Laporan Praktikum Adriwiniati
Laporan Praktikum Adriwiniati
Nim : H0322051
Kelas :Pendidikan
Biologi A Kelompok :
V (Lima)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul “Laporan praktikum unit 1 dengan judul Jaringan epitel”
ini tepat padawaktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas padamata kuliah Struktur dan perkembangan hewan 1. Selain itu, laporan
ini juga bertujuanuntuk menambah wawasan tentang jenis-jenis jaringan pada
hewan di kehidupansehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Asisten/
Koordinator asisten selaku pembimbing praktikum yang telah membimbing
kami, sehingga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yangsaya tekuni ini.
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Histologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur
jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan
yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi
dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi
yang sama. Pada organisme multiseluler, zigot yang merupakan hasil
vertilisasi akan membelah berulang kali, sehingga menghasilkan jaringan
embrional yang selanjutnya berdeferensiasi menjadi beberapa jaringan,
antara lain epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf (Khairul,
2016).
Makhluk hidup multiselular memiliki organisasi kehidupan yang
dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat yang sangat
kompleks. Tingkat sederhana yang dimaksud adalah sel. Sel adalah unit
fungsional terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Bagi
organisme uniseluler yang hanya memiliki sebuah sel, maka sebuah sel
itulah yang mengendalikan seluruh aktivitas hidupnya. Tingkat
selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel
yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dasar yang
menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu jaringan
epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan
tulang, jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh limfa),
jaringan saraf, dan jaringan otot. Oleh karena itu, untuk mengetahui cara
pemeriksaan jaringan epitel lebih lanjut, percobaan ini dilakukan agar
dapat memahami dan mengetahaui jaringan epitel.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui bentuk,
strukturdan fungsi jaringan epitel pada hewan
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini, diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi praktikum selanjutnya, dapat menjadi sumber referensi guna
1
memperbaiki kelemahan dari laporan praktikum ini.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam)
atau suatu permukaan bebas (luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang
tersusun rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium
bertumpu pada suatu membran dasar yang biasa disebut membran basalis.
Berdasarkan atas banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium
dapat dibedakan menjadi epithelium selapis dan epithelium berlapis.
Sedangkan atas dasar bentuk selnya maka sel epitel dapat berbentuk pipih
(squamosa), kubus (kuboid), atau memanjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat
pula dilengkapi dengan rambut-rambut halus (silia atau rambut getar) pada
permukaan distalnya. Beberapa sel epitel juga dapat mengalami modifikasi dan
berfungsi sebagai kelenjar (glandula) atau berfungsi sensoris atau dapat pula
untuk menyerap makanan (Nasir, 2017).
4
Berdasarakan bentuknya digolongkan oleh jumlah lapisan sel. Sel di
permukaan bebas dapat kuboid, kolumner, atau skuamosa, tergantung apakah
epitel memiliki satu atau lebih lapisan. Epitel sederhana memiliki memiliki
selapis tunggal sel, contoh skuamosa sederhana yang relatif bocor sehingga
memungkinkan bahan-bahan berpindah melewati sel secara duifusi. Epitel
dikhususkan untuk fungsi ini dijumpai melapisi pembuluh darah dan kantung
udara paru sedangkan epitel sederhana dikhususkan absorbsi dan sekresi. Epitel
bertingkat atau berlapis-lapis sel. Jenis epitel ini dapat beregenerasi dengan
relatif mudah. Seiring dengan sel tua terlepas kepermukaan bebas, sel di dekat
membran basal membelah dan mendorong sel baru ke permukaan bebas itu.
Epitel yang demikian ditemukan pada permukaan yang terus menerus terpajan
ke keadaan abrasif, misalnya kulit luar dan lapisan saluran atau rongga tubuh
tertentu. Epitel bertingkat semu tampak bertingkat karena selnya memiliki
bentuk yang bervariasi. Tetapi sebenarnya merupakan selapis tunggal sel
(Bresnick, 2018).
5
b. Epitel kubus berlapis berbentuk kubus banyak lapis. Epitel ini terletak
pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan indung telur. Epitel
kubus banyak berlapis berfungsi sebagai sekresi.
3. Epitel silindris (bentuk kolumnar).
a. Epitel silindris selapis berbentuk silinder berlapis. Terletak pada
lambung, usus, kantung empedu, kelenjar pencernaan, dan saluran
uterus. Epitel silindris berfungsi sebagai sekresi, absorbsi, proteksi,
meminyaki, memindahkan benda-benda dengan sillia, sebuah saluran
pada sel telur di dalam uterus.
b. Epitel silindris berlapis banyak berbentuk silinder banyak berlapis.
Terletak pada faring, laring, uterus, saluran eksresi, kelenjar ludah,
dan kelenjar susu. Adapun fungsi dari epitel silindris berlapis yakni
berfungsi sekresi dan pergerakan.
c. Epitel silindris bersilia berbentuk silindris banyak lapis dengan silia.
Terletak pada reproduksi jantan, rongga hidung. Epitel silindris
bersilia ini memiliki fungsi sebagai proteksi, sekresi, dan gerakan zat-
zat melewati permukaan.
4. Epitel transisional merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya
tidak dapat digolongkan. Berdasarkan bentuknya, bila jaringannya
menggelembung bentuknya berubah.
