Anda di halaman 1dari 70

PENGORGANISASIAN

Abdul Rahman La Ede


Pengertian Organisasi
• Kata Organisasi berasal dari kata Organon bahasa
Yunani artinya alat atau instrumen.
• Organisasi adalah wadah kerja sama antara 2 orang
atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan,
• Organisasi adalah persekutuan antara 2 orang atau
lebih yang bersepakat untuk secara bersama-sama
mencapai tujuan yang dimiliki
• Organisasi adalah suatu sistem yang mengatur kerja
sama 2 orang atau lebih sedemikian rupa sehingga
segala kegiatan dapat diarahkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian rumah sakit
• Menurut AHA, (1974) rumah sakit adalah organisasi yang melalui tenaga
medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran dan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita
oleh pasien.
• Menurut Wolper & Pena (1987) rumah sakit adalah tempat di mana orang
sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat di mana
pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai
tenaga profesi kesehatan lainnya.
• Menurut AHC (1974) rumah sakit adalah pusat di mana pelayanan
kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian kedokteran
diselenggarakan.
Prinsip Dasar Organisasi
• Salah satu kunci utama agar supaya suatu organisasi
berjalan sesuai yang diharapkan, maka perlu memahami
tentang prinsip-prinsip dasar organisasi.
• Prinsip-prinsip organisasi, meliputi : (1) Mempunyai
pendukung (karyawan, peralatan, dan sebagainya), (2)
Mempunyai tujuan (tujuan umum dan tujuan khusus), (3)
Mempunyai kegiatan (jelas kegiatannya), (4) Mempunyai
pembagian tugas (job description), (5) Mempunyai
perangkat organisasi, (6) Mempunyai pembagian dan
pendelegasian wewenang, (7) Mempunyai kesinambungan
kegiatan (continuity), kesatuan perintah dan arah (unity of
command and unity of direction), chain of command.
• RS adalah sebuah organisasi yang sama halnya dengan
badan usaha.
• Produk RS, meliputi pelayanan medis, pelayanan
keperawatan, dan pembedahan. Sasaran RS terdiri atas
sasaran utama dan sasaran sekunder.
• Sasaran utama meliputi perawatan dan pengobatan nyawa
dan kesehatan para penderita.
• Sasaran sekunder, meliputi : stabilitas organisasi,
pertumbuhan, kemampuan membayar, penelitian dan
pelatihan medis dan keperawatan, dan kesejahteraan
karyawan RS.
• Dari sasaran RS di atas, maka kualitas pelayanan
menuntut : Bentuk organisasi yang mudah beroperasi,
Pembagian tanggung jawab yang jelas antar anggota triad
(pemilik, pimpinan dan pemberi pelayanan), Kebijakan
operasional yang sesuai dengan sasaran dan produk RS.
Bentuk & Sifat Organisasi Mudah
Beroperasi

• Bentuk Organisasi RS, yakni : Organisasi garis (line),


Organisasi staf, Organisasi garis dan staf (line and staff),
dan Organisasi matriks.
• Sifat-sifat : (a) Sasaran utama organisasi RS adalah
pelayanan pribadi (perawatan dan pengobatan)
penderita, (b) Responsif terhadap masyarakat
disekitarnya, (c) hampir semua kegiatannya urgen, (d)
Jumlah pekerjaan tidak merata, (e) Sebagian besar
tenaga profesional, (f) Tenaga profesional hampir tidak
dapat dikendalikan, (g) Kepala RS hampir tidak punya
wewenang, (h) Team work, (i) Menuntut efisiensi dan
efektivitas, (j) Perkembangan iptek RS dan penghasilan
masyarakat RS semakin penting.
• Organisasi RS dikelompokkan atas 3 (tiga)
kelompok yang dinamakan triad, yakni : Badan
pengawas, administrator, dan staf medis dan
keperawatan. Peranan Badan pengawas adalah
melakukan pengawasan yang berkaitan dengan
mutu pelayanan staf medis dan hukum.
Administrator mempunyai peranan yaitu
melakasanakan fungsi-fungsi manajemen.
Sedangkan staff medis dan keperawatan berperan
dalam hal pengobatan dan keperawatan langsung
kepada pasien.
• Oleh karena itu, organisasi RS yang mudah
beroperasi harus : pembagian tugas seluas-
luasnya, ketergantungan pelayanan yang baik,
dan koordinasi kegiatan yang selaras.
Unsur-unsur Pokok Organisasi

