Anda di halaman 1dari 21

MAQASHID SYARIAH DAN KARAKTERISTIK FIQH

SEBAGAI SALAH SATU PRODUK HUKUM ISLAM

Tachriza Nur Ashilah, Renanda Najwa Qurrotul’aini, Mochammad Faroq Zaaky Shahara
renandanajwaa@gmail.com
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstrak :
Artikel ini membahas tentang maqashid syariah atau tujuan hukum islam yang merupakan suatu
pembahasan yang sangat penting dalam hukum islam dan selalu diperhatikan oleh para ulama serta pakar
hukum islam. Salah satu kajian utama dalam ushul fiqih adalah tentang maqashid syariah. Kajian ini
terfokus kepada kebutuhan pokok yang harus diperoleh manusia. Kebutuhan tersebut yaitu kebutuhan
primer, sekunder dan pelengkap, yang biasa disebut kebutuhan dharuriy, hajy dan tahsiny. Dalam
memahami hukum islam yang berkaitan dengan maqashid yang mana didalamnya mengandung
kemaslahatan duniawi maupun ukhrawi, secara hakiki keduanya itu tidak dapat dipisahkan dalam hukum
islam. Oleh karena itu dengan maqashid syariah ijtihad dapat dikembangkan dalam menghadapi berbagai
permasalahan baru yang hukumnya tidak ada dalam nash-nash syariat untuk menjawab permasalahan
hukum yang muncul dalam masyarakat.
Kata kunci : Maqashid Syari’ah, Dharuriyah al-Khamsa, Hukum Islam

Abstract :
This article discusses maqashid sharia or the objectives of Islamic law, which is a very important discussion
in Islamic law and is always paid attention to by scholars and Islamic law experts. One of the main studies
in ushul fiqh is about maqashid sharia. This study focuses on the basic needs that humans must obtain.
These needs are primary, secondary and complementary needs, which are usually called dharuriy, hajy and
tahsiny needs. In understanding Islamic law relating to maqashid which contains both worldly and spiritual
benefits, essentially the two cannot be separated in Islamic law. Therefore, with maqashid sharia ijtihad can
be developed to deal with various new problems whose laws are not in the sharia texts to answer legal
problems that arise in society.

Keywords : Maqashid Syari'ah, Dharuriyah al-Khamsa, Islamic Law


PENDAHULUAN
Maqashid syariah merupakan suatu tujuan menuju syariah atau jalan menuju Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Jadi, maqashid syariah itu merupakan sebuah konsep dalam menetapkan hukum untuk
kemaslahatan bersama bagi semua manusia baik di dunia maupun di akhirat. Kemaslahatan yang
dimaksud yaitu dalam segala aspek kegiatan yang dijalankan oleh pribadi manusia itu sendiri.
Penerapan maqashid syariah dapat dilihat dari keterkaitan maqashid syariah dalam kehidupan
masyarakat terutama dalam kegiatan perdagangan atau sering dikenal dengan jual beli.
Perdagangan merupakan suatu bentuk kegiatan bisnis penjualan kembali suatu barang tanpa
adanya perubahan teknis dalam barang tersebut. Perdagangan atau jual beli merupakan suatu
bentuk bisnis bertemunya langsung antara penjual dan pembeli mengenai suatu objek.
MAQASHID SYARIAH
tentang maqashid Syariah. Imam Al-
Ghozali mendefinisikan maslahah
A. Pengertian Maqashid Syariah adalah sebuah istilah yang pada
Secara etimologi, ‫مقاصد‬ intinya merupakan keadaan yang
‫ الشريعة‬merupakan istilah gabungan mendatangkan manfaat dan menolak
dua kata ‫ مقاصد‬dan ‫الشريعة‬. Maqâshid bahaya atau kerugian. Maqâshid ini
adalah bentuk plural dari ‫مقصد‬ tidak lebih dari tiga macam:
(maqsud),‫قصد‬ (qasdhd),‫مقصد‬ darûriyyât (kepentingan pokok atau
(maqshid) atau ‫( قصود‬qushud) primer), hâjiyyât (kepentingan
merupakan derivasi dari kata sekunder), dan tahsiniyyât
kerja ‫يقصد‬-‫قصد‬ dengan beragam (kebutuhan tersier). Lebih lanjut al-
makna, seperti menuju suatu arah, Syâthibî menyatakan bahwa Allah
tujuan, tengah-tengah, adil dan tidak sebagai Syâri' memiliki tujuan dalam
melampaui batas, jalan lurus,tengah- setiap penentuan hukum-Nya, yaitu
tengah antara berlebih-lebihan dan untuk kemaslahatan hidup di dunia
kekurangan. Sementara itu, syari'ah dan akhirat.
yang secara etimologis bermakna
Ibn 'Âsyûr mendefinisikan
jalan menuju mata air, dalam
maqâshid al-syari'ah adalah Makna-
terminologi fiqh berarti hukum-
makna dan hikmah-hikmah yang
hukum yang disyari'atkan oleh Allah
diperhatikan dan dipelihara oleh
untuk hamba-Nya, baik yang yang
syâri' dalam setiap bentuk penentuan
ditetapkan melalui al- Qur'ân maupun
hukum-Nya. Hal ini tidak hanya
Sunnah Nabi Muhammad yang
berlaku pada jenis-jenis hukum
berupa perkataan, perbuatan, atau
tertentu sehingga masuklah dalam
ketetapan Nabi. Dalam definisi yang
cakupannya segala sifat, tujuan
lebih singkat dan umum, al-Raysûnî
umum, dan makna syari'ah yang
menyatakan bahwa syari'ah
terkandung dalam hukum serta masuk
bermakna sejumlah hukum
pula di dalamnya makna-makna
'amaliyyah yang dibawa oleh agama
hukum yang tidak diperhatikan secara
Islam, baik yang berkaitan dengan
keseluruhan tetapi dijaga dalam
konsepsi aqidah maupun legislasi
banyak bentuk hukum. Definisi Ibn
hukum- nya.
'Asyûr ini sudah mulai masuk pada
Secara terminologis, makna
wilayah yang lebih konkret dan
maqashid Syariah berkembang dari
operasional. Sebagai penegasnya, dia
makna yang paling sederhana sampai
juga menyatakan bahwa maqâshid al-
pada makna yang holistik. Di
syari'ah bisa saja bersifat umum yang
kalangan ulama klasik sebelum al-
meliputi keseluruhan syari'at dan juga
syathibi, belum ditemukan definisi
bisa bersifat khusus, seperti maqâshid
yang konkret dan komprehensif
al-syari'ah yang khusus dalam bab- terlebih dahulu, sebelum nantinya
bab mu'amalah. Dalam konteks ini, kita bahas pengertian ketika
maqâshid al-syari'ah diartikan keduanya disatukan membentuk
sebagai kondisi-kondisi yang istilah baru.
dikehendaki oleh syara' untuk Maqashid
mewujudkan kemanfaatan bagi Kata maqashid ( ‫ ) مقاصد‬adalah bentuk
kehidupan manusia atau untuk jamak dari bentuk tunggal maqshid (
menjaga kemaslahatan umum dengan ‫ )مق ِصد‬dan maqshad ( ‫)مق َصد‬
memberikan ketentuan hukum dalam keduanya berupa mashdar mimi
perbuatan-perbuatan khusus mereka (‫)مصدر ميمي‬yang punya bentuk fi’il
yang me-ngandung hikmah. madhi qashada.
Terlepas dari perbedaan kata a. Menurut kamus :
yang digunakan dalam men-
definisikan maqâshid al-syari'ah, para Secara bahasa maqshid ini punya
ulama ushûl sepakat bahwa maqashid beberapa arti, diantaranya al-
al-syari'ah adalah tujuan-tujuan akhir i’timad ( ‫االعتماد‬,) al-um ( ‫)األم‬,
yang harus terealisasi dengan ityan asysyai’ ( ‫إتيان الشيء‬,) at-
diaplikasikannya syari'at. Maqâshid tawajjuh ( ‫ )التوجه‬dan juga
al- syari'ah ini bisa jadi berupa istiqamatu at-tariq .
maqâshid al-syari'ah al-'âmmah,
yakni yang meliputi keseluruhan b. Menurut Al-Qur’an :
aspek syarî'at, maqâshid al- syari'ah
al-khâshshah yang dikhususkan pada Di dalam Al-Quran ada
satu bab dari bab-bab syari'at yang ditemukan beberapa kataqashd (
ada, seperti maqâshid al-syari'ah pada ‫ )قصد‬atau turunannya dengan
bidang ekonomi, hukum keluarga, masing-masing pengertiannya
dan lain-lain atau maqâshid al- sesuai dengan siyaq-nya :
syari'ah al-juz'iyyah yang meliputi
setiap hukum syara' seperti kewajiban ‫َوعلَى هللاِ قَصدالسبيل َ ِو ْمنها‬
salat, diharamkannya zina, dan
sebagainya
‫جائِر‬

