Pengetahuan Imunisasi Campak
Pengetahuan Imunisasi Campak
SKRIPSI
Oleh
Roslaini
061101093
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA 2010
Pembimbing Penguji I
Penguji II
Segala puji kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya serta
segala nikmat yang tidak terhingga yang diberikanNya. Shalawat dan salam
tercurahkan untuk Rasulullah SAW, keluarga, dan para sahabat Rasulullah SAW.
Bulan Medan.
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Sumatera Utara.
4. Nur Asnah Sitohang SKep. Ns. MKes sebagai dosen penguji I dan Elyta Aizar
5. Dudut Tanjung, S.Kp. M.Kep sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan staf
penelitian.
berlangsung.
juliani, minta ito, Zuliawati, Aria Pranata, desi, Juliana, ana, lucia, Efrida, dan
semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu) yang telah
11. Teristimewa kepada kedua orang tua ku tercinta ayahanda Sail Nasution dan
dan keikhlasan.
12. Ucapkan terima kasih juga penulis tujukan kepada adik-adik ku (Abdurrahim,
Ikhsanul Arifin, Faisal Ali Hamzah, Fadilah dan Amaluddin) yang telah
13. Kepada seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan, dan motivasi
kepada penulis.
Semoga bantuan dan kebaikan serta dukungan yang telah diberikan kepada
penulis menjadi amal sholeh dan mendapat ridho dari Allah SWT.
Penulis
Halaman
Halaman Judul.....................................................................................................i
Halaman Lembar Pengesahan..............................................................................ii
Prakata..................................................................................................................iii
Daftar isi..............................................................................................................vi
Daftar Skema.......................................................................................................vii
Daftar Tabel.........................................................................................................viii
Abstrak.................................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang....................................................................................1
2. Tujuan Penelitian................................................................................4
3. Pertanyaan Penelitian.........................................................................4
4. Manfaat Penelitian..............................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................40
LAMPIRAN:
1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara
2. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan
Puskesmas Padang Bulan Medan
3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
4. Kuesioner Data Demografi
5. Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi
6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
7. Daftar Riwayat Hidup
Halaman
Halaman
Tabel 3.1. Defenisi operasional...........................................................................20
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi
responden di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2010..............28
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden dari
setiap pertanyaan pengetahuan ibu tentang imunisasi campak
pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2010.................31
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase tingkat pengetahuan ibu
Tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan
Medan Tahun 2010.............................................................................32
ABSTRAK
Penyakit campak di Indonesia saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang
masih perlu ditangani, karena kasus campak masih tinggi dan hampir di semua
daerah masih terdapat kejadian luar biasa. Indonesia berkomitmen menurunkan
angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi diantaranya
penyakit campak hingga 90% pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2000.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang imunisasi
campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan. Sampel yang diteliti
sebanyak 95 responden dengan teknik pengambilan sampel secara convenience
sampling yaitu subjek dijadikan sampel yang kebetulan dijumpai di tempat dan
waktu penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, yang terdiri dari
dua bagian yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner pengetahuan ibu tentang
imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
campak pada bayi mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan dalam
kategori baik sebanyak 54 responden (56,8%), diikuti dengan tingkat pengetahuan
dalam kategori cukup sebanyak 35 responden (36,8%), dan yang terkecil ibu
dengan tingkat pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 6 responden (6,3%).
Untuk Puskesmas Padang Bulan perlu mempetahankan dan meningkatkan
cakupan imunisasi, bukan hanya imunisasi campak saja tapi juga imunisasi yang
lain. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan meneliti bagaimana tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi yang lain seperti imunisasi polio, BCG, DPT
dan hepatitis di Puskesmas Padang Bulan Medan.
ABSTRAK
Penyakit campak di Indonesia saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang
masih perlu ditangani, karena kasus campak masih tinggi dan hampir di semua
daerah masih terdapat kejadian luar biasa. Indonesia berkomitmen menurunkan
angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi diantaranya
penyakit campak hingga 90% pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2000.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang imunisasi
campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan. Sampel yang diteliti
sebanyak 95 responden dengan teknik pengambilan sampel secara convenience
sampling yaitu subjek dijadikan sampel yang kebetulan dijumpai di tempat dan
waktu penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, yang terdiri dari
dua bagian yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner pengetahuan ibu tentang
imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
campak pada bayi mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan dalam
kategori baik sebanyak 54 responden (56,8%), diikuti dengan tingkat pengetahuan
dalam kategori cukup sebanyak 35 responden (36,8%), dan yang terkecil ibu
dengan tingkat pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 6 responden (6,3%).
Untuk Puskesmas Padang Bulan perlu mempetahankan dan meningkatkan
cakupan imunisasi, bukan hanya imunisasi campak saja tapi juga imunisasi yang
lain. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan meneliti bagaimana tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi yang lain seperti imunisasi polio, BCG, DPT
dan hepatitis di Puskesmas Padang Bulan Medan.
1. LATAR BELAKANG
mencapai Universal Child Immunization (UCI) atau imunisasi bagi semua anak
pada tahun 2010 sampai di tingkat desa. Artinya pada tahun 2010, minimal 80%
kesehatan yang masih perlu ditangani, karena kasus campak masih tinggi dan
hampir di semua daerah masih terdapat kejadian luar biasa. Hasil kesepakatan
pertemuan WHA (World Health Assembly) dan the World Summit for Children
kesakitan (incidence rate) sebesar 90 % dan angka kematian sebesar 95% dari
dapat dicegah dengan imunisasi diantaranya penyakit campak hingga 90% pada
tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2000. Untuk itu telah dilaksanakan
imunisasi dasar (BCG, DPT, POLIO, Campak dan Hepatitis B). Imunisasi campak
dosis pertama diberikan kepada anak usia 9 bulan dan dosis kedua pada anak SD
Meskipun campak telah masuk ke dalam program imunisasi nasional sejak tahun
1982, namun sampai saat ini masih ditemukan kejadian luar biasa (KLB) campak.
tergolong aman, meskipun dapat menimbulkan reaksi pada sebagian kecil anak,
namun jarang bersifat serius. Reaksi dapat berupa ruam-ruam kulit ringan, demam
ringan, pilek adalah reaksi yang paling umum ditemui setelah imunisasi dan dapat
dengan imunisasi, akan tetapi diperkirakan setiap tahun sebanyak 1,2 juta anak
Indonesia tidak menerima suntikan imunisasi secara rutin, sehingga mereka rentan
yang wajib diberikan sesuai program pemerintah cenderung menurun. Hal ini
teratasi dan masih mengancam bayi yang tidak diimunisasi. Sejumlah daerah
belum optimal melakukan imunisasi, dengan cakupan kurang dari 90 persen pada
tahun 2008. Untuk imunisasi campak di Papua, misalnya, baru tercakup 60,7
persen, Sulawesi Barat 77,6 persen, dan Nusa Tenggara Timur 74,2 persen.
Campak merupakan penyakit yang ditandai oleh demam tinggi dan adanya bintik-
bintik merah. Penyakit ini di dunia membunuh satu dari 1.000 kasus infeksi
(Kompas, 2009).
infrastruktur dan rendahnya cara hidup sehat. Pengetahuan ibu tentang imunisasi
diperlukan oleh seorang anak, dengan imunisasi secara lengkap maka anak
tersebut mempunyai kekebalan tubuh yang kuat dan tidak mudah terserang
suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya. Hal ini berkaitan
dengan peningkatan sumber daya manusia pada masa yang akan datang. Tugas
orang tua tentang imunisasi dan meninjau status imunisasi setiap anak. Pemberian
imunisasi pada bayi dan anak tidak hanya memberi pencegahan penyakit tertentu
pada anak tersebut, tetapi juga memberikan dampak yang lebih luas karena dapat
mencegah penularan penyakit untuk anak lain. Oleh karena itu pengetahuan dan
sikap orang tua terutama ibu sangat penting untuk memahami tentang manfaat
Dari hasil survei awal di Puskesmas Padang Bulan Medan diperoleh hasil
cakupan imunisasi campak lebih tinggi daripada cakupan imunisasi yang lain
yaitu sebesar 92,4%, dan jumlah ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi
campak yang berumur enam sampai 12 bulan rata-rata setiap bulannya 126 orang.
2. TUJUAN PENELITIAN
3. PERTANYAAAN PENELITIAN
5. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan untuk
bagi yang ingin melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang
Konsep-konsep yang dipakai pada penelitian ini terdiri dari beberapa hal
1. PENGETAHUAN
2. CAMPAK
2.1 Defenisi
ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu,
pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu
yang akan disusun, ditata kembali, atau dirubah sedemikian rupa sehingga
a) Tahu (Know)
rangsangan yang telah diterima. Tingkat pengetahuan ini merupakan tingkat yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dan sebagainya.
b) Memahami (Comprehention)
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
c) Aplikasi (Application)
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan
d) Analisis (Analysis)
e) Sintesis (Synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
f) Evaluasi (Evaluation)
1) pendidikan
baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat. Melalui
2.) Lingkungan
kesehatannya.
penyakit.
4.) Pengalaman
kesadaran akan sesuatu hal yang tertangkap oleh indera manusia. Sikap yang
perilaku berikutnya yang direalisasikan hanya apabila kondisi dan situasi yang
memungkinkan.
pencarian pengobatan.
6) motivasi
sesuatu dalam mencapai tujuan dan dapat dipengaruhi oleh orang lain atau
kepercayaan dan pemahaman maka perlu dukungan dan dorongan dari orang
disekitarnya.
7.) Kebudayaan
yang lama yang selalu berubah baik lambat maupun cepat sebagai akibat dari
8.) Informasi
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
2. CAMPAK
2.1 Defenisi
Campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang
hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca
campak, sindrom subakutpanensifilitis (SSPE) pada anak > 10 tahun dan dan
munculnya gejala penyakit tuberkulosis paru yang lebih parah pasca mengidap
penyakit campak yang berat yang disertai pneumonia (Ranuh, dkk 2002).
penyakit campak. Terdapat dua jenis vaksin campak campak yaitu vaksin yang
berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan (tipe Edmonston B). Dan
dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam aluminium) (Ranuh, 2008).
Terjadinya penyakit ini melalui tiga stadium yaitu 1) stadium kataris yang
berlangsung 4-5 hari dengan gejala flu, batuk, demam, konjungtivitis, nyeri
tenggorok, pembesaran kelenjar getah bening dan terjadi bercak koplik yaitu
merupakan stadium campak yang ditandai dengan adanya titik merah pada
palatum durum dan palatum mole, kemudian adanya bercak makulopapuler pada
muka tubuh dan anggota gerak. 3) stadium konvalensi dimana gejala-gejala sudah
(Alimul, 2006).
tertular melalui udara atau droplet partikel ludah. Penularan melalui parenteral
mempunyai masa inkubasi yang lebih singkat sekitar dua hingga empat hari.
empat hari. Gejala-gejala ini mirip dengan infeksi saluran nafas bagian atas karena
sebab lainnya. Demam yang timbul biasanya dalan empat hari dan dapat mencapai
suhu 40,6°C (105 F). Pada hari pertama hingga hari kedua sebelum dan sesudah
timbulnya rash didapatkan bercak koplik (koplik spots) di daerah mukosa pipi,
mulai kepala (muka, dahi, rambut, telinga, dan leher bagian atas) meluas ke tubuh
hingga ekstremitas selama tiga atau empat hari. Bercak kemerahan biasanya
menyatu pada muka dan tubuh bagian atas bila ditekan berwarna kepucatan. Pada
hari ketiga dan empat bercak berwarna kecoklatan dan tidak pucat bila ditekan
(Djauzi, 2003).
Demam timbul secara bertahap dan meningkat sampai hari kelima atau
gambaran bifasik, ruam awal pada 24-48 jam pertama diikuti dengan turunnya
suhu tubuh sampai normal selama periode satu hari dan kemudian diikuti dengan
dengan kenaikan suhu tubuh yang cepat mencapai 40°C pada waktu ruam sudah
timbul di seluruh tubuh. Pada kasus yang tanpa komplikasi, suhu tubuh
Gejala awal lainnya yang sering ditemukan adalah batuk, pilek, mata
merah selanjutnya di cari gejala koplik’s spot. Dua hari sebelum ruam timbul,
gejala koplik’s spot yang merupakan tanda pathognomonis dari penyakit campak,
dapat dideteksi. Lesi ini telah didiskripsi oleh koplik pada tahun 1896 sebagai
suatu bintik berbentuk tidak teratur dan berwarna kecil berwarna merah terang,
didapatkan dua atau tiga sampai enam bintik. Kombinasi dari noda putih keabuan
dan warna merah muda disekitarnya merupakan tanda patognomonik absolut dari
penyakit campak. Kadang-kadang noda putih keabuan sangat kecil dan sulit
sehingga sukar terdeteksi dan biasanya luput pada waktu dilakukan pemeriksaan
klinis.
Ruam timbul pertama kali pada hari ketiga sampai keempat dari
mulai timbul pada bagian samping atas leher, daerah belakang telinga, perbatasan
muka dan leher dalam waktu 24 jam jam. Seterusnya menyebar ke ekstremitas
atas, dada, daerah perut dan punggung, mencapai kaki pada hari ketiga. Bagian
yang pertama kena mengandung lebih banyak lesi daripada yang terkena
kemudian. Setelah tiga atau empat hari, lesi teersebut berubah menjadi berwarna
kecoklatan. Hal ini kemungkinan sebagai akibat dari perdarahan kapiler, dan tidak
warna dari ruam , yaitu menjadi berwarna kehitaman atau lebih gelap. Dan
(Ranuh, 2008).
jarang dengan penularan lewat udara (airborne spread). Virus campak sangat
sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu 37°C. Toleransi terhadap
perubahab pH baik sekali. Bersifat sensitif terhadap eter, cahaya, trysine. Virus
mempunyai jangka waktu hidup yang pendek (short survival time) yaitu kurang
dari dua jam. Apabila disimpan pada laboratorium, suhu penyimpanan yang baik
sebanyak 0,5 ml, untuk vaksin hidup pemberian dengan 20 TCID50 mungkin
sudah dapat memberikan hasil yang baik. Vaksin campak diberikan pada bayi
umur sembilan bulan secara subkutan walaupun demikian dapat diberikan secara
macam cara, salah satu indikator pengaruh vaksin terhadap proteksi adalah
Imunisasi campak diberikan lagi pada saat masuk sekolah SD atau yang disebut
lebih dari 39,4° C) yang terjadi 8-10 hari setelah vaksinasi dan berlangsung
selama sekitar 24-48 jam (insiden sekitar 2%), dan ruam selama sekitar 1-2 hari
jarang terjadi, kurang dari 1 setiap 1-3 juta dosis yang diberikan. SSPE (subakut
telah melaksanakan program imunisasi campak dengan efektif sangat kecil sekali
HIV. Anak yang terinfeksi HIV tanpa immunosupresi berat dan tanpa bukti
(Ranuh, 2008).
paru yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang disertai
menjadi strategi populer diberbagai negara. Strategi ini berasumsi bahwa anak-
anak tidak akan diimunisasi secara benar disebabkan orangtua tidak mendapat
penjelasan dengan baik atau memiliki sikap yang buruk tentang imunisasi
campak. Program imunisasi campak dapat berhasil jika ada usaha yang sungguh-
dijalankan secara serius dalam menjawab perubahan pola penyakit dan persoalan
pada anak, maka perbaikan dalam evaluasi perilaku kesehatan masyarakat sangat
diperlukan.
kompleks. Bukan hanya faktor biaya, karena ternyata vaksin gratis juga tidak
terhadap sarana pencegahan dan melakukan usaha pencegahan yang teratur, anak
1. KERANGKA PENELITIAN
pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan
Medan. Pengetahuan ini digambarkan dalam kriteria baik, cukup dan kurang.
: Variabel yang
: : Variabel yang tidak diteliti
1. DESAIN PENELITIAN
2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 9
Puskesmas Padang Bulan Medan. Dari hasil survei awal yang dilakukan oleh
peneliti, jumlah ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi campak yang
berumur sembilan sampai dengan 12 bulan pada bulan juli sampai september 2009
2.2 Sampel
rumus: n = N
1+ N (d²)
N = Besar Populasi
n = Besar sampel
sampel yang kebetulan dijumpai di tempat dan waktu meneliti secara bersamaan
yaitu di Puskesmas Padang Bulan Medan. Dengan kriteria: ibu yang mempunyai
dapat membaca dan menulis dalam bahasa indonesia serta bersedia menjadi
responden.
Padang Bulan sangat tinggi dibandingkan dengan imunisasi yang lain Penelitian
ini dilakukan dari tanggal 17 bulan Maret sampai tanggal 20 Mei 2010.
4. PERTIMBANGAN ETIK
dan penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi
data responden dijaga dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen
tetapi hanya menuliskan nomor kode yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan
semua informasi yang diberikan. Data-data yang diperoleh dari responden juga
5. INSTRUMEN PENELITIAN
sebagai alat pengukur data, jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
berupa tanda √( ) pada jawaban yang tersedia. Kuesioner ini terdiri dari dua
bagian:
Untuk kuesioner ibu terdiri dari umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan. Untuk kuesioner bayi yang terdiri dari usia dan jenis kelamin.
pertanyaan positif dan negatif. Untuk pertanyaan positif dengan jawaban “ya”
7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif
dengan jawaban “ya” (skor 0) dan untuk jawaban “tidak” (skor 1) terdapat pada
pertanyaan nomor 5, 8, 10 dan 12, dengan total skor tertinggi 20. Untuk penentuan
dalam tiga kategori yaitu: baik, cukup, kurang yang diidentifikasi dari 20
ditentukan dari hasil pembagian rentang dan banyak kelas (Sudjana, 1992).
yaitu: baik dengan skor = 14-20, cukup dengan skor = 7-13, dan kurang dengan
skor = 0-6.
6. VALIDITAS
pustaka, oleh karena itu penting dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk
konsisten sasaran yang diukur, sebab alat ukur yang baik adalah alat ukur yang
memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan beberapa kali pada kelompok
subjek yang sama (Azwar, 2003). Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini
adalah uji validitas isi. Pada penelitian ini, peneliti menunjukkan kuesioner yang
telah disusun kepada ahlinya, yaitu ibu Nurmala Sianipar dari bagian imunisasi
7. RELIABILITAS
yaitu kuesioner pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi, reliabilitas
.Uji reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah adalah K-R.21. Uji
di luar sampel tapi masih di Puskesmas Padang Bulan Medan. Bila angka
kepercayaannnya 99% maka alat ukur dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil uji
reliabilitas yang telah dilakukan diperoleh nilai K-R.21 sebesar 0,842 bila
7. PENGUMPULAN DATA
oleh peneliti dan diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada yang tidak
Apabila telah didapatkan jumlah sampel sebanyak yang dibutuhkan dalam peneliti
ini, maka pengumpulan data telah selesai dilaksanakan dan selanjutnya dilakukan
analisa data.
8. ANALISA DATA
tahap yaitu editing untuk memeriksa data responden, kemudian diberi kode untuk
bayi disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap item
pertanyaan.
1. HASIL PENELITIAN
pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi melalui proses pengumpulan
data yang dilakukan dari tanggal 17 Maret sampai 20 Mei 2010 terhadap 95 orang
24-32 tahun yaitu 61 orang (64,2%), sebanyak 54 orang adalah suku batak
(56,8%), yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga dengan jumlah 40
demografi bayi pada penelitian ini sebagian besar berumur sembilan bulan dengan
jumlah 52 orang (54,7%). Selanjutnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini (tabel
1).
Suku
Batak 54 56,8
Melayu 10 10,5
Jawa 24 25,3
Nias 5 5,3
Lain-lain 2 2,1
Pendidikan
SD 3 3,2
SMP 20 21,1
SMA 54 56,8
D3/Sarjana 18 18,9
Pekerjaan
Buruh 5 5,3
Wiraswasta 24 25,3
Pegawai Negeri 26 27,4
Ibu Rumah Tangga 40 42,1
Penghasilan
<Rp.700.000 15 15,8
Rp.700.000-Rp.800.000 6 6,3
Rp.800.000-Rp.900.000 9 9,5
Rp.900.000-Rp.1.000.000 12 12,6
>Rp.1.000.000 53 55,8
Jumlah Anak
Satu 19 20,0
Dua 32 33,7
Tiga 24 25,3
Lebih dari Tiga 20 21,1
Umur bayi
9 bulan 66 69,5
10 bulan 11 11,6
11 bulan 7 7,4
12 bulan 11 11,6
Jenis kelamin
Laki-laki 43 45,3
Perempuan 52 54,7
mengetahui bahwa anak yang mendapat imunisasi campak belum tentu kebal
anak, 48 responden (55,5%) menjawab bahwa anak yang sehat pun perlu
diimunisasi campak.
diberikan pada saat anak berusia sembilan bulan sebanyak 68 responden (71,6%),
pada anak di bawah lima tahun. Imunisasi campak cukup diberikan sekali pada
pada saat anak masuk SD. Responden yang menjawab bahwa setelah pemberian
imunisasi campak dapat timbul ruam pada anak sebanyak 71 responden (74,7%),
ruam pada anak setelah imunisasi campak hanya berlangsung 1-2 hari dijawab
kemudian hari adalah diare berulang dan berkepanjangan pasca campak. Hasil
1. Campak adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak 90 (94,7) 5 (5,3)
2. penyakit campak ditandai dengan adanya bercak putih kelabu yang dikelilingi
80 (84,2) 15 (15,8)
daerah kemerahan (koplik)
4. Imunisasi campak diberikan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap 81 (85,3) 14 (14,7)
penyakit campak
5. Setelah mendapatkan imunisasi campak anak akan kebal terhadap penyakit 62 (65,3) 33 (34,7)
campak seumur hidup
6. Setelah mendapatkan imunisasi campak anak belum tentu kebal terhadap 67 (70,5) 28 (29,5)
penyakit campak seumur hidup
8. Anak yang sehat tidak perlu diberikan imunisasi campak 47 (49,5) 48 (50,5)
9. Imunisasi campak sebaiknya diberikan pada saat anak berumur sembilan bulan 68 (71,6) 27 (28,4)
10. Imunisasi campak hanya diberikan pada anak dibawah lima tahun 44 (46,3) 51 (53,7)
11. Imunisasi campak cukup diberikan sekali pada anak di bawah satu tahun 59 (62,1) 36 (37,9)
12. Imunisasi campak cukup diberikan sekali seumur hidup 43 (45,3) 52 (54,7)
67 (70,5) 28 (29,5)
13. Imunisasi campak diberikan lagi pada saat anak masuk SD
14. Setelah pemberian imunisasi campak dapat timbul ruam pada anak 71 (74,7) 24 (25,3)
15. Ruam pada anak setelah imunisasi campak hanya berlangsung 1-2 hari 65 (68,4) 30 (31,6)
17. Setelah pemberian imunisasi campak anak dapat mengalami demam tinggi 69 (72,6) 26 (27,4)
73 (76,8) 21 (22,1)
18. Virus campak bisa ditularkan melalui udara
19. Anak dengan penyakit kanker tidak boleh diberikan imunisasi campak 71 (74,7) 24 (25,3)
20. Komplikasi campak dikemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat
67 (70,5) 27 (29,5)
diare berulang dan berkepanjangan pasca campak
dengan tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 35 orang (36,8%) dan
yang terkecil ibu dengan tingkat pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 6
orang (6,3%). Untuk selanjutnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini (tabel 3).
2. PEMBAHASAN
disebabkan oleh virus campak yang ditandai dengan adanya bercak putih kelabu
yang sehat pun harus diimunisasi campak, mayoritas responden juga belum
mengetahui bahwa imunisasi campak bukan hanya diberikan pada anak di bawah
lima tahun, dan mayoritas responden juga belum mengetahui bahwa imunisasi
responden (36,8%), dan yang terkecil ibu dengan tingkat pengetahuan dalam
berbagai faktor, sesuai dengan pendapat Rogers (1974, dikutip dari Notoatmojo,
faktor eksternal. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang
(2007), Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
25-35, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial
serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua, selain itu orang pada usia ini akan lebih banyak menggunakan
kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh umur individu tersebut Noor (2000).
pengetahuan dan status imunisasi anak mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian
adalah umur ibu, menunjukkan bahwa umur ibu erat hubungannya dengan status
tingkat pengetahuan ibu karena semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka
pendidikan non formal. Sebagai contoh pendidikan formal yaitu dengan mengikuti
informasi yang diperoleh ibu baik secara langsung maupun tidak lansung seperti
iklan dan penyuluhan. Sebagai contoh ibu yang mempunyai tingkat pendidikan
SMA maka tingkat pengetahuannya akan lebih baik daripada ibu yang memiliki
berpendidikan tinggi lebih mudah menerima suatu ide baru dibandingkan ibu yang
bahwa responden yang sebagai ibu rumah tangga tidak bekerja sebagian besar
balitanya memiliki status imunisasi campak lengkap. Hal ini disebabkan ibu
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisai campak. Informasi ini dapat diperoleh
baik melalui media cetak maupun melalui media elektronik serta informasi dari
orang lain maupun kader kesehatan. Sebagai contoh informasi yang diperoleh dari
mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak. Hal ini akan
banyak informasi yang diperoleh maka semakin banyak pula tingkat pengetahuan
Sebagai contoh ibu yang mempunyai jumlah anak lebih dari satu dan selalu
melakukan imunisasi campak tanpa mendapatkan efek samping yang berarti pasca
imunisasi campak, maka hal tersebut akan dilakukan kembali pada anak
guru yang baik yang merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk
kesehatan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Noor (2000) yang menyebutkan
bayi ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor individu secara tidak langsung,
saran mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di
1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 95 responden yang
diteliti, mayoritas responden berusia antara 24-32 tahun yaitu sebanyak 61 orang
yang paling banyak dijumpai adalah dua orang sebanyak 32 responden (33,7%).
campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan sangat baik. Hal ini perlu
dipertahankan dan ditingkatkan, bukan hanya pada imunisasi campak tapi juga
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan dan masukan bagi
pada bayi sehingga imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk diketahui
Pada penelitian selanjutnya disarankan agar diteliti faktor-faktor apa saja yang
Puskesmas Padang Bulan Medan. Selain itu perlu juga diteliti bagaimana tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi yang lain seperti imunisasi polio, DPT, tetanus,
dan BCG. Selain itu disarankan untuk menggunakan metode pengumpulan data
yang lain seperti wawancara dan observasi untuk memperoleh data yang lebih
mendalam.
Arikunto. (2002). Prosedur penelitian. Edisi revisi kelima. Jakarta: Rineka cipta
Wahab & Madarani. (2002).Sistem imun, imunisasi dan penyakit imun. Jakarta:
Wydia medika
Polit & Hungler. (1995). Nursing reseach principle and methode. Philadelphia:
Lippincott
Salemba
medika
Ali, Muhammad. (2002). Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu bekerja dan tidak
bekerja tentang imunisasi.Diambil tanggal 18 Mei dari .
http://library.usu.ac.id/modules.php
Noor, N, N. (2002). Hubungan usia dengan status imunisasi pada anak. Diambil
tanggal 21 Mei 2010 dari
http://www.gudangreferensi.com/ebook_detail.php?recordID=149
dian, Ayubi. (2009). Pengetahuan ibu tentang status imunisasi pada anak.
Diambil tanggal 3 Juni 2010 dari
http://eprints.undip.ac.id/4727/1/2826.pdf
Nama : Roslaini
Nim : 061101093
pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan
Medan.
dimana tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Partisipasi ibu dalam
penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu-ibu bebas untuk mengundurkan diri
setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang ibu berikan akan
Jika ibu bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan ibu
No.Responden :
Tandatangan Responden :
Tanggal :
Peneliti : Roslaini
Petunjuk Pengisian :
1. Isilah titik-titik di bawah ini dan beri tanda cheklist ( √ ) pada salah satu
A. Data Demografi
a. Data Ibu
2. Umur.........................................tahun
3. Suku / bangsa
□ a. Batak
□ b. Melayu
□ c. Jawa
□ d. Nias
□ e. lain-lain
4. Pendidikan terakhir:
□ a. SD
□ b. SMP
□ c. SMA
□ d. Diploma/Sarjana
□ a. Buruh
□ b. Wiraswasta
□ c. Pegawai negeri
□ e. > 1.000.000,-
7. Jumlah Anak
□ a. Satu
□ b. Dua
□ c. Tiga
b. Data Bayi
1. Umur....................bulan
2. Jenis Kelamin:
□ a. Laki-laki
□ b. Perempuan
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
Rumus K-R.21
R11 =
Keterangan:
Vt = varians total = 16
R11 =
= 0,842
Harga R11 dengan rumus K-R.21 adalah 0,842 bila dibandingkan dengan R
Nama : Roslaini
Tempat Tanggal Lahir : Tamiang, 13 Februari
1987 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Rumah : - Jl. DR. Sofyan No. 2D. Kampus USU, Medan
- Tamiang-Kotanopan, Madina, Sumut
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1994-2000 : SD Negeri 1 Tamiang
2. Tahun 2000-2003 : SLTP Negeri 5 Tamiang
3. Tahun 2003-2006 : SMA N 1 Kotanopan
4. Tahun 2006 : Fakultas Keperawatan USU Medan