• Unsur-unsur pokok organisasi, meliputi : (a) Hal-


hal yang diorganisasikan, yakni kegiatan dan
tenaga, (b) Proses pengorganisasian, yakni
langkah-langkah yang harus dilaksanakan, dan (c)
Hasil pengorganisasian, yakni pembentukan suatu
wadah (entity).
Konsep dasar organisasi
• Konsep dasar organisasi pada umumnya terdiri dari : (a)
Division of labor, (b) Unity of command, (c) Otoritas dan
responsibilitas, (d) Span of control, dan (e)
Departementalisasi.
• Division of labor, menunjukkan bahwa tingkat
spesialisasi membagi pekerjaan menjadi bagian-bagian
yang lebih sederhana dan repetitive.
• Unity of command, menunjukkan bahwa bawahan
haruslah hanya memiliki satu atasan untuk
mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang
dilakukan.
• Otoritas dan responsibilitas, menunjukkan bahwa
otoritas merupakan hak yang melekat pada suatu
posisi manajerial untuk memberikan perintah dan
minta pertanggungjawaban (responsibility).
Otoritas ini terdiri dari : otoritas lini, yaitu otoritas
untuk mengarahkan pekerjaan. Otoritas
komando, yaitu rantai otoritas atasan bawahan
yang dikembangkan dari jenjang paling atas ke
jenjang paling bawah. Otoritas staf, yaitu posisi
yang bersifat membantu dan memberi nasehat
pada manajer lini. Responsibilitas, yaitu hak untuk
melakukan sesuatu.
• Span of control, yaitu jumlah bawahan yang dapat diarahkan
secara efisien dan efektif oleh manajer.
• Departementalisasi, merupakan pengelompokkan berbagai
macam aktivitas berdasarkan : fungsi atau disebut functional
departmentalization, produk atau product
departmentalization, konsumen atau consumer
departmentalization, geografis atau geographic
departmentalization, proses atau process
departmentalization.
Efektivitas Organisasi (Organizational
Effectiveness)
• Menurut Russel C. Swansburg, (1996), ada
beberapa dimensi mengenai efektivitas
organisasi, yaitu : (a) Patient satisfaction with
care, (b) Family satisfaction with care, (c) Staff
satisfaction with work, (d) Staff satisfaction with
rewards, intrinsic and extrinsic. (e) Staff
satisfaction with professional development career,
personnel and education, (f) Staff satisfaction
with organization, (g) Management satisfaction
with staff, (h) Community relationships, (i)
Organizational health.
Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Efektivitas Organisasi
• Efektivitas organisai ditentukan oleh 3 (tiga) faktor,
yakni : (1) manusia (the individuals), (2) organisasi (the
organization), dan (3) lingkungan (the inveronment).
• Faktor manusia dilihat dari : kemampuan (ability),
motivasi kerja (motivation to work), dan peranan (role).
Kemampuan ini mencakup : personality, aptitude,
experience, training, and age. Motivasi kerja meliputi :
rewards, time and place, and job. Sedangkan organisasi
meliputi : personnal situation, other activities, need
hierarchy, expected result, and level of aspiration.
Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Efektivitas Organisasi
• Faktor organisasi dilihat dari : leadership (history, size,
and value), group relation (objectives unions, and type
of people), dan systems and structures.
• Leadership ini mencakup : skills and knowledge,, style,
standards, goals, power base, type of people,
relationships, and task. Group relations mencakup :
size, age, cohesion, goals, relationships, leader. And
task.
• System and structure mencakup : administration
structures, control system, reward system, power
structure, and type of people.
Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Efektivitas Organisasi
• Faktor lingkungan terdiri dari : lingkungan ekonomi
(economic environment), lingkungan fisik (physical
environment), dan lingkungan teknologi (technological
environment).
• Lingkungan ekonomi meliputi : persaingan ekonomi dan
kapasitas sumber daya (economy competition, and
resources capacity).
• Lingkungan fisik meliputi : lokasi (location), kenyamanan
(amenities), shifts, keamanan (safety), job, layout, and
noise.
• Lingkungan teknologi meliputi : condition of plant, type of
technology, raw materials, and rate of exchange.
Ciri-Ciri Organisasi Yang Baik

• Organisasi yang baik memiliki ciri-ciri, yakni : (a) Terdapat


tujuan yang jelas, (b) Tujuan dipahami oleh setiap orang di
dalam organisasi, (c) Tujuan harus diterima oleh setiap
orang dalam organisasi, (d) Adanya kesatuan arah (unity of
direction), (e) Adanya kesatuan perintah (unity of
command), (f) Adanya keseimbangan antara wewenang
dan tanggungjawab,
Ciri-Ciri Organisasi Yang Baik.