Di dalam buku maqashid Syariah Dan hak bagi Allah


yang ditulis oleh Ahmad Sarwat, (menerangkan) jalan yang lurus,
LC.,MA, Pengertian maqashid Syariah dan di antara jalan-jalan ada
sebagai berikut : yang bengkok. (QS. An-Nahl : 9).
Maqashid Syariah ( ‫) مقاصد الشريعة‬ At-Thabari (w. 310 H)
terdiri dari dua kata, yaitu maqashid menyebutkan al-qashdu disini
(‫ ) مقاصد‬dan syariah ( ‫) الشريعة‬. Dalam meluruskan jalan yang lurus yang
pembahasan ini, kita akan bahas tidak ada belokan padanya.
pengertian masing-masing kata
mengetahui. (QS. AlJatsiyah :
‫سفًرا‬
َ َ ‫عر ًضا قَريبًا َو‬ َ َ ‫لَو َكا َن‬ 18)
‫قَا ِص ًدا َالت َبعُ َوك َٰ ََولَكن َبعُدت‬ c. Istilah :
ُ‫لي ُهم الشقة‬
Secara istilah dalam Ilmu Fiqih,
Kalau yang kamu serukan syariah didefinisikan oleh para
kepada mereka itu keuntungan ulama sebagai berikut:
yang mudah diperoleh dan
perjalanan yang tidak seberapa Ibnu Taimiyah (w. 728 H)
jauh, pastilah mereka menyebutkan bahwa makna
mengikutimu, tetapi tempat yang syariah adalah :
dituju itu amat jauh terasa oleh
mereka. (QS. At-Taubah : 42).
Al-Qurthubi (w. 671)7 ‫اسم ال رشيعة وال رشع وال رشعة‬
menjelaskan bahwa makna ‫ينتظم كل ما رسْعه هللا‬
qashidan ( ‫ )قاصدا‬di dalam ayat ‫من العقائد واألعمال‬
ini adalah yaitu jalan yang mudah
dan diketahui. Kata syariah, syara’ dan syir’ah
Syariah terkait dengan semua yang
a. Menurut kamus : ditetapkan Allah baik masalah
Sedangkan kata syariah secara aqidah atau pun amal.
bahasa bisa kita awali dari
kamus-kamus bahasa arab Maqashid Syariah
bermakna addin ( ‫الدين‬,) al-
millah ( ‫الملة‬,) al-minhaj ( ‫المنهاج‬,) Setelah kita ketahui makna
at-thariqah ( ‫الطريقة‬,) dan as- masing-masing kata, maka sekarang
sunnah ( ‫)السنة‬. kita akan membahas makna dan
b. Al-Qur’an : pengertian maqashid syariah itu
Di dalam Al-Quran Allah SWT sendiri, sebagai sebuah nama sebuah
menyebutkan kata asy-syariah ilmu dari ilmu-ilmu keislaman. Meski

