Anda di halaman 1dari 111

PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN DUKUNGAN SOSIAL

TERHADAP CAREER ADAPTABILITY SISWA SMK

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :
Mita Kurniawati
NIM: 11150700000084

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN DUKUNGAN


SOSIAL TERHADAP CAREER ADAPTABILITY SISWA SMK” telah
diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta pada 11 November 2019, Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Psikologi (S.Psi) pada Fakultas
Psikologi.

Jakarta, 11 November 2019

Sidang Munaqasyah
Dekan / Wakil Dekan /
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si Bambang Suryadi, Ph.D


NIP. 196207241989032001 NIP. 197005292003121002
Anggota

Dr. Netty Hartaty, M.Si Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si


NIP. 195310021983032001 NIP. 195612231983032001

ii
iii
iv
MOTTO

“MARI NIKMATI SEGALA PROSESNYA”


-myself-

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, saya persembahkan karya sripsi ini


untuk cinta pertama dalam hidup, Ibu, Bapak dan Keluarga.

v
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi
B) November, 2019
C) Mita Kurniawati
D) Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Dukungan Sosial terhadap Career
Adaptability Siswa SMK
E) xiv + 81 halaman + lampiran
F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kecerdasan emosi
dan dukungan sosial terhadap career adaptability siswa SMK.
Sampel berjumlah 569 siswa SMK Negeri 1 Depok dan SMK Negeri 3 Depok,
teknik pengambilan data menggunakan simple random sampling. Alat ukur
yang digunakan untuk mengukur career adaptability pada penelitian ini adalah
CAAS (Career Adapt-Abilities Scale) yang dikembangkan oleh Savickas
(1997), alat ukur yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosi adalah
AES (Assessing Emotion Scale) yang dikembangkan oleh Schutte, Malouff &
Bhullar (2009), dan alat ukur untuk mengukur dukungan sosial yaitu MMPS
(Multidimensional Scale of Perceived Social Support) yang dikembangkan
oleh Zimet, Dahlem, Zimet & Farley (1988). Uji validitas alat ukur
menggunakan teknik confirmatory factor analysis (CFA). Analisis data
menggunakan teknik analisis multiple linier regression, dibantu dengan
software lisrel dan SPSS.
Hasil uji hipotesis mayor dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang
signifikan kecerdasan emosi dan dukungan sosial terhadap career adaptability
dengan nilai R2; 0.428 (42,8%) dan p-value; 0.000. Kemudian berdasarkan
hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi koefisien masing-masing
regresi terhadap dependent variable terdapat lima koefisien regresi yang
signifikan mempengaruhi career adaptability, yaitu aspek persepsi emosi,
pemahaman emosi orang lain, pemanfaatan emosi, dukungan keluarga dan
dukungan orang terdekat.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi siswa
SMK untuk lebih memerhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi career
adaptability.
G) Bahan bacaan: 4 Buku + 40 Jurnal

vi
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology
B) October, 2019
C) Mita Kurniawati
D) The Effect of Emotional Intelligence and Social Support on Career
Adaptability of Vocational High School Students
E) xiv + 81 pages + attachments
F) This study aims to determine the effects of emotional intelligence and social
support variables on career adaptability of vocational students.
The sample were 569 students from two Vocational High School in Depok,
they were SMK Negeri 1 Depok and SMK Negeri 3 Depok. This study used a
simple random sampling model. The measuring instruments in this study were
CAAS (Career Adapt-Abilities Scale) which were developed by Savickas (1997),
AES (The Assessing Emotion Scale) developed by Schutte, Malouff & Bhullar
(2009), and MMPS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support)
developed by Zimet, Dahlem, Zimet & Farley (1988). The validity test of the
measuring instrument used was Confirmatory Factor Analysis (CFA)
technique in Lisrel. Testing the hypothesis in this study used multiple linier
regression analysis technique in SPSS.
The result of major hypothesis test show that there are significant effect of
emotional intelligence and social support on career adaptability with the value
of R2; 0.428 (42,8%) and p-value; 0.000. Furthermore, the result of minor
hypothesis test that examined the significant coefficient for each of regression
toward the dependent variable, there are five coefficient significant regressions
that affecting the career adaptability, there are perception of emotions aspect,
understanding other’s emotions, utilizing emotions, perceived support from
family and from a significant other.
The outcome of this study can be suggested to be a positive advice for
vocational students to pay more attention the factors that may affect the career
adaptability.
G) References: 4 Books + 40 Journals

vii
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Alhamdulillah, dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan Puji dan Syukur
kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul: “Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Dukungan
Sosial terhadap Career Adaptability Siswa SMK”. Shalawat teriring salam semoga
tetap terlimpahkan kepada junjungan besar, Nabiyullah Muhammad SAW. yang
telah berjuang keras untuk menyempurnakan akhlak al-karimah serta membawa
khazanah ilmu pengetahuan melalui al-Qur’an dan al-Hadits.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik tak lepas dari bantuan berbagai
pihak, baik dalam dukungan moril, materiil dan do’a. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih dengan tulus kepada :

1. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta periode 2019-2024 beserta jajarannya, sekaligus Penasihat
Akademik (PA) penulis selama menempuh perkuliahan.
2. Bambang Suryadi, Ph. D, dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
banyak waktu, tenaga, ilmu, nasihat dan saran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sangat baik.
3. Kedua orang tua, kakak dan adik tercinta penulis yang senantiasa memberikan
doa dan dukungannya serta segenap kasih sayang tak terhingga, segala bentuk
motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan
sampai tingkat perguruan tinggi.
4. Seuluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu,
bimbingan, arahan dan motivasi selama perkuliahan.
5. Abdul Baasit Pamungkas atas segala waktu, bantuan dan dukungan motivasi tak
terhingga kepada penulis serta kehadirannya dalam kehidupan penulis.
6. Siti Fatimah R.R dan Rismawati Aisyah atas waktu, tenaga, doa dan segala
bantuan kepada penulis dalam pengambilan data dan pengolahan data untuk
penelitian ini.

viii
7. Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI), Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Psikologi, Gerakan
Banten Mengajar (GBM), DEMA Fakultas Psikologi 2017-2018 atas satu masa
terindah selama menjadi pengurus dan bagian dari organisasi sehingga menjadi
pengalaman yang begitu berharga dan indah bagi kehidupan penulis.
8. Seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2015.
9. Seluruh pihak SMK Negeri 1 Depok dan SMK Negeri 3 Depok yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penelitian ini.
10. Kepada rekan, sahabat dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu atas doa, bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada
penulis.

Semoga Allah SWT. berkenan membalas segala kebaikan kalian. Penulis


menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir kata, besar harapan
penulis agar skripsi ini memberikan manfaat besar, khususnya untuk penulis dan
pembaca yang berkeinginan untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.

Jakarta, 2 Agustus 2019

Penulis

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................................iv
MOTTO..............................................................................................................................v
ABSTRAK.........................................................................................................................vi
ABSTRACT......................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................................... 8
1.2.1 Pembatasan Masalah ....................................................................................... 8
1.2.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 10
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................................. 10
1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 10
1.3.2 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 11
BAB 2 ............................................................................................................................... 12
LANDASAN TEORI ...................................................................................................... 12
2.1 Career Adaptability................................................................................................ 12
2.1.1 Definisi Career Adaptability ......................................................................... 12
2.1.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Career Adaptability................................. 14
2.1.3 Dimensi-dimensi Career Adaptability .......................................................... 16
2.1.4 Alat Ukur Career Adaptability ...................................................................... 17
2.2 Kecerdasan Emosi .................................................................................................. 18
2.2.1 Definisi Kecerdasan Emosi ........................................................................... 18
2.2.2 Dimensi Kecerdasan Emosi ........................................................................... 20
2.2.3 Alat Ukur Kecerdasan Emosi ........................................................................ 21

x
2.3 Dukungan Sosial .................................................................................................... 22
2.3.1 Definisi Dukungan Sosial .............................................................................. 22
2.3.2 Subskala Dukungan Sosial ............................................................................ 24
2.3.3 Alat Ukur Dukungan Sosial........................................................................... 25
2.4 Kerangka Berpikir .................................................................................................. 26
2.5 Hipotesis Penelitian................................................................................................ 32
BAB 3 ............................................................................................................................... 34
METODE PENELITIAN ............................................................................................... 34
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................................................. 34
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......................................... 35
3.3 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................ 37
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 37
3.4 Uji Validitas Konstruk ........................................................................................... 41
3.4.1 Uji Validitas Konstruk Career Adaptability.................................................. 44
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kecerdasan Emosi .................................................... 46
3.4.3 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial ...................................................... 51
3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................................. 55
BAB 4 ............................................................................................................................... 58
HASIL PENELITIAN .................................................................................................... 58
4.1 Gambaran Subjek Penelitian .................................................................................. 58
4.2 Hasil Analisis Deskriptif ........................................................................................ 58
4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel ............................................................................ 60
4.3 Uji Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 61
4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian ............................................................. 61
4.3.2 Pengujian Proporsi Varians ........................................................................... 67
BAB 5 ............................................................................................................................... 70
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN..................................................................... 70
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 70
5.2 Diskusi ................................................................................................................... 71
5.3 Saran ...................................................................................................................... 75
5.3.1 Saran Teoritis ................................................................................................ 75
5.3.2 Saran Praktis.................................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 77
LAMPIRAN .................................................................................................................... 82

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Sampel...................................................................................................33
Tabel 3.2 Skor Pengukuran Skala ..........................................................................38
Tabel 3.3 Blue print Career Adaptability ..............................................................39
Tabel 3.4 Blue print skala Kecerdasan Emosi........................................................40
Tabel 3.5 Blue print skala Dukungan Sosial ..........................................................41
Tabel 3.6 Muatan Faktor Career Adaptability ......................................................45
Tabel 3.7 Muatan Faktor Persepsi Emosi ..............................................................46
Tabel 3.8 Muatan Faktor Pengaturan Emosi Diri ................................................ 48
Tabel 3.9 Muatan Faktor Pemahaman Emosi Orang lain ......................................49
Tabel 3.10 Muatan Faktor Pemanfaatan Emosi ....................................................51
Tabel 3.11 Muatan Faktor Dukungan Keluarga ...................................................52
Tabel 3.12 Muatan Faktor Dukungan Teman........................................................53
Tabel 3.13 Muatan Faktor Dukungan Orang Terdekat .........................................55
Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian .................................................................58
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ..................................................59
Tabel 4.3 Norma kategorisasi ................................................................................60
Tabel 4.4 Kategorisasi skor variabel penelitian ....................................................60
Tabel 4.5 Model Summary Analisis Regresi ..........................................................62
Tabel 4.6 Hasil uji F ..............................................................................................63
Tabel 4.7 Koefisien regresi ....................................................................................64
Tabel 4.8 Proporsi Varians DV pada setiap IV .....................................................68

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian ................................................ 31

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ...........................................................................82


Lampiran 2 Output CFA ........................................................................................88
Lampiran 3 Output Deskriptif dan Hasil Uji Regresi ............................................97

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Career adaptability merupakan hal penting yang perlu dimiliki oleh siswa dalam

mempersiapkan karir di masa depan (Hirschi, 2009; Duffy, 2010; Santilli,

Marcionetti, Rochat, Rossier & Nota, 2016; Cabras & Mondo, 2017; Hartung,

Cadaret, 2017). Career adaptability memiliki dampak positif terhadap karir

seseorang. Career adaptability yang tinggi akan membuat seseorang lebih

memproyeksikan dirinya di masa depan dan merasakan lebih sedikit hambatan karir

serta mewujudkan tujuan karir ke dalam perilaku (Soresi, Nota & Ferrari, 2012).

Sebaliknya, career adaptability yang rendah akan membuat seseorang

berkeinginan untuk keluar atau mengundurkan diri dari sebuah organisasi (Chan &

Xin Mai, 2015) dan memperoleh pekerjaan yang berkualitas rendah (Koen, Klehe,

Vianen, Zikic & Nauta, 2010).

Individu pada masa remaja pertengahan berada pada tahap eksplorasi karir

(Hartung, 2013) dan sudah mulai menghadapi tugas dan tantangan karir yang lebih

serius dari masa sebelumnya (Agustiani, 2006). Havighurst (dalam Monks, Knoers,

& Haditono, 2014) menyatakan bahwa salah satu tugas remaja dalam tahap

perkembangan adalah mempersiapkan masa depan termasuk karir. Di Indonesia,

individu pada masa remaja pertengahan umumnya adalah siswa yang sedang

menempuh pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) atau SMK (Sekolah

Menengah Kejuruan). Tugas pemilihan karir pada masa tersebut terwujud dalam

1
2

bentuk memikirkan profesi yang akan dijalani atau rencana melanjutkan studi di

perguruan tinggi (Germeijs & Verschueren, 2006).

SMK menjadi harapan pemerintah Indonesia dalam upaya mengatasi

pengangguran, sebab SMK merupakan suatu wadah yang dipersiapkan untuk

melatih siswa agar menjadi tenaga kerja terampil sesuai bidangnya (Direktorat

Pembinaan SMK, 2017). Pemerintah terus mempromosikan SMK sebagai pencetak

tenaga kerja yang siap memasuki dan berpartisipasi dalam dunia kerja melalui

program kampanye “SMK Bisa!”. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan,

model pendidikan di SMK lebih mengedepankan praktik daripada teori, sehingga

diharapkan setelah lulus siswa lebih siap bekerja dan lebih mudah mendapatkan

pekerjaan (Rosulin & Paramita, 2016).

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 15 yang menyatakan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah

yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu

(Kemendikbud 2003). Lebih lanjut, salah satu tujuan khusus pendidikan menengah

adalah menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja

mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat

menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

Dengan demikian pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

bermaksud mempersiapkan kompetensi peserta didik agar dapat bekerja dalam

bidang terentu sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia industri dan

dunia usaha (DU/DI).


3

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Agustus 2018, tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari lulusan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) masih mendominasi di antara tingkat pendidikan lain, yaitu sekitar

11,24 %. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, pada

2018 TPT dari lulusan SMK berada pada tren positif karena mengalami penurunan

jumlah pengangguran, semula di tahun 2017 TPT dari lulusan SMK sebesar 11,41

% menjadi 11,24 % pada tahun 2018. Meskipun mengalami penurunan sebesar 0,17

% porsi jumlah pengangguran lulusan SMK masih jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lain. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau

tidak terserap oleh pasar kerja, terutama pada tingkat pendidikan SMK serta

Diploma I/II/III (Badan Pusat Statistik, 2018).

Ketidaksesuaian kualifikasi lulusan dengan yang dibutuhkan perusahaan

menjadi salah satu penyebab pengangguran (Suyanto & Ariadi, 2013). Selain itu,

Suyanto & Ariadi (2013) mengungkapkan bahwa pengangguran juga dapat

disebabkan oleh sifat feodalisme, tidak memiliki motivasi bekerja, lapangan kerja

yang memerlukan keterampilan khusus, ketidaksesuaian keterampilan yang

dimiliki lulusan dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha dan industri serta

pertumbuhan ekonomi dan usaha mencari pekerjaan menemui jalan buntu. Di sisi

lain, pemerintah sudah berusaha mengatasi pengangguran dengan mengeluarkan

paket kebijakan ekonomi untuk meningkatkan investasi sebagai upaya menambah

lapangan pekerjaan.
4

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan

individu dalam menghadapi masa transisi dari lingkungan sekolah ke dunia kerja

adalah dengan cara mempersiapkan karir secara tepat. Persiapan yang tepat

memungkinkan individu sukses dalam mencari dan menemukan pekerjaan serta

meningkatkan karir (Hirschi, 2009).

Career adaptability penting untuk dimiliki para siswa SMK yang

dipersiapkan langsung bekerja setelah lulus sekolah. Menyadari kompetensi,

memeriksa pemilihan karir seseorang dan melakukan perencanaan karir, dapat

meningkatkan kemungkinan untuk menemukan pekerjaan yang sesuai bagi

individu (Zikic & Klehe, 2006 dalam Koen, dkk., 2013).

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa individu yang mampu

beradaptasi dalam karir akan lebih mampu menemukan kesempatan kerja yang

lebih baik, sukses dalam menghadapi masa transisi, serta mendapatkan pekerjaan

yang berkualitas (Klehe, Zikic, van Vianen, Koen & Buyken, 2012). Individu yang

memiliki adaptabilitas karir tinggi lebih sukses dalam menghadapi masa transisi,

beresiko lebih kecil menjadi penganggur dalam jangka waktu yang lama dan

membuat pilihan karir yang lebih baik (Creed, dkk., 2003; Gemerjis &

Verschueren, 2007, Koen, dkk., 2013). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa penting bagi siswa calon lulusan SMK untuk mengembangkan adaptabilitas

karir.
5

Terdapat banyak faktor yang memengaruhi career adaptability diantaranya

faktor internal, eksternal dan lingkungan demografi. Faktor internal terdiri atas

optimisme (Santilli, Marcionetti, Rochat, Rossier& Nota, 2016), kecerdasan emosi

(Coetzee, Harry, 2013; Dharmariana, 2015; Di Fabio, E. Kenny, 2014; Celik,

Storme, 2017), self evaluation (Bahtiar, 2015), hardiness (Coetzee, Harry, 2015;

Velly Ndlovu, 2017), self regulation (Dharmariana, 2015), sense of control (Duffy,

2010). Faktor eksternal terdiri atas lingkungan (Tian & Fan, 2012), dukungan sosial

(Hirschi, 2009; Di Fabio, E. Kenny, 2014; Han, Rojewski, 2014; Zhongming &

Ying, 2015 dan Chunna, Yuzhen & Zhijun, 2019). Profil demografi gender (Han,

Rojewski, 2014).

