Anda di halaman 1dari 10

POTENSI DAN TANTANGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA

(Studi Kasus: Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Karang Taruna


sebagai Motivasi Menggali Potensi Bisnis Di Desa Lengkong,
Pagedangan Tangerang)

MAKALAH

Asisten Pembimbing:
Febryan Briliantina Ridha Putri

Oleh:
Kelompok 1/Golongan O-2
Hachi Ayu Puspita 221510901001
Atik Adiniyah 221510901007
Aulia Kharisma Putri 221510901011
Faras Jingga Rahmadani 221510901016
M. Alfin Hikam 221510901019
Ayon Restu Ningrat 221510901033

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kewirausahaan adalah penggerak utama perekonomian, menciptakan lapangan
kerja dan mendorong inovasi di berbagai tingkat masyarakat. Motivasi berwirausaha
merupakan kunci untuk mendorong individu mengejar impiannya, menghadapi
tantangan, dan menggali potensi bisnisnya (Kusasih dkk., 2020). Menjadi wirausaha
yang sukses tdak bisa terlepas dari tantangan yang kompleks tentang cara
mengembangkan potensi. Kewirausahaan dalam bahasa Indonesia dapat dipahami
dari kata dasar wirausaha wira artinya pemberani atau pejuang, bisnis artinya
kegiatan komersial. Kewirausahaan merupakan kemampuan seseorang untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda menjelaskan bahwa seorang wirausaha
harus kreatif dan inovatif untuk memunculkan berbagai ide yang berkontribusi pada
bisnisnya. Seorang wirausaha juga harus kreativitas, dimana memiliki kreatif adalah
kemampuan seseorang dalam mengelola informasi dan pengalaman, serta
menerapkan pengetahuan dan keterampilannya untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi (Luthan, 2019).
Kewirausahaan adalah proses mendirikan, mengembangkan dan mengelola
suatu usaha atau perusahaan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Wirausahawan
adalah individu atau kelompok yang menciptakan atau mengambil risiko dengan
mengembangkan usaha baru atau mengelola usaha yang sudah ada. Kewirausahaan
melibatkan banyak aspek berbeda termasuk perencanaan bisnis, analisis pasar,
pengelolaan sumber daya, dan inovasi. Potensi wirausaha mengacu pada
kemampuan seseorang untuk menjadi wirausaha atau mengembangkan usaha.
Potensi tersebut mencakup kombinasi keterampilan, pengetahuan, sikap, dan
karakteristik pribadi yang mendukung kemampuan seseorang dalam merancang,
mengembangkan, dan mengelola usaha yang sukses. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi potensi kewirausahaan antara lain kreativitas, motivasi,
keterampilan kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, dan kemampuan mengambil
risiko (Endah, 2020).
Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Karang Taruna merupakan langkah penting
dalam mendukung pembangunan ekonomi dan sosial Desa Lengkong, Pagedangan
Tangerang. Desa ini mempunyai potensi besar dalam bidang bisnis dan
pengembangan ekonomi lokal, dan generasi muda penerus mempunyai peran
penting dalam mewujudkan potensi tersebut. Oleh karena itu, kursus pelatihan
kewirausahaan pemuda yang diselenggarakan oleh Karang Taruna di Desa
Lengkong merupakan inisiatif yang sangat relevan dan bermanfaat (Muhlisin dkk.,
2021).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja potensi bisnis yang ada di Desa Lengkong, Pagedangan, Tangerang,
yang dapat dimanfaatkan oleh pemuda Karang Taruna?
2. Bagaimana pelatihan kewirausahaan bagi pemuda Karang Taruna di Desa
Lengkong mempengaruhi motivasi mereka untuk berwirausaha dan menggali
potensi bisnis di lingkungan mereka?
3. Apa tantangan utama yang dihadapi pemuda Karang Taruna dalam menjalankan
usaha bisnis di Desa Lengkong, dan bagaimana mereka mengatasi
tantangan tersebut?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang potensi bisnis yang ada pada Desa
Lengkong, Pegedangan, Tanggeran.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang pelatihan kewirausahaan
dan menggali potensi bisnis di lingkungan mereka.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang tantangan yang dihadapi oleh pemuda
Karang Taruna dalam menjalankan bisnis dan cara mengatasinya.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Potensi Pemuda Karang Taruna dalam Menjalankan Usaha Bisnis di Desa
Lengkong
Potensi bisnis adalah kemungkinan atau peluang untuk menciptakan nilai
ekonomi atau keuntungan dari suatu ide, produk, atau layanan. Potensi bisnis ini
bisa timbul dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam pasar, dan potensi
pengembangan. Potensi pengembangan desa sangat bervariasi dan tergantung pada
kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan budaya setiap desa. Pengembangan desa
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk desa, mempromosikan
pembangunan berkelanjutan, dan menciptakan kesempatan ekonomi (Bawono.,