ِ ْ‫ثُم َج ْعلنَا َك َعلَى َٰ َ ِشريَعٍة ِمن ا‬


sering menyinggung hal yang terkait
‫المر‬ dengan maqashid syariah, namun
‫فَات ِب َعها ََوال تَت ِبع أهَوا َء الذين ال يعلمون‬ para ulama klasik terdahulu seperti
Al-Juwaini, Al-Ghazali (w. 505) dan
Kemudian Kami jadikan kamu
Asy-Syathibi (w. 790 H), namun
berada di atas suatu syariat
umumnya mereka tidak memberikan
(peraturan) dari urusan (agama
definisi Maqashid Syariah dengan
itu), maka ikutilah syariat itu dan
lengkap. Al-Ghazali misalnya, di
janganlah kamu ikuti hawa nafsu
dalam Al-Mustashfa hanya
orang-orang yang tidak
menyebutkan ada lima maqashid
syariah, yaitu ada, seperti maqâshid al-syari'ah pada
memelihara agama, jiwa, akal, bidang ekonomi, hukum keluarga,
keturunan dan harta. Namun tidak dan lain-lain atau maqâshid al-
menyebutkan definisinya. Memang di syari'ah al-juz'iyyah yang meliputi
dalam kitabnya yang lain, Syifa’ Al- setiap hukum syara' seperti kewajiban
Ghalil, ada sedikit menyebutkan salat, diharamkannya zina, dan
definisinya, namun belum mencakup sebagainya.
keseluruhannya.
Dr. H. Abdul Halim, S.Ag,
M.Ag makna maqashid Syariah Jika B. Sejarah Maqashid Syariah
kata maqāṣid dan al-sharī‘ah ini Sejarah dan perkembangan
disatukan melahirkan pengertian maqasid syariah dapat ditelusuri
yang relatif sama kecuali pada melalui periode sebelum Imam
bagian-bagian seperti perbedaan Syatibi dan sesudah Imam Syatibi.
redaksi dan pengembangan serta Pada tulisan ini dibahas tentang
keterkaitan maqāṣid al-sharī‘ah sejarah dan perkembangan maqashid
dengan lainnya. Di antara pengertian syariah sebelum Imam Syatibi serta
tersebut maqāṣid al-sharī‘ah adalah karya-karya ulama pada masa
tujuan, target atau hasil akhir berupa tersebut. Tujuan pembahasan ini
kemaslahatan hakiki dengan untuk memaparkan tentang sejarah
ditetapkannya hukum pada manusia. dan perkembangan maqashid syariah
Pengertian lainnya maqāṣid al- serta karya-karya ulama. Penelitian
sharī‘ah adalah tujuan akhir dan ini merupakan penelitian kepustakan
rahasia bahkan nilai atau norma serta (library research). Sumber data yang
makna-makna ditetapkannya sebuah digunakan adalah sumber data
hukum. sekunder, yang terdiri dari buku-buku
tentang maqashid syariah dan Jurnal
Terlepas dari perbedaan kata yang berkaitan dengan permasalahan
yang digunakan dalam men- yang diteliti. Adapun Teknik
definisikan maqâshid al-syari'ah, para pengumpulan data yang digunakan
ulama ushûl sepakat bahwa maqashid adalah studi kepustakaan. Setelah
al-syari'ah adalah tujuan-tujuan akhir data terkumpul selanjutnya diolah
yang harus terealisasi dengan dan menarik kesimpulan sehingga
diaplikasikannya syari'at. Maqâshid muncul temuan baru. Berdasarkan
al- syari'ah ini bisa jadi berupa hasil penelitian dapat diuraikan
maqâshid al-syari'ah al-'âmmah, bahwa, sejarah dan perkembangan
yakni yang meliputi keseluruhan maqashid syariah terbagi kepada dua
aspek syarî'at, maqâshid al- syari'ah periodeisasi. Pertama, periode
al-khâshshah yang dikhususkan pada sahabat dan generasi sesudahnya,
satu bab dari bab- bab syari'at yang para sahabat merupakan murid Rasul
yang hidup dan berjuang dengan sampingkan. Kajian tentang hukum
Rasul demi tegaknya Islam. Mereka Islam atau fiqh hanya dikaitkan
mendapat pengetahuan Islam secara dengan ushûl al-fiqh dan qawâ'id al-
langsung dari Rasul SAW. Baik fiqh yang berorientasi pada teks dan
tentang hukum dan bagaimana bukan pada maksud atau makna di
mengambil istinbat hukum serta balik teks.36 Tiga hal ini menjadi
berfatwa, tentu rasul juga unsur-unsur dalam satu sistem yang
mengajarkan hikmah-hikmah dari tidak terpisahkan dan berkembang
setiap hukum dan tujuan atau dalam garis linier yang sama: ushûl
maqashid dari ditetapkanya sebuah al-figh menjadi metodologi yang
hukum. Kedua, periode harus diaplikasikan untuk menuju
pengkodifikasian maqashid syariah, fiqh, sementara qawa'id al-fiqh
pada periode ini walaupun ilmu menjadi pondasi dasar bangunan fiqh
Maqāsid masih menginduk dengan yang ada. Sementara itu, maqâshid al-
disiplin ilmu yang lainya yaitu ilmu syari'ah yang menyumbang- kan
usul fikih akan tetapi para ulama nilai-nilai dan spirit pada fiqh itu
sudah lebih banyak berbicara dan sendiri diletakkan dalam domain
membahas serta mempraktekkan filsafat yang dianggap tidak
ilmu Maqāsid secara mendalam bersentuhan langsung dengan
terutama dalam hal berfatwa dibidang istinbâth hukum Islam.
fikih. Di antara karya- karya ulama Ada dua sebab mengapa
adalah, yang ditulis At-Tirmudzi al- maqâshid al-syari'ah tidak menjadi
Hakim (abad 3 H) dalam kitabnya As- bagian integral dari fiqh seperti ushûl
Shalatu wa Maqashiduha, Al-Hajj wa al-fiqh dan qawâ'id al-fiqh. Pertama,
Asraruhu, Al-‘Illah, ‘Ilal al-Syari’ah, adalah perdebatan teologis seperti
‘Ilal al-‘Ubudiyyah dan al-Furuq. disinggung di atas merupakan
Juga ada Abu Mansur al-Maturidy penyumbang saham terbesar
(w. 333 H) dengan karyanya Ma’khad teralienasinya maqâshid al-syari'ah
al-Syara’. Abu Bakar al-Qaffal al- dari perkembangan hukum Islam
Syasyi (w.365 H) dengan Ushul al- secara umum. Dominasi madzhab
Fiqh dan Mahasin al- Syari’ah. teologi yang menolak peranan akal
Kemudian berikutnya ada Abu Bakar dalam memahami nash tentu menjadi
al- Abhari (w.375 H) dan al-Baqilany penghambat perkembangan maqâshid
(w. 403 H). al-syari'ah. Kedua, adalah
Di dalam buku fiqh minoritas dimasukkannya kajian maqâshid al-
yang di tulis oleh Dr. Ahmad Imam syari'ah dalam ranah filsafat, bukan
Mawardi, MA. Menyatakan Dalam dalam kajian ushûl al-fiqh. Hal ini
sejarah perkembangannya, posisi berarti telah meletakkannya pada
maqâshid al- syari'ah pada masa awal wilayah yang kebolehannya
tidak begitu jelas dan terkesan dike- diperdebatkan, yang pada akhirnya
meng- halanginya untuk menjadi C. Urgensi Masqashid Syariah
bagian dari wilayah hukum Islam
Maqashid syariah sendiri
yang membutuhkan kepastian dan
memiliki tingkatan sesuai dengan
keyakinan. Untungnya, kajian
tingkat maslahat dan kepentingannya.