• (g) Adanya pembagian tugas (distribution of work),


(h) Struktur organisasi disusun sederhana
mungkin, (i) Pola dasar organisasi harus relative
permanent, (j) Adanya jaminan jabatan (security of
tenure), (k) Balas jasa yang diberikan kepada setiap
organisasi harus setimpal dengan jasa yang
diberikan (equity), (l) Penempatan orang yang
sesuai dengan keahliannya (The right man in the
right place).
Ciri Organisasi Modern :
(a) Bentuk strukturnya semakin kompleks,
(b) Semakin besar organisasi ditinjau dari tenaga dan biaya,
(c) Semakin beraneka ragam alat-alat dan prasarana,
(d) Semakin cepatnya cara bekerja sebagai pengaruh ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek),
(e) Semakin terbatasnya sumber-sumber yang dapat digali,
(f) Semakin perlunya penekanan pada efisiensi,
(g) Semakin meningkat kesadaran bahwa manusialah yang
paling menentukan keberhasilan.
Hakekat Organisasi
• Organisasi pada hakekatnya adalah sistem sosial dan
keuntungan bersama. Sebagai sistem sosial
dimaksudkan, bahwa organisasi harus dapat memenuhi
tuntutan masyarakat yang dilayaninya. Organisasi
sebagai keuntungan bersama, bahwa organisasi harus
hidup dan berkembang untuk memenuhi kepentingan
semua pihak, baik masyarakat yang membutuhkan
organisasi maupun masyarakat yang terlibat di dalam
organisasi.
• Demikian halnya organisasi rumah sakit yang disediakan
untuk mengayomi kesehatan masyarakat.
Perkembangan rumah sakit tidak cukup dengan
ketersediaan modal yang memadai, tetapi juga sangat
tergantung dari kepercayaan masyarakat dalam
penggunaan rumah sakit.
Azas-azas Organisasi
• Organisasi apapun bentuknya harus memiliki
dan memahami azas-azas organisasi.
• Azas-azas organisasi yankes juga terdiri dari 11
(sebelas) azas, yakni : (a) Perumusan tujuan
dengan jelas, (b) Departemenisasi, (c)
Pembagian kerja, (d) Koordinasi, (e) Pelimpahan
wewenang, (f) Rentang control, (g) Jenjang
organisasi, (h) Kesatuan perintah, (i)
Fleksibilitas, (j) Berkelangsungan, (k)
Keseimbangan.
Pandangan Terhadap Organisasi

• Gareth Morgan, menyebutnya organisasi adalah suatu


metafora, yakni organisasi sesuatu yang mirip.
• Sedangkan Bolman & Deal, menyebutnya frame atau
bingkai. Kiranya pandangan ini dapat diterapkan pada
organisasi yankes, sehingga pelayanan kesehatan
menjadi efektif dan efisien.
Pandangan Terhadap Organisasi
• Pandangan metafora dari Morgan, menunjukkan
bahwa :
• Organisasi yankes seperti mesin. Pandangan ini harus melihat
bahwa yankes laksana sebuah mesin, dimana semua komponen
peralatan mesin mempunyai peranan yang sangat penting.
Salah satu komponen tidak berfungsi, maka mesin itu tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
• Organisasi yankes seperti organisme atau mahluk. Pandangan
ini harus melihat bahwa rumah sakit sebagaimana halnya
mahluk seperti manusia, dimana apabila terganggu salah satu
bagian dari tubuh manusia itu, maka akan berpengaruh
terhadap aktivitas manusia itu sendiri.
Pandangan metafora dari Morgan,
menunjukkan bahwa :

• Organisasi seperti otak (brain). Pandangan ini harus melihat


bahwa organisasi sebagai pusat kegiatan seluruh karyawan
yang ada. Apabila organisasi ini tidak berfungsi dengan baik
maka akan terjadi kelumpuhan aktivitas, sehingga dapat
terjadi organisasi tidak berkembang sebagaimana mestinya.
• Organisasi seperti kultur / budaya. Pandangan ini harus
melihat bahwa dengan segala aktivitas pelayanan yang
diberikan kepada pasien dan keluarganya dilakukan sesuai
dengan kaidah-kaidah atau norma-norma profesi yang
sesungguhnya demi kesembuhan pasien. Apabila ini tidak
dilakukan sesuai dengan budaya tersebut, maka akan terjadi
pelanggaran terhadap kultur / budaya yang ada. .
• Organisasi juga seperti sistem politik. Maksudnya bahwa
organisasi juga harus selalu berupaya untuk meningkatkan
diri menjadi sebuah organisasi yang besar dan memiliki suatu
keunggulan dibanding yang lainnya.
Pandangan Terhadap Organisasi

