Anda di halaman 1dari 18

MATSC Makassar

• Nama : Islamuddin Ali


• Tempat, Tgl Lahir : Makassar, 2 JULI 1979
• Pendidikan : D.III PTR ANGKATAN 16, STPI CURUG
S1 EKONOMI STIE, PALU
• Instansi kerja : Airnav Indonesia, Cab. MATSC

• Nama : Allan Michael Lengkong


• Tempat, Tgl Lahir : Manado, 8 Mei 1993
• Pendidikan : D.IV TNU ANGKATAN 15, STPI CURUG
• Instansi kerja : Airnav Indonesia, Cab. MATSC
AIRNAV INDONESIA
2
info@airnavindonesia.go.id
PEMANCAR (TRANSMITTER)

Transmitter adalah suatu peralatan yang


berfungsi untuk memproses dan memodifikasi
input sinyal agar dapat ditranmisikan secara
efisien. Operasi pemrosesan sinyal meliputi
multipleksing, penguatan (amplifier), dan
modulasi

AIRNAV INDONESIA
3
info@airnavindonesia.go.id
AIRNAV INDONESIA
4
info@airnavindonesia.go.id
PRINSIP KERJA TRANSMITTER
• Sinyal Audio (Sumber) merupakan input dari sebuah pemancar yang merupakan sinyal informasi. Sinyal

audio ini dihasilkan dari mikrofon Radio (VHF A/G), VSCS, dll. Microphone berfungsi untuk mengubah sinyal

suara menjadi sinyal listrik.

• Audio amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal listrik dari microphone.

• Oscillator merupakan suatu rangkaian elektronika yang dapat menghasilkan sejumlah gelombang secara

periodik dengan amplitudo yang konstan. Gelombang sinyal yang dihasilkan bisa berbentuk Sinusoide

Wave (gelombang sinus), Square Wave (Gelombang Kotak) dan Saw Tooth Wave (Gelombang Gigi

Gergaji).

• Buffer (Penyangga), Keluaran dari osilator masih merupakan sinyal lemah dengan impedansi keluaran

yang tinggi sehingga kurang sesuai untuk menggerakkan rangkaian berikutnya. Tahap penyangga akan

sangat berperan dalam hal ini karena pada intinya adalah sebuah rangkaian penguat arus bagi osilator.

AIRNAV INDONESIA
5
info@airnavindonesia.go.id
• Modulator merupakan alat untuk proses modulasi. proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal.

Sebagai contoh Sinyal informasi audio, agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut harus

ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam hal ini VHF A/G, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara

(Audio), sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal yang disebut sinyal pembawa (carrier). Sinyal campuran

yang dihasilkan disebut sebagai gelombang termodulasi.

• Amplifier merupakan penguat signal RF. Yang merupakan final stage dari sebuah pemancar (TX) sebelum

di pancarkan melalui Antenna. berfungsi untuk menguatkan sinyal modulasi sebelum dipancarkan melalui

antena

• Antenna merupakan media trasmisi yang memancarkan gelombang RF dan juga berfungsi sebagai

pengubah gelombang listrik menjadi gelombang elektromagnetik.

AIRNAV INDONESIA
6
info@airnavindonesia.go.id
PENERIMA (RECEIVER)
Receiver adalah suatu alat untuk mengambil kembali sinyal yang ditransmisikan. Secara
umum penerima berfungsi untuk menerima sinyal termodulasi dan melakukan proses
demodulasi terhadap sinyal tersebut. Sinyal tersebut pertama kali diterima oleh antena,
dan kemudian dilakukan pemilihan sinyal yang diinginkan dari semua sinyal yang dapat
diterima oleh antena. Sinyal yang dipisahkan tersebut kemudian diperkuat sampai pada
suatu tingkat yang dapat digunakan. Proses selanjutnya adalah demodulasi sinyal radio
yaitu proses pemisahan sinyal informasi dari sinyal carrier / sinyal pembawa yang dilakukan
di demodulator atau detector, kemudian dikuat lagi pada audio amplifier lalu pada speaker
dirubah dari sinyal listrik menjadi suara yang bisa didengar oleh manusia

Fungsi dasar RX :
• Reception : Menerima sinyal yang dipancarkan TX
• Detection : Memisahkan sinyal carrier dan sinyal informasi
• Reproduction : Merubah sinyal listrik menjadi gelombang suara
AIRNAV INDONESIA
7
info@airnavindonesia.go.id
AIRNAV INDONESIA
8
info@airnavindonesia.go.id
Prinsip kerja receiver
• Antena : sebagai penangkap getaran/sinyal yang membawa dan
berisikan informasi yang dipancarkan oleh pemancar.