metodologis ushûl al-fiqh tidak bisa
Tingkatan urgensi dan kepentingan
dilepaskan dari konsepsi
maqasid syariah terbagi menjadi tiga,
kemaslahatan yang merupakan
yaitu:
substansi esensial dari maqâshid al-
syari'ah, seperti teori istihsân, 1. Dharuriyah
mashlahah mursalah, dan sadd al-
Yaitu kebutuhan yang harus
dharâ'i'.
dipenuhi atau kebutuhan pokok, yang
Kajian mengenai maqasid al-
jika tidak dipenuhi akan membuat
shari’ah sebenarnya bukanlah hal
kehidupan menjadi rusak.
yang baru dalam kajian hukum Islam.
Bahkan diskursus mengenai tema ini 2. Hajiyah
sudah ada sejak berabad-abad silam.
Dalam lintasan sejarah kita mengenal Yaitu kebutuhan yang
para tokoh-tokoh dalam bidang ini dipenuhi sebagian, yang jika tidak
seperti Abu Bakar al-Qaffal (W. 365 dipenuhi akan mengakibatkan
H), Abu Ja’far Muhammad Bin ‘Aly kesulitan.
(W. 381 H) (beliau adalah ulama 3. Tahsiniyah
syi’ah), Abu Hasan al-Amiri
(W.381), Abu al-Ma’ali Abdul Malik Yaitu kebutuhan pelengkap,
bin Abdullah al-Juwayni (W. 478 H) yang jika tidak dipenuhi akan
(beliau adalah guru Imam Ghazali), membuat kehidupan menjadi kurang
Muhammad Bin Muhammad al- nyaman.
Ghazali (W. 505 H), Najmuddin al- Dalam hajat dan kebutuhan
Thufi (W. 716 H), Abu Ishaq al- manusia terhadap kepentingannya itu
Syathibi, (W.790H) dan lain-lain. ada yang bersifat dharuriyah (primer
Selain namanama diatas, ulama atau pokok), ada juga yang bersifat
kontemporer juga banyak yang hajiyah (sekunder) dan ada juga yang
menggeluti bidang ini, diantaranya bersifat tahsiniyah (pelengkap).
Muhammad Thahir Ibnu ‘Asyur (W. Begitu pula hajat dan kebutuhan
1973 M), Abdul Wahhab Khalaf, lainnya itu berbeda-beda tingkat
Yusuf Qardawi, Wahbab al-Zuhaili, kepentingannya.
Hasan Turaby,
Rashid Rida, Muhammad al-Gazali, Imam Nuruddin al-Khadimi
Taha Jabir al-‘Alwani, dll. menyebutkan beberapa urgensi ilmu
terhadap maqashid syariah,
diantaranya yaitu:
Pertama adalah untuk mufti, guru dan lain sebagainya dalam
menampakkan illah, hikmah dan melaksanakan tugas-tugas mereka
tujuan dari syariat, baik secara umum agar sesuai dengan apa yang
ataupun khusus, dalam segala sendi dikehendaki dalam syariat, bukan
kehidupan dalam berbagai tema dan hanya sekedar berdasarkan teks saja.
hukum islam.
Adapun urgensi maqashid
Kedua yaitu memberikan syariah khusus bagi seorang
kemampuan kepada orang yang ahli mujtahid, ahli hukum Islam dan
hukum atau orang yang faqih dalam peneliti, Muhammad az-Zuhaili
beristinbath (menggali hukum) merangkumnya kedalam lima poin,
berdasarkan tujuan tersebut, yang yaitu:
akan membantu dia dalam memahami
suatu hukum serta penerapan hukum Pertama maqashid syariah
tersebut. bisa dijadikan sebagai alat bantu bagi
mereka untuk mengetahui hukum
Ketiga mampu memperkecil syariat, baik yang bersifat universal
atau meminimalisir perbedaan dan (kulliyyah) maupun yang bersifat
perdebatan dalam ranah fikih dan parsial (juz’iyyah), dari dalil-dalil
fanatisme dalam bermadzab. Yaitu yang pokok dan cabang.
dengan menjadikan maqashid syariah
sebagai dasar atau patokan dalam Kedua maqashid syariah dapat
proses menentukan hukum dan membantu mereka dalam memahami
menampung berbagai macam nash-nash syariat dan
pendapat dan mencegah terjadinya mengartikannya dengan baik dan
benar, khususnya dalam penerapan
kontradiksi.
nash-nash syariat di dalam
Keempat memadukan antara kehidupan.
sikap dua sikap ekstrim, yaitu ekstrim
kanan yang cenderung tekstualis dan Ketiga maqashid syariah
ekstrim kiri yang cenderung dapat membantu mereka dalam
konstekstualis, namun menentukan makna yang terkandung
mengesampingkan apa yang tampak dalam nash-nash syariat secara tepat,
khususnya ketika berhadapan dengan
pada teks itu sendiri.
lafadz yang memiliki makna lebih
Kelima membantu seorang dari satiu.
mukallaf dalam melaksanakan hukum
taklifi secara maksimal dan Keempat ketika mereka
sempurna. mendapati problematika atau kasus
kontemporer yang tidak ditemukan
Keenam membantu seorang hukumnya, maka mujtahid atau ahli
pendakwah, pemceramah, hakim, hukum islam dapat merujuk pada
maqashid syariah dengan menetapkan pokok ibadah dari aspek perbuatan
hukum tersebut melalui ijtihad, qiyas, yang harus dilaksanakan untuk
ijma, istihsan, dan lain sebagainya memelihara agama, seperti beriman,
sesuai dengan nilai-nilai syariat. mengucapkan dua kalimat syahadat,
mendirikan salat, membayar zakat,
Kelima maqashid syariah berpuasa di bulan Ramadan, berhaji
dapat membantu seorang mujtahid, dan lain sebagainya, yang termasuk
ahli hukum islam dan hakim dalam dalam hal-hal yang wajib dikerjakan.
melakukan tarjih dalam masalah
hukum islam ketika terjadi Masalah adat kebiasaan
kontradiksi antara dalil yang bersifat meliputi hal-hal yang dapat
umum atau khusus. Artinya maqashid memelihara jiwa dan akal, yaitu
syariah merupakan salah satu metode makan, minum, sandang dan papan,
tarjih ketika terjadi kontradiksi pada dan lain sebagainya. Dari sudut
teks. pandang dharuriyah dalam hal
muamalat adalah memelihara
keturunan dan harta, termasuk juga
memelihara jiwa dan akal.
D. Dharuriyah al-Khamsa
Dharuriyah menurut bahasa Dharuriyah al-khamsah yang
berarti pokok atau penting. dimaksud di sini adalah “lima hal
Dharuriyah (primer) adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan”, sedangkan
yang amat diperlukan dalam ulama Usul Fikih mendefinisikannya
kehidupan keagamaan atau keduniaan sebagai lima prinsip yang
manusia dalam arti apabila itu tidak pemeliharaan eksistensinya sangat
ada, rusaklah kehidupan manusia dan dibutuhkan manusia dan berbahaya
menimbulkan siksaan di akhirat bila diabaikan yaitu memelihara
kelak. Makna lain adalah memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat memelihara harta.
esensial bagi kehidupan manusia.
Pengertian tersebut
Maksudnya kemaslahatan-
memberikan penjelasan bahwa
kemaslahatan yang kepadanya
dharuriyah al-khamsah yang
bersandar kehidupan manusia dan
dimaksud dalam Islam merupakan
eksistensi masyarakat. Jika
pemeliharaan terhadap nilai-nilai