2019). Potensi yang dimiliki pada Lengkong Kulon adalah Karang Taruna Desa
yang merupakan organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda Desa
Lengkong Kulon yang mampu menampilkan karakternya melalui cita, rasa dan
karya di bidang kesejahteraan sosial yang tumbuh dan berkembang atas dasar
kesadaran dan tanggung jawab sosial, oleh dan untuk masyarakat di wilayah Desa
Lengkong Kulon. Karang Taruna Desa Lengkong Kulon di bentuk berdasarkan
hasil keputusan rapat seluruh elemen generasi muda Desa Lengkong Kulon pada
saat itu.
Salah satu Potensi di Desa Lengkong Kulon yang bisa dikembangkan,
khususnya bidang pariwisata antara lain, makam salah satu anggota Tigaraksa atau
tiga utusan Kesultanan Banten pendiri Kabupaten Tangerang yakni, Raden Arya
Wangsakara. Desa Lengkong Kulon ini kerap dikunjungi peziarah dari Banten dan
Jawa Barat. Asal peziarah ini masih terkait dengan asal-usul Raden Arya
Wangsakara, yang merupakan keturunan campuran dari Kesultanan Banten dan
Kerajaan Sumedang Larang. Potensi pariwisata lainnya, tidak jauh dari lokasi
makam Raden Arya Wangsakara. Adalah Singai Cisadane, yang menjadi batas
wilayah Kabupaten Tangerang dengan Kota Tangerang Selatan. Pemerintah Desa
Lengkong Kulon akan membangun beberapa wahana wisata air di bantaran Sungai
Cisadane. Rencananya, fasilitas outbond. Sungai Cisadane juga ada komunitas
kaligrafi bernama Sanggar Saung Kalijaga disekitar bantaran sungai. Potensi lain
di Desa Lengkong Kulon adalah pemudanya cukup kreatif seperti pandai membuat
kaligrafi yang punya nilai jual, ada juga yang pandai membuat jaring untuk
menangkap ikan di sungai.
2.2 Tantangan dan Solusi yang Dihadapi Pemuda Karang Taruna dalam
Menjalankan Usaha Bisnis di Desa Lengkong
Desa Lengkong memiliki potensi pariwisata untuk dikembangkan, di desa
tersebut memiliki keindahan alam seperti sungai Cisadae yang telah difasilitasi
wahana air dan wisata religi makam sebuah tokoh yang bernama Raden Arya
Wangsakara sehingga kerap dikunjungi oleh msyarakat dari luar daerah.
Masyarakat Desa Lengkong juga memiliki kreativitas tinggi yaitu pembuatan
kaligrafi oleh pemudanya, ada kampung tematik yang dikelola ibu- ibu, pengrajin
kayu Sebelumnya masyarakat Desa Lengkong merupakan desa yang memiliki
penduduk yang tidak bekerja atau pengangguran, hal tersebut merupakan sebuah
tantangan bagi Pemerintah Banten. Upaya yang dapat diatasi ialah memfasilitasi
masyarakat untuk berkecimpung dalam dunia wirausaha, bagi seorang
wirausahawan melihat potensi Desa Lengkong ialah sebuah peluang. Tantangan
yang lain ialah kurangnya motivasi pemuda Karang Taruna dalam mengembangkan
desa tersebut yang seharusnya mereka dapat melihat peluang dari adanya potensi
yang ada di Desa Lengkong. Pemerintah setempat merasa bahwa potensi Desa
Lengkong harus dikembangkan sebagai bentuk penyadaran masyarakat terhadap
peluang kerja dan perbaikan perekonomian masyarakat yang berada di desa
tersebut. Tantangan paling besar dan dominan terdapat pada minat pemuda dalam
mengembangkan desa sehingga perlu adanya dorongan dari pihak lain untuk
menciptakan kesadaran para pemuda Karang Taruna yang ada di desa tersebut
Menurut (Muhlisin dkk., 2021) menjelaskan solusi untuk tantangan kurangnya
motivasi pemuda Karang Taruna ialah dengan dibentuknya kegiatan PKM.
Kegiatan PKM bertujuan untuk membantu pemuda untuk mendorong motif mereka
dalam mengembangkan potensi Desa Longkang. Selain itu, pelatihan ini bertujuan
agar masyarakat mendapatkan pelatihan secara bertahap agar memiliki kompetensi
keiwrausahaan dan bisnis, yang nantinya mampu membentuk wirausahawan yang
mampu bertindak mendirikan usaha yang layak dengan melihat peluang, dan
mampu meningkatkan perekonomiannya sendiri dan orang lain. Metode yang
digunakan dalam PKM ialah Problem Basic Learning (PBL) sebagai bentuk
pelatihan yang menerapkan variasi metode pembelajaran seperti diskusi, ceramah
dan praktikum. PBL juga model pembelajaran yang menggunakan permasalahan
nyata yang ditemui di lingkungan sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan
dan konsep melalui kemampuan berpikir kritis. Pemilihan metode ini menjadi
solusi untuk meningkatkan motivasi usaha bagi pemuda Karang Taruna karena
melibatkan permasalahan mereka sehari-hari dan mereka diajak untuk aktif
menganggapi permasalahan tersebut. Pelatihan kewirausahaan ini berfokus pada
pemasaran hasil produk yang dibuat oleh masyarakat Desa Lengkong, materi
tersebut berisi tentang bagaimana akses pasar yang baik, dan mengetahui
standarisasi produk sebelum sampai kepada konsumen. Harapannya pelatihan ini
akan terus bertahap hingga masyarakat mampu mencapai pemberdayaan dan
kemandirian dalam memulai bisnisnya. Pelatihan kewirausahaan ini berfokus juga
pada kerangka pemecahan masalah dengan PBL seperti berikut:

