428 745 1 SM
428 745 1 SM
ARTIKEL JURNAL
DiajukankepadaFakultasIlmuPendidikan
UniversitasNegeri Yogyakarta
untukMemenuhiSebagianPersyaratan
gunaMemperolehGelarSarjanaPendidikan
Oleh
Retno Septiyaningtyas
NIM 10108241105
i
PERSETUJUAN
ii
Pengaruh Kecerdasan Emosi .... (Retno Septiyaningtyas) 1
Abstrak
Penelitian ini dilakukan di SD se-Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta. Tujuan
penelitian ini adalah mengkaji tingkat kecerdasan emosi dan penyesuaian sosial, serta untuk mengetahui
pengaruh kecerdasan emosi terhadap penyesuaian sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Sampel penelitian yaitu siswa kelas V SD se-Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta yang telah
diambil secara proportional random sampling dengan jumlah siswa 155 orang. Instrumen yang digunakan
berupa skala psikologi. Uji validitas instrumen menggunakan expert judgmentdan uji reliabilitas dengan
menggunakan koefisien alpha cronbach. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi.Hasil
penelitian menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi terhadap penyesuaian
sosial dengan nilai F hitung sebesar 112.548 (p<0,05). Untuk koefisien determinan R2 diperoleh hasil 0,420 yang
berarti bahwa sumbangan efektif kecerdasan emosi terhadap penyesuaian sosial sebesar 42,0% dan sisanya
58,0% dipengaruhi oleh variabel lain. Dari hasil penelitian menyatakan kategorisasi tingkat kecerdasan emosi
0% siswa berada pada kategori rendah, 29,03% siswa kategori sedang, dan 70,97% siswa kategori tinggi.
Kategorisasi tingkat penyesuaian sosial dinyatakan 0% siswa berada pada kategori rendah, 18,06% siswa
kategori sedang, dan 81,94% siswa kategori tinggi.
Abstract
This research was conducted in elementary school of Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta. The
purpose of this study is to assess the level of emotional intelligence and social adjustment, as well as to determine
the effect of emotional intelligence to the social adjustment. This study used a quantitative approach. The research
sample is fifth grade elementary school students of Gugus Puren Depok Sleman Yogyakarta Condongcatur who
have taken proportional random sampling, the number of students 155 people. The instrument used a psychological
scale. The validity test of the instrument using expert judgment and reliability testing using Cronbach alpha
coefficien. Analysis of research data using regression analysis. The results show there is a positive and significant
effect between emotional intelligence to the social adjustment of the calculated F value of 112.548 ( p < 0.05 ).
Determinant coefficient R2 for the results obtained 0.420 which means that the effective contribution of emotional
intelligence to the social adjustment of 42,0% and the remaining 58,0% is influenced by other variables. From the
research stated categorization level of emotional intelligence 0% of students in the low category, the middle
category was 29,03% students, and 70,97% higher category students. Categorization of social adjustment rate 0%
of students expressed in the low category, 18,06% middle category student, and 81,94% higher category students .
Keberhasilan siswa untuk melakukan siswa yang mampu mengelola emosinya dengan
penyesuaian sosial didukung oleh kemampuan baik berarti ia mampu mengendalikan emosinya
kesadaran diri yang dimilikinya. Siswa yang yang pada akhirnya siswa mempunyai hubungan
memiliki kesadaran diri, maka ia mampu dalam yang serasi antara diri dengan lingkungannya,
mengenali apa yang dirasakan pada suatu saat, mampu bersikap positif, tidak tertekan, memiliki
yang akan membantunya dalam memandu ketenangan jiwa. Siswa yang mempunyai
pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki pengendalian dan mengelola emosinya dengan
tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri. baik dia akan berhasil menyesuaikan diri baik
Kemampuan menilai diri secara teliti dengan dirinya sendiri maupun dengan orang
menunjukkan seberapa luas pengetahuan siswa lain
tentang kekuatan dan batas‐batas diri. Dalam Memanfaatkan emosi secara produktif juga
kehidupan sehari-hari, kesadaran diri akan mendukung keberhasilan siswa dalam
membantu siswa dalam melakukan penyesuaian melakukan penyesuaian sosial di sekolah.