kemaslahatan itu tidak ada terjadi
kehidupan seluruh umat manusia
ketidakstabilan, kerusakan dan
untuk mewujudkan kemaslahatan
kesengsaraan di dunia dan akhirat.
bersama serta menunjukkan kepada
Dharuriyah ini mencakup seluruh umat bahwa Islam merupakan
masalah dasar-dasar ibadah, adat agama yang mampu memberikan
kebiasaan dan muamalat, masalah rahmat bagi seluruh alam.
Ibnu Qayyim menjelaskan eksistensi masyarakat. Jika
bahwa tujuan hukum Islam adalah kemaslahatan itu tidak ada maka akan
untuk mewujudkan kemashlahatan terjadi ketidakstabilan, kerusakan dan
hamba dunia dan akhirat. kesengsaraan di dunia dan akhirat.
Menurutnya, seluruh hukum itu
mengandung keadilan, rahmat, Sebagaimana diketahui bahwa
kemaslahatan dan hikmah, jika keluar lima unsur tersebut merupakan bagian
dari keempat nilai yang dari kebutuhan dharuriyah, sehingga
dikandungnya, maka hukum tersebut memelihara kelima unsur itu adalah
tidak dapat dinamakan hukum Islam. mutlak dilakukan. Di antara ulama
Hal senada juga dikemukakan oleh ada yang berbeda mengurutkan
imam al-Syatibi yang menegaskan kelima unsur pokok itu. Imam Al-
bahwa semua kewajiban diciptakan Ghazali memulai dari pemeliharaan
dalam rangka merealisasikan agama, jiwa, akal, keturunan dan
kemaslahatan hamba. Tidak satupun harta. Imam al-Razi memiliki versi
hukum Allah yang tidak mempunyai yang berbeda. Ia mengurutkan kelima
tujuan. Hukum yang tidak unsur pokok di atas yang dimulai dari
mempunyai tujuan sama juga dengan memelihara jiwa, harta, keturunan,
membebankan sesuatu yang tidak agama, dan akal. Al-Amidi
dapat dilaksanakan dalam rangka mengurutkan mulai dari
mewujudkan kemaslahatan dunia dan pemeliharaan agama, jiwa, keturunan,
akhirat, para ulama Usul Fikih akal, dan harta. Beda lagi dengan al-
merumuskan tujuan hukum Islam Shatibi, ia mengurutkan kelima
tersebut ke dalam lima misi, semua pokok tersebut yaitu memelihara
misi ini wajib dipelihara untuk agama, jiwa, keturunan, harta, dan
melestarikan dan menjamin akal.
terwujudnya kemaslahatan. Kelima Terlepas dari perbedaan
misi dharuriyah al-khamsah urutan penyebutan kelima pokok itu,
maksudnya adalah memelihara yang jelas perbedaan ini
agama, jiwa, akal, keturunan dan menunjukkan bahwa kelima pokok
harta. tersebut memiliki kedudukan yang
Dharuriyah al -khamsah sama dan peran yang sama pula,
adalah sesuatu yang diperlukan dalam sehingga tidak ada yang lebih
kehidupan keagamaan atau keduniaan diutamakan dari yang lainnya.
manusia dalam arti apabila itu tidak Semuanya tergantung dengan
ada, rusaklah kehidupan manusia dan persoalan-persoalan yang dihadapi
akan menimbulkan siksaan di akhirat yang terikat dengan situasi dan
kelak. Maksudnya kemaslahatan- kondisi tertentu, sehingga berpikir
kemaslahatan yang kepadanya dan berpaham kontekstual mutlak
bersandar kehidupan manusia dan dimiliki seorang pengkaji hukum
Islam (mujtahid). Hal ini tidak lain Demi menjaga dan menjamin
agar kemaslahatan yang hakiki dan untuk memelihara jiwa dan
universal dapat diwujudkan. berlangsungnya kehidupan manusia,
Islam mensyariatkan kewajiban untuk
Dengan demikian maka mendapatkan sesuatu yang dapat
dharuriyah al-khamsah seluruhnya menegakkan jiwa sesorang, yaitu
ada lima macam, yaitu: terpenuhinya makanan pokok,
1. Pemeliharaan Agama minuman, pakaian, tempat tinggal.
(‫)حفظ الدين‬ Salah satu contohnya adalah
Agama adalah kumpulan dalam Islam mensyariatkan tentang
akidah, peribadatan, hukum dan hukum qisas (hukuman setimpal),
undang-undang yang telah ditetapkan diyat (denda), kafarat (tebusan)
oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap siapa saja yang melampaui
untuk mengatur hubungan manusia batas terhadap jiwa seseorang.
dengan Tuhannya dan hubungan Dikenakan hukum haram bagi orang
manusia dengan sesamanya¹. Semua yang mengarahkan atau
yang ada dalam ajaran agama menggunakan jiwa kepada kerusakan
terangkum dalam rukun iman dan dan wajib bagi setiap orang muslim
rukun Islam. Dengan melaksanakan agar menjaga jiwanya (diri) dari
semua ketentuan rukun iman dan segala bahaya. Salah satu contoh
rukun islam menjadikan manusia tentang pemeliharaan jiwa adalah
disebut sebagai orang yang makan dan minum. Makan dan
menjalankan syariat islam dan minum sangat penting oleh tubuh dan
termasuk orang memelihara agama. untuk hidup manusia, sehingga
makan dan minum pun termasuk ke
Salah satu contoh tentang dalam kebutuhan dharuriyah
pemeliharaan agama adalah shalat (primer).
lima waktu. Shalat adalah kewajiban
bagi setiap umat Islam, sehingga ini Salah satu dalil yang
menjadikan kedudukan shalat pun menjelaskan tentang pemeliharaan
berada di kebutuhan dharuriyah jiwa dapat kita jumpai dalam surat Al-
(primer), jika tidak melaksanakan Baqarah 2:178-179 :
shalat maka status keislaman
‫اص‬
ُ ‫ص‬ َ ‫ب َعلَ ۡي ُك ُم ۡٱل ِق‬ َ ِ‫َٰ َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ُكت‬
seseorang akan dipertanyakan,
‫فِي ۡٱلقَ ۡتلَى ۖ ۡٱل ُح ُّر بِ ۡٱل ُح ِر َو ۡٱلعَ ۡبد ُ بِ ۡٱلعَ ۡب ِد َو ۡٱألُنث َ َٰى‬
bahkan ada sebagian dari para ulama
ُ ُۢ ‫ء فَٱتِبَا‬ٞ ‫ي لَ ۥه ُ ِم ۡن أَ ِخي ِه ش َۡي‬
‫ع‬ َ ‫ع ِف‬ ُ ‫بِ ۡٱألُنث َ َٰى ۚ فَ َم ۡن‬
mengatakan orang yang tidak shalat
‫يف ِمن‬ ٞ ‫س ٍن ۗ َٰذَلِكَ ت َۡخ ِف‬ ِ ‫بِ ۡٱل َمعۡ ُر‬
َ َٰ ‫وف َوأَدَآَٰ ٌء إِلَ ۡي ِه بِإِ ۡح‬
bukan termasuk beragama Islam.
‫يم‬ٞ ‫ٱعتَدَ َٰى بَعۡ دَ َٰذَلِكَ فَلَ ۥه ُ َعذَابٌ أ َ ِل‬ ۡ ‫ة ۗ فَ َم ِن‬ٞ ‫َّربِ ُك ۡم َو َر ۡح َم‬
2. Pemeliharaan jiwa ِ َ‫ة َٰ ََٰٓيأ ُ ْو ِلي ۡٱأل َ ۡل َٰب‬ٞ ‫اص َح َٰيَو‬
‫ب‬ ِ ‫ص‬ َ ‫) َولَ ُك ۡم فِي ۡٱل ِق‬178(
(‫)حفظ النفس‬ )179( َ‫لَعَلَّ ُك ۡم تَتَّقُون‬
“Wahai orang-orang yang Salah satu contoh untuk
beriman! Diwajibkan atas kamu memelihara akal, islam
(melaksanakan) qisas berkenaan mensyariatkan keharaman khamr dan
dengan orang yang dibunuh. Orang semua hal yang memabukkan,
merdeka dengan orang merdeka, menghukun orang yang meminumnya
hamba sahaya dengan hamba sahaya, atau mendapatkan apa saja yang dapat
perempuan dengan perempuan. merusak akal³. Contoh yang lain