Jaringan epitel memiliki fungsi yang sangat luas, tergantung lokasi epitel
pada suatu organisme. Jaringan epitel berfungsi, antara lain (i) sebagai alat
proteksi, baik terhadap pengaruh mekanis, fisik, maupun secara kimiawi,
misalnya epitel yang terdapat pada kulit, (ii) sebagai organ eksteroreseptor
yang mampu menerima rangsangan dari luar, seperti sel-sel neuroepitel pada
puting pengecap, (iii) sebagai alat eksresi untuk membuang ssisa-sisa hasil
metabolisme (air, garam-garam, amoniak, dan CO2, (iv) sebagai alat
osmoregulasi (pengaturan tekanan osmosis cairan tubuh) dengan cara
pembuangan garam-garam melalui permukaan kulit, (v) membantu proses
respirasi, khususnya pada hewan-hewan akuatik, (vi) sebagai alat gerak,
misalnya sayap pada kelelawar, (vii) sebagai alat nutrisi, misalnya kelenjar
6
susu pada mamalia, (viii) sebagai alat absorbsi, misalnya absorbsi sari-sari
makanan pada dinding usus, dan (ix) membantu pembentukan vitamin D dari
provitamin D melalui bantuan cahaya matahari (Adnan, 2016).
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
e. Mengambil sel epitel rongga mulut dari bagian pipih dengan cara
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan
1. 1.Inti sel
2.Sitoplasma
3.Membran Sel
1.Inti Sel
2.Membran Sel
3.Sitoplasma
1.Inti Sel
2.Membran Sel
3.Sitoplasma
10
4. Gambar Illium Gambar Pembanding Keterangan
1.Inti sel
2.Sitoplasma
3.Membran Sel
1.Inti Sel
2.Membran Sel
3.Sitoplasma
1.Inti sel
2.Membran sel
3.Sitoplasma
11
1.Inti sel
2.Membran sel
3.Sitoplasma
1.Inti sel
2.Sitoplasma
3.Membran sel
2. Pembahasan
a. Preparat jaringan epitel squamosum
Skuamosa merupakan sel epitel berukuran paling besar. Sel ini
berasal dari vagina dan uretra. Sel epitel jenis ini paling sering
ditemukan pada urine wanita.Bagian tubuh dengan jaringan ini
terdapat pada rongga mulut, kerongkongan, laring, vagina, dan
saluran anus. Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan jaringan
epitel squamosum terdapat inti sel, sitoplasma,dan membran sel.
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam
jaringan epitel squamosum adalah inti sel, sitoplasma, dan
membran sel.
Menurut, Nafis 2017. Pada jaringan epitel squamosum Hasil
pengamatannya menunjukkan bahwa saluran pencernaan tersusun
atas empat lapisan, yaitu tunika mukosa, submukosa, muskularis,
dan serosa. Tunika mukosa terdiri dari lamina epitelia, lamina
12
propria, dan lamina muskularis mukosa. Tunika submukosa terdiri
dari jaringan ikat dengan pembuluh darah, limfe dan saraf. Tunika
muskularis tersusun atas otot melingkar dan otot memanjang.
b. Preparat awetan jajunum (usus kosong)
Jejunum merupakan bagian atas usus kecil yang berhubungan
dengan duodenum di salah satu ujungnya, sementara di ujung
lainnya terhubung dengan ileum. Fungsi dari ileum tidak berbeda
jauh dengan jejunum yaitu melanjutkan proses penyerapan nutrisi
kedalam aliran darah. Jejunum berfungsi untuk menyerap gula,
asam amino, dan asam lemak. Bagian ini memiliki panjang sekitar
2,5 meter dan tersusun atas banyak lipatan yang dinamakan vili
(jonjot usus).
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam
jaringan epitel awetan jejunum adalah inti sel, sitoplasma, dan
membran sel.
Menurut, Firmansyah 2019. Pada jaringan jejunum hasil
pengamatannya menunjukkan bahwa, struktur histologi duodenum,
jejunumdan ileum sapi aceh tersusun atas empat lapisan, yaitu
tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika
serosa. Tunika mukosa duodenum, jejunum dan ileum tersusun oleh
epitel silindris selapis dan terdapat sel goblet.
c. Preparat awetan kulit mamalia
13
kuku, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamma
disebut juga integumen. Fungsi spesifik kulit terutama tergantung
sifat epidermis. Epitel pada epidermis ini merupakan pembungkus
utuh seluruh permukaan tubuh dan ada kekhususan setempat bagi
terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku, dan kelenjar-
kelenjar.
d. Preparat awetan Illium (Usus penyerapan)
15
enzim pada saluran cerna.Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang
terdapat di dalam peparat awetan jaringan epitel colon usus adalah
inti sel, sitoplasma, dan membran
sel.
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa antara lain
sebagai berikut:
a. Jaringan epitel squamosum, preparat awetan jejanum, kulit
mamalia, illium, silindris, caesum, colon bagian usus, terdapat
dinding sel, inti sel, dan sitoplasma.
b. Preparat awetan mukosa mulut terdapat inti sel
B. Saran
1. Saran untuk praktikan
Sebaiknya praktikan pada saat melakukan praktikum dapat memperhatikan
prosespraktikum sebelum memulai sampai tahap akhir
17
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, (2021). Jurnal foperta uniki hidtologi, vol. 2, No. 1,diakses 24 september
2023, hlmn 30 13.28 WITA
18