 90L/mnt
Laju alir air 3L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 90 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 51,3294 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb /ft 2
√ 62,428 lb /ft 3
51,3294 lb /ft 2 62,428 lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,01
 Laju udara 100L/mnt
Laju alir air 3L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 100 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 57,0326 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
0,5368 lb /ft 2 62,428lb / ft
=
57,0326 lb /ft 2 62,428 lb /ft 3 −0,0749136 lb /ft 3
= 0,0094
 Laju udara 0 L/mnt
Laju alir air 3 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 1L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 0 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=0
0,5368 lb /ft 2
0 lb /ft 2 √ 62,428lb / ft 3
3
62,428 lb /ft −0,0749136 lb /ft
3

Laju udara 10 L/mnt


Laju alir air 3 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 10 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 5,3685 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=
1,6105lb / ft 2
√ 62,428 lb / ft 3
5,3685lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,015
Laju udara 20 L/mnt
Laju alir air 3 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 20 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 10,7369 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=
0,5368lb / ft 2
√ 62,428 lb/ft 3
10,7369lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,007
 Laju udara 30 L/mnt
Laju alir air 3 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
=
1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 30 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 16,1055 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368lb / ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
16,1055lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,005
 Laju udara 40L/mnt
Laju alir air 1L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 40 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
=
21,4739 lb/ft2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
21,4739lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,003
 Laju udara 50L/Mnt
Laju alir air 3 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 50 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 28,5163 lb/ ft 2s
Gy
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
28,5163lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,002
 Laju udara 60L/mnt
Laju alir air 3L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 60 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 34,2195 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
34,2195lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,001
 Laju udara 70L/mnt
Laju alir air 3L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 70 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 39,9228 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,002
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
39,9228lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3

 Laju udara 80L/mnt


Laju alir air 3L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 80 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 45,6261 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
42,6261 lb/ft 2 62,428 lb/ft 3 −0,0749136 lb/ft 3
= 0,001
 Laju udara 90L/mnt
Laju alir air 3L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 90 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 51,3294 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

3
0,5368 lb /ft 2 62,428 lb /ft
=
51,3294 lb /ft 2 62,428 lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,001
 Laju udara 100L/mnt
Laju alir air 3L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,6105 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 100 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 53,6849 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368lb / ft 2
√ 62,428 lb /ft 3
53,6849lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,001
 Laju udara 0 L/mnt
Laju alir air 3,5 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 0 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=0
0,5368 lb/ft 2
0 lb/ft 2 √62,428lb/ ft 3
3
62,428 lb/ft −0,0749136 lb /ft
3

 Laju udara 10 L/mnt


Laju alir air 3,5 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3,5 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,8789 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 10 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 5,3685 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=
1,6105lb/ ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
5,3685lb/ ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,017
Laju udara 20 L/mnt
Laju alir air 3,5 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,8789 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 20 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 10,7369 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=
0,5368lb / ft 2
√ 62,428 lb/ft 3
10,7369lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,008
 Laju udara 30 L/mnt
Laju alir air 3,5 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3,5 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
=
1,8789 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 30 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 16,1055 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368lb / ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
16,1055lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,005
 Laju udara 40L/mnt
Laju alir air 3,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3,5 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,8789 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 40 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
=
21,4739 lb/ft2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
21,4739lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,004
 Laju udara 50L/Mnt
Laju alir air 3,5 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,8789 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 50 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 28,5163 lb/ ft 2s
Gy
Gy √ ρx
ρx−ρy

3
0,5368 lb/ ft 2 62,428 lb / ft
=
28,5163lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,003
 Laju udara 60L/mnt
Laju alir air 3,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,8789 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 60 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 34,2195 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb / ft 3
34,2195lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,002
 Laju udara 70L/mnt
Laju alir air 3,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,8789 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 70 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 39,9228 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb / ft 3
39,9228lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,002
 Laju udara 80L/mnt
Laju alir air 3,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,8789 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 80 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 45,6261 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb /ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
42,6261 lb /ft 2 62,428 lb /ft 3 −0,0749136 lb /ft 3
= 0,002
 Laju udara 90L/mnt
Laju alir air 3,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,8789 0,5368 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 90 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 51,3294 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
0,5368 lb /ft 2 62,428 lb /ft
=
51,3294 lb /ft 2 62,428 lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,001
 Laju udara 100L/mnt
Laju alir air 3,5L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 1,8789 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 100 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 53,6849 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
0,5368lb / ft 2 62,428 lb /ft
=
53,6849lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,001
 Laju udara 0 L/mnt
Laju alir air 4 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 4L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 2,1473 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 0 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 0 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=0
0,5368 lb/ft 2
0 lb/ft 2 √ 62,428lb/ ft 3
3
62,428 lb/ft −0,0749136 lb /ft
3

 Laju udara 10 L/mnt


Laju alir air 4 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 4 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 2,1473 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 10 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 5,3685 lb/ ft 2s
Gx

Gy

ρx
ρx−ρy


3
1,6105lb / ft 2 62,428 lb / ft
=
5,3685lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,02
Laju udara 20 L/mnt
Laju alir air 4 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 4L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 2,1473 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 20 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 10,7369 lb/ ft 2s
Gx

Gy
√ ρx
ρx−ρy

=
0,5368lb / ft 2
√ 62,428 lb/ft 3
10,7369lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,01
 Laju udara 30 L/mnt
Laju alir air 4 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 4 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
=
2,1473 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 30 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 16,1055 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368lb / ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
16,1055lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3
= 0,006
 Laju udara 40L/mnt
Laju alir air 4L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 4 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 2,1473 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 40 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
=
21,4739 lb/ft2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,005
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
21,4739lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3

 Laju udara 50L/Mnt


Laju alir air 4 L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 4L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 2,1473 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 50 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 28,5163 lb/ ft 2s
Gy
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,003
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
28,5163lb / ft 2 62,428 lb/ft 3−0,0749136 lb/ft 3

 Laju udara 60L/mnt


Laju alir air 4L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 4L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 2,1473 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 60 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 34,2195 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

3
0,5368 lb/ ft 2 62,428 lb / ft
=
34,2195lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,003
 Laju udara 70L/mnt
Laju alir air 4L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 4L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 2,1473 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 70 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 39,9228 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,002
0,5368 lb/ ft 2
√ 62,428 lb / ft 3
39,9228lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3

 Laju udara 80L/mnt


Laju alir air 4L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 3,5L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 2,1473 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 80 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 45,6261 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

= 0,002
0,5368 lb /ft 2
√ 62,428 lb/ ft 3
42,6261 lb /ft 2 62,428 lb /ft 3 −0,0749136 lb /ft 3

 Laju udara 90L/mnt


Laju alir air 4L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 4L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 2,1473 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 90 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 51,3294 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy

=
0,5368 lb /ft 2
√ 62,428 lb /ft 3
51,3294 lb /ft 2 62,428 lb / ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,002
 Laju udara 100L/mnt
Laju alir air 4L/mnt
2,2046 lb 1mnt 1
Gx = 4L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 2,1473 lb/ft2
2,204616 1mnt 1
Gy = 100 L/mnt x x x
1 liter 60 s 0,06844251 ft 2
= 53,6849 lb/ ft 2s
Gx
Gy √ ρx
ρx−ρy


3
0,5368lb / ft 2 62,428 lb /ft
=
53,6849lb / ft 2 62,428 lb /ft 3−0,0749136 lb /ft 3
= 0,002

Anda mungkin juga menyukai