Tetapi barang siapa memperoleh tentang pemeliharaan akal adalah
maaf dari saudaranya, hendaklah dia kewajiban belajar untuk memperoleh
mengikutinya dengan baik, dan ilmu pengetahuan. Belajar sendiri
membayar diat (tebusan) kepadanya adalah wajib bagi seseorang dan
dengan baik (pula). Yang demikian kedudukannya menempati kebutuhan
itu adalah keringanan dan rahmat dari dharuriyah (primer).
Tuhanmu. Barang siapa melampaui
batas setelah itu, maka ia akan Manusia adalah makhluk yang
mendapat azab yang sangat pedih Allah yang beda dengan makhluk
(178). Dan dalam qisas itu ada lainnya, salah satunya adalah Allah
(jaminan) kehidupan bagimu, wahai telah menjadikan manusia kedalam
orang-orang yang berakal, agar kamu bentuk yang paling baik, di
bandingkan dengan makhluk-
bertakwa (179).”
makhluk Allah yang lain. Hal ini telah
3. Pemeliharaan Akal Allah cantumkan sendiri di dalam
(‫)حفظ العقل‬ surat at-Tin 95:4 :
Akal adalah salah satu bagian ‫س ِن ت َۡق ِو ٍيم‬
َ ‫سنَ فِ َٰٓي أ َ ۡح‬ ِ ۡ ‫لَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا‬
َ َٰ ‫ٱۡلن‬
dari anggota tubuh yang sangat
penting pada manusia. Karena dengan “Sungguh, Kami telah
akal inilah manusia dapat menciptakan manusia dalam bentuk
membedakan, merasakan dan yang sebaik-baiknya”.
mengetahui segala sesuatu yang dapat
4. Pemeliharaan nasab
dirasakannya, baik sesuatu yang
(‫)حفظ النسب‬
datang pada dirinya atau pun sesuatu
yang datang dari luar dirinya. Hal ini Keturunan adalah generasi
karena akal bukan hanya sekedar penerus bagi setiap orang. Oleh
sebagai anggota tubuh saja, tetapi karena itu keturunan merupakan suatu
akal juga berfungsi sebagai alat untuk kehormatan bagi setiap orang dan
menggerakkan tubuh manusia. Gerak karena kedudukan keturunan inilah
akal inilah yang akan membuat Islam sangat memperhatikan agar
seseorang mampu melakukan sesuatu keturunan yang dilahirkan berasal
melalui anggota tubuhnya yang lain. dari hubungan yang jelas dan sah
menurut agama dan negara.
Salah satu contoh dari kamu tidak berbuat zalim (3). Dan
pemeliharaan nasab adalah Islam berikanlah maskawin (mahar) kepada
melarang zina demi terpeliharanya perempuan (yang kamu nikahi)
keturunan dan juga islam sebagai pemberian yang penuh
mensyariatkan hukuman bagi orang kerelaan. Kemudian, jika mereka
laki-laki dan perempuan yang berzina menyerahkan kepada kamu sebagian
dan hukuman bagi orang yang dari (maskawin) itu dengan senang
menuduh zina. Dalam Islam hati, maka terimalah dan nikmatilah
pemeliharaan keturunan atau nasab pemberian itu dengan senang hati
hukumnya wajib karena itu untuk (4).”
menghalalkan hubungan badan atau
jima’, sehingga dala Islam 5. Pemeliharaan harta
mewajibkan penyelenggaraan akad (‫)حفظ المال‬
nikah yang sah. Akad nikah ini Harta ini atau apapun yang
menempati kkedudukan sebagai ada di dunia ini pada hakikatnya milik
kebutuhan dharuriyah (primer) dan Allah, sementara harta yang ada di
untuk memperkuat pengakuan tangan manusia hanya berupa
terhadap akad nikah ini serta adanya pinjaman yang akan
kepentingan untuk perlindungan diri dipertanggungjawabkan di hari
pada masa selanjutnya. Hal ini perhitungan kelak. Agar harta ini
sebagaimana firman Allah dalam dapat dipertanggungjawabkan maka
surat an-Nisa 4:3-4 : penggunaannya pun harus sesuai
dengan yang ditentukan dalam Islam.
‫طواْ فِي ۡٱليَ َٰتَ َم َٰى‬
ُ ‫َو ِإ ۡن ِخ ۡفت ُ ۡم أَ َّال ت ُ ۡق ِس‬
Salah satu contoh yang berkaitan
َ َ‫سا َٰٓ ِء َم ۡثن ََٰى َوث ُ َٰل‬
‫ث‬ َ ِ‫اب لَ ُكم ِمنَ ٱلن‬َ ‫ط‬ َ ‫فَٱن ِك ُحواْ َما‬
َ ُ َ ۡ dengan pemeliharaan harta yang
‫َو ُر َٰبَ َع ۖ فَإ ِ ۡن ِخفت ُ ۡم أ َّال ت َعۡ ِدلوا فَ َٰ َو ِحدَةً أ ۡو َما َملَك َۡت‬
ْ
berkedudukan sebagai kebutuhan
َ ِ‫) َو َءاتُواْ ٱلن‬3( ْ‫أَ ۡي َٰ َمنُ ُك ۡم ۚ َٰذَلِكَ أَ ۡدن َٰ ََٰٓى أَ َّال تَعُولُوا‬
‫سا َٰٓ َء‬
dharuriyah (primer) adalah wajibnya
ً ‫صد ُ َٰقَتِ ِه َّن نِ ۡحلَةً ۚ فَإِن ِط ۡبنَ لَ ُك ۡم َعن ش َۡيءٍ ِم ۡنهُ ن َۡف‬
‫سا‬ َ
ُ setiap orang bekerja untuk memenuhi
)4( ‫فَ ُكلوهُ َهنِ َٰٓيئًا َّم ِر َٰٓيئًا‬
kebutuhan hidupnya dan keluarga
“Dan jika kamu khawatir tidak yang menjadi tanggung jawabnya.
akan mampu berlaku adil terhadap Namun sekecil apapun pekerjaan
(hak-hak) perempuan yatim yang digeluti yang penting termasuk
(bilamana kamu menikahinya), maka pekerjaan yang sah dengan hasil yang
nikahilah perempuan (lain) yang halal. Perlindungan islam terhadap
kamu senangi: dua, tiga, atau empat. harta benda seseorang dijelaskan
Tetapi jika kamu khawatir tidak akan dalam surat an-Nisa 4:29-32 :
mampu berlaku adil, maka
‫َٰ َٰٓيَأَيُّ َها َّٱلذِينَ َءا َمنُواْ َال ت َۡأ ُكلُ َٰٓواْ أَ ۡم َٰ َولَ ُكم بَ ۡينَ ُكم‬
(nikahilah) seorang saja atau hamba
‫اض ِمن ُك ۡم ۚ َو َال‬ ٍ ‫ال أَن تَ ُكونَ تِ َٰ َج َرة ً َعن ت ََر‬ َٰٓ َّ ‫ِب ۡٱل َٰبَ ِط ِل ِإ‬
sahaya perempuan yang kamu miliki.
‫) َو َمن‬29( ‫ٱَّللَ َكانَ ِب ُك ۡم َر ِحي ًما‬ َّ ‫ت َۡقتُلُ َٰٓواْ أَنفُ َس ُك ۡم ۚ ِإ َّن‬
Yang demikian itu lebih dekat agar
َ‫َارا ۚ َو َكان‬ ً ‫ف نُصۡ ِلي ِه ن‬ َ ‫س ۡو‬ َ َ‫ظ ۡل ًما ف‬ ُ َ‫يَ ۡفعَ ۡل َٰذَلِك‬
ُ ‫ع ۡد َٰ َونًا َو‬
‫) ِإن ت َۡجت َ ِنبُواْ َك َبآَٰئِ َر َما‬30( ‫ِيرا‬ َّ ‫َٰذَلِكَ َعلَى‬
ً ‫ٱَّللِ َيس‬ maslahat yang wajib ditegakkan
‫س ِيئ َاتِ ُك ۡم َونُ ۡد ِخ ۡل ُكم ُّم ۡدخ ًًَل‬َ ‫ت ُ ۡن َه ۡونَ َع ۡنهُ نُك َِف ۡر َعن ُك ۡم‬ dengan tujuan untuk memelihara lima
‫ض ُك ۡم‬
َ ۡ‫ٱَّللُ ِبِۦه بَع‬ َّ ‫ض َل‬ َّ َ‫) َو َال تَتَ َمنَّ ۡواْ َما ف‬31( ‫ك َِري ًما‬ pilar pokok kehidupan, yaitu agama,
َ ِ‫سبُواْ ۖ َو ِللن‬
‫سا َٰٓ ِء‬ َ َ‫يب ِم َّما ۡٱكت‬ ٞ ‫َص‬ ِ ‫ض ۚ ِل ِلر َجا ِل ن‬ ٍ ۡ‫َعلَ َٰى بَع‬ jiwa, harta, akal dan keturunan.
َّ ‫ض ِل ِ َٰٓۦه ۚ ِإ َّن‬
َ‫ٱَّلل‬ ۡ َ‫ٱَّللَ ِمن ف‬ َّ ْ‫يب ِم َّما ۡٱكتَ َس ۡبنَ ۚ َو ۡسئَلُوا‬ ٞ ‫َص‬ ِ ‫ن‬ Kelima pilar pokok tersebut
)32( ‫َكانَ ِب ُك ِل ش َۡيءٍ َع ِلي ًما‬ merupakan tujuan dari seluruh syariat
samawi bahkan syari’ah wad’iyyah
“Wahai orang-orang yang (hukum rumusan manusia) pun
beriman! Janganlah kamu saling berusaha untuk merealisasikannya.
memakan harta sesamamu dengan Kelima pilar utama ini adalah dasar