Berdasarkan uraian tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi career

adaptability, peneliti mengangkat dua faktor yang dijadikan independent variable,

yaitu kecerdasan emosi dan dukungan sosial. Alasannya karena setelah menelusuri

trend penelitian kecerdasan emosi dan dukungan sosial merupakan independent

variable yang tepat dikaitkan dengan siswa SMK.

Terkait dengan penelitian sebelumnya tentang pengaruh kecerdasan emosi

terhadap career adaptability, terdapat beberapa penelitian yang menjadi acuan

peneliti untuk melakukan penelitian. Young, Paseluikho, & Valach dalam Coetzee

& Harry (2013) mengatakan masa transisi mendorong individu untuk mampu

menggunakan potensi mereka dan mengendalikan emosinya secara mandiri. Peran

emosi dalam diri individu dianggap sebagai energi yang mengontrol dan mengatur

semua tindakan. Emosi yang dapat dikelola dengan baik menunjukkan bahwa

individu tersebut memiliki kecerdasan emosional.


6

Kecerdasan emosional (emotional intelligence) adalah kemampuan

individu mengatur emosi untuk memandu mereka berpikir dan berperilaku terkait

dengan persepsi serta perasaan akan pengaturan rencana dan tindakan tentang karir

dan tugas (Brown, dkk., dalam Coetzee & Harry 2013). Kecerdasan emosi

menggabungkan aspek-aspek penting dari hubungan personal dan intrapersonal,

adaptabilitas, suasana hati, dan keterampilan manajemen stres yang memiliki efek

mendalam pada siswa.

Kecerdasan emosi juga memiliki fungsi untuk mendukung karir termasuk

dalam memprediksi career adaptability. Hasil penelitian Dharmariana (2015)

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan

adaptabilitas karir (career adaptability) pada mahasiswa tingkat akhir di

Universitas Airlangga. Adaptabilitas dalam konteks pendidikan merupakan pangkal

dari karir. Adaptabilitas karir merupakan kesiapan menghadapi tugas untuk

mempersiapkan dan memiliki peran dalam pekerjaan serta mampu menyesuaikan

diri dengan perubahan yang tidak terprediksi pada sebuah pekerjaan dan kondisi

kerja.

Selain kecerdasan emosi, beberapa peneliti telah meneliti tentang career

adaptability berkaitan dengan variabel eksternal, diantaranya dukungan sosial.

Penelitian Palladino Schultheiss, Palma, dan Manzi, dalam Hirschi (2009)

menunjukkan bahwa figur-figur penting berperan secara signifikan dalam

memberikan pemahaman tentang dunia kerja.


7

Kemudian, penelitian Weisnberg dan Aghakhani dalam Creed, Falon, &

Hood (2008) menunjukkan bahwa kemampuan untuk memfokuskan karir sangat

bergantung pada lingkungan sosial. Lent, Hackett, dan Brown dalam Han dan

Rojewski (2015) mengatakan bahwa keluarga, teman, dan guru memfasilitasi

persiapan karir dan transisi dari sekolah ke dunia kerja.

Penelitian ini melihat bahwa bantuan yang diberikan oleh figur-figur

penting dalam kehidupan seseorang memfasilitasi perkembangan career

adaptability. Konsep yang sesuai untuk menggambarkan bantuan dari figur-figur

penting di sekitar individu adalah dukungan sosial. Menurut Hui, dkk. (2018)

dukungan sosial adalah dukungan material, informasi, dan sumber-sumber

psikologi yang diperoleh dari hubungan sosial untuk membantu menenangkan

dalam kondisi stres. House dalam Thoits (1982) mengungkapkan bahwa dukungan

sosial yang diberikan orang lain berupa dukungan emosional, informasi,

instrumental dan appraisal. Individu yang memperoleh dukungan sosial lebih

tenang, diperhatikan, memiliki rasa percaya diri, dan kompeten (Kumala & Ahyani,

dalam Ushfuriyah, 2015).

Berdasarkan fenomena dan beberapa penelitian terdahulu yang telah

diuraikan, dapat dilihat bahwa perlu adanya penelitian career adaptability pada

siswa sekolah kejuruan karena selain merupakan salah satu tugas perkembangan

yang penting bagi siswa dalam menentukan karir di masa depan, siswa juga

memerlukan persiapan yang baik dalam menghadapi kesiapan langsung memasuki

dunia pekerjaan ketika lulus sekolah.


8

Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui apakah siswa Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang dibentuk sebagai individu yang dipersiapkan

bekerja setelah lulus sekolah memiliki adaptabilitas karir (career adaptability)

dalam mengatasi transisi karir sehingga dapat bekerja dalam bidang tertentu sesuai

dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia industri dan dunia usaha

(DU/DI). Penulis melakukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh

Kecerdasan Emosi dan Dukungan Sosial terhadap Career Adaptability Siswa

SMK”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Mengingat sangat luasnya kaitan variabel yang akan diteliti pada

variabel career adaptability, agar penelitian lebih terarah maka peneliti

melakukan beberapa pembatasan dalam penelitian ini. Terdapat beberapa

faktor yang memengaruhi career adaptability, diantaranya faktor internal,

faktor eksternal dan faktor lingkungan demografi. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan faktor internal yaitu kecerdasan emosi kemudian

pada faktor eksternal yaitu dukungan sosial.

1. Career Adaptability

Career adaptability adalah sebuah konstruk psikososial yang

menunjukkan kesiapan individu dalam mengatasi berbagai tugas

perkembangan vokasional yang meliputi keinginan untuk memenuhi

tugas-tugas karir, transisi karir dan menghadapi trauma karir dengan


9

langkah yang tepat (Savickas, 1997), dengan empat dimensi yaitu career

concern, career control, career curiosity dan career confidence.

2. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi adalah jenis kecerdasan yang melibatkan

kemampuan untuk memantau emosi diri dan orang lain, serta

menggunakan infromasi untuk membimbing pemikiran dan tindakan

seseorang. Berupa konstruk yang dilihat sebagai sifat laten, merupakan

suatu kompetensi atau keterampilan dalam individu yang mungkin atau

tidak mungkin ditampilkan dalam fungsi sehari-hari (Schutte, Malouff

& Bhullar, 2009), dengan empat dimensi yaitu persepsi emosi,

pengaturan emosi diri, pemahaman emosi orang lain dan pemanfaatan

emosi.

3. Dukungan Sosial

Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada

dukungan sosial yang diterima individu dari orang-orang terdekat, yaitu

berupa sumber dukungan dari keluarga, teman dan orang yang berarti

disekitar individu (Zimet, Dahlem, Zimet & Farley, 1988), dengan tiga

dimensi dukungan sosial dilihat dari sumber dukungan yaitu dukungan

keluarga, dukungan teman dan dukungan orang terdekat.

4. Responden dalam penelitian ini adalah 569 siswa-siswi SMK kelas XI

di SMK Negeri 1 Depok dan SMK Negeri 3 Depok tahun 2019.


10

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada paragraf di atas, maka

masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari kecerdasan emosi dan dukungan

sosial terhadap career adaptability siswa SMK?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi (persepsi emosi,

pengaturan emosi diri, pemahaman emosi orang lain dan pemanfaatan emosi)

dan dukungan sosial (keluarga, teman dan orang terdekat) terhadap career

adaptability siswa SMK?

3. Seberapa besar proporsi varian dari variabel career adaptability yang dapat

secara bersama-sama diprediksi oleh variabel kecerdasan emosi dan

dukungan sosial?

4. Prediktor apa saja yang pengaruhnya paling dominan terhadap career

adaptability?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat menguji apakah ada pengaruh yang

signifikan dari kecerdasan emosi (persepsi emosi, pengaturan emosi diri,

pemahaman emosi orang lain dan pemanfaatan emosi) dan dukungan sosial

(keluarga, teman dan orang terdekat) terhadap career adaptability siswa SMK.
11

1.3.2 Manfaat Penelitian

Berikut adalah manfaat dari penelitian ini, yaitu :

1.3.2.1. Manfaat Teoritis :

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai data tambahan

terkait dengan career adaptability siswa SMK.

b. Untuk memperkaya perbendaharaan kajian psikologi, terutama yang berkaitan

dengan psikologi pendidikan, psikologi konseling dan juga psikologi industri

dan organisasi.

1.3.2.2. Manfaat Praktis :

Hasil penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran dan informasi kepada

siswa SMK mengenai career adaptability, menyadari pentingnya

mempersiapkan, merencanakan dan mengembangkan kompetensi keahlian yang

dijalani selama sekolah, merefleksikan emosi dengan hal yang positif seperti

berperilaku gigih, percaya diri, berusaha keras dan tekun dalam mencapai karir

sehingga siap menghadapi transisi karir untuk dapat segera bekerja dengan

kesiapan penuh secara psikis dan perilaku setelah lulus sekolah.


BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Career Adaptability

2.1.1 Definisi Career Adaptability

Sebagai langkah pertama dalam menjembatani segmen life span, life space

theory, Mark L. Savickas (1997) mengusulkan bahwa kemampuan

beradaptasi karir dinilai dapat menggantikan kematangan karir sebagai

konstruk utama dalam segmen teori pengembangan karir. Awalnya, Donald

E. Super mengidentifikasi kematangan karir sebagai proses sentral dalam

pengembangan karir remaja, namun kematangan karir terbukti kurang

bermanfaat untuk memahami pengembangan karir pada remaja. Oleh

karena itu, digantikannya konstruk kematangan karir menjadi adaptabilitas

karier dinilai dapat lebih banyak memberikan manfaat dalam dunia karier

(Savickas, 1997).

Konsep career adaptability mendukung seseorang untuk

mengembangkan karir dalam berbagai situasi baik pada usia anak, remaja

dan dewasa. Career adaptability adalah sebuah konstruk psikososial yang

menunjukkan kesiapan individu dalam mengatasi berbagai tugas

perkembangan vokasional yang meliputi keinginan untuk memenuhi tugas-

tugas karir, transisi karir dan menghadapi trauma karir dengan langkah yang

tepat (Savickas, 1997).

12
13

Career adaptability merupakan kecendrungan yang memengaruhi

cara seseorang dalam melihat kapasitasnya untuk merencanakan dan

menyesuaikan diri dengan rencana perubahan-perubahan dalam karirnya,

terutama dalam menghadapi hal yang tidak terprediksi Rottinghaus, Day &

Borgen (dalam Creed, Fallon & Hood, 2008). Tian & Fan (2014)

menambahkan bahwa career adaptability berhubungan kuat dengan

kesejahteraan individu baik secara umum maupun dalam konteks

profesional pekerjaan.

Creed et al. (2008), mendefinisikan career adaptability sebagai

proses regulasi diri, yang menekankan pentingnya hubungan antara individu

dengan lingkungannya, dan menekankan bagaimana individu dapat

mengelola masalah yang dihadapi. Hakikat career adaptability menurut

Super (dalam Abdillah, 2014) adalah kesiapan yang dimiliki individu pada

dua hal yakni kesiapan dalam mengatasi perubahan pekerjaan dan situasi

kerja.

Pada penelitian ini, peneliti fokus kepada definisi career

adaptability dari Savickas (1997) yaitu career adaptability merupakan

konstruk psikososial yang menunjukkan kesiapan individu dalam mengatasi

berbagai tugas perkembangan vokasional yang meliputi keinginan untuk

memenuhi tugas-tugas karir, transisi karir dan menghadapi trauma karir

dengan langkah yang tepat.


14

2.1.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Career Adaptability

Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi career adaptability,

diantaranya:

1. Faktor Internal

a) Rasa Pengendalian

Duffy (2010) rasa pengendalian cenderung membuat seorang

meningkatkan career adaptability. Lebih lanjut Duffy (2010)

menjelaskan bahwa rasa pengendalian membantu seseorang untuk

lebih proaktif dalam beradaptasi sesuai dengan harapan lingkungan.

b) Kecerdasan Emosi

Penelitian Coetzee & Harry (2013) pada 409 agen call center di

Afrika (usia rata-rata 32 tahun) menunjukkan bahwa kecerdasan

emosi berkaitan dengan kemampuan beradaptasi karir. Berdasarkan

hasil tersebut diketahui bahwa mengelola emosi sendiri

memberikan kontribusi terbesar dalam menjelaskan keseluruhan

kecerdasan emosional dan varians dalam kemampuan beradaptasi

karir secara keseluruhan dengan empat domain career adaptabilty.

2. Faktor Eksternal

a) Dukungan Sosial

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial merupakan

salah satu faktor yang signifikan memengaruhi career adaptability

(Hirschi, 2009). Dukungan sosial yang dirasakan dari orang-orang

terdekat memengaruhi individu yang dalam tahap perkembangan


15

dewasa awal untuk mengeksplorasi karier (Creed, Fallon, & Hood,

2008). Dukungan dari keluarga dan teman berupa motivasi dan

informasi terkait dengan karir.

b) Lingkungan belajar

Lingkungan belajar memengaruhi career adaptability karena situasi

di lingkungan belajar membantu individu mengambil keputusan

dan memerlakukan mereka berbeda sesuai dengan kemampuannya

(Tian & Fan, 2014).

3. Profil Demografi

a) Jenis kelamin (gender)

Laki-laki dan perempuan senantiasa memiliki komponen yang

berbeda dalam pembentukan identitasnya. Penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa remaja laki-laki cenderung memiliki

ketidakpastian yang lebih besar tentang aspirasi karier mereka

daripada remaja perempuan, remaja laki-laki juga ditemukan

sangat bergantung pada feedback positif dan dukungan dari orang

tua mereka (Gutman & Schoon, 2012).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengangkat dua faktor yang

akan dijadikan independent variable, yaitu kecerdasan emosi dan dukungan

sosial. Alasannya karena setelah menelusuri trend penelitian kecerdasan

emosi dan dukungan sosial merupakan independent variabel yang tepat

dikaitkan dengan siswa SMK.


16

2.1.3 Dimensi-dimensi Career Adaptability

Sarvickas (1997) membagi career adaptability menjadi empat dimensi,

yaitu:

1. Career Concern

Career concern berfokus pada pertimbangan kesempatan atau harapan

dalam hidup dan perasaan optimis, career concern merujuk pada

kecendrungan seseorang untuk memiliki kesadaran, mempersiapkan,

merencanakan dan mengembangkan karir yang sesuai.

2. Career Control

Career control merupakan cara individu meregulasi diri untuk

menyesuaikan kebutuhan pada situasi yang berbeda, tetapi juga dapat

memengaruhi dan mengontrol lingkungan, career control merujuk pada

perilaku menentukan pilihan, ketegasan, kedisiplinan dan kemauan

dalam mewujudkan karir.

3. Career Curiosity

Career curiosity merupakan perilaku aktif individu untuk mencari tahu

informasi dan cara mengembangkan karir untuk meningkatkan peluang

sosial, career curiosity merujuk pada perilaku seperti mencoba hal baru,

mengambil risiko, mencari informasi dan perasaan ingin tahu.

4. Career Confidence

Career confidence merupakan kemampuan individu untuk berpedoman

pada pendapat dan tujuan sendiri dalam memecahkan masalah ketika

menghadapi hambatan atau rintangan, career confidence merefleksikan


17

perilaku gigih, percaya diri, berusaha keras dan tekun dalam mencapai

karir.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti menggunakan dimensi

Savickas (1997). Dimensi career adaptability yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu career concern, career control, career curiosity dan

career confidence.

2.1.4 Alat Ukur Career Adaptability

Adapun pengukuran yang digunakan dalam mengukur career adaptability,

yaitu:

1. Career Adapt-Abilities Scale (CAAS). Alat ukur ini dikembangkan oleh

Savickas (1997), yang terdiri dari 24-item. Alat ukur ini dibagi menjadi

empat dimensi, yaitu career concern, career control, career curiosity

dan career confidence. Dari versi Internasional, skor reliabilitas yang

dihasilkan dari total skor CAAS-International sebesar (0,92), lebih

tinggi dari angka reliabilitas masing-masing sub skala kepedulian

(0,83), kontrol (0,74), keingintahuan (0,79) dan keyakinan (0,85).

2. Career Issues Survey. Alat ukur ini dikembangkan oleh Creed, Fallon &

Hood (2008) dalam penelitian yang mereka lakukan untuk melihat

kaitan adaptabilitas karir, situasi dan konsentrasi dalam karir. Creed

menggunakan berbagai alat ukur berdasarkan dimensi-dimensi

adaptabilitas karir, mereka mengoperasionalisasikan adaptabilitas

kedalam karakteristik perkembangan kritikal dari dimensi career


18

adaptability (exploration, decision-making, planfulness) dan regulasi

diri.

Pada penelitian ini penulis menggunakan Career Adapt-Abilities

Scale (CAAS) yang dikembangkan oleh Savickas (1997). Alasan

penulis menggunakan alat ukur ini adalah karena dimensi-dimensi pada

CAAS (career concern, career control, career curiosity dan career

confidence) sesuai dengan hal yang akan diukur. Selain itu, CAAS

memiliki koefisien alpha sebesar (0,92), lebih tinggi dari angka

reliabilitas masing-masing sub skala kepedulian (0,83), kontrol (0,74),

keingintahuan (0,79) dan keyakinan (0,85).