Gambar 3.2 Kerangka Pemecahan Masalah dengan Program based Learning


2.3 Bagaimana pelatihan kewirausahaan bagi pemuda Karang Taruna di Desa
Lengkong mempengaruhi motivasi mereka untuk berwirausaha dan
menggali potensi bisnis di lingkungan mereka?
Pelatihan Strategi Kewirausahaan di Desa Lengkong Kulon berfokus pada
langkah-langkah yang mendukung keberlanjutan usaha dengan penekanan pada
strategi pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh kelompok usaha di Desa
Lengkong Kulon. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan kemampuan
kewirausahaan dan bisnis secara bertahap. Tujuan utamanya adalah melatih pemuda
Karang Taruna untuk menjadi wirausahawan yang kompeten, mampu mendirikan
usaha yang layak dengan memanfaatkan peluang dan potensi yang tersedia, serta
mengembangkan sumber daya manusia yang dapat menciptakan peluang kerja baik
bagi diri mereka sendiri maupun orang lain, sejalan dengan kebutuhan
pembangunan. Pelatihan kewirausahaan tersebut juga bertujuan untuk memotivasi
peserta agar meningkatkan prestasi mereka dalam bidang studi. Pelatihan tersebut
terdiri dari beberapa tahap, di antaranya:
a. Tahap Awal Memulai Usaha:
Pemuda Karang Taruna Desa Lengkong Kulon diberikan kesadaran akan
pentingnya kewirausahaan di kalangan pemuda. Tahap ini bertujuan untuk
memberikan motivasi agar peserta membentuk sikap, mental, dan semangat
berwirausaha, serta menggali ide-ide berusaha yang sesuai dengan bakat dan
potensi yang dimiliki. Selain itu, peserta akan mulai merumuskan perencanaan
usaha, termasuk jenis usaha, lokasi, modal awal, kebutuhan investasi, rencana kerja,
dan pasar yang akan dituju.
b. Tahap Memulai Usaha
Rencana usaha yang telah dirumuskan sebelumnya mulai dijalankan pada tahap
ini. Proses produksi dimulai dengan pengadaan bahan produksi, proses produksi,
dan pemasaran produk. Selama tahap ini, penting juga untuk mengelola arus kas
dan laporan keuangan. Wirausahawan memerlukan bimbingan dan pendampingan
dalam mengatasi tantangan yang muncul saat memulai usaha baru. Pelatihan
keterampilan terkait produksi dan manajemen usaha juga perlu dilakukan pada
tahap ini.
c. Tahap Pertumbuhan Awal
Tahap ini menandai pertumbuhan dan perkembangan awal usaha. Usaha sudah
berjalan dengan baik, dan langkah-langkah pengembangan usaha diperlukan.
Biasanya, wirausahawan pemula menghadapi keterbatasan modal dan teknologi
dalam tahap ini. Dukungan dalam bentuk pendampingan dan promosi sangat
penting agar wirausahawan dapat mengembangkan usahanya, baik melalui
peningkatan produksi maupun perluasan pasar.
d. Tahap Pertumbuhan Lanjutan
Tahap ini adalah fase di mana wirausahawan sudah berpengalaman dan mampu
mengelola usaha dengan baik. Diversifikasi usaha, perluasan wilayah dan jaringan
pemasaran, serta inovasi produk biasanya menjadi fokus pada tahap ini. Persaingan
yang semakin kompetitif dapat diatasi dengan mengembangkan kerjasama dan
kemitraan yang memungkinkan perluasan usaha. Pengembangan kewirausahaan
pemuda juga dapat didukung melalui inkubator bisnis, yang dapat membantu dalam