jalan yang batil (tidak benar), kecuali terciptanya maslahat yang lainnya,
dalam perdagangan yang berlaku atas sehingga segala maslahat yang tidak
dasar suka sama suka di antara kamu. didapatkan dalam nas tetapi
Dan janganlah kamu membunuh merupakan penentu terwujudnya
dirimu. Sungguh, Allah Maha maslahat yang ada dalilnya dalam nas
Penyayang kepadamu (29). Dan maka maslahat itu harus dilaksanakan
barang siapa berbuat demikian demi terpelihara kelima unsur pokok
dengan cara melanggar hukum dan tersebut.
zalim, akan Kami masukkan dia ke
dalam neraka. Yang demikian itu Kelima unsur tersebut
mudah bagi Allah (30). Jika kamu menunjukkan bahwa Islam sangat
menjauhi dosa-dosa besar di antara menekankan pemeliharaan terhadap
dosa-dosa yang dilarang keberlangsungan hidup seluruh umat
mengerjakannya, niscaya Kami hapus manusia, tanpa memandang
kesalahan-kesalahanmu dan akan perbedaan status sosial, suku, bahasa,
Kami masukkan kamu ke tempat yang bahkan perbedaan dari segi keyakinan
mulia (surga) (31). Dan janganlah atau agama. Islam diturunkan semata-
kamu iri hati terhadap karunia yang mata untuk mewujudkan
telah dilebihkan Allah kepada kemaslahatan umat manusia,
sebagian kamu atas sebagian yang perbedaan-perbedaan yang hadir di
lain. (Karena) bagi laki-laki ada tengah-tengah masyarakat harus
bagian dari apa yang mereka dimaknai sebagai bentuk
usahakan, dan bagi perempuan (pun) kemahakuasaan Allah Subhanahu Wa
ada bagian dari apa yang mereka Ta’ala. Dan hal tersebut sudah
usahakan. Mohonlah kepada Allah merupakan sunahnya yang tidak bisa
sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, dihindari.
Allah Maha Mengetahui segala
Ketika umat Islam mampu
sesuatu (32).”
mewujudkan kelima unsur tersebut
Secara umum maslahat yang dalam kehidupannya serta
didukung oleh dalil berupa nas adalah mengajarkannya kepada seluruh
manusia dalam berbagai tatanan khamsah adalah firman Allah
kehidupan, bukan hal yang tidak Subhanahu Wa Ta’ala dalam QS al-
mungkin apabila kedepannya Islam An’am 6:151-153:
tidak hanya diterima dari segi
ajarannya yang berisifat sosial, tetapi ‫قُ ۡل تَعَالَ ۡواْ أ َ ۡت ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ۡم َعلَ ۡي ُك ۡم ۖ أ َ َّال‬
lebih jauh islam akan diterima dari
ْ‫سنًا ۖ َو َال ت َۡقتُلُ َٰٓوا‬ َ َٰ ‫ت ُ ۡش ِر ُكواْ بِِۦه ش َۡيئًا ۖ َوبِ ۡٱل َٰ َو ِلدَ ۡي ِن إِ ۡح‬
ْ‫ق نَّ ۡحنُ ن َۡر ُزقُ ُك ۡم َوإِيَّاه ُۡم ۖ َو َال ت َۡق َربُوا‬ َٰ َٰ
segi akidahnya. ٍ َ‫أَ ۡولَدَ ُكم ِم ۡن إِمۡ ل‬
‫س‬َ ‫طنَ ۖ َو َال ت َۡقتُلُواْ ٱلنَّ ۡف‬ َ َ‫ظ َه َر ِم ۡن َها َو َما ب‬ َ ‫ش َما‬ َ ‫ۡٱلفَ َٰ َو ِح‬
َٰ
Menurut imam al-Syatibi, ‫ص َٰى ُكم بِِۦه لَعَلَّ ُك ۡم‬ َّ ‫ق ۚ ذَ ِل ُك ۡم َو‬ ِ ‫ٱَّللُ إِ َّال بِ ۡٱل َح‬ َّ ‫ٱلَّتِي َح َّر َم‬
penetapan kelima unsur pokok ‫) َو َال ت َۡق َربُواْ َما َل ۡٱل َي ِت ِيم ِإ َّال ِبٱلَّ ِتي‬١٥١( َ‫ت َعۡ ِقلُون‬
tersebut didasarkan pada dalil-dalil َ‫شدَّ ۥهُ ۚ َوأ َ ۡوفُواْ ۡٱلك َۡي َل َو ۡٱل ِميزَ ان‬ ُ َ ‫سنُ َحت َّ َٰى َي ۡبلُ َغ أ‬ َ ‫ِي أَ ۡح‬َ ‫ه‬
al-Qur’an dan hadis. Dalil-dalil ‫سا ِإ َّال ُو ۡس َع َها ۖ َو ِإذَا قُ ۡلت ُ ۡم‬ ً ‫ف ن َۡف‬ ُ ‫ِب ۡٱل ِق ۡس ِط ۖ َال نُك َِل‬
tersebut berfungsi sebagai kaidah َٰ
‫ٱَّللِ أ َ ۡوفُواْ ۚ ذَ ِل ُك ۡم‬ َّ ‫ٱع ِدلُواْ َولَ ۡو َكانَ ذَا قُ ۡر َب َٰى ۖ َو ِب َعهۡ ِد‬ ۡ َ‫ف‬
umum dalam menetapkan lima kaidah ‫) َوأ َ َّن َٰ َهذَا‬١٥٢( َ‫ص َٰى ُكم ِبِۦه لَ َعلَّ ُك ۡم تَذَ َّك ُرون‬ َّ ‫َو‬
umum. Ayat-ayat al-Qur‘an yang َ‫سبُ َل فَتَفَ َّرق‬ ُّ ‫ص َٰ َر ِطي ُم ۡستَ ِقي ًما فَٱتَّ ِب ُعوهُ ۖ َو َال تَتَّ ِبعُواْ ٱل‬ ِ
َ‫ص َٰى ُكم ِبِۦه لَ َعلَّ ُك ۡم تَتَّقُون‬ ‫و‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫ل‬ َ َٰ
‫ذ‬ ۚ ‫ۦ‬
‫ه‬ ‫ل‬ ‫ي‬‫ب‬ ُ
dijadikan dasar pada umumnya َّ َ ۡ ِ ِ ِ ِ َ َ ‫ِب‬
‫س‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫م‬ ۡ ‫ك‬
adalah ayat-ayat Makkiyah yang tidak )١٥٣(
dinasakh, dan ayat-ayat Madaniyah
yang mengukuhkan ayat-ayat “Katakanlah (Muhammad),
Makkiyah, di antara ayat-ayat itu ada “Marilah aku bacakan apa yang
yang berhubungan dengan kewajiban diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan
salat, larangan membunuh jiwa, mempersekutukan-Nya dengan apa
larangan meminum- minuman yang pun, berbuat baik kepada ibu bapak,
memabukkan, larangan berzina dan janganlah membunuh anak-anakmu
larangan memakan harta orang lain karena miskin. Kamilah yang
memberi rezeki kepadamu dan
dengan cara tidak benar.
kepada mereka; janganlah kamu
Oleh karena itu, dalil-dalil mendekati perbuatan yang keji, baik
yang digunakan untuk menetapkan yang terlihat maupun yang
dharuriyah al-khamsah termasuk dalil tersembunyi, janganlah kamu
qath’i maka dapat dikelompokkan membunuh orang yang diharamkan
sebagai qath‘i, yang dimaksud Allah kecuali dengan alasan yang
dengan istilah qath’i oleh imam al- benar. Demikianlah Dia
Syatibi adalah bahwa dharuriyah al- memerintahkan kepadamu agar kamu
khamsah dari segi landasan hukum, mengerti (151). Dan janganlah kamu
dapat dipertanggungjawabkan lalu mendekati harta anak yatim, kecuali
dijadikan sebagai dasar dalam dengan cara yang lebih bermanfaat,
menetapkan hukum. sampai dia mencapai (usia) dewasa.
Dan sempurnakanlah takaran dan
Di antara dalil al-Qur’an yang timbangan dengan adil. Kami tidak
menganjurkan perlunya memelihara membebani seseorang melainkan
lima unsur pokok dharuriyah al-
menurut kesanggupannya. Apabila menyempurnakan timbangan maupun
kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, takaran. Kedua-duanya merupakan
sekalipun dia kerabat(mu) dan isyarat pentingnya memelihara harta.
penuhilah janji Allah. Demikianlah
Dia memerintahkan kepadamu agar Adapun anjuran memelihara
kamu ingat (152). Dan sungguh, akal dapat dipahami bahwa seluruh
inilah jalan-Ku yang lurus. Maka perintah maupun larangan yang ada
ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan- dalam ayat tersebut tidak dapat
jalan (yang lain) yang akan mencerai- diwujudkan kecuali bagi yang
beraikan kamu dari jalan-Nya. akalnya dalam keadaan sehat.
Demikianlah Dia memerintahkan
kepadamu agar kamu bertakwa
(153).”