2.2 Kecerdasan Emosi

2.2.1 Definisi Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi adalah jenis kecerdasan yang melibatkan

kemampuan untuk memantau emosi diri dan orang lain, serta menggunakan

infromasi untuk membimbing pemikiran dan tindakan seseorang. Berupa

konstruk yang dilihat sebagai sifat laten, merupakan suatu kompetensi atau

keterampilan dalam individu yang mungkin atau tidak mungkin ditampilkan

dalam fungsi sehari-hari (Schutte, Malouff & Bhullar, 2009),

Menurut Gardner, kecerdasan emosi merupakan bagian dari

kecerdasan sosial, yang disebut sebagai kecerdasan pribadi. Salah satu

aspek kecerdasan pribadi ada yang berhubungan dengan perasaan dan cukup

dekat dengan apa yang kita sebut kecerdasan emosi (dalam Mayer, Salovey,
19

Caruso & Sitarenios, 2001). Kecerdasan emosi mengacu pada kemampuan

untuk mengenali makna dan hubungan suatu emosi, serta menggunakannya

sebagai dasar dalam penalaran dan pemecahan masalah (Mayer, Salovey,

Caruso & Sitarenios, 2001).

Menurut Wong & Law (2004), kecerdasan emosi adalah

kemampuan untuk dapat memahami dan mengekspresikan emosi diri

sendiri, memahami dan merasakan perasaan emosi orang di sekitarnya serta

mengatur dan menggunakan emosi untuk mengarahkan individu dalam

beraktivitas dan bekerja. Kecerdasan emosi berkembang dari waktu ke

waktu, cenderung berubah dalam kehidupan seseorang dan dapat

ditingkatkan melalui program pelatihan (Di Fabio & Kenny, 2015).

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa tokoh,

pada penelitian ini peneliti menggunakan definisi dari Schutte, Malouff

& Bhullar (2009) Kecerdasan emosi adalah jenis kecerdasan yang

melibatkan kemampuan untuk memantau emosi diri dan orang lain, serta

menggunakan infromasi untuk membimbing pemikiran dan tindakan

seseorang. Berupa konstruk yang dilihat sebagai sifat laten, merupakan

suatu kompetensi atau keterampilan dalam individu yang mungkin atau

tidak mungkin ditampilkan dalam fungsi sehari-hari.


20

2.2.2 Dimensi Kecerdasan Emosi

Menurut Schutte, Malouff & Bhullar (2009) terdapat empat dimensi

kecerdasan emosi, yaitu :

1. Persepsi Emosi

Persepsi emosi adalah salah satu bentuk kemampuan individu dalam

mengenali emosi dirinya dan membentuk suatu persepsi positif.

Kemampuan mengenali emosi dirinya dan membentuk persepsi yang

positif bahwa setiap rintangan dapat terselesaikan. Seseorang dengan

kemampuan ini, dapat menyadari betul bahwa perasaannya

mempengaruhi kinerjanya.

2. Pengaturan Emosi Diri

Kemampuan mengendalikan, mengontrol dan mengelola emosi.

Seseorang yang memiliki kemampuan ini, mampu untuk tetap berpikir

jernih dan fokus dengan apa yang dilakukan meskipun berada dibawah

tekanan.

3. Pemahaman Emosi Orang lain

Kemampuan mengenali emosi orang lain. Seseorang dengan

kemampuan ini, dapat menunjukkan kepekaan dan pemahaman

terhadap perspektif orang lain.

4. Pemanfaatan Emosi

Kemampuan memotivasi diri sendiri. Seseorang dengan kemampuan

ini memiliki semangat juang yang tinggi untuk dapat meraih tujuan dan
21

memenuhi standar, serta memiliki kecenderungan berani mengambil

resiko dan terus belajar untuk meningkatkan kinerja mereka..

Berdasarkan uraian tersebut peneliti menggunakan dimensi Schutte,

Malouff & Bhullar (2009). Dimensi kecerdasan emosi yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu persepsi emosi, pengaturan emosi diri,

pemahaman emosi orang lain dan pemanfaatan emosi.

2.2.3 Alat Ukur Kecerdasan Emosi

Adapun alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur

kecerdasan emosional adalah sebagai berikut :

1. Bar’On Emotional Quotient Inventory, digunakan untuk mengukur

kecerdasan emosional seseorang yang terdiri dari 133 item pernyataan,

15 sub skala dan 5 faktor, yaitu intrapersonal, interpersonal,

adaptation, stress management dan general mood. Reliabilitas alat ukur

ini berada pada nilai 0,85.

2. Emotional Intelligence Scale terdiri dari 85 item pernyataan, 17 sub

skala dan 3 faktor, yaitu emphaty, autonomy dan emotional control.

Konsistensi internal skala ini relatif rendah, dengan beberapa nilai di

bawah 0.50.

3. Wong Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS). Skala ini berisi 16

item pernyataan yang masing-masing komponen terdiri dari 4 item pada

setiap sub skala. Adapun dimensinya adalah penilaian emosi diri,

penilaian emosi orang lain, pemanfaatan emosi dan regulasi emosi.

Reliabilitas alat ukur ini berkisar antara 0,70 sampai 0,85.


22

4. Assessing Emotion Scale (AES) oleh Schutte, Malouff, & Bhullar, 2009

dalam beberapa literatur disebut Selfreport Kecerdasan Emosional

Schutte, atau Skala Kecerdasan Emosional Schutte. Alat ini diciptakan

oleh Schutte dan rekan-rekannya, sebagai bentuk pengembangan dari

alat ukur kecerdasan emosi. Alat ini terdiri dari 33 item self-report yang

berfokus pada kekhasan kecerdasan emosional seseorang. Adapun

dimensi dalam alat ukur ini adalah kemampuan mengatur emosi diri,

persepsi emosi, pemahaman emosi, dan kemampuan menangani emosi

orang lain. Schutte, et al., (2009) menyebutkan bahwa AES yang

memiliki alfa Cronbach sebesar 0,90. Untuk sampel beragam di

berbagai studi, mean alpha AES adalah 0,87 untuk 33 item. Uji

reliabilitas juga dilakukan dan menunjukkan hasil 0,78 , dan untuk

bukti validitas juga telah teruji.

Dari beberapa alat ukur di atas, peneliti menggunakan skala

Assessing Emotion Scale (AES) yang dikembangkan oleh Schutte, Malouff,

& Bhullar, 2009. Hal ini dikarenakan AES sudah teruji validitas dan

reliabilitasnya lebih baik dari alat ukur lainnya, serta berkaitan dengan

dunia pendidikan.

2.3 Dukungan Sosial

2.3.1 Definisi Dukungan Sosial

Zimet, Dahlem, Zimet & Farley (1988) menggambarkan dukungan sosial

sebagai diterimanya dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat

individu meliputi dukungan keluarga, dukungan pertemanan dan dukungan


23

dari orang-orang yang berarti disekitar individu. Zimet et.al., (1988)

mengungkapkan bahwa sumber-sumber pemberi dukungan sosial (social

support) memengaruhi kualitas dukungan sosial yang dirasakan seseorang.

Taylor, Peplau dan Sears (2009) mendeskripsikan dukungan sosial

diyakini bisa menguatkan orang dalam menghadapi efek stress dan mungkin

meningkatkan kesehatan fisik. Sedangkan Cobb (1976, dalam Nurullah,

2012) menyatakan bahwa dukungan sosial merupakan informasi yang

mengarahkan individu untuk percaya bahwa dirinya diperhatikan dan

dicintai, dihargai dan ditolong oleh anggota dalam kelompok.

Sarafino (1990, dalam Afiatin dan Andayani, 1998) menyatakan

bahwa dukungan sosial adalah pemberian informasi baik verbal maupun

nonverbal, pemberian bantuan tingkah laku atau materi melalui hubungan

sosial yang akrab atau hanya disimpulkan dari keberadaan mereka yang

membuat individu merasa diperhatikan, bernilai dan dicintai. Berbeda

dengan Sarafino, Cutrona & Russel (1987) mendefinisikan dukungan sosial

sebagai pemenuhan kebutuhan dasar oleh orang lain untuk kesejahteraan

diri.

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan di atas, peneliti

menggunakan definisi dukungan sosial menurut Zimet et.al (1988) yang

menyatakan bahwa dukungan sosial merupakan dukungan yang diberikan

oleh orang-orang terdekat individu, meliputi dukungan keluarga, dukungan

teman, dan dukungan dari orang-orang terdekat di sekitar individu.


24

2.3.2 Subskala Dukungan Sosial

Zimet, Dahlem, Zimet & Farley (1988) membagi dukungan sosial menjadi

tiga subskala yang masing-masing menangani sumber dukungan yang

berbeda, yaitu:

1. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga (family) merupakan bantuan-bantuan yang

diberikan oleh keluarga terhadap individu seperti membantu dalam

membuat keputusan maupun kebutuhan secara emosional.

2. Dukungan Teman

Dukungan teman (friends) merupakan bantuan-bantuan yang diberikan

oleh teman-teman individu seperti membantu dalam kegiatan sehari-

hari maupun bantuan dalam bentuk lainnya.

3. Dukungan Orang Terdekat

Dukungan orang terdekat (significant other) atau bantuan yang

diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupan individu

seperti membuat individu merasa nyaman dan merasa dihargai.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti menggunakan skala dukungan

sosial Zimet, Dahlem, Zimet & Farley (1998). Subskala dukungan sosial

yang digunakan dalam penelitian ini masing-masing menggunakan

dukungan dari sumber yang berbeda yaitu dukungan keluarga, dukungan

teman dan dukungan orang terdekat.


25

2.3.3 Alat Ukur Dukungan Sosial

Adapun alat ukur yang dapat digunakan dalam mengukur dukungan sosial,

yaitu:

1. Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MMPS). Alat

ukur ini dikembangkan oleh Zimet, Dahlem, Zimet & Farley (1988).

MMPS terdiri dari 3 subskala, yaitu family, friends dan significant

other. MMPS terdiri dari 12-item yang masing-masing subskalanya

terbagi menjadi empat item. Reliabilitas yang dimiliki alat ukur ini

sebesar 0,85.

2. Interpersonal Support Evaluation List (ISEL). Alat ukur ini

dikembangkan oleh Dunkel-Schetter, C., Folkman. S., & Lazarus, R.

S. (1987). ISEL terdiri dari 40 item yang mengukur 4 aspek. Item ISEL

mencakup aspek tangible support, belonging support, self-esteem

support dan appraisal support.

3. Social Support Questionnaire (SSQ). Alat ukur ini dikembangkan oleh

Sarason, I. G., Levine, H. M., Basham, R. B. (1983). Alat ukur ini

terdiri dari 27 item. Alat ukur ini mengukur tipe kebutuhan dukungan

sosial (emotional, interpersonal dan material) dan mengevaluasi

kepuasan dukungan sosial yang diterima.

4. The Social Provision Scale (TSPS). Alat ukur ini dikembangkan oleh

Cutrona & Russell (1987). Alat ukur ini terdiri dari 24 item yang terdiri

dari enam komponen yaitu attachment, social integration, reassurance

of worth, reliable alliance, guidance dan opportunity for nurturance.


26

Dari beberapa alat ukur di atas, peneliti menggunakan skala

Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MMPS) yang

dikembangkan oleh Zimet, Dahlem, Zimet & Farley (1988).

2.4 Kerangka Berpikir

Career adaptability merupakan kesiapan individu untuk menghadapi

rintangan dalam kondisi transisi karir serta kemampuan untuk beradaptasi

dengan tugas-tugas yang bisa diperkirakan yang berkaitan dengan

mempersiapkan dan berpartisipasi dalam tuntutan pekerjaan serta kondisi

pekerjaan (Savickas, 1997), termasuk di dalamnya berpartisipasi dalam tuntutan

sekolah dalam mempersiapkan karirnya di masa yang akan datang. Savickas &

Porfeli (2012) mendeskripsikan career adaptability sebagai suatu hal yang

multidimensional dan hirarki, dimana untuk memiliki career adaptability yang

tinggi diperlukan empat strategi dimensi yang dapat mendukung individu dalam

meregulasi dirinya yaitu concern, control, curiosity dan confidence.

Adapun career adaptability dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal career adaptability

diantaranya adalah kecerdasan emosi (persepsi emosi, pengaturan emosi diri,

pemahaman emosi orang lain dan pemanfaatan emosi). Faktor eksternal adalah

dukungan sosial (keluarga, teman dan orang terdekat). Hipotesis peneliti pada

penelitian ini adalah career adaptability dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dan

dukungan sosial.
27

Independen variabel pertama yakni kecerdasan emosi, Coetzee & Harry

(2013) menyebutkan bahwa emotional intelligence berkaitan dengan

kemampuan beradaptasi karir. Berdasarkan hasil penelitian Coetzee & Harry

(2013) diketahui bahwa mengetahui emosi diri mengelola emosi sendiri secara

positif memberikan kontribusi terbesar dalam menjelaskan keseluruhan

kecerdasan emosional dan varians dalam kemampuan beradaptasi karir secara

keseluruhan dengan empat domain career adaptabilty.

Pada sektor pendidikan, Di Fabio, E. Kenny (2015) menunjukkan bahwa

jika seseorang memilliki emotional intelligence yang baik maka ia mampu

mengatasi tantangan karir dan memiliki adaptasi karir yang baik dalam trasnsisi

karirnya serta berdampak positif dengan kepuasan akademik. Begitupun dengan

siswa SMK di Indonesia yang dapat memahami, mengendalikan dan menangani

emosi dengan baik, maka ia akan fokus mempersiapkan tantangan dalam

menghadapi transisi karir dengan mengelola stress yang dirasakannya. Stress

yang dirasakan siswa sebelum lulus dalam hal mengambil keputusan untuk

melanjutkan sekolah atau bekerja dapat diatasi dengan meregulasi emosi negatif

menjadi positif yaitu meningkatkan kegigihan dan pemecahan masalah dengan

menjadikan hambatan tersebut sebagai peluang (Salovey, dkk, 2001).

Tidak menutup kemungkinan bagi lulusan SMK untuk dapat

menghadapi tantangan-tantangan yang ada di depannya, seperti meregulasi

emosi negatifnya sepereti perasaan galau, bingung, merasakan kurangnya

keterampilan atau perasaan ingin melanjutkan studi lagi serta memahami


28

perasaan orang disekitarnya seperti teman atau orang tuanya dengan kecerdasan

emosi yang dimiliki.

Dimensi pertama dari kecerdasan emosi adalah persepsi emosi yang

menjelaskan mengenai kemampuan individu untuk memahami emosinya

dengan baik dan mengekspresikannya secara alami dengan positif. Hal ini

sangat dibutuhkan oleh Siswa SMK yang akan mengalami transisi karir. Dalam

penelitian Coetzee & Harry (2013), diketahui bahwa dengan mengelola emosi

sendiri memberikan kontribusi terbesar dalam memprediksi kemampuan

beradaptasi karir.

Dimensi kedua dari kecerdasan emosi adalah pengaturan emosi diri

yang menjelaskan mengenai kemampuan individu untuk mengatur dan

mengelola emosi mereka ketika mengalami masalah emosional, seperti marah

ataupun stres. Celik & Storme (2017) menyebutkan bahwa individu yang

mampu mengelola emosinya, lebih mampu bertahan dan mampu

menyelesaikan permasalahan dengan tepat dan tidak mencampur aduk dengan

hal lainnya.

Dimensi ketiga dari kecerdasan emosi adalah pemahaman emosi orang

lain yang menjelaskan mengenai kemampuan individu untuk mengetahui dan

memahami emosi orang-orang di sekitar mereka. Dalam penelitian Celik &

Storme (2017) disebutkan bahwa seseorang yang mampu memahami,

menanggapi dan berempati terhadap emosi orang lain, mereka mampu

merespon hambatan, situasi sulit, ataupun kegagalan. Begitupun apabila siswa


29

SMK yang mengalami transisi karir dengan bersiap melanjutkan bekerja

mampu memahami, menanggapi dan berempati terhadap emosi orang lain,

mereka mampu merespon hambatan, situasi sulit ataupun kegagalan selama

mempersiapkan diri dalam memasuki duni kerja.

Dimensi keempat dari kecerdasan emosi adalah pemanfaatan emosi

yang menjelaskan mengenai kemampuan individu menggunakan emosinya

untuk mengarahkan individu dalam beraktivitas dan bekerja. Hasil penelitian

Coetzee & Harry (2013), Woo dan Celik & Storme (2017) menunjukkan bahwa

individu yang mampu menyemangati dirinya atas emosi yang dirasakan,

mereka dapat menjadikan hambatan sebagai peluang mencapai kesuksesan.

Begitupun siswa SMK yang mampu untuk menyemangati dirinya atas emosi

yang dirasakan dalam situasi sulit, mereka akan memiliki career adaptability

yang baik sehingga dapat mempersiapkan dirinya untuk memasuki dunia usaha

atau dunia industri setelah lulus sekolah.