sosial karena siswa akan bertindak secara baik Kemampuan memanfaatkan emosi secara
dalam menghadapi masalah dengan tetap produktif yaitu mampu menangani emosi
memperhatikan kesadaran dirinya dalam sedemikian rupa sehingga berdampak positif
berbagai hal. kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata
Dalam menentukan keberhasilan siswa hati, dan sanggup menunda kenikmatan sebelum
untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan tercapainya suatu sasaran, serta mampu segera
sosialnya, kemampuan mengelola emosi sangat pulih kembali dari tekanan emosi. Hal tersebut
berperan. Siswa yang memiliki kemampuan mencerminkan rasa tanggungjawab dan mampu
mengelola dan mengendalikan emosinya dengan memusatkan perhatian pada tugas yang
baik dia akan bersikap wajar dalam setiap dikerjakan. Siswa yang memiliki rasa
peristiwa yang terjadi dan mampu menunda tanggungjawab dan mampu memusatkan
reaksi pada saat belum siap atau waktunya belum perhatian pada tugas yang dikerjakan maka
tepat, sebaliknya siswa yang kurang mampu memiliki respon yang baik pada saat di sekolah
mengelola emosinya dengan baik akan selalu melalui kemampuannya untuk mendengar,
dirundung kesedihan dan kemurungan. Menurut bertanya, memperhatikan, dan menyelesaikan
Goleman (2005: 404) individu yang mampu tugas dari guru.
mengelola emosinya dengan baik dia lebih Dalam penyesuaian sosial juga dibutuhkan
mampu mengungkapkan amarah dengan tepat empati, karena menurut Goleman (2005: 158)
tanpa berkelahi, berkurangnya perilaku agresif bahwa kedua hal tersebut merupakan kecakapan
atau merusak diri sendiri, sekolah, keluarga, sosial yang mendukung keberhasilan dalam
serta lebih baik dalam menangani ketegangan pergaulan dengan orang lain, karena tidak
jiwa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dimilikinya kecakapan ini akan membawa
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
kepada ketidakcakapan dalam dunia sosial atau dalam kategori tinggi sebanyak 110 siswa, dan
berulangnya bencana antar pribadi. 45 siswa yang tergolong dalam kategori sedang,
Sesungguhnya karena tidak dimilikinya sedangkan tak satupun siswa yang tergolong
keterampilan tersebut menyebabkan orang-orang pada kategori rendah. Hal tersebut menunjukkan
yang otaknya paling encerpun dapat gagal bahwa sebagian besar siswa kelas V SD se-
membina hubungan, karena penampilannya Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman
angkuh atau tidak berperasaan. Seseorang yang Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 memiliki
memiliki kemampuan mengelola emosi dan kecerdasan emosi yang tinggi. Penguasaan
empati akan sukses dalam bidang apapun yang aspek-aspek kecerdasaan emosi memiliki
mengandalkan pergaulan yang mulus dengan perbedaan. Didapatkan hasil rerata tiap aspeknya
orang lain. diantaranya yaitu kesadaran diri sebesar 2,81;
Kemampuan membina hubungan turut mengelola emosi sebesar 3,04; memanfaatkan
mempengaruhi penyesuaian sosial siswa. Siswa emosi secara produktif sebesar 3,41; empati
yang mampu membina hubungan dengan baik sebesar 3,35; dan aspek membina hubungan
kepada orang disekelilingnya maka akan mudah sebesar 3,26.
dalam melakukan penyesuaian sosial, karena ia Tingginya aspek memanfaatkan emosi
mampu menangani emosi dengan baik ketika secara produktif didukung oleh pendapat Syamsu
berhubungan dengan orang lain dengan cermat Yusuf (2007: 24-25), dimana tugas-tugas
membaca situasi dan jaringan sosial,mampu perkembangan akan mempengaruhi penyesuaian
menjalin interaksi dengan lancar kepada orang sosialnya, salah satu tugas perkembangan masa
lain terlebih dahulu, dapat menawarkan bantuan kanak-kanak akhir yaitu amat realistik, ingin
ketika dibutuhkan, menggunakan ketrampilan- mengetahui dan mempelajari sesuatu. Siswa
ketrampilan tersebut dalam bergaul, yang memiliki sikap amat realistik dan ingin
menyelesaikan perselisihan, serta untuk mengetahui sesuatu maka dari dalam dirinya
bekerjasama dan bekerja dalam tim, sehingga timbul adanya motivasi untuk mencari tahu akan
siswa tersebut memiliki banyak teman karena ia sesuatu yang ingin ia ketahui. Sikap penasaran
dengan mudah mendapatkan tempat dan diterima ini akan berlanjut pada timbulnya konsentrasi
dalam lingkungan sosialnya.Oleh karena itu, yang baik, sehingga ia akan mampu untuk
siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang memusatkan perhatian.Kemampuan untuk
tinggi akan memiliki penyesuaian sosial tinggi memusatkan perhatian yang dimiliki siswa akan
pula serta sebaliknya siswa yang memiliki mengakibatkan timbulnya rasa tanggung jawab,
tingkat kecerdasan emosi yang rendah akan dimana tanggung jawab yang dimiliki siswa
memiliki penyesuaian sosial yang rendah pula. sangat bermanfaat dalam berhubungan,
Tingkat kecerdasan emosi siswa tergolong berinteraksi, dan berkomunikasi dengan
dalam kategori tinggi. Siswa yang tergolong lingkungan sosialnya. Siswa yang memiliki rasa
Pengaruh Kecerdasan Emosi .... (Retno Septiyaningtyas) 7
tanggung jawab yang besar dan mampu 69)bahwa tugas perkembangan siswa masa
memusatkan perhatian pada tugas yang kanak-kanak akhir yang mempengaruhi
dikerjakan. penyesuaian sosial siswa salah satunya yaitu
Rendahnya aspek kesadaran diri yang belajar bergaul dengan teman-teman sebaya,
dimiliki siswa didukung oleh pendapat Jean yakni belajar menyesuaikan diri dengan
Piaget (Rita Eka Izzaty, dkk. 2008: 34-35), anak lingkungan dan situasi yang baru serta
usia sekolah dasar telah memasuki tahap menyesuaikan diri dengan teman sebayanya.
