Anda di halaman 1dari 20

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1


dengan judul"Jaringan Epitel” yang disusun oleh :

Nama :Afdhaliyah Ahmad

Nim : H0322051

Kelas :Pendidikan

Biologi A Kelompok :

V (Lima)

Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Koordinator Asisten / Asisten dan


dinyatakan diterima.

Majene, September 2023

Koordinator Asisten Asisten

ICE WIYARZAH YUSUF SAMA’


NIM : H0320303 NIM : H0321016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul “Laporan praktikum unit 1 dengan judul Jaringan epitel”
ini tepat padawaktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas padamata kuliah Struktur dan perkembangan hewan 1. Selain itu, laporan
ini juga bertujuanuntuk menambah wawasan tentang jenis-jenis jaringan pada
hewan di kehidupansehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Asisten/
Koordinator asisten selaku pembimbing praktikum yang telah membimbing
kami, sehingga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yangsaya tekuni ini.

i
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Histologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur
jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan
yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi
dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi
yang sama. Pada organisme multiseluler, zigot yang merupakan hasil
vertilisasi akan membelah berulang kali, sehingga menghasilkan jaringan
embrional yang selanjutnya berdeferensiasi menjadi beberapa jaringan,
antara lain epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf (Khairul,
2016).
Makhluk hidup multiselular memiliki organisasi kehidupan yang
dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat yang sangat
kompleks. Tingkat sederhana yang dimaksud adalah sel. Sel adalah unit
fungsional terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Bagi
organisme uniseluler yang hanya memiliki sebuah sel, maka sebuah sel
itulah yang mengendalikan seluruh aktivitas hidupnya. Tingkat
selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel
yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dasar yang
menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu jaringan
epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan
tulang, jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh limfa),
jaringan saraf, dan jaringan otot. Oleh karena itu, untuk mengetahui cara
pemeriksaan jaringan epitel lebih lanjut, percobaan ini dilakukan agar
dapat memahami dan mengetahaui jaringan epitel.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui bentuk,
strukturdan fungsi jaringan epitel pada hewan
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini, diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi praktikum selanjutnya, dapat menjadi sumber referensi guna

1
memperbaiki kelemahan dari laporan praktikum ini.

2. Bagi pembaca dapat menambah wawasan mengenai praktikum


jaringan epitel.

3. Bagi laboratorium, laporan praktikum sebagai bahan evaluasi dalam


melaksanakan praktikum. Laporan hasil praktikum ini diharapkan
mampu memperlancar kegiatan praktikum di laboratorium.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan adalah sekelompok sel yang serupa secara struktural (begitu


pula dengan produk yang dihasilkan) yang mengalami spesialisasi untuk
menjalankan suatu fungsi tertentu. Ada empat jenis jaringan dasar yang
ditemukan pada tubuh manusia, yaitu epitelium, jaringan ikat, jaringan otot,
jaringan saraf. Semua struktur tubuh tersusun dari beragam jumlah jaringan ini,
sebagian besar organ utama tersusun atas penggabungan keempat jenis jaringan
ini. Jaringan yang terdapat pada seluruh permukaan tubuh dan memiliki
susunan yang rapat adalah jaringan epitel. Jaringan epitel dapat dibagi ke
dalam dua klasifikasi, epitelium penutup dan pelapis, dan epitelium glandular
(Sloane, 2016).
Jaringan epitel merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang susunannya
rapat, matriks ekstraselnya sedikit dan biasanya membatasi rongga-rongga di
dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Epitel tersebut biasanya
dinamakan epitel penutup. Jaringan epitel dapat juga dijumpai pada berbagai
kelenjar, oleh sebab itu dinamakan epitel kelenjar. Bentuk jaringan epitel
berupa lembaran selapis atau beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel
yang bentuknya sama, yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan
ekstraseluler atau matriks yang sangat sedikit. Jaringan epitel adalah salah satu
dari empat jaringan dasar (Tim Dosen UIN, 2015).
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh, organ
tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan. Bentuk jaringan epitel berupa
lembaran selapis atau beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang
bentuknya sama, yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan
ekstraseluler atau matriks yang sangat sedikit. Jaringan epitel adalah salah satu
dari empat jaringan dasar yaitu jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan saraf.
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polihedral yang berkumpul dengan erat
dengan sangat sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat, Jadi
terbentuk lapisan-lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi
rongga-rongganya (Umar, 2015).