manajemen dan teknologi usaha. Keberhasilan pengembangan kewirausahaan
pemuda melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, perguruan tinggi, sektor
swasta, dan masyarakat, yang harus bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut.
Pelatihan kewirausahaan yang diberikan kepada pemuda Karang Taruna di Desa
Lengkong telah mengubah pandangan mereka terhadap berwirausaha dan
memotivasi mereka untuk menggali potensi bisnis di lingkungan sekitar. Dengan
pengetahuan yang lebih mendalam tentang dunia bisnis, keterampilan yang terus
berkembang, dan inspirasi dari wirausahawan sukses, pemuda Karang Taruna
merasa lebih siap dan percaya diri dalam menjalankan usaha mereka sendiri.
Pelatihan ini juga membantu mereka mengidentifikasi peluang bisnis lokal dan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia di desa mereka. Adanya dukungan
komunitas Karang Taruna yang solid dan kesadaran akan dampak positif yang dapat
mereka ciptakan, pemuda ini semakin termotivasi untuk menjalani perjalanan
berwirausaha yang penuh potensi, memberikan manfaat bagi diri mereka sendiri
dan juga kontribusi positif dalam perkembangan ekonomi lokal.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Potensi bisnis pemuda Karang Taruna di Desa Lengkong Kulon sangat
beragam, mencakup pariwisata, kreativitas, dan keterampilan lokal. Kurangnya
motivasi merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh Pemuda Karang Taruna
Desa Lengkong Kulon untuk mengembangkan potensi tersebut. Solusi yang
diberikan adalah pelatihan kewirausahaan bertahap, yang memberikan pemahaman,
keterampilan, dan dukungan untuk mengubah pandangan mereka terhadap
berwirausaha dan memotivasi mereka untuk menggali potensi bisnis di lingkungan
mereka. Melalui tahapan pelatihan, pemuda Karang Taruna dapat membangun
usaha secara berkelanjutan dan memasarkan produk-produk lokal dengan lebih
efektif, berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal Desa Lengkong Kulon.
3.2 Saran
Pemuda Karang Taruna harus didorong dan diasadrkan minatnya untuk
mengikuti pelatihan kewirausahaan bertahap guna mengatasi kurangnya motivasi
dan mengembangkan potensi bisnis. Dorongan tersebut akan membantu mereka
membangun usaha secara berkelanjutan dan memasarkan produk-produk lokal
dengan lebih efektif, memberikan kontribusi positif pada pengembangan ekonomi
Desa Lengkong Kulon.
DAFTAR PUSTAKA

Bawono, I. R. 2019. Optimalisasi Potensi Desa di Indonesia. Jakarta Pusat:


Gramedia Widiasarana Indonesia.
Endah, K. 2020. Pemberdayaan Masyarakat : Menggali Potensi Lokal Desa.
Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 6(1), 135–143.
Kusasih, I. A. K. R., Mutmainah, H., dan Kholis, N. 2020. Motivasi Berwirausaha
pada Masa Pandemi Covid-19. KANGMAS: Karya Ilmiah Pengabdian
Masyarakat, 1(2), 47–56.
Luthan, N. S. P. L. A. 2019. Manajemen Kewirausahaan Furnitur. Yogyakarta:
Deepublish.
Muhlisin, I., Hendra, F., Ardi, G., dan Suryanto, D. 2021. Pelatihan Kewirausahaan
Pemuda Karang Taruna sebagai Motivasi Menggali Potensi Bisnis di Desa
Lengkong, Pagedangan Tangerang. I(2), 17–26.

Anda mungkin juga menyukai