operasional konkret dimana menerapkan logika Siswa dapat melakukan penyesuaian sosial
berpikir pada sesuatu yang bersifat konkret atau dengan baik apabila ia mampu melewati tugas
kelihatan nyata. Hal tersebut menyebabkan siswa perkembangan dengan baik. Belajar bergaul
belum mampu untuk berpikir abstrak dan dengan teman sebaya dengan menciptakan sikap
membuat hipotesis. Kemampuan kognitif yang yang menyenangkan sehingga siswa akan dinilai
masih terbatas pada tahap operasional konkret mampu dalam menyesuaikan diri di lingkungan
menyebabkan rendahnya aspek kesadaran diri. sosialnya kepada individu lain dengan baik.
Hasil analisis data penelitian menunjukkan Rendahnya aspek kepusaan pribadi
bahwa penyesuaian sosial siswa kelas V SD se- didukung pendapat Jean Piaget(Rita Eka Izzaty,
Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman dkk. 2008: 34-35), bahwa pada masa kanak-
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 tergolong kanak akhir pemikiran siswa masih terbatas pada
dalam kategori tinggi. Siswa yang tergolong tahap operasional konkret dimana anak
dalam kategorisasi tinggi sebanyak 127 siswa, menerapkan logika berpikir pada sesuatu yang
meskipun masih terdapat 28 siswa yang bersifat konkret atau kelihatan nyata. Hal
termasuk dalam kategori sedang. Hal ini tersebut menyebabkan anak belum mampu untuk
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas berpikir abstrak dan membuat hipotesis. Siswa
V SD se-Gugus Puren Condongcatur Depok usia sekolah dasar masih berpikir secara
Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 sederhana, dimana ia belum cukup mampu
memiliki penyesuaian sosial yang tinggi. memahami apa yang dimaksud dengan kepuasan
Penyesuaian sosial siswa tergolong dalam pribadi, bagaimana cara memenuhinya, dan apa
kategori tinggi, namun dalam penguasaan tiap dampaknya pada penyesuaian sosial.
aspeknya memiliki perbedaan. Telah didapatkan Penyesuaian sosial siswa dapat tercipta
hasil rerata tiap aspek yaitu penampilan nyata karena adanya kecapakan pribadi siswa yaitu
sebesar 3,32; penyesuaian diri terhadap berbagai kemampuan untuk mengenali diri sendiri. Siswa
kelompok sebesar 3,22; sikap sosial sebesar akan mampu mengatasi berbagai permasalahan
3,44; serta kepuasan pribadi sebesar 3,14. terkait penyesuaian sosialnya di sekolah yang
Tingginya aspek sikap sosial pada siswa telah dialami dan selalu mempunyai kreatifitas
didukung oleh pendapat Syamsu Yusuf (2007: dalam memecahkan masalah tersebut.
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
sosiodrama, role playing, dan lain Saifuddin Azwar. (2013). Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
sebagainya.
2. Bagi lembaga sekolah Schneiders, Alexander A. (1964). Personal
Adjustment and Mental Health. New York:
Berdasarkan pentingnya kecerdasan emosi
Holt, Reinhart dan Winstons.
dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
Syamsu Yusuf. (2007). Psikologi Perkembangan
dalam penyesuaian sosial siswa di sekolah,
Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
maka diharapkan bagi lembaga sekolah untuk Rosdakarya.
dapat menciptakan lingkungan yang
W. A. Gerungan. (2004). Psikologi Sosial.
mendukung perkembangan positif bagi Bandung: PT Refika Aditama.
tercapainya kecerdasan emosi dan
penyesuaian sosial siswa yang tinggi dengan
cara:
a) Berusaha melatih kecerdasan emosi siswa
sedini mungkin, kesadaran diri, mengelola
emosi, memanfaatkan emosi secara
produktif, empati, dan membina hubungan
misalnya dengan mengadakan bakti sosial
mengunjungi panti asuhan panti jompo
serta mengikuti pelatihan.
b) Memberikan program layanan bimbingan
dan konseling, dalam bidang pribadi sosial.
DAFTAR PUSTAKA