3
Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam)
atau suatu permukaan bebas (luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang
tersusun rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium
bertumpu pada suatu membran dasar yang biasa disebut membran basalis.
Berdasarkan atas banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium
dapat dibedakan menjadi epithelium selapis dan epithelium berlapis.
Sedangkan atas dasar bentuk selnya maka sel epitel dapat berbentuk pipih
(squamosa), kubus (kuboid), atau memanjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat
pula dilengkapi dengan rambut-rambut halus (silia atau rambut getar) pada
permukaan distalnya. Beberapa sel epitel juga dapat mengalami modifikasi dan
berfungsi sebagai kelenjar (glandula) atau berfungsi sensoris atau dapat pula
untuk menyerap makanan (Nasir, 2017).

Sifat-sifat jaringan epitel tergantung dari fungsi dan letaknya di dalam


tubuh. Walaupun demikian, mereka mempunyai sifat umum yang sama.
Adapun sifat umum jaringan epitel adalah bentuk sel dasarnya ada tiga jenis
yaitu sel skuamosa, sel kuboid, dan sel kolumnar. Semua jaringan epitel pada
permukaan basalnya melekat pada penyambung dibawahnya yang disebut
dengan “lamella basalis” yang merupakan bagian dari membran basalis. Semua
jaringan epitel avaskuler. Sel-sel jaringan epitel yang bersebelahan mempunyai
daerah-daerah yang berlekatan khusus yang disebut “tautan sel” dan adanya
polarisasi sel-sel pada jaringan epitel. Dari pengelompokan jaringan epitel
berdasarkan struktur fungsi, sel epitel biasanya digolongkan menjadi dua
golongan utama menurut struktur dan fungsinya yaitu epitel penutup dan epitel
kelenjar. Jaringan epitel penutup merupakan jaringan yang sel-selnya tersusun
dalam lapisan seperti membran yang menutupi permukaan luar dan melapisi
rongga tubuh. Secara morfologis mereka dapat digolongkan menurut jumlah
lapisan sel dan morfologis sel-sel dalam lapisan permukaan. Jaringan epitel
kelenjar adalah jaringan yang dibentuk oleh sel-sel terkhususkan dalam
menghasilkan suatu sekresi cair yang komposisinya berbeda dengan komposisi
darah atau cairan intresel. Epitel yang membentuk kelenjar unisel terdiri dari
sel kelenjar (Umar, 2015).

4
Berdasarakan bentuknya digolongkan oleh jumlah lapisan sel. Sel di
permukaan bebas dapat kuboid, kolumner, atau skuamosa, tergantung apakah
epitel memiliki satu atau lebih lapisan. Epitel sederhana memiliki memiliki
selapis tunggal sel, contoh skuamosa sederhana yang relatif bocor sehingga
memungkinkan bahan-bahan berpindah melewati sel secara duifusi. Epitel
dikhususkan untuk fungsi ini dijumpai melapisi pembuluh darah dan kantung
udara paru sedangkan epitel sederhana dikhususkan absorbsi dan sekresi. Epitel
bertingkat atau berlapis-lapis sel. Jenis epitel ini dapat beregenerasi dengan
relatif mudah. Seiring dengan sel tua terlepas kepermukaan bebas, sel di dekat
membran basal membelah dan mendorong sel baru ke permukaan bebas itu.
Epitel yang demikian ditemukan pada permukaan yang terus menerus terpajan
ke keadaan abrasif, misalnya kulit luar dan lapisan saluran atau rongga tubuh
tertentu. Epitel bertingkat semu tampak bertingkat karena selnya memiliki
bentuk yang bervariasi. Tetapi sebenarnya merupakan selapis tunggal sel
(Bresnick, 2018).