• Pandangan frame dari Bolman & Deal, organisasi


dapat dilihat dari beberapa pendekatan, yakni :
• Pendekatan organisasi secara struktural,
pendekatan sumberdaya manusia (SDM),
pendekatan kekuasaan, konflik dan koalisi, dan
pendekatan simbolik atau kultur. Pendekatan ini
juga dapat dilakukan terhadap sebuah organisasi
yankes
Struktur Organisasi Rumah Sakit.
• Struktur organisasi RS di Negara kita pada
umumnya, terdiri atas : Badan Pengurus Yayasan,
Dewan Pembina, Dewan Penyantun, Badan
Penasehat dan Badan Penyelenggara.
• Badan Penyelenggara terdiri dari : Direktur, Wakil
Direktur, Komite Medik, Satuan Pengawas dan
berbagai Bagian dari Instalasi. Wakil Direktur bisa 1
(satu) orang sampai 4 (empat) orang tergantung
besarnya rumah sakit, yakni terdiri dari : Wadir
Pelayanan Medik, Wadir Penunjang Medik dan
Diklat, Wadir Pelayanan Keperawatan, Wadir
Keuangan dan Administrasi.
Struktur Organisasi Rumah Sakit.

• Staf medik fungsional (SMF) di bawah koordinasi Komite


Medik. Disamping itu juga staf fungsional keperawatan
(SKF) di bawah koordinasi Komite Keperawatan. Komite ini
adalah wadah non struktural yang keanggotaannya terdiri
atas : Ketua-ketua SMF untuk Komite Medik dan SKF untuk
Komite Keperawatan.
Struktur Organisasi Rumah Sakit.
• Struktur organisasi rumah sakit berbeda antara
satu rumah sakit dengan rumah sakit yang lain,
misalnya organisasi rumah sakit pemerintah
berbeda dengan organisasi rumah sakit swasta,
rumah sakit militer dan rumah sakit BUMN.
Rumah sakit pemerintah saja misalnya, juga
berbeda antara rumah sakit pemerintah pusat dan
rumah sakit pemerintah daerah.
• Perbedaan ini tergantung dari jenis dan tipe
rumah sakit. Misalnya rumah sakit tipe A berbeda
dengan tipe B, C dan D. Rumah sakit swasta
Pratama, Swasta Madya dan Swasta Utama juga
berbeda satu sama lainnya. Demikian pula rumah
sakit khusus atau Type E.
Struktur Organisasi Rumah Sakit.
• Pedoman organisasi RS pemerintah ini diatur dengan SK
Menkes R.I Nomor : 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang
Pedoman Organisasi RSU.
• Untuk RSU milik Pemda mengacu pada SK Menteri
Dalam Negeri Nomor : 22 Tahun 1994 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja RSUD.
• Nampaknya antara kedua pedoman ini tidak jauh
berbeda atau sama.
• Perbedaannya terlihat dari kedudukan Komite Medik,
yaitu pada SK Menkes R.I. Nomor :
983/Menkes/SK/XI/1992 Komite Medik sejajar dengan
Wakil Direktur, sedangkan pada SK Mendagri No.: 22
Tahun 1994 kedudukan Komite Medik berada di bawah
direktur dan wakil direktur dan sejajar dengan Satuan
Pengawas Intern.
Sistem Perlengkapan dan Pelayanan
Rumah sakit.