Tiga ayat tersebut


menjelaskan pentingnya memelihara
kelima unsur pokok dharuriyah al-
khamsah. “Janganlah kamu
mempersekutukan sesuatu dengan dia
Allah”. Pada ayat tersebut
mengandung makna pentingnya
menjaga agama. Ayat tersebut juga
“dan janganlah kamu membunuh
anak-anak kamu karena takut
kemiskinan” dan ayat “dan janganlah
kamu membunuh jiwa”, kedua
penggalan ayat tersebut dapat
dijadikan dalil tentang pentingnya
memelihara jiwa.

Adapun firman Allah


Subhanahu Wa Ta’ala dalam QS al-
An’am 6:152 yang artinya “Dan
janganlah kamu dekati harta anak
yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, sampai ia dewasa. Dan
sempurnakanlah takaran dan
timbangan dengan adil”. Ayat ini
merupakan larangan mendekati harta
anak yatim kecuali untuk yang
bermanfaat dan anjuran
KARAKTERISTIK FIQH peneliti dan penulis tentang hukum
SEBAGAI SALAH SATU Islam di Indonesia. Hasil dari produk-
produk pemikiran hukum Islam
PRODUK HUKUM ISLAM
tersebut, diformulasikan dalam satu
kitab atau buku yang menjadi rujukan
Pengertian hukum Islam atau dalam mengambil keputusan atau
hukum syara’ menurut istilah ulama kebijakan dalam lembaga-lembaga
usul, adalah doktrin (khitab) syari’ perdilan dan instansi lainnya. Produk
yang bersangkutan dengan perbuatan pemikiran fikih adalah hasil dari
orang-orang mukallaf secara perintah produk hukum yang pertama dari
atau diperintah memilih atau berupa formulasi hukum Islam melalui kitab
ketetapan (taqrir). Menurut T.M. fikih. Kitab fikih pada awalnya hasil
Hasbi Ash-Shiddieqy, hukum Islam atau kumpulan dari ceramah yang
adalah bagian dari ilmu fikih. Karena kemudian dihimpun dalam satu buku
ilmu fikih merupakan suatu atau beberapa buku. Isi dari
kumpulan ilmu yang sangat luas kumpulan ceramah tersebut meliputi
pembahasannya, yang berbagai aspek kehidupan manusia
mengumpulkan berbagai ragam jenis yang secara khusus bagi kehidupan
hukum Islam dalam mengatur umat Islam.
kehidupan untuk keperluan
seseorang, golongan, dan masyarakat Fiqh didefinisikan sebagai
secara umum. Kemudian dalam mengetahui hukum-hukum Allah
Ensiklopedi Hukum Islam, ulama yang diperoleh dari Al-Qur’an,
ushul fikih mendefenisikannya Sunnah dan dalil-dalil yang telah
dengan tuntutan Allah Swt. yang ditetapkan oleh syariat untuk
berkaitan dengan perbuatan orang mengetahui perbuatan orang-orang
mukallaf, baik berupa tuntutan, mukallaf yang berkaitan dengan
pemilihan, atau menjadikan sesuatu keharusan, larangan, anjuran,
menjadi sebab, syarat, penghalang, kebencian dan kebolehan. Hukum
sah, batal, rukhsah (keringanan) atau fikih memiliki dua kareketer, yaitu al-
‘azîmah (perbuatan). Hukum Islam thabat (permanen dan konstan) dan al-
dimaksudkan sebagai peraturan yang Murunah (elastis dan dinamis). Dari
berpautan dengan kehidupan orang sini dapat dipahami bahwa hukum
dewasa dalam melaksanakan perintah Islam itu adalah hukum yang terus
dan atau meninggalkan larangan hidup, sesuai dengan perkembangan
berdasarkan petunjuk al-Qur’an atau zaman yang terus berubah dan subur.
hadis. Hukum Islam di Indonesia Hukum Islam senantiasa berkembang
merupakan hasil dari ijtihad ulama dan perkembangan ini merupakan
yang melahirkan kitab fikih yang tabiat Hukum Islam yang harus hidup.
bersumber dari al-Qur’an dan hadis, Secara lebih luas, uraian diatas dapat
sehingga dipedomani oleh para dijelaskan bahwa karakteristik
Hukum Islam terdiri atas enam bahwa hukum Islam tidak terjadi di
karakter, yaitu : luar realitas.

1. Rabbani Hukum Islam merupakan 4. Insaniyyah Hukum Islam


ketetapan dari Allah, berbeda dengan diturunkan untuk meningkatkan taraf
hukum lainnya, seperti hukum positif, hidup manusia, membimbing dan
adat, dll,. Hal ini bisa dilihat dari memelihara sifat-sifat
definisi hukum itu sendiri yang kemanusiaannya. Oleh sebab itu,
memiliki unsur khithabullah (titah hukum Islam datang dengan
Allah) yang berhubungan dengan menghormati martabat manusia
perbuatan orang mukallaf. Sehingga sebagai kesatuan jiwa dan raga,
hukum Islam begitu dihormati dan rohani dan jasmani. Dia memelihara
dipatuhi oleh umat Islam. Dan kemuliaan manusia dan kemanusiaan
kepatuhan tersebut diyakini sebagai secara komprehensip.
sebuah ibadah dan satu bentuk
5. Tanasuq Keteraturan yang
pendekatan kepada Allah.
dimaksud dalam hukum Islam adalah
2. Akhlaqiyyah Dalam hukum Islam bahwa semua bagian yang
terdapat unsur pembentukan moral, dikandungnya berjalan secara teratur
bukan hanya sekedar menuntaskan dan seimbang dalam mencapai satu
hak dan kewajiaban semata. Lebih tujuan. Akan tetapi, keteraturan ini
dari itu, ia membimbing pada hanya akan bisa didapati oleh
perbaikan akhlak disamping juga seseorang yang melihat hukum Islam
menegakkan kewajiban dan secara keseluruhan. Hukum Islam
memenuhi hak-hak. Misalnya, mengambil jarak yang sama di antara
seseorang yang melakukan sisi-sisi yang berlawanan; tidak
pembunuhan secara tidak sengaja, bersifat kapitalistik ataupun
maka akan diberi hukuman marxistis. Hukum Islam berada di
memerdekakan budak perempuan tengah-tengah antara kecenderungan
mukmin dan membayar diyat kepada maddiyyah (materialistis) dengan
keluarga korban atau berpuasa 2 kecenderungan rohaniyah.
bulan berturut-turut sebagai bentuk
pertobatan kepada Allah SWT23. Ini 6. Shumuli Hukum Islam tidak hanya
dalam rangka untuk membentuk mengatur urusan ibadah, tetapi juga
mencakup seluruh aspek kehidupan
kesadaran dan perbaikan moral.
manusia meliputi hukum keluarga (al
3. Waqi’i Hukum Islam menyentuh ahwal al-shakhsiyyah), hukum
pada kondisi riil yang terjadi di perdata (al-madaniyyah), hukum
masyarakat. Meskipun pada tahap pidana (al jinaiyyah), hukum acara
implementasinya dilalui dengan (al-murafaat), hukum perundang-
bertahap (al-tadrij). Ini menunjukkan undangan (al dusturiyyah), hukum
tata negara (al-dauliyyah) serta
hukum ekonomi dan keuangan (al-
iqtis)adiyyah wa al-maliyyah).
DAFTAR PUSTAKA

1. Sahroni, Oni dan Adimarwan A. Karim. 2015. Maqashid Bisnis dan Keuangan
Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
2. Khallaf, Abdul Wahhab. 2003. Ilmu Ushul Fikih : Kaidah Hukum Islam. Jakarta:
Pustaka Amani.
3. Helim, Abdul. 2019. Maqashid Syariah Versus Usul Al-Fiqh. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
4. Rahman, Arif. Al-Daruriyat Al-Khams dalam Masyarakat Plural.
5. Sarwat, Ahmad. 2019. Maqashid Syariah. Jakarta Selatan: Rumah
Fiqih Publishing.
6. Zainuddin, Faiz. (2020). Formulasi Hukum Dan Karakteristik Fiqih. Vol. 1, No. 1.
7. Suganda, Ahmad. Urgensi dan Tingkatan Maqashid Syari’ah dalam
Kemaslahatan.
8. Khoiri, Ahmad. (2018). Fikih Sebagai Produk Filsafat Hukum Islam.
9. Supardin. (2017). Produk Pemikiran Hukum Islam di Indonesia. Vol. 4, No. 2.
10. Mawardi, Imam. (2011). Maqashid Syariah dalam Pembaharuan Fikih
Pernikahan di Indonesia. Surabaya: Buku Utama.
11. Mawardi, Ahmad Imam. (2010) . Fiqh al-Aqalliyat dan Evolusi Maqashid Syariah
dari konsep ke pendekatan.Yogyakarta:LKiS.
12. Mutakin, Ali. (2017) Teori Maqâshid Al Syarî’ah Dan Hubungannya Dengan
Metode Istinbath Hukum. Vol. 19, No. 3
13. Sutisna, dkk. (2021) Panorama Maqashid Syariah. Bandung: Cv. Media Sains
Indonesia.
14. Junaidi, Ahmad. (2021) Maqāsid Al-Sharī’ah Dan Hukum Islam. Depok: Pena
Salsabila.
15. Paryadi. (2021) Maqashid Syariah : Definisi daan Pendapat Para Ulama. Vol. 4,
No. 2.

Anda mungkin juga menyukai