Menurut Zulkarnaim (2017), Jaringan epitel dapat dikelompokkan


berdasarkan bentuk dan susunannya serta bentuk dan fungsinya. Berdasarkan
bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi :

1. Epitel pipih (bentuk skuamosa).

a. Epitel pipih selapis bentuknya pipih selapis. Terletak padaperitoneum,


pembuluh darah, limfa, glomerulus, alveolus serta saluran ekskresi
kecil dari berbagai kelenjar. Epitel pipih selapis berfungsi difusi dan
filtrasi.
b. Epitel pipih berlapis banyak berbentuk pipih banyak berlapis. Terletak
pada rongga mulut epidermis, esophagus, vagina, dan rongga hidung.
Epitel banyak berlapis berfungsi sebagai proteksi.
2. Epitel kubus (bentuk kuboid) .
a. Epitel kubus selapis berbentuk kubus selapis. Terletak pada lensa
mata, kelenjar dan salurannya, permukaan ovari, saluran nefron ginjal.
Epitel kubus selapis berfungsi sebagai sekresi dan absorbsi.

5
b. Epitel kubus berlapis berbentuk kubus banyak lapis. Epitel ini terletak
pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan indung telur. Epitel
kubus banyak berlapis berfungsi sebagai sekresi.
3. Epitel silindris (bentuk kolumnar).
a. Epitel silindris selapis berbentuk silinder berlapis. Terletak pada
lambung, usus, kantung empedu, kelenjar pencernaan, dan saluran
uterus. Epitel silindris berfungsi sebagai sekresi, absorbsi, proteksi,
meminyaki, memindahkan benda-benda dengan sillia, sebuah saluran
pada sel telur di dalam uterus.
b. Epitel silindris berlapis banyak berbentuk silinder banyak berlapis.
Terletak pada faring, laring, uterus, saluran eksresi, kelenjar ludah,
dan kelenjar susu. Adapun fungsi dari epitel silindris berlapis yakni
berfungsi sekresi dan pergerakan.
c. Epitel silindris bersilia berbentuk silindris banyak lapis dengan silia.
Terletak pada reproduksi jantan, rongga hidung. Epitel silindris
bersilia ini memiliki fungsi sebagai proteksi, sekresi, dan gerakan zat-
zat melewati permukaan.
4. Epitel transisional merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya
tidak dapat digolongkan. Berdasarkan bentuknya, bila jaringannya
menggelembung bentuknya berubah.

Jaringan epitel memiliki fungsi yang sangat luas, tergantung lokasi epitel
pada suatu organisme. Jaringan epitel berfungsi, antara lain (i) sebagai alat
proteksi, baik terhadap pengaruh mekanis, fisik, maupun secara kimiawi,
misalnya epitel yang terdapat pada kulit, (ii) sebagai organ eksteroreseptor
yang mampu menerima rangsangan dari luar, seperti sel-sel neuroepitel pada
puting pengecap, (iii) sebagai alat eksresi untuk membuang ssisa-sisa hasil
metabolisme (air, garam-garam, amoniak, dan CO2, (iv) sebagai alat
osmoregulasi (pengaturan tekanan osmosis cairan tubuh) dengan cara
pembuangan garam-garam melalui permukaan kulit, (v) membantu proses
respirasi, khususnya pada hewan-hewan akuatik, (vi) sebagai alat gerak,
misalnya sayap pada kelelawar, (vii) sebagai alat nutrisi, misalnya kelenjar

6
susu pada mamalia, (viii) sebagai alat absorbsi, misalnya absorbsi sari-sari
makanan pada dinding usus, dan (ix) membantu pembentukan vitamin D dari
provitamin D melalui bantuan cahaya matahari (Adnan, 2016).