• Penguat RF : berfungsi untuk menguatkan daya RF ( Radio Frequency)


yang berisi informasi sebagai hasil modulasi pemancar asal. Setelah
diperkuat, geteran RF dicatukan ke mixer.

• Mixer (pencampur) : berfungsi mencampurkan getaran/sinyal RF


dengan Frekuensi Osilator Lokal, sehingga diperoleh frekuensi
intermediet (IF/Intermediate Frequency).

AIRNAV INDONESIA
9
info@airnavindonesia.go.id
• Penguat IF : digunakan untuk menguatkan Frekuensi
Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok detektor

• Pada blok detector berfungsi untuk memisahkan gelombang


RF dan sinyal Informasi

• Audio amplifier berfungsi memperkuatkan sinyal suara.

• Speaker berfungsi untuk mengubah sinyal listrik yang sudah


dikuatkan menjadi sinyal suara yang dapat didengar oleh
telinga manusia.
AIRNAV INDONESIA
10
info@airnavindonesia.go.id
Karakteristik Penerima
• Sensitivitas menyatakan kemampuan receiver dalam
menerima sinyal dalam range tertentu. Semakin sensitiv
maka kualitas sinyal semakin bagus

• Selektifitas berhubungan dengan kemampuan receiver


dalam menerima dan menfilter sinyal yang sesuai dengan
frekuensi yang diinginkan

• Fidelitas menentukan kualitas sinyal informasi.


Pengamatannya dilakukan pada output audio amplifier.
AIRNAV INDONESIA
11
info@airnavindonesia.go.id
STANDAR TEKNIS PENEMPATAN

Penempatan Antena dan Penempatan Antena dan


Peralatan VHF A/G Peralatan VHF - ER

Colocated dgn antena


Di sekitar bangunan Radar, antena VHF AG hrs
Di dlm area Lebih rendah atau lebih
Disesuaikan dgn cakupan
Bandara Tinggi dari antena radar dan jarak
Yg diinginkan
Minimal 25 m

AIRNAV INDONESIA
12
info@airnavindonesia.go.id
Lokasi Penempatan VHF AG di dalam area bandara

1. Jika VHF A/G berfungsi sebagai AFIS ataupun ADC:


• Peralatan berada di dalam gedung tower;
• Antena ditempatkan di atas gedung tower;
• Jarak antara antena satu dan lainnya minimal 5 m;
• Antena tidak menjadi obstacle bagi kegiatan operasional bandara, tetapi
dapat memenuhi kebutuhan pelayanan operasional;
• Jarak tiang wind direction dengan gedung tower adalah 50 m – 100 m.
2. Ketinggian bangunan yang berada di sekitar antena sampai dengan
jarak 500 m dari tower antena tidak melebihi ketinggian elevasi dasar
antena

AIRNAV INDONESIA
13
info@airnavindonesia.go.id
3. Ketinggian bangunan yang berjarak lebih dari 500 m dari
tower, tidak boleh melebihi permukaan kerucut 1 derajat

4) Jika VHF A/G berfungsi sebagai APP ataupun ACC.


a) Peralatan berada di dalam gedung tower;
b) Antena ditempatkan di atas gedung tower atau
disekitarnya;
c) Antena tidak menjadi obstacle bagi kegiatan
operasional bandara, tetapi dapat memenuhi
kebutuhan pelayanan operasional.

AIRNAV INDONESIA
14
info@airnavindonesia.go.id
• Penempatan Antena dan Peralatan VHF-ER
a) Luas lahan minimum yang dibutuhkan 25 m x 25 m
b) Untuk penempatan peralatan VHF-ER perataan lahan tidak ditentukan secara
khusus;
c) Tidak diperkenankan terdapat saluran udara tegangan tinggi sampai dengan
jarak 1000 m dari titik pusat antena VHF-ER;
d) Ketinggian bangunan di sekitar antena VHF-ER tidak boleh menjadi obstacle
bagi pancaran gelombang VHF-ER.
e) Penempatan antena VHF-ER tidak berdekatan / menjadi satu dengan antena
VHF-AG yang lain

AIRNAV INDONESIA
15
info@airnavindonesia.go.id
Penempatan Antenna VHF A/G

AIRNAV INDONESIA
16
info@airnavindonesia.go.id
AIRNAV INDONESIA
17
info@airnavindonesia.go.id
MATSC Makassar

AIRNAV INDONESIA
18
info@airnavindonesia.go.id

Anda mungkin juga menyukai