Selain kecerdasan emosi, career adaptability juga dipengaruhi oleh

faktor eksternal, yaitu dukungan sosial. Penelitian Hirschi (2009); Han &

Rojewski (2015); Wang & Fu (2015); Guan, Capezio, Restubog, Read, Lajom,

& Li (2016); Hui, Yuen & Chen (2018); Chunna, Yuzhen & Zhijun (2019)

menunjukkan bahwa figur-figur dalam hidup siswa penting secara signifikan

dalam memberikan pemahaman tentang dunia kerja, serta dukungan sosial yang

diperoleh dari guru, teman dekat, dan keluarga akan memprediksi kesiapan

karir, perencanaan karir, eksplorasi karir, dan kepercayaan kompetensi karir di

antara siswa sekolah menengah.


30

Dukungan sosial yang bersumber dari keluarga merupakan hal penting

yang perlu dimiliki siswa (Wang & Fu, 2015) bantuan-bantuan yang diberikan

oleh keluarga untuk individu seperti membantu dalam membuat keputusan

maupun kebutuhan secara emosional. Untuk itu, siswa SMK yang akan

mengalami transisi karir perlu mendapatkan dukungan dari keluarga dalam

mempersiapkan dirinya menghadapi transisi pekerjaan yang setelah lulus

sekolah akan langsung bekerja.

Selanjutnya, dukungan sosial yang bersumber dari teman dapat

membantu siswa dalam menyiapkan segala sesuatu yang akan menunjang

karirnya di masa yang akan datang. Selama sekolah setiap individu memiliki

waktu yang lebih banyak dihabiskan bersama teman, dengan kebersamaan

tersebut ketika individu dengan individu lainnya saling memberikan dukungan

penuh untuk saling menyadarkan pentingnya mempersiapkan, merencanakan

dan mengembangkan karirnya, maka setiap siswa akan siap memasuki dunia

pekerjaan setelah lulus bekerja.

Kemudian, bantuan-bantuan yang bersumber dari orang terdekat siswa

dalam kehidupan individu seperti guru di sekolah, orang tua teman, sahabat dan

termasuk pula orang tua akan membuat individu merasa nyaman dan merasa

jauh lebih dihargai. Sehingga individu akan mencintai dirinya dan dapat

memproyeksikan perilakunya untuk mempersiapkan karirnya.


31

Meskipun budaya bekerja di Indonesia masih identik dengan bekerja di

sebuah perusahaan, dengan memiliki career adaptability siswa SMK bisa lebih

memiliki keterbukaan sikap dengan memanfaatkan setiap keterbatasan yang

dihadapinya, seperti memanfaatkan ilmu yang dicapainya selama bersekolah

dengan membuka usaha sendiri sehingga dapat mensiasati terbatasnya peluang

bekerja di sebuah perusahaan agar angka pengangguran yang masih didominasi

oleh lulusan SMK dapat berkurang dan tujuan pendidikan kejuruan dapat

terwujud.

Selanjutnya untuk lebih dapat memahami model pada penelitian ini,

penulis menyajikan skema kerangka berpikir sebagai berikut;

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Kecerdasan Emosi

Persepsi Emosi

Pengaturan Emosi Diri

Pemahaman Emosi Orang lain

Career
Pemanfaatan Emosi
Adaptability
Dukungan Sosial

Keluarga

Teman

Orang Terdekat
32

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan model pada Gambar 2.1 dan landasan teori yang telah

dikemukakan sebelumnya, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis Mayor

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari kecerdasan emosi (persepsi

emosi, pengaturan emosi diri, pemahaman emosi orang lain,

pemanfaatan emosi) dan dukungan sosial (keluarga, teman, orang

terdekat) terhadap career adaptability.

Hipotesis Minor

Ha.1 : Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi emosi dari

variabel kecerdasan emosi terhadap career adaptability.

Ha.2 : Terdapat pengaruh yang signifikan pengaturan emosi diri dari

variabel kecerdasan emosi terhadap career adaptability.

Ha.3 : Terdapat pengaruh yang signifikan pemahaman emosi orang lain

dari variabel kecerdasan emosi terhadap career adaptability.

Ha.4 : Terdapat pengaruh yang signifikan pemanfaatan emosi dari

variabel kecerdasan emosi terhadap career adaptability.

Ha.5 : Terdapat pengaruh yang signifikan dukungan keluarga dari

variabel dukungan sosial terhadap career adaptability.

Ha.6 : Terdapat pengaruh yang signifikan dukungan teman dari variabel

dukungan sosial terhadap career adaptability.


33

Ha.7 : Terdapat pengaruh yang signifikan dukungan orang terdekat dari

variabel dukungan sosial terhadap career adaptability.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi SMK Negeri 1 Depok dan

SMK Negeri 3 Depok. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 569 siswa dan

siswi kelas XI tahun 2019 di SMKN 1 Depok dan SMKN 3 Depok.

Tabel 3.1 Sampel


No Sekolah Jumlah
1 SMK Negeri 1 Depok 275
2 SMK Negeri 3 Depok 294

Jumlah 569
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara non

probability sampling, dimana setiap anggota populasi tidak memiliki

kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Peneliti menggunakan

salah satu teknik non probability sampling, yaitu purposive sampling.

Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas XI di SMK

Negeri 1 Depok dan SMK Negeri 3 Depok yang telah mengikuti Program Kerja

Lapangan (PKL).

34
35

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel career adaptability dalam penelitian ini berperan sebagai

dependent variable. Variabel kecerdasan emosi yang terdiri dari persepsi

emosi, pengaturan emosi diri, pemahaman emosi orang lain, pemanfaatan

emosi dan variabel dukungan sosial yang terdiri dari dukungan keluarga,

dukungan teman dan dukungan orang terdekat sebagai independent variable

dalam penelitian ini.

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian berdasarkan

penentuan dependent variable dan independent variable sebagai berikut:

1. Career Adaptability adalah kesiapan individu dalam mengatasi tugas

perkembangan, transisi pekerjaan dan trauma pekerjaan. Career

adaptability mencakup empat elemen yaitu career concern, career control,

career curiosity dan career confidence.

1) Career concern berfokus pada pertimbangan kesempatan atau harapan

dalam hidup dan perasaan optimis.

2) Career control merupakan cara individu meregulasi diri untuk

menyesuaikan kebutuhan pada situasi yang berbeda, tetapi juga dapat

memengaruhi dan mengontrol lingkungan.

3) Career curiosity merupakan perilaku aktif individu untuk mencari tahu

informasi dan cara mengembangkan karir untuk meningkatkan

peluang sosial.
36

4) Career confidence merupakan kemampuan individu untuk

berpedoman pada pendapat dan tujuan sendiri dalam memecahkan

masalah ketika menghadapi hambatan atau rintangan.

2. Kecerdasan Emosi adalah jenis kecerdasan yang melibatkan kemampuan

untuk mengetahui, memantau emosi diri dan orang lain, serta menggunakan

informasi untuk membimbing pemikiran dan tindakan seseorang. Adapun

dimensi kecerdasan emosi, yaitu:

1) Persepsi emosi merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali

emosi diri sendiri dan kemudian membentuk persepsi yang positif

bahwa setiap rintangan atau permasalahan dapat terselesaikan.

2) Pengaturan emosi diri merupakan kemampuan seseorang dalam

mengendalikan, mengontrol dan mengelola emosi diri sendiri.

3) Pemahaman emosi orang lain merupakan kemampuan dalam

mengenali emosi orang lain.

4) Pemanfaatan emosi merupakan kemampuan dalam memotivasi

dirinya. Seseorang dengan kemampuan ini, memiliki semangat yang

tinggi untuk dapat meraih tujuan dan memenuhi standar.

3. Dukungan Sosial merupakan hasil persepsi seseorang bahwa terdapat

dukungan yang diberikan oleh keluarga, teman dan orang terdekat lainnya

yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan hidup individu. Adapun

dimensi dukungan sosial terbagi menjadi tiga subskala yang masing-

masing menangani sumber dukungan yang berbeda, yaitu:


37

1) Dukungan keluarga merupakan dukungan yang bersumber dari

keluarga seperti membantu dalam membuat keputusan maupun

kebutuhan secara emosional.

2) Dukungan teman merupakan dukungan yang diberikan oleh teman-

teman individu seperti membantu dalam kegiatan sehari-hari maupun

bantuan dalam bentuk lainnya.

3) Dukungan orang terdekat merupakan dukungan yang berasal dari

orang terdekat yang dianggap spesial di dalam kehidupan individu

seperti membuat individu merasa nyaman, aman dan dihargai.

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pengisian kuesioner dengan menggunakan model Skala Likert. Pada

skala penelitian ini digunakan empat alternatif pilihan jawaban

menggunakan skala 1-4 (1: sangat tidak setuju – 4: sangat setuju).

Setiap individu bisa memiliki jawaban yang berbeda-beda, tidak ada

jawaban yang dianggap benar atau salah. Cara menjawabnya adalah dengan

memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif pilihan jawaban yang

sudah disediakan. Item disusun dalam bentuk pernyataan favorable (positif)

dan unfavorable (negatif).


38

Tabel 3.2

Skor Pengukuran Skala

Pernyataan
Alternatif Pilihan Jawaban
Favorable Unfavorable
Sangat tidak sesuai 1 4
Tidak sesuai 2 3
Sesuai 3 2
Sangat sesuai 4 1

3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam instrumen pengumpulan data, penelitian ini menggunakan

tiga macam alat ukur baku berdasarkan setiap jenis variabel yang ada.

Adapun ketiga alat ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Alat ukur career adaptability

Skala yang digunakan untuk meneliti career adaptability adalah Career

Adapt-Abilities Scale (CAAS) yang dikembangkan oleh Savickas

(1997). Skala ini terdiri dari 24-item pernyataan yang masing-masing

komponen terdiri dari 6-item pada setiap sub skala. Sub skala CAAS

terdiri dari 4 dimensi, yaitu Concern, Control, Curiosity dan

Confidence. Pada kategori jawaban peneliti memodifikasi menggunakan

skala model Likert dengan rentang 4 poin menggunakan skala 1 (sangat

tidak setuju) sampai dengan 4 (sangat setuju). Hal ini dilakukan agar

analisis dapat dilakukan dengan baik, sehingga dapat menghindari

responden yang memilih jawaban netral. Adapun blue print dari skala

career adaptability adalah sebagai berikut:


39

Tabel 3.3
Blue print Career Adaptability
Nomor
No Dimensi Indikator Jml
Fav Unfav
1 Concern a. Kesadaran karir 2,4
b. Persiapan karir 1,3
c. Perencanaan karir 5 6
d. Kepedulian terhadap 6
karir
2 Control a. Kemauan karir 7,8,11
6
b. Tanggungjawab karir 10,12 9
3 Curiosity a. Eksplorasi 13
lingkungan sekitar
b. Memanfatkan 18 14
peluang
c. Menelaah setiap 15
6
pilihan
d. Menggali beragam 16
cara
e. Mencari tahu secara 17
mendalam
4 Confidence a. Kepercayaan diri 19,23,
b. Kegigihan 24,20, 22 6
21
Jumlah 20 4 24
2. Alat ukur kecerdasan emosi

Skala yang digunakan untuk meneliti kecerdasan emosi adalah AES

(Assessing Emotion Scale) yang dikembangkan oleh Schutte, Malouff &

Bhullar (2009). Skala ini terdiri atas empat dimensi, yaitu persepsi

emosi, pengaturan emosi diri, pemahaman emosi orang lain dan

pemanfaatan emosi. AES (Assessing Emotion Scale) menggunakan

skala model Likert dengan rentang 4 poin menggunakan skala 1 (sangat

tidak setuju) sampai dengan 4 (sangat setuju). Adapun blue print skala

kecerdasan emosi adalah sebagai berikut:


40

Tabel 3.4

Blue print skala Kecerdasan Emosi

Nomor
No Dimensi Indikator Jml
Fav Unfav
1 Persepsi a. Kemampuan 9,15,19,22
emosi mengenali emosi
diri
7
b. Kemampuan 25,32 33
membentuk
persepsi positif
2 Pengaturan a. Kemampuan 3,10,12,14,
emosi diri mengatur 21,23
suasana hati 9
b. Kemampuan 2,31 28
berfikir jernih
3 Pemahaman a. Kemampuan 4,13,18
emosi orang memahami 26,29
lain emosi orang lain
b. Kemampuan 11,24,30 5
menanggapi
11
emosi orang lain
secara positif
c. Kemampuan 1,16
memposisikan
diri dengan baik
4 Pemanfaatan a. Kemampuan 6,8,27 6
Emosi untuk
memotivasi diri
b. Kemampuan 7,17,20
memiliki
harapan positif
Jumlah 30 3 33

3. Alat ukur dukungan sosial

Dalam penelitian ini, pengukuran dukungan sosial menggunakan skala

Multidimensional Scale of Perceived Social Support yang disusun oleh

Zimet et.al (1988). Alat ukur ini terdiri dari 12 item dengan nomor

item yang mengacu pada jurnal Psychometric Characteristics of the

Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet, Powell,


41

Farley, Werkman, & Berkoff, 1990). Skala ini terdiri dari tiga dimensi,

yaitu dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan orang

terdekat. Multidimensional Scale of Perceived Social Support

menggunakan skala model Likert dengan rentang 4 poin menggunakan

skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 4 (sangat setuju). Adapun

blue print skala dukungan sosial adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Blue print skala Dukungan Sosial

Nomor
No Dimensi Indikator Jml
Fav Unfav
1 Keluarga a. Pemecahan masalah 3,8,
melalui keluarga 11
b. Dukungan dan 4 4
bantuan emosional
dari keluarga
2 Teman a. Mendapatkan 6,7
bantuan dari teman
b. Strategi coping 12 4
yang efektif melalui
teman
3 Orang a. Merasa dihargai dan 2,10
Terdekat dipercaya
b. Merasa orang lain 1,5 4
bisa nyaman berada
bersama individu
Jumlah 12 12

3.4 Uji Validitas Konstruk

Instrumen penelitian diuji validitas dengan menggunakan metode

Confirmatory Factor Analysis (CFA). Confirmatory Factor Analysis (CFA)

adalah suatu bagian dari analisis faktor yang digunakan untuk menguji

apakah masing-masing item valid dalam mengukur konstruk yang hendak


42

diukur. Confirmatory Factor Analysis (CFA) diuji dengan menggunakan

software LISREL 8.7. Cara pengujian validitas item dengan metode CFA

yaitu:

1. Menguji apakah hanya terdapat satu faktor saja yang menyebabkan

item-item saling berkorelasi (hipotesis unidimensionalitas item).

Hipotesis ini diuji dengan chi-square untuk memutuskan ada atau tidak

ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dengan

matriks korelasi yang dihitung menurut teori atau model. Jika nilai chi-

square tidak signifikan (p > 0,05), maka hipotesis nihil yang menyatakan

bahwa “tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari

data dan model” tidak ditolak yang artinya item yang diuji mengukur

satu faktor saja (unidimensional).

Sedangkan, jika nilai chi-square signifikan (p < 0,05) maka hipotesis

nihil tersebut ditolak yang artinya item-item yang diuji ternyata

mengukur lebih dari satu faktor (multidimensional). Dalam keadaan

demikian maka peneliti melakukan modifikasi terhadap model dengan

cara memperbolehkan kesalahan pengukuran pada item-item saling

berkorelasi tetapi dengan tetap menjaga bahwa item hanya mengukur

satu faktor (unidimensional). Jika sudah diperoleh model yang fit (tetapi

tetap unidimensional) maka dilakukan langkah selanjutnya.

2. Menganalisis item mana yang menjadi sumber tidak fit. Beberapa hal

yang perlu diperhatikan untuk mengetahui item mana yang menjadi

sumber tidak fit, yaitu:


43

a. Melakukan uji signifikansi terhadap koefisien muatan faktor dari

masing-masing item dengan menggunakan t-test. Jika nilai t yang

diperoleh pada sebuah item tidak signifikan (t < 1,96), maka item

tersebut akan dieliminasi karena dianggap tidak signifikan

sumbangannya terhadap pengukuran yang sedang dilakukan.

b. Melihat arah dari koefisien muatan faktor (factor loading). Jika

suatu item memiliki muatan faktor negatif, maka item tersebut

dieliminasi karena tidak sesuai dengan pengukuran (berarti semakin

tinggi nilai pada item tersebut semakin rendah nilai pada faktor

yang diukur).

c. Sebagai kriteria tambahan (optional) dapat dilihat juga banyaknya

korelasi partial antara kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan

pengukuran pada suatu item yang berkorelasi dengan kesalahan

pengukuran pada item lain. Jika pada suatu item terdapat terlalu

banyak korelasi seperti ini (misalnya lebih dari tiga), maka item

tersebut juga akan dieliminasi. Alasannya adalah karena item yang

demikian selain mengukur apa yang ingin diukur juga mengukur hal

lain (multidimensional item).

d. Menghitung faktor skor. Jika langkah di atas telah dilakukan, maka

diperoleh item yang valid untuk mengukur apa yang ingin diukur.
44

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Career Adaptability

Pada uji validitas konstruk career adaptability, penulis menguji 24 item dari

konstruk career adaptability. Hasil awal uji validitas pengolahan data

konstruk career adaptability yang dilakukan terhadap 24 item diperoleh

Chi-Square = 2182.04, df = 252, P-value = 0.00000 (≤ 0.05), RMSEA =

0,116 (≥ 0.05) sehingga dapat dinyatakan bahwa model tidak fit, maka

peneliti melakukan modifikasi.

