Anda di halaman 1dari 4

RESUME

SOP PENANGANAN IRAMA JANTUNG SHOCKABLE


RHYTHMS UNSHOCKABLE RHYTHMS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gawat Darurat


Dosen Pengampu : Ady Waluya, S.Kep,.Ners,.M.Kep

Disusun oleh:
Syifa Nurakhiriyah Maulani
NIM: C1AB23043

PROGRAM RPL
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
2023
Shockable dan non -shockable. Shockable adalah Ventricular Tachycardia/VT dan
Ventricular Fibrillation/VF. Sedangkan, non -shockable adalah asystole dan
pulseless electrical activity/PEA.

A. SOP Shockable
1. Cek kesadaran klien
2. Memasang elektroda dan menyalakan EKG monitor
3. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut
untuk mencegah kekeliruan (perhatikan gambaran EKG apabila
menunjukkan VF/VT tapa nadi segera lakukan penanganan Shockable)
4. Perawat pertama dan tau dokter segera melakukan RJP pada menit
pertama pada kasus VF atau VT tapa nadi menghindari interupsi pada
kompresi dada dan segera melakukan defibrilasi jika alat sudah tersedia.
5. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan
150 joule ) Perawat ketiga melakukan defibrilasi. Ketentuan defibrilasi I
(satu) kali dengan energy maximal 360 Joule jika menggunakan
defibrilator jenis monofasik tau maximal 200 joule jika menggunakan
defibrillator jenis bifasik, jika tidak diketahui alat yang digunakan, maka
energi yang diberikan adalah 200 joule
6. Pegang peddle I dengan tangan kiri pada STERNUM letakkan pada
daerah dibawah klavikula kanan dan paddle 2 dengan tangan kanan pada
APEX pada daerah midaxilla kiri
7. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar anggota yang
lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
8. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC
shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik
9. Perawat keempat melakukan pemasangan intra vena tetapi tidak
boleh mengganggu tindakan RJP atau pemberian defibrilasi. Perhatikan
irama pada monitor apabila shockable lakukan RJP selama 5 siklus 2 menit
lalu berikan erapi pilihan pertama adalah vasopresor vaitu evinebrin
mg diberikan setian 3-5 menit Setelah obat diberikan maka RJP
dilanjutkan selama 5 siklus atau 2 menit. kemudian petugas memastikan
irama dan melakukan defibrilasi sama dengan energi sebelumnya.
10. Apabila irama masih shockable lakukan RJP 2 menit atau selama 5
siklus dan berikan terapi kedua amiodarone 3mg/kgBB maximal 3 kali
pemberian
11. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan dan
lakukan penanganan ROSC
12. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada respon
13. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print

B. Prosedur non-shockable
1. Petugas mengecek kesadaran pasien jika ditemukan gangguan kesadaran
pada pasien panggil bantuan dan aktifasi layanan gawat darurat
2. Petugas mengecek Arteri Karotis pasien maksimal selama 10 detik, bila
nadi tidak teraba segera lakukan Resusitasi Jantung paru
3. Petugas melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dengan cara
memberikan kompresi pada jantung sebanyak 30 kali dan ventilasi
sebanyak 2 kali setiap siklusnya hingga bantuan dan alat datang.
4. Petugas memasang Monitor, oksigen dan kateter intravena selama
pemasangan alat RJP tetap dilakukan
5. Petugas melakukan penilaian irama jantung setelah monitor terpasang,
(selama penilaian irama jantung RJP dihentikan)
6. Petugas melakukan pengecekan Arteri Karotis jika ditemukan irama
terorganisir jika nadi tidak teaba (PEA) lanjutkan RJP atau jika ditemukan
Asistole cek kembali apakah sambungan alat monitor sudah benar jika
benar Asistole lakukan RJP.
7. Petugas melakukan RJP sebanyak 5 siklus (2 menit) disertai pemberian 1
mg epineprin intravena
8. Petugas melakukan penilaian kembali irama jantung jika belum ditemukan
perubahan lakukan resusitasi jantung paru.
9. Petugas melakukan RJP sebanyak 5 siklus (2 menit)
10. Petugas melakukan penilaian kembali irama jantung jika belum ditemukan
perubahan lakukan resusitasi jantung paru.
11. Petugas mengulang tindakan pada nomor 7-10 hingga terjadi perubahan
irama jantung menjadi shockable (dilanjutkan ke SOP henti jantung
dengan irama jantung shockable) dan kembalinya sirkulasi darah spontan
(ROSC: return of spontaneus circulation) atau terdapat tanda-tanda
kematian biologis (semua tindakan dihentikan).

Anda mungkin juga menyukai