Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami
meminta pertolongan.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan tema “Manajemen Pembelajaran Bahasa Arab”, Kami
pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada makalah kami ini.

Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga
berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan
kualitas makalah di masa yang selanjutnya.

Mataram, 5 April 2022

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… 2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………3
1. Latar Belakang…………………………………………………………………..3
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..5
1. Dasar Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab…………………………………5
2. Tujuan pembelajaran bahasa Arab………………………………………………5
3. Analisis Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab…………………………………… 9
a. Kriteria Penentuan Tujuan Pembelajaran……………………………...11

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….13


1. Kesimpulan……………………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT

kepada setiap kaum Muslimin. Perintah zakat didalam Al-Quran senantiasa

disandingkan dengan perintah shalat. Pentingnya menunaikan zakat karena

perintah ini mengandung misi sosial yang memiliki tujuan jelas bagi

kemaslahatan umat. Tujuan yang dimaksud antara lain untuk memecahkan

problem kemiskinan, meratakan pendapatan, meningkatkan kesejahteraan

umat dan negara. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya menunaikan

zakat sebagai salah satu rukun Islam.1

Zakat menurut syaraʽ adalah sejumlah harta tertentu yang telah

mencapai syarat-syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada

setiap orang muslim untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak

menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.2 2

Maksud dari sejumlah harta tertentu ialah harta-harta yang wajib

dikeluarkan zakatnya yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan Hadis yakni

harta hasil pertanian, perdagangan, peternakan, emas, perak dan rikāz. Serta

hanya jenis harta tersebutlah yang sudah ada dan menjadi sumber zakat sejak

zaman Nabi Muhammad SAW.

Namun seiring berkembangnya perekonomian,sumber zakat pun mengalami

perkembangan seperti, zakat

1
1Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Baiy, Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syariah (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 1

2
2Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fiqih Kontemporer. (Jakarta: Salemba Diniyah, 2002), hlm.
10
3
dari kekayaan yang diperoleh dari upah/ gaji, pendapatan, honorium, atau

penghasilan yang dihasilkan dari kerja tertentu yang telah mencapai niṣāb

atau disebut dengan zakat profesi.

B. Rumusan Masalah

1. Definisikan zakat

2. jenis-jenis zakat

3. syarat-syarat zakat

4. rukun-rukun zakat

5. siapa yang berhak menerima zakat

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi zakat
Secara bahasa, zakat artinya suci, berkah, dan berkembang. Sementara itu, secara
istilah, zakat adalah mengeluarkan sebagian harta yang diwajibkan Allah SWT untuk
diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik), sesuai kadar dan
haulnya, dengan rukun dan syarat tertentu.

B. Jenis-jenis zakat

Salah satu zakat yang paling umum dikenal adalah zakat fitrah. Namun, ada
macam-macam zakat lainnya yang perlu kamu tahu. Berikut macam-macam zakat beserta
cara menghitungnya agar ibadahmu makin sempurna.

a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah tentu adalah zakat yang paling umum diketahui oleh umat Islam.
Zakat fitrah ini wajib dibayarkan oleh setiap umat muslim pada bulan Ramadhan sebelum
hari raya Idul Fitri.

Golongan orang yang wajib memberikan zakat fitrah ini adalah orang yang sudah
mampu. Artinya, ini berlaku bagi mereka yang memiliki bahan makanan lebih dari satu
sha’ untuk kebutuhan dirinya dan keluarganya selama sehari semalam sebelum hari raya
Idul Fitri.

Jumlah zakat fitrah yang diberikan bisa dalam bentuk beras sebanyak 2,5 kg atau
setara dengan 3,5 liter per orang. Kualitas zakat ini juga harus disesuaikan dengan
kualitas yang dipakai untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Jadi, jangan memberikan
barang yang kualitasnya lebih rendah dari yang biasa kamu pakai sehari-hari.

Kenapa hanya orang yang mampu yang wajib memberikan zakat? Hal ini
bertujuan agar tidak ada kesenjangan. Orang yang belum mampu bisa mendapatkan zakat
dari orang yang mampu. Namun, terlepas dari nominal jika kamu masih merasa mampu
tidak ada salahnya kamu memberikan zakat ini.

b. Zakat Mal
Jenis zakat berikutnya adalah zakat mal atau zakat harta. Definisi zakat mal adalah
harta yang dikeluarkan oleh muzaki (orang yang berzakat) melalui amil zakat resmi untuk
diserahkan kepada mustahik (orang yang berhak menerima zakat).

Zakat mal biasanya dibayarkan dalam bentuk uang, emas, perak, logam mulia
lainnya, surat berharga dan perniagaan, atau aset berharga lainnya yang dimiliki dan
disewakan. Kepemilikan aset tersebut setidaknya harus berusia satu tahun.
5
C. syarat-syarat zakat

muzakki adalah orang yang dikenai kewajiban membayar zakat atas kepemilikan
harta yang telah mencapai nishab dan haul. Muzakki adalah seseorang yang terkena
kewajiban membayar zakat, yang harus memenuhi kriteria berikut:

a. Beragama Islam

Kewajiban zakat hanya diwajibkan kepada orang Islam. Hadits Rasulullah SAW
menyatakan, “Abu Bakar Shidiq berkata, ‘inilah sedekah (zakat) yang diwajibkan oleh
Rasulullah kepada kaum Muslim.” (HR Bukhari).