Setelah dilakukan modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square = 177.60,

df = 150, P-value = 0.06142 (≥ 0.05), RMSEA = 0.018 (≤ 0.05)

mengindikasikan item baik untuk menerima kesesuaian sebuah model dan

dapat dikatakan bahwa model dalam tes ini telah fit, artinya seluruh item

hanya mengukur satu faktor yaitu variabel career adaptability.

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya

adalah melihat t-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika t-value

>1.96 dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk

dimasukan ke dalam analisis data berikutnya, t-value dan koefisien muatan

faktor career adaptability dapat dilihat pada tabel 3.6


45

Tabel 3.6

Muatan Faktor Career Adaptability

No. Item Koefisien Standar T-Value Signifikan


Error
1 0.42 0.05 9.06 ✓
2 0.33 0.05 7.11 ✓
3 0.43 0.05 9.34 ✓
4 0.43 0.05 9.32 ✓
5 0.33 0.04 7.46 ✓
6 0.52 0.04 11.92 ✓
7 0.66 0.04 16.14 ✓
8 0.34 0.05 7.43 ✓
9 0.36 0.04 8.11 ✓
10 0.52 0.04 11.91 ✓
11 0.41 0.04 9.38 ✓
12 0.29 0.05 6.15 ✓
13 0.54 0.04 12.62 ✓
14 0.30 0.05 6.58 ✓
15 0.41 0.04 9.26 ✓
16 0.52 0.04 12.17 ✓
17 0.55 0.04 12.54 ✓
18 0.55 0.04 12.52 ✓
19 0.50 0.04 11.28 ✓
20 0.50 0.04 11.24 ✓
21 0.51 0.04 12.15 ✓
22 0.28 0.05 6.27 ✓
23 0.48 0.04 11.19 ✓
24 0.44 0.04 10.15 ✓
Chi-Square=177.60, df=150, P-value=0.6142, RMSEA=0.018
Keterangan: tanda (✓) = signifikan (t > 1.96)

Berdasarkan data pada tabel 3.6 diketahui bahwa seluruh item dapat

dikatakan valid dengan keseluruhan nilai t-value pada 24 item lebih

besar dari 1.96, koefisien atau lamda bersifat positif dan korelasi

residunya < 3 artinya seluruh item signifikan dalam mengukur skala

career adaptability dan dapat diikutsertakan dalam analisis uji

hipotesis.
46

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kecerdasan Emosi

3.4.2.1 Dimensi Persepsi Emosi

Untuk menganalisis item-item dari dimensi persepsi emosi peneliti

menggunakan metode CFA bersifat unidimensional, artinya benar item-item

tersebut mengukur dimensi penilaian emosi diri. Dilihat dari hasil analisis

pengolahan data diperoleh hasil Chi-Square = 1410.26, df = 14, P-Value =

0.00000 (≤ 0.05), RMSEA = 0.419 (≥ 0.05) sehingga dapat dinyatakan

bahwa model tidak fit, maka penulis melakukan modifikasi, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lain.

Setelah dilakukan modifikasi, didapat model satu faktor yang fit

dengan nilai Chi-Square = 15.15, df = 8, P-value = 0.05633 (≥ 0.05),

RMSEA = 0.040 (≤0.05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa model fit, yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) seluruh item mengukur

satu faktor yaitu persepsi emosi.

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya

adalah melihat t-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika t-value

> 1.96 dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan

untuk dimasukan ke dalam analisis data berikutnya. Nilai t-value dan

koefisien muatan faktor item persepsi emosi dapat dilihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7

Muatan Faktor Persepsi Emosi


47

Standar
No. Item Koefisien T-Value Signifikan
Error
9 0.54 0.04 13.71 ✓
15 0.53 0.04 13.31 ✓
19 0.91 0.03 26.86 ✓
22 0.13 0.04 2.98 ✓
25 0.47 0.04 11.65 ✓
32 0.63 0.04 16.36 ✓
33 0.96 0.03 29.82 ✓
Ket : tanda (✓) = signifikan (t > 1.96) tanda (×) = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa nilai t bagi koefisien

muatan faktor keseluruhan item dapat dikatakan valid dengan keseluruhan

nilai t-value pada ketiga item > 1.96, koefisien bersifat positif dan korelasi

residu < 3 artinya item signifikan dalam mengukur skala penilaian emosi

diri dan dapat diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

3.4.2.2 Dimensi Pengaturan Emosi Diri

Skala penilaian emosi orang lain terdiri atas 9 item. Penulis

menganalisis item tersebut menggunakan metode CFA bersifat

unidimensional, artinya benar item-item tersebut mengukur pengaturan

emosi diri. Dilihat dari hasil analisis pengolahan data diperoleh hasil Chi-

Square = 2013.35, df = 27, P-Value = 0.00000 ( ≤ 0.05), RMSEA = 0.360 (≥

0.05) sehingga dapat dinyatakan bahwa model tidak fit, maka penulis

melakukan modifikasi, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain.

Setelah dilakukan modifikasi, didapat model satu faktor yang fit

dengan nilai Chi-Square = 6.46, df = 7, P-value = 0.48698 (≥ 0.05), RMSEA

= 0.000 (≤ 0.05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa model fit, yang artinya
48

model dengan satu faktor (unidimensional) seluruh item mengukur satu

faktor yaitu pengaturan emosi diri.

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya

adalah melihat t-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika t-value

> 1.96 dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan

untuk dimasukan ke dalam analisis data berikutnya. Nilai t-value dan

koefisien muatan faktor item pengaturan emosi diri dapat dilihat pada tabel

3.8

Tabel 3.8
Muatan Faktor Pengaturan Emosi Diri

Standar
No. Item Koefisien T-Value Signifikan
Error
3 0.96 0.04 26.06 ✓
10 0.63 0.04 15.52 ✓
12 0.29 0.04 7.14 ✓
14 1.07 0.07 15.61 ✓
21 0.97 0.04 26.87 ✓
23 0.61 0.04 15.17 ✓
2 0.34 0.04 8.90 ✓
31 0.44 0.04 10.11 ✓
28 0.97 0.04 26.77 ✓
Keterangan : tanda (✓) = signifikan (t > 1.96)

Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa seluruh item valid

dengan nilai t-value < 1.96. Artinya seluruh item signifikan dalam

mengukur variabel serta dapat diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

3.4.2.3 Dimensi Pemahaman Emosi Orang lain

Dilihat dari hasil analisis pengolahan data diperoleh hasil Chi-

Square = 4304.05, df = 44, P-Value = 0.00000 (≤ 0.05), RMSEA = 0.413 (≥


49

0.05) sehingga dapat dinyatakan bahwa model tidak fit, maka penulis

melakukan modifikasi, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain.

Setelah dilakukan modifikasi, didapat model satu faktor yang fit

dengan nilai Chi-Square = 29.58, df = 22, P-value = 0.12895 (≥ 0.05),

RMSEA = 0.025 (≤ 0.05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa model fit, yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) seluruh item mengukur

satu faktor yaitu pemahaman emosi orang orang lain.

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya

adalah melihat t-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika t-value

> 1.96 dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan

untuk dimasukan ke dalam analisis data berikutnya. Nilai t-value dan

koefisien muatan faktor item pemahaman emosi orang lain pada tabel 3.9.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Pemahaman Emosi Orang lain


Standar
No. Item Koefisien T-Value Signifikan
Error
4 0.99 0.03 30.04 ✓
13 0.23 0.04 5.24 ✓
18 0.24 0.04 5.31 ✓
26 0.35 0.04 8.09 ✓
29 0.97 0.03 28.97 ✓
5 0.21 0.04 4.71 ✓
11 0.26 0.04 5.83 ✓
24 0.37 0.04 8.48 ✓
30 0.27 0.04 6.17 ✓
1 0.37 0.04 8.51 ✓
6 1.00 0.03 30.52 ✓
Keterangan : tanda (✓) = signifikan (t > 1.96)
50

Berdasarkan data pada tabel 3.9 dapat diketahui bahwa seluruh item

valid dengan nilai t-value > 1.96. Artinya seluruh item tersebut signifikan

dalam mengukur variabel pemahaman emosi orang lain serta dapat

diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

3.4.2.4 Dimensi Pemanfaatan Emosi

Dilihat dari hasil analisis pengolahan data diperoleh hasil Chi-

Square = 631.29, df = 9, P-Value = 0.00000 (≤ 0.05), RMSEA = 0.349 (≥

0.05) sehingga dapat dinyatakan bahwa model tidak fit, maka penulis

melakukan modifikasi, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain.

Setelah dilakukan modifikasi, didapat model satu faktor yang fit

dengan nilai Chi-Square = 8.45, df = 4, P-value = 0.07642 (≥ 0.05), RMSEA

= 0.044 (≤ 0.05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa model fit, yang artinya

model dengan satu faktor (unidimensional) seluruh item mengukur satu

faktor yaitu pemanfaatan emosi.

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya

adalah melihat t-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika t-value

> 1.96 dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan

untuk dimasukan ke dalam analisis data berikutnya. Nilai t-value dan

koefisien muatan faktor item pemanfaatan emosi pada tabel 3.10.


51

Tabel 3.10

Muatan Faktor Pemanfaatan Emosi


Standar
No. Item Koefisien T-Value Signifikan
Error
6 0.75 0.04 17.96 ✓
8 0.87 0.04 20.51 ✓
27 0.70 0.05 15.10 ✓
7 0.57 0.04 13.64 ✓
17 0.76 0.04 18.44 ✓
20 0.86 0.04 20.34 ✓
Keterangan : tanda (✓) = signifikan (t > 1.96)

Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa seluruh item valid

dengan nilai t-value > 1.96. Artinya seluruh item tersebut signifikan dalam

mengukur variabel pemanfaatan emosi.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial

3.4.3.1 Dimensi Dukungan Keluarga

Dilihat dari hasil analisis pengolahan data diperoleh hasil Chi-

Square = 11.76, df = 2, P-Value = 0.00279 (≤ 0.05), RMSEA = 0.093 (≥

0.05) artinya model tidak fit, maka penulis melakukan modifikasi, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lain.

Setelah dilakukan modifikasi, didapat model satu faktor yang fit

dengan nilai Chi-Square = 1.55, df = 1, P-value = 0.21290 (≥ 0.05), RMSEA

= 0.031 (≤ 0.05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa model fit, yang artinya

model dengan satu faktor (unidimensional) seluruh item mengukur satu

faktor yaitu dukungan keluarga.


52

Langkah selanjutnya adalah melihat t-value dan koefisien muatan

faktor setiap item, jika t-value > 1.96 dan koefisien muatan faktor positif

maka item dapat dimasukan ke dalam analisis data berikutnya. Nilai t-value

dan koefisien muatan faktor dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11
Muatan Faktor Dukungan Keluarga
Standar
No. Item Koefisien T-Value Signifikan
Error
3 0.49 0.05 9.73 ✓
8 0.31 0.05 5.97 ✓
11 0.70 0.06 12.66 ✓
4 0.65 0.05 12.12 ✓
Keterangan : tanda (✓) = signifikan (t > 1.96)

Berdasarkan tabel 3.11 dapat diketahui bahwa seluruh item pada

nomor 3, 8, 11 dan 4 valid dengan nilai t-value > 1.96. Artinya seluruh item

tersebut signifikan dalam mengukur variabel dukungan keluarga serta dapat

diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

3.4.3.2 Dimensi Dukungan Teman

Skala dukungan teman terdiri atas 4 item. Penulis menganalisis item

tersebut menggunakan metode CFA bersifat unidimensional, artinya benar

item-item tersebut mengukur dukungan teman. Dilihat dari hasil analisis

pengolahan data diperoleh hasil Chi-Square = 17.07, df = 2, P-Value =

0.00020 (≤ 0.05), RMSEA = 0.115 (≥ 0.05) artinya model tidak fit, maka

penulis melakukan modifikasi, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain.


53

Setelah dilakukan modifikasi, didapat model satu faktor yang fit

dengan nilai Chi-Square = 2.46, df = 1, P-value = 0.11650 (≥ 0.05), RMSEA

= 0.050 (≤ 0.05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa model fit, yang artinya

model dengan satu faktor (unidimensional) seluruh item mengukur satu

faktor yaitu dukungan teman.

Langkah selanjutnya adalah melihat t-value dan koefisien muatan

faktor setiap item, jika t-value > 1.96 dan koefisien muatan faktor positif

maka item dapat dilanjutkan untuk dimasukan ke dalam analisis data

berikutnya. Nilai t-value dan koefisien muatan faktor item dukungan teman

dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tabel 3.12

Muatan Faktor Dukungan Teman


Standar
No. Item Koefisien T-Value Signifikan
Error
6 0.57 0.06 9.16 ✓
7 0.73 0.06 11.42 ✓
12 0.66 0.06 11.59 ✓
9 0.39 0.05 8.20 ✓
Keterangan : tanda (✓) = signifikan (t > 1.96)

Berdasarkan tabel 3.12 dapat diketahui bahwa seluruh item pada

nomor 6, 7, 12 dan 9 valid dengan nilai t-value > 1.96. Artinya seluruh item

tersebut signifikan dalam mengukur variabel dukungan teman serta dapat

diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.


54

3.4.3.3 Dimensi Dukungan Orang Terdekat

Skala dukungan orang terdekat terdiri atas 4 item. Penulis

menganalisis item tersebut menggunakan metode CFA unidimensional,

artinya benar item tersebut mengukur dukungan orang terdekat. Dilihat dari

hasil analisis pengolahan data diperoleh hasil Chi-Square = 46.74, df = 2,

P-Value = 0.00000 (≤ 0.05), RMSEA = 0.198 (≥ 0.05) artinya model tidak

fit, maka penulis melakukan modifikasi, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain.

Setelah dilakukan modifikasi, didapat model satu faktor yang fit

dengan nilai Chi-Square = 0.00, df = 1, P-value = 0.97379 (≥ 0.05), RMSEA

= 0.000 (≤ 0.05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa model fit, yang artinya

model dengan satu faktor (unidimensional) seluruh item mengukur satu

faktor yaitu dukungan orang terdekat.

Langkah selanjutnya adalah melihat t-value dan koefisien muatan

faktor setiap item, jika t-value > 1.96 dan koefisien muatan faktor positif

maka item dapat dilanjutkan untuk dimasukan ke dalam analisis data

berikutnya. Nilai t-value dan koefisien muatan faktor item dukungan orang

terdekat dapat dilihat pada tabel 3.13.


55

Tabel 3.13

Muatan Faktor Dukungan Orang Terdekat


Standar
No. Item Koefisien T-Value Signifikan
Error
2 0.27 0.07 3.70 ✓
10 1.13 0.25 4.43 ✓
1 0.28 0.07 3.75 ✓
5 0.26 0.07 3.67 ✓
Keterangan : tanda (✓) = signifikan (t > 1.96)

Berdasarkan tabel 3.13 dapat diketahui bahwa seluruh item valid

dengan nilai t-value > 1.96. Artinya seluruh item tersebut signifikan dalam

mengukur variabel dukungan orang terdekat serta dapat diikutsertakan

dalam analisis uji hipotesis.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk melihat pengaruh independent variable

terhadap dependent variable. Teknik analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah multiple regression analysis atau analisis regresi

berganda. Analisis regresi berganda merupakan analisis regresi dengan satu

variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen. Rumus regresi

berganda pada penelitian ini adalah:

Keterangan:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

Y = Career Adaptability
a = Konstan
b = Koefisien Regresi
X1 = Persepsi Emosi
X2 = Penanganan Emosi Diri
56

X3 = Penanganan Emosi Orang lain


X4 = Pemanfaatan Emosi
X5 = Dukungan Keluarga
X6 = Dukungan Teman
X7 = Orang Terdekat
E = Residu
Penilaian terhadap model regresi yang dihasilkan ditinjau pada beberapa

pengujian berikut:

1. R2 (Koefisien Determinasi)

Nilai R2 menunjukkan besarnya proporsi pengaruh independent variable

terhadap dependent variable. Dalam melihat proporsi, R2 dikalikan dengan

100% sehingga didapatkan nilai proporsi pengaruh dalam bentuk persen.

Sisa dari presentasi R2 merupakan faktor lain yang memengaruhi dependent

variable yang tidak diuji dalam penelitian. Tabel model summary dalam

SPSS juga menunjukkan nilai Standard Error of Estimate dimana semakin

kecil nilai SEE, maka model regresi semakin tepat dalam memprediksi

dependent variable. Nilai R2 diperoleh dari rumus berikut:

𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔
𝑅2 =
𝑆𝑆𝑦
2. Uji F

Pada tabel ANOVA akan diperoleh nilai F dan nilai signifikansi (Sig). Nilai

Sig < 0.05 menunjukkan bahwa keseluruhan independent variable secara

simultan memiliki pengaruh terhadap dependent variable. Nilai Sig < 0.05

juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) signifikan.

Rumus dalam perhitungan nilai F sebagai berikut:


57

𝑅2 / 𝑘
𝐹=
(1 − 𝑅2 ) / (𝑁 − 𝑘 − 1)

K merupakan jumlah IV dan N merupakan jumlah sampel.