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat


Hari /Tanggal : Kamis/ 20 September
20232 Waktu : 15.15-17.15 WITA
Tempat : Laboratorium biologi dasar UPT Labolatorium terpadu Universitas
Sulawesi Barat universitas Sulawesi barat

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop
b. Objek glass
2. Bahan
a. Jaringan epitel squamosum
b. Jaringan epitel silindris
c. Jaringan mukosa mulut
d. Illium
e. Epitel silindris
f. Epitel squamosum
g. Kulit mamalia p.l
h. Caesum
i. Colon
j. Jejanum
C. Prosedur kerja
1. Pengamatan mikroskop preparat awetan
a. Menyiapkan mikroskop dan preparat awetan yang tersedia di
laboratorium kecuali jaringan ikat mukosa mulut
b. Meletakkan preparat tersebut di bagian meja mikroskop
c. Mengamati dengan pembesaran 10×, 40× dan 100× (dengan minyak
imersi)
d. Mengamati terus hingga terlihat lapisan jaringan serta struktur jaringan
e. Menggambar dan memberikan keterangan
2. Pengamatan preparat mukosa mulut
a. menyiapkan sel epitel, objek glass bersih yang telah ditetesi air di bagian
8
tengah
b. digerakkan tusuk gigi sebanyak 10-15 kali.
c. Mengoleskan tusuk gigi yang mengandung sel epitel dipermukaan
objek glass, selanjutnya tutup dengan deck glass

d. Mengamati dengan pembesaran 10× 40× dan 100× (dengan minyak


imersi)

e. Mengambil sel epitel rongga mulut dari bagian pipih dengan cara

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil pengamatan

No Gambar Squamosum Gambar pembanding Keterangan

1. 1.Inti sel

2.Sitoplasma

3.Membran Sel

2. Gambar Jejenum Gambar Pembanding Keterangan

1.Inti Sel

2.Membran Sel

3.Sitoplasma

3. Gambar Mamalia Gambar Pembanding Keterangan

1.Inti Sel

2.Membran Sel

3.Sitoplasma

10
4. Gambar Illium Gambar Pembanding Keterangan

1.Inti sel

2.Sitoplasma

3.Membran Sel

5. Gambar Silindris Gambar Pembanding Keterangan

1.Inti Sel

2.Membran Sel

3.Sitoplasma

6. Gambar Caesum Gambar Pembanding Keterangan

1.Inti sel

2.Membran sel

3.Sitoplasma

7. Gambar Colon Usus Gambar Pembanding Keteragan

11
1.Inti sel

2.Membran sel

3.Sitoplasma

8. Gambar Mukosa Mulut Gambar Pembanding Keteranga

1.Inti sel

2.Sitoplasma

3.Membran sel

2. Pembahasan
a. Preparat jaringan epitel squamosum
Skuamosa merupakan sel epitel berukuran paling besar. Sel ini
berasal dari vagina dan uretra. Sel epitel jenis ini paling sering
ditemukan pada urine wanita.Bagian tubuh dengan jaringan ini
terdapat pada rongga mulut, kerongkongan, laring, vagina, dan
saluran anus. Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan jaringan
epitel squamosum terdapat inti sel, sitoplasma,dan membran sel.
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam
jaringan epitel squamosum adalah inti sel, sitoplasma, dan
membran sel.
Menurut, Nafis 2017. Pada jaringan epitel squamosum Hasil
pengamatannya menunjukkan bahwa saluran pencernaan tersusun
atas empat lapisan, yaitu tunika mukosa, submukosa, muskularis,
dan serosa. Tunika mukosa terdiri dari lamina epitelia, lamina

12
propria, dan lamina muskularis mukosa. Tunika submukosa terdiri
dari jaringan ikat dengan pembuluh darah, limfe dan saraf. Tunika
muskularis tersusun atas otot melingkar dan otot memanjang.
b. Preparat awetan jajunum (usus kosong)
Jejunum merupakan bagian atas usus kecil yang berhubungan
dengan duodenum di salah satu ujungnya, sementara di ujung
lainnya terhubung dengan ileum. Fungsi dari ileum tidak berbeda
jauh dengan jejunum yaitu melanjutkan proses penyerapan nutrisi
kedalam aliran darah. Jejunum berfungsi untuk menyerap gula,
asam amino, dan asam lemak. Bagian ini memiliki panjang sekitar
2,5 meter dan tersusun atas banyak lipatan yang dinamakan vili
(jonjot usus).
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam
jaringan epitel awetan jejunum adalah inti sel, sitoplasma, dan
membran sel.
Menurut, Firmansyah 2019. Pada jaringan jejunum hasil
pengamatannya menunjukkan bahwa, struktur histologi duodenum,
jejunumdan ileum sapi aceh tersusun atas empat lapisan, yaitu
tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika
serosa. Tunika mukosa duodenum, jejunum dan ileum tersusun oleh
epitel silindris selapis dan terdapat sel goblet.
c. Preparat awetan kulit mamalia