• Sistem adalah satu kesatuan yang utuh dari beberapa


bagian, yang berfungsi ke arah sasaran yang diharapkan.
Dengan demikian batasan pengertian ini, menunjukkan
bahwa RS adalah bagian dari sistem pembangunan
kesehatan.
• Dalam pendekatan sistem, menuntut 2 (dua) aspek, yakni :
(a) Keseluruhan variabel saling terkait, (b) Keseluruhan
variabel saling mempengaruhi.
• Oleh karena itu, sistem harus terjadi interaksi, interrelasi
dan interdependensi dari sub sistem yang ada dalam
tatanan kerja sistem menuju tercapainya tujuan.
• Desain suatu sistem pelayanan RS terhadap pelayanan orang
sakit harus mempertimbangkan beberapa hal, misalnya :
• Memperhatikan atau menitik beratkan luaran yang dikehendaki.
Luaran RS ada 2 (dua) macam, yakni : orang sembuh, dan orang mati.
• Antara orang sembuh dan orang mati tentu orang sembuh yang
diharapkan, sedangkan luaran dalam hal ini orang mati sedapat
mungkin diperkecil.
• Untuk mencapai sasaran ini, desain dan jenis masukan harus diatur
agar proses dapat menghasilkan luaran yang dikehendaki.
Perencanaan sistem Yan RS
• Dari uraian di atas, maka dalam perencanaan sistem tidak
terlepas dari : (1) perhatian atas variabel kunci, (2) umpan
balik yang cepat, (3) penilaian berbagai alternatif alokasi
sumber daya, (4) sarana untuk menganalisa alternatif
yang ada.
• Alternatif ini menurut Hamilton dan Moses (1974)
menganjurkan 5 (lima) kategori alternatif, yakni : (a)
strategi momentum kegiatan yang ada, (b) strategi
pengembangan yang membawa hasil ganda, (c) strategi
pembiayaan, dan (d) strategi pengalihan saham, dan (e)
strategi perolehan kegiatan baru.
• Kelima kategori alternatif senantiasa mengarah pada jenis
hasil positif yang optimum. Strategi momentum
kegiatan, misalnya dapat merubah wajah rumah sakit dari
rumah mati menjadi rumah sehat.
Optimalisasi pelayanan
• Pelayanan terhadap orang sakit harus dengan
prinsip optimalisasi. Maksudnya, lebih banyak alat
bukan berarti pelayanan baik. Mutu pelayanan
tidak lebih mahal dari alat dan kelengkapan yang
digunakan.
• Produktivitas pelayanan dinilai dari out put / out
come dibandingkan dengan in put. Atau
penggunaan obat generik lebih besar dari
penggunaan obat paten.
Penerapan HTM (High Technology
Medicine) di rumah sakit
• Harus mempertimbangkan 3 (tiga) masalah penting
sebelum menerapkannya, yaitu : (1) status evaluasi
teknologi yang diminta, (2) biaya keseluruhan teknologi
termasuk biaya kesempatan (opportunity cost) atau sejenis
itu, (3) dampak negatif penerapan teknologi di rumah sakit
tersebut.
• Jadi, high technology medicine di rumah sakit harus
mempertimbangkan : (a) masukan (in put) : uang, tenaga,
jumlah tempat tidur, dan sebagainya, (b) luaran (out put) :
jumlah orang sakit yang dibebaskan, (c) hasilnya (out
come) : jumlah orang sakit yang kembali bekerja.
Sistem pelayanan
• Sistem pelayanan terhadap orang sakit yang berkunjung ke
suatu RS pada dasarnya mencari kesembuhan dan faedah
maksimum dari pengobatan yang dibeli. Silalahi, Bennett N.B.
(1989), menyatakan bahwa ada 4 faktor yang dihadapi pada
saat pasien ke RS, yakni : (a) pelayanan, (b) mutu obat, (c)
informasi tentang pengobatan, dan (d) jumlah obat.
• Manajemen pelayanan orang sakit harus ekonomis, biaya kecil,
faedah seoptimal mungkin. Ini dapat dicapai melalui 4 unsur,
yaitu : (a) ketenagakerjaan, (b) pelayanan obat, (c) obat, dan (d)
informasi tentang pengobatan. Optimalisasi dana untuk
memperoleh kesembuhan dan kesehatan dapat dicapai, jika :
(a) suplai dan manajemen obat ditingkatkan efisiensinya, (b)
penggunaan obat secara rasional disempurnakan.
• Manajemen penggunaan obat harus memperhatikan 5 (lima)
unsur penting, yakni : perencanaan, pengadaan, distribusi,
penyerahan dan penggunaan.
Pengoperasian fasilitas Yankes
• Dalam pengoperasian fasilitas yankes tidak
menghandalkan penghasilan dari orang sakit, tetapi
yankes tidak boleh rugi.
• Yankes tetap mempertahankan fungsi sosialnya
dalam pelayanan dan manajemen. Yankes butuh alat.
• Biasanya ada 2 (dua) macam peralatan yang
ditawarkan, yakni : (a) peralatan yang dibutuhkan,
dan (b) peralatan yang dikehendaki.
• Kepala RS tidak dibenarkan mengadakan sendiri alat.
Ia harus berkonsultasi dengan user atau tim
pengembangan / rencana RS.
Pengoperasian fasilitas RS
• Pertimbangan pembelian alat dilihat dari : (a)
keperluan dari segi operasional, (b) terkait dengan
peralatan-peralatan lain, (c) kesesuaian dengan
harga dan kemampuan.
• Dalam rangka pengadaan perlengkapan RS, yang
perlu diperhatikan adalah : (a) pertimbangkan
peran utama RS, (b) terkait dengan alat yang
sudah ada, (c) tingkat keperluan RS, meliputi :
sikap orang sakit, persaingan, profit penghasilan,
(d) analisis kemampuan keuangan RS.
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai