Kelompok - 1 - Golongan - O-2 - Tugas Acara 2
Kelompok - 1 - Golongan - O-2 - Tugas Acara 2
MAKALAH
Asisten Pembimbing:
Febryan Briliantina Ridha Putri
Oleh:
Kelompok 1/Golongan O-2
Hachi Ayu Puspita 221510901001
Atik Adiniyah 221510901007
Aulia Kharisma Putri 221510901011
Faras Jingga Rahmadani 221510901016
M. Alfin Hikam 221510901019
Ayon Restu Ningrat 221510901033
2.1 Potensi Pemuda Karang Taruna dalam Menjalankan Usaha Bisnis di Desa
Lengkong
Potensi bisnis adalah kemungkinan atau peluang untuk menciptakan nilai
ekonomi atau keuntungan dari suatu ide, produk, atau layanan. Potensi bisnis ini
bisa timbul dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam pasar, dan potensi
pengembangan. Potensi pengembangan desa sangat bervariasi dan tergantung pada
kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan budaya setiap desa. Pengembangan desa
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk desa, mempromosikan
pembangunan berkelanjutan, dan menciptakan kesempatan ekonomi (Bawono.,
2019). Potensi yang dimiliki pada Lengkong Kulon adalah Karang Taruna Desa
yang merupakan organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda Desa
Lengkong Kulon yang mampu menampilkan karakternya melalui cita, rasa dan
karya di bidang kesejahteraan sosial yang tumbuh dan berkembang atas dasar
kesadaran dan tanggung jawab sosial, oleh dan untuk masyarakat di wilayah Desa
Lengkong Kulon. Karang Taruna Desa Lengkong Kulon di bentuk berdasarkan
hasil keputusan rapat seluruh elemen generasi muda Desa Lengkong Kulon pada
saat itu.
Salah satu Potensi di Desa Lengkong Kulon yang bisa dikembangkan,
khususnya bidang pariwisata antara lain, makam salah satu anggota Tigaraksa atau
tiga utusan Kesultanan Banten pendiri Kabupaten Tangerang yakni, Raden Arya
Wangsakara. Desa Lengkong Kulon ini kerap dikunjungi peziarah dari Banten dan
Jawa Barat. Asal peziarah ini masih terkait dengan asal-usul Raden Arya
Wangsakara, yang merupakan keturunan campuran dari Kesultanan Banten dan
Kerajaan Sumedang Larang. Potensi pariwisata lainnya, tidak jauh dari lokasi
makam Raden Arya Wangsakara. Adalah Singai Cisadane, yang menjadi batas
wilayah Kabupaten Tangerang dengan Kota Tangerang Selatan. Pemerintah Desa
Lengkong Kulon akan membangun beberapa wahana wisata air di bantaran Sungai
Cisadane. Rencananya, fasilitas outbond. Sungai Cisadane juga ada komunitas
kaligrafi bernama Sanggar Saung Kalijaga disekitar bantaran sungai. Potensi lain
di Desa Lengkong Kulon adalah pemudanya cukup kreatif seperti pandai membuat
kaligrafi yang punya nilai jual, ada juga yang pandai membuat jaring untuk
menangkap ikan di sungai.
2.2 Tantangan dan Solusi yang Dihadapi Pemuda Karang Taruna dalam
Menjalankan Usaha Bisnis di Desa Lengkong
Desa Lengkong memiliki potensi pariwisata untuk dikembangkan, di desa
tersebut memiliki keindahan alam seperti sungai Cisadae yang telah difasilitasi
wahana air dan wisata religi makam sebuah tokoh yang bernama Raden Arya
Wangsakara sehingga kerap dikunjungi oleh msyarakat dari luar daerah.
Masyarakat Desa Lengkong juga memiliki kreativitas tinggi yaitu pembuatan
kaligrafi oleh pemudanya, ada kampung tematik yang dikelola ibu- ibu, pengrajin
kayu Sebelumnya masyarakat Desa Lengkong merupakan desa yang memiliki
penduduk yang tidak bekerja atau pengangguran, hal tersebut merupakan sebuah
tantangan bagi Pemerintah Banten. Upaya yang dapat diatasi ialah memfasilitasi
masyarakat untuk berkecimpung dalam dunia wirausaha, bagi seorang
wirausahawan melihat potensi Desa Lengkong ialah sebuah peluang. Tantangan
yang lain ialah kurangnya motivasi pemuda Karang Taruna dalam mengembangkan
desa tersebut yang seharusnya mereka dapat melihat peluang dari adanya potensi
yang ada di Desa Lengkong. Pemerintah setempat merasa bahwa potensi Desa
Lengkong harus dikembangkan sebagai bentuk penyadaran masyarakat terhadap
peluang kerja dan perbaikan perekonomian masyarakat yang berada di desa
tersebut. Tantangan paling besar dan dominan terdapat pada minat pemuda dalam
mengembangkan desa sehingga perlu adanya dorongan dari pihak lain untuk
menciptakan kesadaran para pemuda Karang Taruna yang ada di desa tersebut
Menurut (Muhlisin dkk., 2021) menjelaskan solusi untuk tantangan kurangnya
motivasi pemuda Karang Taruna ialah dengan dibentuknya kegiatan PKM.
Kegiatan PKM bertujuan untuk membantu pemuda untuk mendorong motif mereka
dalam mengembangkan potensi Desa Longkang. Selain itu, pelatihan ini bertujuan
agar masyarakat mendapatkan pelatihan secara bertahap agar memiliki kompetensi
keiwrausahaan dan bisnis, yang nantinya mampu membentuk wirausahawan yang
mampu bertindak mendirikan usaha yang layak dengan melihat peluang, dan
mampu meningkatkan perekonomiannya sendiri dan orang lain. Metode yang
digunakan dalam PKM ialah Problem Basic Learning (PBL) sebagai bentuk
pelatihan yang menerapkan variasi metode pembelajaran seperti diskusi, ceramah
dan praktikum. PBL juga model pembelajaran yang menggunakan permasalahan
nyata yang ditemui di lingkungan sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan
dan konsep melalui kemampuan berpikir kritis. Pemilihan metode ini menjadi
solusi untuk meningkatkan motivasi usaha bagi pemuda Karang Taruna karena
melibatkan permasalahan mereka sehari-hari dan mereka diajak untuk aktif
menganggapi permasalahan tersebut. Pelatihan kewirausahaan ini berfokus pada
pemasaran hasil produk yang dibuat oleh masyarakat Desa Lengkong, materi
tersebut berisi tentang bagaimana akses pasar yang baik, dan mengetahui
standarisasi produk sebelum sampai kepada konsumen. Harapannya pelatihan ini
akan terus bertahap hingga masyarakat mampu mencapai pemberdayaan dan
kemandirian dalam memulai bisnisnya. Pelatihan kewirausahaan ini berfokus juga
pada kerangka pemecahan masalah dengan PBL seperti berikut:
3.1 Kesimpulan
Potensi bisnis pemuda Karang Taruna di Desa Lengkong Kulon sangat
beragam, mencakup pariwisata, kreativitas, dan keterampilan lokal. Kurangnya
motivasi merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh Pemuda Karang Taruna
Desa Lengkong Kulon untuk mengembangkan potensi tersebut. Solusi yang
diberikan adalah pelatihan kewirausahaan bertahap, yang memberikan pemahaman,
keterampilan, dan dukungan untuk mengubah pandangan mereka terhadap
berwirausaha dan memotivasi mereka untuk menggali potensi bisnis di lingkungan
mereka. Melalui tahapan pelatihan, pemuda Karang Taruna dapat membangun
usaha secara berkelanjutan dan memasarkan produk-produk lokal dengan lebih
efektif, berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal Desa Lengkong Kulon.
3.2 Saran
Pemuda Karang Taruna harus didorong dan diasadrkan minatnya untuk
mengikuti pelatihan kewirausahaan bertahap guna mengatasi kurangnya motivasi
dan mengembangkan potensi bisnis. Dorongan tersebut akan membantu mereka
membangun usaha secara berkelanjutan dan memasarkan produk-produk lokal
dengan lebih efektif, memberikan kontribusi positif pada pengembangan ekonomi
Desa Lengkong Kulon.
DAFTAR PUSTAKA