Kulit mamalia terdiri dari tiga lapis, epidermis, dermis dan


hipodermis. Epidermis kulit mamalia berfungsi untuk menjadi
lapisan yang tahan air. Bulu: Mamalia memiliki bulu, dengan
bentuk dan jenis yang berbeda. Berfungsi untuk menjadi lapisan
tahan air.
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam
peparat awetan kulit mamalia adalah inti sel, sitoplasma, dan
membran sel.
Menurut, Kalangi 2013. Pada hasil pengamatannya
menunjukkan bahwa Kulit beserta turunannya, meliputi rambut,

13
kuku, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamma
disebut juga integumen. Fungsi spesifik kulit terutama tergantung
sifat epidermis. Epitel pada epidermis ini merupakan pembungkus
utuh seluruh permukaan tubuh dan ada kekhususan setempat bagi
terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku, dan kelenjar-
kelenjar.
d. Preparat awetan Illium (Usus penyerapan)

Illium atau usus penyerapan merupakan bagian akhir dari usus


halus. Fungsinya adalah menyerap zat gizi yang tidak terserap
dengan baik oleh duodenum maupun jejunum. Bagian ini memiliki
panjang hingga 3 meter dan terhubung dengan sekum, yaitu bagian
awal usus besar. Fungsinya adalah menyerap zat gizi yang tidak
terserap dengan baik oleh duodenum maupun jejunum.
Menurut, Novita 2020. Pada hasil pengamatannya
menunjukkan bahwaada beberapa penelitian yang menggunakan
hamster Suriah dan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
hewan model lainnya. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan
bahwa hamster Suriah dapat dijadikan hewan model untuk SARS-
CoV-2 karena memiliki gejala klinis dan gambaran patologi yang
mirip dengan manusia.
e. Preparat awetan silindris

Epitelium silindris berlapis merupakan epitelium yang terdiri


atas lebihdari satu lapis sel berbentuk silindris pada permukaannya.
Akan tetapi, sel- sel pada lapisan-lapisan basal relatif lebih pendek
dan berbentuk polihedral tidak teratur. Epitelium silindris berlapis
terdapat pada pada uretra, laring, faring, dan kelenjar ludah. Fungsi
epitelium silindris berlapis banyak, seperti untuk proteksi dan
sekresi
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam
peparat awetan jaringan epitel silindris adalah inti sel, sitoplasma,
dan membran sel.Menurut, Akmal 2021. Pada Hasil
pengamatannya menujukkan bahwa ductus epididymidis tersusun
atas epitel
14
silindris sebaris bersilia yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan
lumennya berisi spermatozoa.

f. Preparat awetan caesum

Caecum merupakan bagian pertama dari colon yang terhubung


dengancolon desenden dan ileum (Hansen, 2019) . Caecum adalah
sebuah kantung usus yang memiliki panjang dan lebar sekitar 7,5
cm. Letaknya berada di kuadran bawah kanan perut (Right Lower
Quadrant) pada fossa iliaka, berfungsi untuk menyerap nutrisi dari
makanan dan minuman serta menjalankan berbagai proses
pencernaan lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam
peparat awetan jaringan caesum adalah inti sel, sitoplasma, dan
membran sel.
Menurut, Gigantica 2016. Pada hasil pengamatannya di bawah
mikroskop menunjukkan beberapa perubahan histopatologi pada
selaput lendir kantung empedu berupa: nekrosis sel-sel penyusun
selaput lendir kantung empedu dengan intensitas 100%, perdarahan
68, 5%, hiperplasia kelenjar serosa, dan hipertrofi kelenjar mukosa
100%, adanya infiltrasi kolagen 100%, proliferasi fibroblas 91, 4%
dan infiltrasi sel-sel radang 74,
2%.
g. Preparat awetan colon bagian usus