b. Merdeka

Muzakki adalah seseorang yang merdeka, jadi kewajiban membayar zakat hanya
diwajibkan kepada orang-orang yang merdeka. Hamba sahaya tidak dikenai kewajiban
berzakat.

c. Dimiliki secara sempurna

Muzakki adalah seorang Muslim yang memiliki harta. Harta benda yang wajib
dibayarkan zakatnya adalah harta benda yang dimiliki secara sempurna oleh seorang
Muslim.

d. Mencapai nishab

Seorang Muslim wajib membayar zakat jika harta yang dimilikinya telah
mencapai nishab. Nishab zakat harta berbeda-beda, tergantung jenis harta bendanya.

e. Telah haul

6
Harta benda wajib dikeluarkan zakatnya jika telah dimiliki selama satu tahun
penuh. Hadits Rasulullah menyatakan, “Abdullah ibnu Umar berkata, ‘Rasulullah SAW
bersabda ‘Tidak ada zakat pada harta seseorang yang belum sampai satu tahun
dimilikinya.” (HR Daruquthni).

D. Rukun rukun zakat

Rukun zakat adalah hal-hal yang harus dilakukan ketika ingin berzakat. Berikut
adalah rukun-rukun zakat.

a. Niat

Ketika menunaikan zakat, hendaknya membaca niat untuk berzakat. Hal ini untuk
mengingatkan kita bahwa kita berzakat semata-mata hanya untuk Allah SWT.

b. Pemberi zakat

Pemberi zakat, atau biasa disebut muzakki adalah orang yang berkewajiban untuk
membayar zakat. Seperti yang sudah disebutkan di atas, syarat-syarat untuk orang
pemberi zakat adalah Islam, merdeka, dewasa, tidak memiliki hutang dan memiliki
harta yang cukup.

Zakat hadir dalam Islam bukan hanya untuk mengatur sistem ekonomi, individu,
msyarakat, dan negara. Namun juga menjadi penyambung kasih sayang antara si
kaya dan si miskin seperti halnya yang dibahas pada buku Kekuatan Zakat yang
mengupas segala hal tentang zakat termasuk dalil-dalil, cara perhitungan zakat,
waktu pembayaran, dan masih banyak lagi.

c. Penerima zakat

Penerima zakat biasa disebut dengan mustahik. Mustahik ini adalah orang-orang
yang berhak menerima zakat. Di dalam Al-Quran surat At-taubah ayat 60, disebutkan
delapan kategori orang-orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan manfaat dari
zakat.
‫ۤا‬
‫ِاَّنَم ا الَّصَد ٰق ُت ِلْلُفَقَر ِء َو اْلَم ٰس ِكْيِن َو اْلَع اِمِلْيَن َع َلْيَها َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلْو ُبُهْم َوِفى الِّر َقاِب َو اْلَغاِرِم ْيَن َو ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللا َو اْبِن‬
‫الَّس ِبْيِۗل َفِرْيَض ًة ِّم َن ِهّٰللاۗ َو ُهّٰللا َع ِلْيٌم َحِكْيٌم‬

“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil
zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk
(membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang

7
dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha
Bijaksana.”

Orang yang hidup tanpa mata pencahariaan, orang yang tidak bisa memenuhi
kebutuhan pokoknya, orang yang mengumpulkan zakat, orang yang baru saja masuk
islam, orang yang bebas dari perbudakan melalui akad, orang yang memiliki hutang yang
sangat besar, orang yang berperang di jalan Allah SWT, orang yang dalam perjalanan
atau pengelana yang terlantar, adalah orang-orang yang wajib menerima zakat atau
mustahik.

E. siapa saja yang berhak menerima zakat

Orang yang menerima zakat disebut mustahik. Dalam QS. At-Taubah ayat 60,
Allah memberikan ketentuan pada 8 golongan orang yang menerima zakat yaitu sebagai
berikut:

a. Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidup.

b. Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar
untuk hidup.

c. Amil - Mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

d. Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam
tauhid dan syariah.

e. Hamba sahaya - Budak yang ingin memerdekakan dirinya.

f. Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan
izzahnya.

8
g. Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad dan
sebagainya.

h. Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesadaran untuk mempelajari bahasa Arab bagi masyarakat non Arab didasarkan
pada kebutuhan yang beranekaragam. Oleh karena itu, dirumuskanlah model
pembelajaran bahasa Arab berbasis tujuan yang hendak dicapai. Yaitu tujuan
pembelajaran umum dan khusus. Tujuan pembelajaran khusus lebih diarahkan pada
pembelajaran bahasa Arab untuk lingkup dan konteks tertentu, untuk pekerjaan misalnya.

Pembelajaran bahasa Arab dengan tujuan khusus diprogram untuk mengarahkan


pembelajar agar mampu berkomunikasi dimana mereka ditempatkan yang disesuaikan
dengan kebutuhan mereka. Baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam forum ilmiah,
maupun dalam forumforum resmi yang sesuai dengan bidang pembelajar.

10
Daftar Pustaka

1. Hidayah, N. A. (2017). Strategi Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab.


2. Juwairiyah Dahlan, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992),
hlm. 29.
3. Radliyah Zainuddin, dkk, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab,
(Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm. 46.
4. Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’lim al-Lughoh li-Aghrodh Khosoh: Mafahimah wa Manhajiyah,
hlm. 1.
5. Imam Makruf, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif, (Semarang: Need’s Press, 2009), hlm.
67-68. 7
6. Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), hlm, 130.
7. Imam Makruf, Strategi…, hlm. 69.0
8. Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’lim… , hlm. 10.

11

Anda mungkin juga menyukai