3. Uji T

Interpretasi koefisien parameter independent variable dapat dilakukan

dengan menggunakan unstandardized coefficients maupun standardized

coefficients. Nilai koefisien yang didapatkan dari masing-masing dimensi

pada variabel menunjukkan arah hubungan serta besaran koefisien masing-

masing dimensi pada model regresi. Adapun terdapat nilai signifikansi

untuk mengetahui apakah masing-masing dimensi berpengaruh secara

signifikan terhadap dependent variable. Uji t dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑏
𝑅2 =
𝑆𝑏

Nilai b pada rumus tersebut adalah koefisien regresi dan Sb adalah standard

error dari b.
BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh jumlah sampel akhir yang

digunakan berjumlah 569. Gambaran subjek penelitian digambarkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Gambaran Subjek Penelitian


Sampel Penelitian Frekuensi Presentase
Sekolah
SMK Negeri 1 Depok 275 48,33%
SMK Negeri 3 Depok 294 51,67%

Total 569 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah sampel pada

penelitian ini sebanyak 569 responden. Jumlah responden pada SMK Negeri 1

Depok sebanyak 275 sedangkan pada SMK Negeri 3 Depok berjumlah 294 orang.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif pada penelitian ini menggunakan t-score. Data mentah

penelitian yang didapatkan atau raw score diubah menjadi t-score bertujuan untuk

menghindari bias dari kesalahan pengukuran. Pada z-score masih terdapat bilangan

yang bermuatan negatif, untuk menghilangkan bilangan negatif, maka z-score

diubah menjadi t-score yang akan menjadikan keseluruhan data bermuatan bilangan

positif, menggunakan rumus :

58
59

T = 50 + ( 10 * z )

Data yang sudah diubah menjadi t-score berada pada satuan yang sama dengan

mean = 50, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan hasil deskriptif variabel

pada penelitian ini. Perhitungan analisis deskriptif akan dilakukan menggunakan

software SPSS 22.0, dengan hasil deskriptif penelitian pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Deskripsi Statistik Variabel Penelitian


Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Career Adaptability 569 19,45 74,82 50,0000 9,08318
Persepsi Emosi 569 19,50 63,92 50,0000 9,23601
Pengaturan Emosi Diri 569 12,00 63,77 50,0000 9,70918
Pemahaman Emosi Oranglain 569 10,40 63,04 50,0000 9,67608
Pemanfaatan Emosi 569 10,79 65,94 50,0000 9,46920
Dukungan Keluarga 569 16,56 68,13 50,0000 7,56762
Dukungan Teman 569 23,55 62,39 50,0000 8,07885
Dukungan Orang Terdekat 569 11,56 63,31 50,0000 7,96093
Valid N (listwise) 569

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat skor career adaptability, persepsi

emosi, pengaturan emosi diri, pemahaman emosi orang lain, pemanfaatan emosi,

dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan orang terdekat diletakkan pada

skala yang sama, maka mean kedelapan variabel adalah 50 dengan tujuan untuk

menghilangkan skor negatif pada data. Kolom minimum dan maksimum

menjelaskan nilai minimum dan maksimum pada setiap variabel. Dilihat dari

kolom minimum diketahui variabel pemahaman emosi orang lain memiliki nilai
60

terendah dengan nilai 10,40. Sementara itu, berdasarkan kolom maksimum

diketahui variabel career adaptability memiliki nilai tertinggi sebesar 74,82.

4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel

Setelah diketahui deskripsi statistik variabel penelitian, maka dapat dilakukan

kategorisasi skor variabel penelitian untuk mengetahui seberapa banyak responden

yang terdapat pada kategori skor rendah, sedang atau tinggi dalam setiap

variabelnya. Untuk kategorisasi ditetapkan sesuai norma yang terdapat pada tabel

4.3.

Tabel 4.3

Norma kategorisasi
Kategori Rumus
Rendah X < (M – 1SD)
Sedang (M – 1SD) ≤ X ≤ (M + 1SD)
Tinggi X > (M + 1SD)

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan rendah,

sedang dan tingginya pada tiap variabel penelitian terdapat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Kategorisasi skor variabel penelitian

Kategori Skor dan Frekuensi


Variabel
Rendah % Sedang % Tinggi %
Career Adaptability 90 15,8% 392 68,9% 87 15,3%
Persepsi Emosi 42 7,4% 407 71,5% 120 21,1%
Pengaturan Emosi Diri 48 8,4% 379 66,6% 142 25,0%
Pemahaman Emosi Orang 44 7,7% 379 66,6% 146 25,7%
lain
Pemanfaatan Emosi 65 11,4% 403 70,8% 101 17,8%
Dukungan Keluarga 75 13,2% 406 71,4% 88 15,5%
Dukungan Teman 77 13,5% 401 70,5% 91 16,0%
Dukungan Orang Terdekat 59 10,4% 409 71,9% 101 17,8%
N = (100%)
61

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa, responden pada penelitian

ini cenderung berada dalam kategori sedang pada setiap variabelnya yaitu dengan

jumlah career adaptability 392 orang atau 68,9%, persepsi emosi berjumlah 407

orang atau 71,5%, pengaturan emosi diri berjumlah 379 orang atau 66,6%,

pemahaman emosi orang lain berjumlah 379 orang atau 66,6%, pemanfaatan emosi

berjumlah 403 orang atau 70,8%, dukungan keluarga berjumlah 406 orang atau

71,4%, dukungan teman 401 orang atau 70,5% dan dukungan orang terdekat

berjumlah 409 orang atau 71,9%. Jika dibandingkan antara yang tinggi dan

rendah untuk setiap variabelnya, career adaptability siswa SMK cenderung tinggi.

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing IV terhadap

DV dalam penelitian ini, analisis dilakukan dengan teknik multiple regression

analysis. Data yang dianalisis ialah faktor skor atau true score yang diperoleh dari

hasil analisis faktor. Peneliti memindahkan skala faktor skor tersebut menjadi T

score berdasarkan rumus yang telah dipaparkan sebelumnya pada bab 3. Alasan

penulis menggunakan T score adalah untuk menghindari dampak negatif dari

kesalahan pengukuran dan tidak ada responden yang mendapatkan nilai negatif.

Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan multiple regression

analysis dengan menggunakan software SPSS 22.0. Dalam melakukan analisis

regresi, ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen varians DV yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara
62

keseluruhan IV berpengaruh secara signifian terhadap DV, kemudian terakhir

melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat besaran R2 untuk mengetahui

berapa persen varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent

variable. Selanjutnya untuk tabel yang berisi R2 dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Model Summary Analisis Regresi


Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate
1 ,654a ,428 ,421 6,91070
a. Predictors: (Constant), dukungan keluarga, pengaturan emosi diri, pemahaman emosi
orang lain, pemanfaatan emosi, persepsi emosi, dukungan teman, dukungan orang
terdekat
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0,428

atau 42,8%. Artinya proporsi varians dari independent variable yang dijelaskan

oleh persepsi emosi, pengaturan emosi diri, pemahaman emosi orang lain,

pemanfaatan emosi, dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan orang

terdekat sebesar 42,8% sedangkan 57,2% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian ini.

R square sudah didapatkan, selanjutnya penulis melakukan uji F untuk

menganalisa dampak dari seluruh variabel independen yang diteliti terhadap

variabel dependen yaitu career adaptability. Adapun besaran koefisien regresi dari

masing-masing IV terhadap career adaptability atau hasil dari uji F dapat dilihat

pada tabel 4.6.


63

Tabel 4.6

Hasil uji F
Sum of Mean
Model Df F Sig.
Squares Square
1 Regression 20070,226 7 2867,175 60,036 ,000b
Residual 26792,113 561 47,758
Total 46862,338 568
a. Dependent Variable: Career Adaptability
b. Predictors: (Constant), dukungan orang terdekat, pengaturan emosi diri, pemahaman
emosi orang lain, pemanfaatan emosi, dukungan teman, dukungan keluarga

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai p (sig) pada kolom sebesar

0,000 atau dengan nilai p < 0,05. Maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan seluruh variabel independen terhadap dependen ditolak.

Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan dari persepsi emosi, pengaturan emosi

diri, pemahaman emosi orang lain, dukungan keluarga, dukungan teman dan

dukungan orang terdekat terhadap career adaptability siswa sekolah menengah

kejuruan (SMK).

Langkah selanjutnya adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing

independet variable. Jika sig < 0,05 maka koefisien regresi tersebut signifian yang

berarti independent variable tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

career adaptability. Besarnya koefisien regresi dari masing-masing independent

variable terhadap career adaptability dapat dilihat pada tabel 4.7.


64

Tabel 4.7

Koefisien regresi
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
Std.
B Beta
Error
1 (Constant) -3,050 2,689 -1,134 ,257
Persepsi Emosi ,185 ,036 ,188 5,108 ,000
Pengaturan Emosi Diri ,058 ,033 ,062 1,752 ,080
Pemahaman Emosi Orang lain ,200 ,032 ,213 6,166 ,000
Pemanfaatan Emosi ,162 ,035 ,168 4,613 ,000
Dukungan Keluarga ,245 ,049 ,204 5,048 ,000
Dukungan Teman ,053 ,043 ,047 1,222 ,222
Dukungan Orang Terdekat ,159 ,043 ,139 3,679 ,000
a. Dependent Variable: Career Adaptability

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7, dapat diketahui persamaan

regresi sebagai berikut :

Career adaptability = 3.050 + 0.185 (persepsi emosi) + 0.058 (pengaturan emosi

diri) + 0.200 (pemahaman emosi orang lain) + 0.162 (pemanfaatan emosi) +

0.245 (dukungan keluarga) + 0.053 (dukungan teman) + 0.159 (dukungan

orang terdekat) + e.

Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa terdapat lima

variabel dengan koefisien regresi yang signifikan, yaitu : (1) persepsi emosi; (2)

pemahaman emosi orang lain; (3) pemanfaatan emosi; (4) dukungan keluarga; (5)

dukungan orang terdekat. Sementara empat variabel lainnya tidak signifikan.

Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing independent

variable sebagai berikut :

1. Variabel Persepsi Emosi

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.185 dengan nilai signifikansi 0,000

(p < 0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang mengatakan tidak ada
65

pengaruh yang signifikan dari persepsi emosi terhadap career adaptability

ditolak. Artinya, variabel persepsi emosi memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap career adaptability. Variabel persepsi emosi signifikan bisa

memprediksi career adaptability seseorang. Dilihat dari arah yang positif

menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi emosi maka semakin tinggi juga

career adaptability.

2. Pengaturan Emosi Diri

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.058 dengan nilai signifikansi 0,080

(p > 0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang mengatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan dari pengaturan emosi diri terhadap career

adaptability diterima. Artinya, variabel pengaturan emosi diri tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap career adaptability. Variabel pengaturan

emosi diri tidak dapat memprediksi seseorang dalam memiliki career

adaptability.

3. Pemahaman Emosi Orang lain

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.200 dengan signifikansi 0,000 (p <

0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang mengatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan dari pemahaman emosi orang lain terhadap career adaptability

ditolak. Artinya, pemahaman emosi orang lain memiliki pengaruh signifikan

terhadap career adaptability. Variabel pemahaman emosi orang lain signifikan

bisa memprediksi career adaptability seseorang. Arah positif menunjukkan

bahwa semakin tinggi pemahaman emosi orang lain maka semakin tinggi juga

career adaptability.
66

4. Pemanfaatan Emosi

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.162 dengan nilai signifikansi 0,000

(p < 0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang mengatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan dari pemanfaatan emosi terhadap career adaptability

ditolak. Artinya, variabel pemanfaatan emosi memiliki pengaruh signifikan

terhadap career adaptability. Variabel pemanfaatan emosi signifikan bisa

memprediksi career adaptability seseorang. Arah positif menunjukkan bahwa

semakin tinggi pemanfaatan emosi maka semakin tinggi juga career

adaptability.

5. Dukungan Keluarga

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.245 dengan nilai signifikansi 0,000

(p < 0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang mengatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan dari dukungan keluarga terhadap career adaptability

ditolak. Artinya, variabel dukungan keluarga memiliki pengaruh signifikan

terhadap career adaptability. Variabel dukungan keluarga signifikan bisa

memprediksi career adaptability seseorang. Arah positif menunjukkan bahwa

semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi juga career

adaptability.

6. Dukungan Teman

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.053 dengan signifikansi 0,222 (p >

0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang mengatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan dari dukungan teman terhadap career adaptability diterima.

Artinya, variabel dukungan teman tidak memiliki pengaruh yang signifikan


67

terhadap career adaptability. Variabel dukungan teman tidak dapat

memprediksi career adaptability seseorang.

7. Dukungan Orang Terdekat

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.159 dengan signifikansi 0,000 (p <

0,05), dengan demikian hipotesis nihil yang mengatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan dari dukungan orang terdekat terhadap career adaptability

ditolak. Artinya, variabel dukungan orang terdekat memiliki pengaruh

signifikan terhadap career adaptability. Variabel dukungan orang terdekat

signifikan bisa memprediksi career adaptability seseorang. Arah positif

menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan orang terdekat maka semakin

tinggi juga career adaptability.

4.3.2 Pengujian Proporsi Varians

Selanjutnya penulis ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari masing-

masing independent variable (persepsi emosi, pengaturan emosi diri, pemahaman

emosi orang lain, pemanfaatan emosi, dukungan keluarga, dukungan teman dan

dukungan orang terdekat) terhadap dependent variable yaitu career adaptability.

Dengan cara regresi berganda atau menambahkan satu independen variabel setiap

melakukan regresi, kemudian penulis melihat penambahan R2 (R Square Change)

di setiap melakukan analisis regresi dan melihat signifikansi dari penambahan R2

tersebut. Besarnya proporsi varian dapat dilihat pada tabel 4.8.


68

Tabel 4.8

Proporsi Varians Career Adaptability pada setiap Independent Variable

Std. Change Statistics


R Adjusted Error of R
Model R F df Sig. F
Square R Square the Square df2
Change 1 Change
Estimate Change
1 ,439a ,192 ,191 8,16966 ,192 135,128 1 567 ,000
2 ,469b ,220 ,217 8,03855 ,027 19,646 1 566 ,000
3 ,553c ,306 ,302 7,58840 ,086 70,143 1 565 ,000
4 ,594d ,353 ,348 7,33400 ,048 40,878 1 564 ,000
5 ,640e ,410 ,405 7,00756 ,057 54,771 1 563 ,000
6 ,644f ,414 ,408 6,98732 ,004 4,265 1 562 ,039
7 ,654g ,428 ,421 6,91070 ,014 13,532 1 561 ,000

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa:

1. Persepsi emosi memberikan sumbangan sebesar 19,2% terhadap varians career

adaptability. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan signifikansi

F change sebesar 0.000 (sig < 0,05).

2. Pengaturan emosi diri memberikan sumbangan sebesar 2,7% terhadap varians

career adaptability. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

signifikansi F change sebesar 0.000 (sig < 0,05).

3. Pemahaman emosi orang lain memberikan sumbangan sebesar 8,6% terhadap

varians career adaptability. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan signifikansi F change sebesar 0.000 (sig < 0,05).

4. Pemanfaatan emosi memberikan sumbangan sebesar 4,8% terhadap varians

career adaptability. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

signifikansi F change sebesar 0.000 (sig < 0,05).


69

5. Dukungan keluarga memberikan sumbangan sebesar 5,7% terhadap varians

career adaptability. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

signifikansi F change sebesar 0.000 (sig < 0,05).

6. Dukungan teman memberikan sumbangan sebesar 0,4% terhadap varians

career adaptability. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

signifikansi F change sebesar 0.039 (sig < 0,05).

7. Dukungan orang terdekat memberikan sumbangan sebesar 1,4% terhadap

varians career adaptability. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan signifikansi F change sebesar 0.000 (sig < 0,05).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel independen,

yaitu persepsi emosi, pengaturan emosi diri, pemahaman emosi orang lain,

pemanfaatan emosi, dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan orang

terdekat yang signifikan sumbangannya terhadap career adaptability, jika dilihat

dari besarnya pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan

variabel independen (sumbangan proporsi varian yang diberikan). Variabel

persepsi emosi merupakan variabel yang memberikan sumbangan terbesar pada

career adaptability.
BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan menggunakan analisis multiple linier

regression, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kecerdasan

emosi (persepsi emosi, pengaturan emosi diri, pemahaman emosi orang lain,

pemanfaatan emosi) dan dukungan sosial (dukungan keluarga, dukungan teman,

dukungan orang terdekat) terhadap career adaptability sebesar 42,8 %, sedangkan

sisanya adalah residual atau dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.

Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis minor, dilihat dari uraian nilai

koefisien regresi masing-masing independent variable terdapat lima aspek yang

memengaruhi dependent variable, yaitu persepsi emosi (19,2%), pemahaman

emosi orang lain (8,6%), pemanfaatan emosi (4,8%), dukungan keluarga (5,7%),

dukungan orang terdekat (1,4%). Dengan demikian disimpulkan bahwa career

adaptability dapat dipengaruhi oleh aspek persepsi emosi, pemahaman emosi orang

lain dan pemanfaatan emosi yang merupakan aspek dari kecerdasan emosi, serta

dukungan keluarga dan dukungan orang terdekat yang merupakan aspek dari

dukungan sosial. Sementara variabel independen lainnya memiliki pengaruh,

namun tidak signifikan.

70
71

5.2 Diskusi

Sebagaimana telah disebutkan pada BAB 1 yaitu tujuan penelitian, pada bagian

diskusi ini akan dipaparkan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi career

adaptability, dan secara khusus melihat pengaruh kecerdasan emosi dan dukungan

sosial terhadap career adaptability siswa Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK

di Depok. Cereer adaptability didefinisikan sebagai kesiapan individu dalam

mengatasi tugas perkembangan, transisi pekerjaan dan trauma pekerjaan (Savickas,

1997).

Hasil penelitian menjelaskan bahwa career adaptability siswa SMK dalam

kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa SMK di Depok masih

perlu mengembangkan kesiapan untuk menghadapi rintangan dalam kondisi

transisi karir serta mampu untuk beradaptasi dengan tugas-tugas yang diperkirakan

berkaitan dengan persiapan dan partisipasi dalam tuntutan pekerjaan serta kondisi

pekerjaan, termasuk di dalamnya berpartisipasi dalam tuntutan sekolah dalam

mempersiapkan karirnya di masa yang akan datang.

Selanjutnya, penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel yang

memengaruhi career adaptability siswa SMK di Depok. Adapun variabel yang

diteliti adalah kecerdasan emosi dan dukungan sosial. Saat dilakukan uji regresi

secara bersama-sama, kedua variabel memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap career adaptability siswa SMK di Depok.


72

Dalam penelitian ini, variabel kecerdasan emosi memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap career adaptability. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Coetzee & Harry (2013), Dharmariana (2015) dan Celik & Storme

(2017) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi

terhadap career adaptability. Dengan memiliki kemampuan untuk mengetahui

emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain serta

pengelolaan emosi dengan baik, seseorang akan lebih mampu menghadapi situasi

secara positif karena memiliki kesiapan menghadapi tugas untuk mempersiapkan

dan memiliki peran dalam pekerjaan serta mampu menyesuaikan diri dengan

perubahan yang tidak terprediksi pada sebuah pekerjaan dan kondisi kerja

(Savickas, 1997; Coetzee & Harry (2013), Celik & Storme (2017).

Saat dilakukan uji signifikansi masing-masing dimensi dari variabel

kecerdasan emosi, dimensi yang memberikan pengaruh positif dan signifikan

terhadap career adaptability adalah persepsi, penanganan emosi orang lain dan

pemanfaatan emosi. Dari arah hubungan tersebut dapat diartikan bahwa semakin

tinggi kemampuan seorang siswa menengah kejuruan dalam mengetahui emosi

dirinya maka semakin tinggi kesiapannya untuk menghadapi rintangan dalam

kondisi transisi karir. Apabila seseorang siswa telah mampu mengetahui emosi diri

dengan baik dan mampu mengelola perasaan dengan baik pula, hal tersebut akan

mendorong seseorang untuk mampu bersikap lebih positif dalam beradaptasi

dengan tugas-tugas yang diperkirakan berkaitan dengan tuntutan sekolah dalam

mempersiapkan karirnya di masa yang akan datang.


73

Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Di Fabio & Kenny (2015), bahwa

seseorang yang mampu mengatur emosi diri, lebih mampu untuk tetap berpikir

jernih dan fokus pada apa yang sebaiknya mereka lakukan untuk menggapai

kesuksesan meskipun saat itu berada dibawah tekanan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Coetzee & Harry (2013) yang

menyebutkan bahwa dimensi kecerdasan emosi berkaitan dengan kemampuan

beradaptasi karir. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa mengelola emosi

sendiri memberikan kontribusi terbesar dalam menjelaskan keseluruhan kecerdasan

emosional dan varians dalam kemampuan beradaptasi karir secara keseluruhan

dengan empat domain career adaptabilty. Selain itu, dalam penelitian Celik &

Storme (2017), menyebutkan bahwa seseorang yang mampu mengelola emosi

dirinya sendiri, lebih mampu bertahan dan mampu menyelesaikan permasalahan

sulit di tempat yang tepat dan tidak mencampur aduk dengan hal lainnya.

Kemampuan menggunakan emosi dapat berguna untuk membimbing

pemikiran dan tindakan seseorang yang berhubungan dengan persepsi dan perasaan

keberhasilan dalam perencanaan dan pengelolaan terkait tindakan karir dan tugas

(Di Fabio & Kenny, 2015), kinerja tugas kognitif (Schutte, Schuettpelz, & Malouff

2009) dan kemampuan beradaptasi maupun fungsi emosional (Schutte, et.al.,

2009). Dengan demikian, kecerdasan emosional akan mempengaruhi kesiapan

memulai karir.

Selanjutnya, dalam penelitian ini ditemukan pula adanya pengaruh yang

signifikan antara dukungan sosial terhadap career adaptability. Hasil ini sesuai
74

dengan penelitian yang dilakukan oleh Hirschi (2009), Di Fabio & E. Kenny (2015),

Han & Rojewski (2015) dan Chunna, Yuzhen & Zhijun (2019) yang menyebutkan

bahwa Dukungan Sosial adalah variabel yang berpengaruh terhadap career

adaptability. Untuk itu, siswa menengah kejuruan perlu mendapatkan dukungan

sosial dari orang-orang di sekitar. Dukungan sosial yang dirasakan dari orang-orang

terdekat memengaruhi individu untuk dapat mengeksplorasi karier (Creed, Fallon,

& Hood, 2008).

Saat dilakukan uji signifikansi masing-masing dimensi dari variabel

dukungan sosial, dimensi yang memberikan pengaruh positif dan signifikan

terhadap career adaptability adalah dukungan keluarga dan orang terdekat.

Sedangkan, dimensi yang tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap

career adaptability adalah dukungan teman.

Menurut Kracke (dalam Hui, Yuen & Chen, 2018) sudah menjadi tradisi

lama bahwa orang tua cenderung memberikan tekanan langsung pada anak untuk

mengikuti jalur karir tertentu. Dengan kedekatan secara emosional berupa

dukungan penuh oarang tua dalam membangun kepercayaan diri siswa dalam

mempersiapkan karir, siswa akan mendapatkan rasa aman dalam mempersiapkan

karir, sehingga dukungan orang tua akan berjalan efektif.


75

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memiliki beberapa saran

yang dapat dipertimbangkan guna memaksimalkan penelitian selanjutnya. Adapun

saran tersebut dibagi menjadi dua yakni saran teoritis yang diperuntukan bagi

peneliti yang tertarik melakukan penelitian terkait topik yang sama dan saran

praktis yang diperuntukan bagi pihak yang terkait dengan topik penelitian ini.

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran teoritis yang dapat

diajukan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, yaitu :

1. Karena dalam penelitian ini masih ada 57,2 % variabel lain yang mungkin

memengaruhi maka dalam penelitian selanjutnya disarankan dapat diteliti

variabel lain di luar dari penelitian ini.

2. Karena keterbatasan dalam penelitian ini dimana instrumen pada IV yang masih

sangat baku atau umum dan tidak dikaitkan dengan DV sehingga tidak ada

elaborasi pada setiap pernyataan di variabel kecerdasan emosi dan dukungan

sosial terhadap dependen variabel yang diteliti yaitu career adaptability, maka

dalam penelitian selanjutnya disarankan agar setiap pernyataan pada instrumen

IV agar lebih dikaitkan dengan DV sehingga lebih menggambarkan keterkaitan

IV dan DV yang akan diteliti.


76

5.3.2 Saran Praktis

1. Berdasarkan hasil penelitian, kecerdasan emosi dan dukungan sosial merupakan

prediktor bagi career adaptability. Maka hal praktis yang dapat dilakukan

antara lain bagi para pelaku pendidikan seperti guru dan konselor adalah

memberi informasi dan saran tentang memaksimalkan kesiapan memasuki

dunia pekerjaan melalui konseling karir sehingga siswa dapat memiliki career

adaptability yang tinggi dimana dapat merefleksikan career concern, career

control, career curiosity dan career confidence yang dimilikinya untuk

menghadapi transisi karir setelah lulus sekolah dan kesiapan memasuki dunia

pekerjaan dapat maksimal.

2. Pihak sekolah juga dapat menyelenggarakan program pengembangan karir

seperti mengadakan kegiatan seminar, talk show atau workshop berkaitan

dengan hal karir serta menghadirkan alumni lulusan SMK yang telah mencapai

kesuksesan di bidangnya sehingga siswa dapat termotivasi untuk memperkaya

pengetahuan dan menambah skill untuk mempersiapkan diri ke dalam dunia

kerja.

3. Pihak orangtua dapat meningkatkan dukungan dengan menjaga kualitas

hubungan antara anak dan orangtua, bersikap terbuka dan aktif membahas hal-

hal yang terkait dengan karir.


77

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Husni. (2014). Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Naratif untuk


Meningkatkan Adaptabilitas Karier Peserta Didik. Jurnal Buana Pendidikan,
18, 13-22.
Afiatin, T., & Andayani, B. (1998). Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja
Penganggur melalui Kelompok Dukungan Sosial. Jurnal Psikologi
Universitas Gajah Mada, Vo. 25, No. 2, 35-46
Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya
dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Bahtiar, F. & Septarini, B.G. (2015). Hubungan Core Self-Evaluation dengan
Career Adaptability pada Karyawan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Perusahaan Cabang Gresik. Vol. 4 - No. 2 / 2015-08 TOC : 6, and page : 291
– 297
Cabras, C., Mondo, M. (2017). Future Orientation as a Mediator Between Career
Adaptability and Life Satisfaction in University Students. Journal of Career
Development 1-13. Doi: 10.1177/0894845317727616

Celik, P., & Storme, M. (2017). Trait Emotional Intelligence Predicts Academic
Satisfaction Through Career Adaptability, 1–12.
https://doi.org/10.1177/1069072717723290

Chan, S.H.J. & Mai, X. (2015) The relation of career adaptability to satisfaction
and turnover intentions. Journal of Vocational Behavior. Doi:
10.1016/j.jvb.2015.05.005.
Chunna, H., Yunzhen, W., & Zhijun, L. (2019). Career decision-making self-
efficacy mediates the effect of social support on career adaptability: A
longitudinal study. Social Behavior and Personality: an international
journal, Vol. 47, No. 5, 2019, pp. 1-13 (13) Doi: 10.2224/sbp.8157
Coetzee, M., & Harry, N. (2013). Emotional intelligence as a predictor of
employees career adaptability. Journal of Vocational Behavior. Doi:
10.1016/j.jvb.2013.09.001
Coetzee, M., & Harry, N. (2015). Gender and hardiness as predictors of career
adaptability an exploratory study among Black call centre agents. South
African Journal of Psychology Vol. 45(1) 81 –92. Doi:
10.1177/0081246314546346
78

Creed, P. A., Fallon T., & Hood M. (2008). The Relationship Between Career
Adaptability, Person and Situation Variables, and Career Concerns in Young
Adults. Journal of Vocational Behavior, 74 219-229. Doi:
:10.1016/j.jvb.2008.12.004
Cutrona, E., Russell, D., W. (1987). The Provisions of Social Relationships and
Adaptation to Stress. Journal of Advances in Personal Relationships. Vol. 1,
37-67.
Dharmariana, J.R. & Fajrianthi. 2015. Hubungan antara Kecerdasan Emosional
dengan Adaptabilitas Karir pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Universitas
Airlangga. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 4(1): 206-212.
Di Fabio, A., & Kenny, M. E. (2015) The Contributions of Emotional Intelligence
and Social Support for Adaptive Career Progress Among Italian Youth.
Journal of Career Development 42(1) 48-59. Doi:
10.1177/0894845314533420
Duffy, R.D. (2010). Sense of Control and Career Adaptability Among
Undergraduate Students. Journal of Career Assessment 18(4) 420-430.
Doi:10.1177/1069072710374587
Germeijs, V & Verschueren, K. (2006). High school students’ career
decisionmaking process: A longitudinal studi of one choice. Journal of
Vocational Behavior, 68, 189–204. Doi: 10.1016/j.jvb.2005.08.004

Guan, M., Capezio, A., Restubog, S. L. D., Read, S., Lajom, J. A. L., Li, M., … Li,
M. (2016). SC. Journal of Vocational Behavior.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.02.018

Gutman, L. M., & Schoon, I. (2012). Correlates and consequences of uncertainty


in career aspirations: Gender differences among adolescents in England.
Journal of Vocational Behavior, 80(3), 608–
618. doi:10.1016/j.jvb.2012.02.002

Han, H., & Rojewski, J. W. (2015). Gender-Specific Models of Work-Bound


Korean Adolescents ’ Social Supports and Career Adaptability on Subsequent
Job Satisfaction, 42(2), 149–164. https://doi.org/10.1177/0894845314545786

Hartung, P. J. (2013). The Life-Span, Life-Space Theory of Careers. in Career


Development and Counseling: Putting Theory and Research to Work, 2nd Ed.
Edited by Brown, S.D. & Lent, R.W. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.
79

Hartung, P. J., Cadaret, M.C. (2017). Career Adaptability: Changing Self and
Situation for Satisfaction and Success. Springer International Publishing.
Doi: 10.1007/978-3-319-66954-0_2
Hirschi, A. (2009). Career adaptability development in adolescence: Multiple
predictors and effect on sense of power and life satisfaction. Journal of
Vocational Behavior 74, 145–155. Doi:10.1016/j.jvb.2009.01.002

Hui, T., Yuen, M., & Chen, G. (2018). Career Adaptability , Self-Esteem , and
Social Support Among Hong Kong University Students, 66(June), 94–106.
https://doi.org/10.1002/cdq.12118

Koen, J., Klehe, U. C., & Van Vianen, A. E. (2013). Training career adaptability
to facilitate a successful school-to-work transition. Journal of Vocational
Behavior, 81(3), 395-408.
Koen, J., Klehe, U.-C. & Van Vianen, A.E.M. (2012). Employability Among the
Long-Term Unemployed: A Futile Quest or Worth the Effort?. Journal of
Vocational Behavior, Doi: 10.1016/j.jvb.2012.11.001
Koen, J., Klehe, U.C., Van Vianen, A. E., Zikic, J., & Nauta, A. (2010). Job-search
strategies and reemployment quality The impact of career adaptability.
Journal of Vocational Behaviour 77, 126-139. Doi:
10.1016/j.jvb.2010.02.004
Mayer, J. D., Salovey, P., Caruso, D. R., & Sitarenios, G. (2001). Emotional
intelligence as a standard intelligence. Emotion, 1(3), 232–
242. doi:10.1037/1528-3542.1.3.232
Monks, Knoers., & Hadito. (2014). Psikologi perkembangan. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Ndlovu, V. (2017) The relationship between hardiness and career adaptability of
students studying at Technical and Vocational Education and Training
(TVET) Colleges in Gauteng. University of South Africa.
Nurullah, Abu Sadat. (2012). Received and Provided Social Support: A Review of
Current Evidence and Future Directions. American Journal of Health Studies,
Vol. 27, No. 3, pp. 173–188
Rosulin, R. & Paramita, P.P. (2016). Hubungan antara Hardiness dengan
Adaptabilitas Karir pada Siswa SMKKelas XII. Jurnal Psikologi Pendidian
dan Perkembangan Vol 5 No. 1.
80

Santilli, S., Marcionetti, J., Rochat, S.K., Rossier, J. R. M., Nota, L. (2016). Career
Adaptability, Hope, Optimism, and Life Satisfaction in Italian and Swiss
Adolescents. Journal of Career Development 1-15. Doi:
10.1177/0894845316633793

Savickas, M. L. (1997). Career Adaptability: An Integrative Construct for Life-


Span, Life-Space Theory. The Career Development Quarterly, 45(3), 247–
259. doi:10.1002/j.2161-0045.1997.tb00469.x

Savickas, M. L., & Porfeli, E. J. (2012). Career Adapt-Abilities Scale : Construction


, reliability , and measurement equivalence across 13 countries. Journal of
Vocational Behavior, 80(3), 661–673.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.01.011

Schutte, N. S., Malouff, J. M., & Bhullar, N. (2009). The Assessing Emotions Scale.
The Springer Series on Human Exceptionality. https://doi.org/10.1007/978-0-
387-88370-0

Taylor, S,E., Peplau, L,A., Sears, D,O,. Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009
Soresi, S., Nota, L., Ferrari, L. (2012). Career Adapt-Abilities Scale-Italian Form:
Psychometric properties and relationships to breadth of interests, quality of
life, and perceived barriers. Journal of Vocational Behavior 80, 705-711. Doi:
10.1016/j.jvb.2012.01.020
Suyanto, B. & Ariadi, S. (2013). Penanganan pengangguran terdidik di Jawa
Timur. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 26 (4), 257-264
Thoits, P.A. (1982). Conceptual, methodological, and theoritical problems in
studying social support as a buffer against stress. Journal of Health and
Social Behavior, 23 (2), 145-159
Tian, Y., & Fan, X. (2014). Adversity quotient, enviromental variables and career
adaptability in student nurses. Journal of Vocational Behavior, 85, 251-257.

Ushfuriyah, 2015, Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Optimisme


Mahasiswa Psikologi Dalam Menyelesaikan Skripsi. Skripsi, Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Wang, Z., Fu, Y., Africa, S., & Campus, X. (2015). SOCIAL SUPPORT , SOCIAL
COMPARISON , AND CAREER ADAPTABILITY : A MODERATED
MEDIATION MODEL, 43(71232012), 649–660.
81

Wong, S.C., Wong, M.P .,& Law, S.K. (2004). Evidence on the practical utility of
wong’s emotional intelligence scale in chinese societies. Asia Pacific
Journal of Management, 1-27
Zimet, G.D., Dahlem, N.W., Zimet, S.G. & Farley, G.K. (1988). The
Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Journal of Personality
Assesment, 52, (1), 30 – 41
82

LAMPIRAN I

Kuesioner Penelitian
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera saya ucapkan, semoga Anda selalu mendapatkan berkah
serta perlindungan dari Allah Ta’ala sehingga dapat melaksanakan aktivitas sehari-
hari.
Perkenalkan saya Mita Kurniawati mahasiswi Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini melakukan penelitian dalam
rangka menyelesaikan skripsi. Sehubungan dengan rencana tersebut, saya
mengharapkan kesediaan Anda untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini
dengan mengisi kuesioner sebagaimana terlampir.
Jawaban yang Anda berikan tidak ada yang salah, tidak berpengaruh
terhadap prestasi akademik di sekolah dan hasilnya hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian serta dijaga kerahasiaannya. Oleh karena itu Anda diminta
untuk memberikan respon atau jawaban secara objektif. Atas kesediaan dan
partisipasi Anda, peneliti mengucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hormat Saya,

Mita Kurniawati

I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama / Inisial :
Jenis Kelamin :P/L
Usia :
Jurusan :
Asal Sekolah :
Bersedia mengisi kuesioner ini tanpa adanya paksaan.
TTD

(Nama/Inisial)
83

II. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


1. Bacalah sejumlah pernyataan di bawah ini dengan teliti.
2. Anda dimohon untuk memberikan respon terhadap pernyataan di bawah
ini.
3. Anda dimohon untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan
Anda secara objektif dengan memberikan tanda silang (X) pada salah
satu kriteria utuk setiap pernyataan yang menurut Anda paling tepat.
4. Skor yang diberikan tidak mengandung nilai jawaban benar atau salah
melainkan menunjukkan kesesuaian penilaian Anda terhadap isi setiap
pernyataan.
5. Pilihan jawaban yang tersedia:
SANGAT TIDAK SETUJU (STS)
TIDAK SETUJU (TS)
SETUJU (S)
SANGAT SETUJU (SS)

SKALA 1
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Saya memikirkan akan seperti apa masa depan saya
2 Saya menyadari bahwa pilihan saya hari ini akan
membentuk masa depan saya
3 Saya sedang mempersiapkan diri saya untuk masa
depan
4 Saya menjadi lebih sadar akan berbagai pilihan
pendidikan dan kejuruan yang harus saya buat
5 Saya tidak membuat rencana untuk mencapai tujuan
saya
6 Saya peduli pada karir saya
7 Saya selalu bersikap optimis
8 Saya membuat keputusan sendiri
9 Saya tidak bertanggungjawab atas tindakan yang saya
lakukan
10 Saya bertahan atas apa yang saya yakin
11 Saya dapat mengandalkan diri saya sendiri
12 Saya melakukan hal-hal yang benar bagi saya
13 Saya mengeksplorasi lingkungan sekitar saya
14 Saya tidak mengambil peluang yang ditawarkan untuk
menjadi pribadi yang sukses
15 Saya menelaah setiap pilihan sebelum mengambil
keputusan
16 Saya mencoba menggali berbagai cara dalam
melakukan sesuatu
84

17 Saya mencari tahu secara mendalam pertanyaan yang


saya miliki
18 Saya mencoba peluang baru
19 Saya yakin mampu melakukan tugas secara efisien
20 Saya merasa telah melakukan hal terkait karir saya
dengan benar
21 Saya senang mempelajari keterampilan baru
22 Saya tidak berupaya meningkatkan kemampuan yang
saya miliki
23 Saya yakin mampu mengatasi rintangan
24 Saya yakin mampu menyelesaikan masalah

SKALA II
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Saya tahu kapan harus berbicara tentang masalah
pribadi kepada orang lain
2 Ketika saya menghadapi rintangan, saya mengingat
pada saat saya menghadapi rintangan serupa dan cara
menyelesaikannya
3 Saya berharap saya bisa mengerjakan semua hal yang
saya coba dengan baik
4 Orang lain mudah percaya pada saya
5 Saya merasa sulit memahami pesan non verbal
(isyarat) dari orang lain
6 Beberapa kejadian penting dalam hidup saya telah
membimbing saya untuk mengevaluasi kembali apa
yang penting dan apa yang tidak
7 Ketika suasana hati saya berubah, saya melihat
peluang baru
8 Perasaan/emosi adalah sesuatu yang membuat hidup
saya berarti
9 Saya dapat menyadari setiap emosi yang saya alami
10 Saya mengharapkan hal-hal yang baik akan terjadi
11 Saya senang berbagi perasaan dengan orang lain
12 Ketika saya merasakan emosi positif, saya tahu
bagaimana untuk mempertahankannya
13 Saya mengatur acara-acara yang dapat orang lain
nikmati
14 Saya mencari aktivitas yang membuat saya bahagia
15 Saya sadar akan pesan non-verbal (isyarat) yang saya
sampaikan pada orang lain
16 Saya memperkenalkan diri saya dengan cara membuat
kesan yang baik tentang diri saya pada orang lain
17 Ketika suasana hati saya sedang positif, menyelesaikan
masalah adalah hal yang mudah bagi saya
18 Dengan melihat ekspresi muka seseorang, saya
mengetahui emosi yang orang tersebut alami
19 Saya tahu kenapa (penyebab) emosi saya berubah
85

20 Ketika suasana hati saya positif, saya dapat


memunculkan ide-ide baru
21 Saya dapat mengendalikan emosi saya
22 Saya dapat dengan mudah mengetahui emosi saya
ketika saya mengalaminya
23 Saya memotivasi diri sendiri dengan membayangkan
hasil baik pada tugas yang saya kerjakan
24 Saya memuji orang lain ketika mereka telah
mengerjakan sesuatu dengan baik
25 Saya sadar dengan pesan non verbal (isyarat) yang
orang lain kirim
26 Ketika orang lain menceritakan kepada saya tentang
sebuah kejadian penting dalam hidupnya, saya hampir
merasa seperti mengalami kejadian tersebut sendiri
27 Ketika saya merasakan perubahan pada emosi, saya
dapat memunculkan ide-ide baru
28 Ketika saya menghadapi tantangan, saya menyerah
karena saya percaya akan gagal
29 Saya tahu apa yang orang lain rasakan hanya dengan
melihat mereka
30 Saya membantu orang lain merasa lebih baik ketika
mereka terpuruk
31 Saya menggunakan suasana hati yang bagus untuk
menghadapi rintangan
32 Saya dapat mengetahui apa yang orang lain rasakan
dengan mendengarkan nada bicara mereka
33 Sangat sulit bagi saya untuk memahami mengapa
orang merasakan apa yang mereka alami

SKALA III
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Ada orang di sekitar saya yang siap membantu saya
saat saya membutuhkan
2 Ada orang yang siap sedia dalam berbagi suka dan
duka
3 Keluarga saya benar-benar berusaha membantu saya
4 Saya mendapatkan bantuan dan dukungan secara
emosional yang saya butuhkan dari keluarga
5 Saya memiliki orang-orang yang istimewa yang
menjadi sumber penghibur saya
6 Teman-teman saya benar-benar berusaha mambantu
saya
7 Saya bisa mengandalkan teman-teman saya ketika ada
masalah
8 Saya dapat membicarakan masalah saya dengan
keluarga
9 Saya memiliki teman yang bisa berbagi suka dan duka
86

10 Ada seseorang yang istimewa dalam hidup saya, yang


peduli tentang perasaan saya
11 Keluarga saya bersedia membantu saya dalam
membuat keputusan
12 Saya bisa membicarakan masalah saya dengan teman-
teman saya
87

LAMPIRAN II

HASIL CFA KONSTRUK CAREER ADAPTABILITY

ANALISIS UNIDIMENSIONAL CAAS


DA NI=24 NO=569 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12
X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24
PM SY FI=CAAS.COR
MO NX=24 NK=1 TD=SY PH=ST
LK
CAAS
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1
FR LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 LX 17 1 LX 18 1 LX 19 1
FR LX 20 1 LX 21 1 LX 22 1 LX 23 1 LX 24 1
FR TD 24 23 TD 9 5 TD 3 1 TD 17 16 TD 11 8 TD 20 19 TD 20 8 TD 20 2 TD 13 1 TD 22 5
FR TD 12 11 TD 16 15 TD 3 2 TD 16 3 TD 13 11 TD 4 2 TD 22 9 TD 18 17 TD 19 18 TD 18 3
FR TD 13 6 TD 13 9 TD 6 1 TD 9 6 TD 12 2 TD 16 2 TD 5 4 TD 2 1 TD 6 3 TD 24 3
FR TD 15 7 TD 22 14 TD 19 11 TD 12 10 TD 14 13 TD 14 5 TD 14 9 TD 23 5 TD 12 9 TD 20 12
FR TD 12 8 TD 20 11 TD 17 1 TD 22 4 TD 24 19 TD 24 9 TD 7 6 TD 9 8 TD 17 15 TD 7 4
FR TD 21 9 TD 18 10 TD 17 10 TD 13 12 TD 16 12 TD 24 16 TD 23 17 TD 17 5 TD 24 1 TD 24
13
FR TD 19 16 TD 20 16 TD 16 4 TD 20 10 TD 19 7 TD 19 3 TD 23 19 TD 23 1 TD 4 1 TD 5 1
FR TD 17 8 TD 18 13 TD 8 7 TD 20 7 TD 22 20 TD 22 12 TD 4 3 TD 6 4 TD 6 2 TD 10 4
FR TD 14 4 TD 7 2 TD 16 14 TD 8 1 TD 8 4 TD 10 3 TD 24 12 TD 19 12 TD 20 1 TD 11 1
FR TD 19 1 TD 18 1 TD 12 1 TD 5 2 TD 5 3 TD 14 11 TD 19 14 TD 18 14 TD 22 11 TD 22 3
FR TD 22 17 TD 19 4
PD
OU SS TV MI AD=OFF IT=1000000
88
89

HASIL CFA KONSTRUK KECERDASAN EMOSI

1. PERSEPSI EMOSI

ANALISIS UNIDIMENSIONAL PERSEPSI EMOSI


DA NI=7 NO=569 MA=PM
LA
X9 X15 X19 X22 X25 X32 X33
PM SY FI=PERSEPSIEMOSI.COR
MO NX=7 NK=1 TD=SY PH=ST
LK
PERSEPSI EMOSI
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1
FR TD 5 1 TD 6 2 TD 3 2 TD 7 4 TD 3 1 TD 5 4
PD
OU SS TV MI AD=OFF IT=1000000
90

2. PENANGANAN EMOSI DIRI


ANALISIS UNIDIMENSIONAL PENANGANAN EMOSI DIRI
DA NI=9 NO=569 MA=PM
LA
X3 X10 X12 X14 X21 X23 X2 X31 X28
PM SY FI=PENANGANANEMOSIDIRI.COR
MO NX=9 NK=1 TD=SY PH=ST
LK
PENANGANAN EMOSI DIRI
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1
FR TD 7 3 TD 6 2 TD 8 4 TD 5 4 TD 4 3 TD 5 3 TD 5 2 TD 9 4 TD 8 2 TD 8 6
FR TD 4 1 TD 8 7 TD 8 3 TD 9 8 TD 6 1 TD 3 2 TD 6 3 TD 9 1 TD 7 6 TD 7 2
PD
OU SS TV MI AD=OFF IT=1000000
91

3. PENANGANAN EMOSI ORANG LAIN


ANALISIS UNIDIMENSIONAL PENANGANAN EMOSI ORANG LAIN
DA NI=11 NO=569 MA=PM
LA
X4 X13 X18 X26 X29 X5 X11 X24 X30 X1 X6
PM SY FI=PENANGANANEMOSIORANG.COR
MO NX=11 NK=1 TD=SY PH=ST
LK
PENANGANAN EMOSI ORANG LAIN
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1
FR TD 10 8 TD 7 3 TD 6 2 TD 9 4 TD 8 7 TD 8 4 TD 10 4 TD 9 3 TD 9 7 TD 5 4
FR TD 6 5 TD 4 3 TD 9 8 TD 10 6 TD 11 8 TD 11 7 TD 7 4 TD 10 9 TD 10 7 TD 10 3
FR TD 8 3 TD 7 2
PD
OU SS TV MI AD=OFF IT=1000000
92

4. PEMANFAATAN EMOSI

ANALISIS UNIDIMENSIONAL PEMANFAATAN EMOSI


DA NI=6 NO=569 MA=PM
LA
X6 X8 X27 X7 X17 X20
PM SY FI=PEMANFAATANEMOSI.COR
MO NX=6 NK=1 TD=SY PH=ST
LK
PEMANFAATAN EMOSI
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1
FR TD 5 1 TD 6 2 TD 6 1 TD 6 3 TD 3 2
PD
OU SS TV MI AD=OFF IT=1000000
93

HASIL CFA KONSTRUK DUKUNGAN SOSIAL

1. DUKUNGAN KELUARGA

ANALISIS UNIDIMENSIONAL DUKUNGAN KELUARGA


DA NI=4 NO=569 MA=PM
LA
X3 X8 X11 X4
PM SY FI=KELUARGA.COR
MO NX=4 NK=1 TD=SY PH=ST
LK
DUKUNGAN KELUARGA
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1
FR TD 2 1
PD
OU SS TV MI AD=OFF IT=1000000
94

2. DUKUNGAN TEMAN

ANALISIS UNIDIMENSIONAL DUKUNGAN TEMAN


DA NI=4 NO=569 MA=PM
LA
X6 X7 X12 X9
PM SY FI=TEMAN.COR
MO NX=4 NK=1 TD=SY PH=ST
LK
DUKUNGAN TEMAN
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1
FR TD 2 1
PD
OU SS TV MI AD=OFF IT=1000000
95

3. DUKUNGAN ORANG TERDEKAT

ANALISIS UNIDIMENSIONAL DUKUNGAN ORANG TERDEKAT


DA NI=4 NO=569 MA=PM
LA
X2 X10 X1 X5
PM SY FI=ORANGTERDEKAT.COR
MO NX=4 NK=1 TD=SY PH=ST
LK
DUKUNGAN ORANG TERDEKAT
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1
FR TD 4 3
PD
OU SS TV MI AD=OFF IT=1000000
96

LAMPIRAN III

Output Deskriptif dan Regresi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CARA 569 19,45 74,82 50,0000 9,08318


PERE 569 19,50 63,92 50,0000 9,23601
PENE 569 12,00 63,77 50,0000 9,70918
PENO 569 10,40 63,04 50,0000 9,67608
PEME 569 10,79 65,94 50,0000 9,46920
DUKE 569 16,56 68,13 50,0000 7,56762
DUTE 569 23,55 62,39 50,0000 8,07885
DUOR 569 11,56 63,31 50,0000 7,96093
Valid N (listwise) 569

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,654a ,428 ,421 6,91070

a. Predictors: (Constant), DUOR, PENE, PENO, PEME, PERE, DUTE,


DUKE

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 20070,226 7 2867,175 60,036 ,000b

Residual 26792,113 561 47,758

Total 46862,338 568

a. Dependent Variable: CARA


b. Predictors: (Constant), DUOR, PENE, PENO, PEME, PERE, DUTE, DUKE
97

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -3,050 2,689 -1,134 ,257

PERE ,185 ,036 ,188 5,108 ,000

PENE ,058 ,033 ,062 1,752 ,080

PENO ,200 ,032 ,213 6,166 ,000

PEME ,162 ,035 ,168 4,613 ,000

DUKE ,245 ,049 ,204 5,048 ,000

DUTE ,053 ,043 ,047 1,222 ,222

DUOR ,159 ,043 ,139 3,679 ,000

a. Dependent Variable: CARA

Model Summary

Change Statistics

Adjusted R Std. Error of R Square F Sig. F


Model R R Square Square the Estimate Change Change df1 df2 Change

1 ,439a ,192 ,191 8,16966 ,192 135,128 1 567 ,000


2 ,469b ,220 ,217 8,03855 ,027 19,646 1 566 ,000
3 ,553c ,306 ,302 7,58840 ,086 70,143 1 565 ,000
4 ,594d ,353 ,348 7,33400 ,048 40,878 1 564 ,000
5 ,640e ,410 ,405 7,00756 ,057 54,771 1 563 ,000
6 ,644f ,414 ,408 6,98732 ,004 4,265 1 562 ,039
7 ,654g ,428 ,421 6,91070 ,014 13,532 1 561 ,000

a. Predictors: (Constant), PERE


b. Predictors: (Constant), PERE, PENE
c. Predictors: (Constant), PERE, PENE, PENO
d. Predictors: (Constant), PERE, PENE, PENO, PEME
e. Predictors: (Constant), PERE, PENE, PENO, PEME, DUKE
f. Predictors: (Constant), PERE, PENE, PENO, PEME, DUKE, DUTE
g. Predictors: (Constant), PERE, PENE, PENO, PEME, DUKE, DUTE, DUOR

Anda mungkin juga menyukai