Kolon merupakan bagian terpanjang dari usus besar yang


terdiri dari beberapa bagian, yaitu kolon asenden, kolon
transversum, kolon desenden, dan kolon sigmoid. Pada sistem
pencernaan, kolon bertugas mencampur kimus dengan enzim
saluran cerna serta menyerap air dan elektrolit untuk membentuk
feses. Letak colon usus mengelilingi seluruh rongga perut.
Organ yang disebut juga dengan kolon memanjang dari sekum,
kantung yang menghubungkan ileum (ujung usus kecil) dengan
kolon, sampai keanus. Berfungsi untuk mencampur chyme dengan

15
enzim pada saluran cerna.Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang
terdapat di dalam peparat awetan jaringan epitel colon usus adalah
inti sel, sitoplasma, dan membran
sel.

Menurut, Aulia 2019. Pada hasil pengamatannya terhadap


struktur histologi menggunakan mikroskop. Hasil penelitian
menunjukkan struktur histologi sekum, kolon, dan rektum sapi aceh
tersusun atas empat lapisan, yaitu tunika mukosa, submukosa,
muskularis, dan serosa. Tunika mukosa sekum, kolon, dan rektum
tersusun oleh epitel silindris selapis, sel Goblet, kelenjar
Lieberkuhn, limfosit, jaringan ikat longgar, fibroblas, dan otot
polos.
h. preparat mukosa mulut

Mukosa rongga mulut adalah jaringan yang melapisi rongga


mulut, terdiri dari dua bagian yaitu epitel dan lamina propia.
Lamina propia mengandung serabut kolagen, serabut elastik,
retikulin, dan jaringan penghubung. Lapisan mukosa adalah lapisan
basah yang berkontak dengan lingkungan eksternal. Terdapat pada
saluran pencernaan, rongga hidung, dan rongga tubuh lainnya. Pada
rongga mulut, lapisan ini dikenal dengan oral mucous membrane
atau oral mucosa. Terletak berada sangat atas, di sebelah beakang
gigi seri dan gigi taring. Berfungsi sebagai tempat masuknya
makanan dan dimulainya proses pencernaan
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam
peparat mukua mulut adalah inti sel. Berfungsi sebagai pusat
pengatur seluruh kegiatan sel.
Menurut, Widiani 2020. Pada hasil pengamatannya pada
mukosa mulut menunjukan bahwa Paparan emisi gas buang
kendaraan bermotor dan asap rokok mempengaruhi frekuensi
pembentukan mikronukleus di mukosa rongga mulut Satuan
Pengamanan (Satpam) UIN Raden Intan Lampung.

16
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa antara lain
sebagai berikut:
a. Jaringan epitel squamosum, preparat awetan jejanum, kulit
mamalia, illium, silindris, caesum, colon bagian usus, terdapat
dinding sel, inti sel, dan sitoplasma.
b. Preparat awetan mukosa mulut terdapat inti sel

B. Saran
1. Saran untuk praktikan
Sebaiknya praktikan pada saat melakukan praktikum dapat memperhatikan
prosespraktikum sebelum memulai sampai tahap akhir

2. Saran untuk asisten


Sebaiknya asisten dapat membimbing praktikannya mengenai laporan dan
respon yang baik serta penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya sebagai asisten

3. Saran untuk laboratorium


Dengan penuh harapan semoga fasilitas dan keamanan dalam laboratorium
tetap terjaga dan terkontrol agar pada saat melangsungkan praktikum dapat
berjalan dengan baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Akmal, (2021). Jurnal foperta uniki hidtologi, vol. 2, No. 1,diakses 24 september
2023, hlmn 30 13.28 WITA

18

Anda mungkin juga menyukai