Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH B3

PENGELOLAAN LIMBAH B3
DI UPTD PUSKESMAS GISTING
KABUPATEN TANGGAMUS

DISUSUN OLEH :

ANISA FILANITA

NIM . 2313351052

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
RPL SANITASI LINGKUNGAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah
singkat ini adalah “Pengelolaan LB3 di UPTD Puskesmas Gisting”.

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
mata kuliah Manajemen Pengelolaan Limbah B3 yang telah membimbing penulis untuk
menyelesaikan makalah singkat ini. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah singkat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandar Lampung, September 2023

Penulis

Anisa Filanita

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah..............................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3
A. Pengertian Puskesmas ....................................................................3
B. Definisi Limbah B3............................................................................3
C. Tujuan Pengelolaan Limbah B3......................................................4
D. Tata Cara Pengelolaan Limbah B3.................................................5
BAB III PEMBAHASAN................................................................................6
BAB IV PENUTUP............................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................100

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu


sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di
Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).

Sebagai sarana pelayanan umum, Puskesmas memelihara dan meningkatkan


lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan. Pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh beberapa Puskesmas dapat memberikan dampak positif dan
dampak negatif. Dampak positif adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
serta meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan. Sedangkan dampak
negatif yang diakibatkan dari pelayanan kesehatan adalah sampah/limbah yang dapat
menyebabkan penyakit dan pencemaran.

Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3, adalah zat,
energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak -
3- lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3 (PP No 6, 2021)

Guna mewujudkan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas , tentu saja


membutuhkan sarana/prasarana, alat kesehatan dan obat-obatan. Operasional pusat
layanan kesehatan tersebut menghasilkan limbah medis, yang terdiri dari limbah
padat, tajam, cair dan gas yang apabila tidak didukung perencanaan dan pengelolaan
yang matang akan berpotensi menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan
lingkungan hidup, padahal limbah medis sangatlah berisiko karena mengandung
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Fasilitas pelayanan kesehatan sebagai penghasil
limbah B3 wajib mengemas sebelum melakukan penyimpanan sementara.

1
Penyimpanan harus dilakukan sebelum dilakukan pengolahan untuk mencegah
terlepasnya limbah B3 ke lingkungan karena berpotensi berbahaya bagi lingkungan.

Penyimpanan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan Limbah B3 yang


dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara Limbah
B3 yang dihasilkannya. Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan
Limbah B3 dari Penghasil Limbah B3 sebelum diserahkan kepada Pemanfaat Limbah
B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3. (PP No 6, 2021).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana proses pengelolaan limbah B3 yang dilakukan UPTD Puskesmas
Gisting ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengelolaan limbah
B3 di UPTD Puskesmas Gisting.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten / kota dan
merupakan unit pelaksana teknis tingkat pertama . Puskesmas memiliki wilayah
kerja yang meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan
penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas . Untuk
perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan
unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas pembantu
dan Puskesmas keliling. (Permenkes, 2014).

B. Definisi Limbah B3
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat,
energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
Lingkungan Hidup, dan/atau membahayakan Lingkungan Hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. (PP No 6, 2021)
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3
adalah sisa suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang mengandung B3. Pengelolaan
Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan. (PP No 6, 2021)
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup yang selanjutnya disebut UKL-UPL adalah rangkaian proses pengelolaan dan
pemantauan Lingkungan Hidup yang dituangkan dalam bentuk standar untuk
digunakan sebagai prasyarat pengambilan keputusan serta termuat dalam Perizinan

3
Berusaha, atau Persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah (PP No 6,
2021)
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup yang selanjutnya disingkat SPPL adalah pernyataan kesanggupan dari
penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan
pemantauan Lingkungan Hidup atas Dampak Lingkungan Hidup dari Usaha dan/atau
Kegiatannya di luar Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL. (PP
No 6, 2021)
Penghasil Limbah B3 adalah setiap orang yang karena Usaha dan/atau
Kegiatannya menghasilkan Limbah B3. Pengangkut Limbah B3 adalah badan usaha
yang melakukan kegiatan pengangkutan Limbah B3. (PP No 6, 2021)
Penyimpanan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan Limbah B3 yang
dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara Limbah
B3 yang dihasilkannya. Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan
Limbah B3 dari Penghasil Limbah B3 sebelum diserahkan kepada Pemanfaat Limbah
B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3. (PP No 6, 2021)
Persetujuan Teknis di bidang Pengelolaan Limbah B3 yang selanjutnya
disebut Persetujuan Teknis PLB3 adalah bentuk persetujuan teknis Pengelolaan
Limbah B3 dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah berdasarkan standar
Pengelolaan Limbah B3. (PP No 6, 2021)
Surat Kelayakan Operasional di bidang Pengelolaan Limbah B3 yang
selanjutnya disingkat SLO-PLB3 adalah surat kelayakan pemenuhan standar
Pengelolaan Limbah B3 dalam melaksanakan kegiatan Pengelolaan Limbah B3. (PP
No 6, 2021)

C. Tujuan Pengelolaan Limbah B3


Adapun tujuan pengelolaan limbah B3 ialah suatu upaya untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran ataupun kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan
oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar
sehingga dapat kembali sesuai dengan fungsinya.

Maka setiap kegiatan ataupun upaya yang berhubungan dengan B3, baik
penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan penimbun B3, haruslah
memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi

4
yang baik. Jika terjadi pencemaran akibat tercecer, tertumpah dan rembesan limbah
B3, haruslah dilakukan upaya optimal agar tidak merusak fungsi lingkungan tersebut.

D. Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah B3


Peraturan Menteri No 6 Tahun 2021 ini mengatur mengenai tata cara dan
persyaratan:
a. penetapan status Limbah B3;
b. Pengurangan Limbah B3;
c. Penyimpanan Limbah B3;
d. Pengumpulan Limbah B3;
e. Pengangkutan Limbah B3;
f. Pemanfaatan Limbah B3;
g. Pengolahan Limbah B3;
h. Penimbunan Limbah B3;
i. Dumping (Pembuangan) Limbah;
j. perpindahan lintas batas Limbah B3; dan
k. permohonan dan penerbitan Persetujuan Teknis PLB3 dan SLO-PLB3

5
BAB III

PEMBAHASAN

Proses pengelolaan limbah B3 yang dilakukan di UPTD Puskesmas Gisting sudah cukup
baik sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan hidup tahun 2015 dan juga Peraturan
Pemerintah nomor 6 tahun 2021 terkait pengelolaan limbah B3. Pengelolaan limbah di
Puskesmas, termasuk Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), memerlukan perhatian
khusus. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Puskesmas adalah aspek yang harus
dikelola secara hati-hati untuk menjaga kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Penetapan status limbah B3 di Puskesmas sangat penting untuk memastikan pengelolaan


limbah tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk Peraturan Pemerintah (PP)
No. 6 Tahun 2021. Berikut adalah langkah-langkah penetapan status limbah B3 di Puskesmas
sesuai dengan PP No. 6 Tahun 2021:

1. Identifikasi Limbah B3

Puskesmas perlu melakukan identifikasi terhadap jenis-jenis limbah yang dihasilkan.


Ini mencakup limbah medis seperti jarum suntik bekas, obat-obatan kadaluarsa, dan
bahan kimia medis yang tidak terpakai. UPTD Puskesmas Gisting sudah melakukan
identifikasi limbah B3 di setiap sumber penghasil limbah.

2. Klasifikasi Limbah

Klasifikasikan limbah sesuai dengan kategori limbah B3 yang diatur dalam PP No. 6
Tahun 2021. Pastikan limbah dikategorikan dengan benar, termasuk limbah B3
kategori 1 dan kategori 2. Di UPTD Puskesmas Gisting juga sudah melakukan
klasifikasi limbah B3 sesuai dengan kategori 1 dan 2 serta kategori non B3. Limbah
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) kategori 2 di fasilitas pelayanan kesehatan
(fasyankes) adalah jenis limbah medis yang memiliki karakteristik berbahaya dan
beracun, namun dalam tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan limbah B3
kategori 1.

6
3. Penyimpanan yang Aman

Limbah B3 harus disimpan dalam wadah khusus yang aman dan tahan terhadap
kebocoran. Tempat penyimpanan harus terkunci dan diberi label dengan jelas sebagai
limbah B3 sesuai dengan ketentuan PP No. 6 Tahun 2021. UPTD Puskesmas Gisting
juga sudah melakukan penyimpanan yang aman seperti pada sumber limbah benda
tajam dimasukkan ke dalam safety box dan dipisahkan dari tempat plastik kuning
serta ada tempat TPS LB3 yang terkunci dan hanya petugas yang bersangkutan yang
bisa masuk dan TPS pun sudah Memiliki Ritek TPS

4. Pelabelan dan Pemisahan

Pastikan limbah B3 memiliki label yang sesuai, mencakup jenis limbah, tanggal, dan
informasi penting lainnya. Limbah B3 juga harus dipisahkan dari limbah non-B3.
Setiap limbah yang keluar dan masuk sudah diberi label dan juga dicatat dilakukan
serta dipisahkan sesuai karakteristiknya.

5. Pemantauan dan Pelaporan

Puskesmas perlu melakukan pemantauan berkala terhadap limbah B3 dan melaporkan


secara berkala kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan dalam PP No. 6
Tahun 2021.
Dalam pengelolaan limbah B3 UPTD Puskesmas Gisting melakukan pemantauan
pada fasilitas penyimpanan limbah B3, seperti pada saat pengawasan pemindahan
limbah B3 dari ruang penyimpanan limbah B3 lalu pemeriksaan terhadap kemasan
dibagi 3 dan pencatatan kegiatan penyimpanan limbah B3 dengan logbook serta
pengawasan terhadap prosedur pengelolaan limbah B3.
Pemantauan sebagaimana dimaksud pada tempat penyimpanan limbah B3 berupa
tumpukan limbah B3 yang dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, pengawasan
saat dilakukan penempatan dari tempat tumpukan limbah B3 lalu dilakukan
pencatatan limbah B3 yang keluar dan masuk dari tempat penyimpanan

7
6. Pemusnahan yang Tepat

Pastikan limbah B3 di Puskesmas dimusnahkan sesuai dengan regulasi yang


berlaku. Limbah B3 kategori 1 harus diurus oleh perusahaan pengelola limbah B3
yang memiliki izin, sementara limbah B3 kategori 2 dapat diolah di Puskesmas
sesuai dengan persyaratan PP No. 6 Tahun 2021. Pada pengelolaan di UPTD
Puskesmas Gisting Limbah yang telah disimpan di dalam TPS limbah B3 akan
dilakukan pengangkutan oleh pihak ketiga. Jasa pihak ketiga yang dipilih haruslah
memiliki izin atau rekomendasi untuk melakukan pengangkutan limbah B3 yang
bekerja sama dengan PT. UNEVERSAL ECO PASIFIC sebagai transporter
limbah B3.

8
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Limbah B3 adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan
atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan
lingkungan, apapun jenis sisa bahannya. Teknis pengelolaan limbah B3 di UPTD
Puskesmas Gisting dilakukan berdasarkan Kebijakan pengelolaan limbah medis padat
diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No 56 Tahun
2015 tentang pengelolaan limbah medis padat pada fasilitas Puskesmas dan Peraturan
Pemerintah No 6 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun
(B3) , meliputi proses pengelolaan limbah dari mulai pemilahan sampai dengan
pengelolaan akhir.

B. Saran
Diharapkan melalui makalah pengelolaan limbah B3 ini, pembaca dapat
mengetahui proses-proses dalam pengelolaan limbah B3.

9
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah. 2021. Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 2021 Tentang


Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta: Kementerian
Sekretariat Negara Republik Indonesia Diakses dari
https://peraturan.bpk.go.id › Home › Download

PermenLH. 2015. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 56 Tahun 2015
tentang pengelolaan limbah medis padat pada fasilitas Puskesmas . Jakarta:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Depertemen kesehatan RI 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai