LP Hirschsprung
LP Hirschsprung
Oleh:
Sindi Arika Putri, S. Kep
NIM 222311101145
1. Kasus
Diagnosa Medis: Hirschprung
perempuan.
b. Penyebab
Tidak ada penyebab pasti dari penyakit Hirschsprung. Penyakit ini
termasuk penyakit langka dan dihubungkan dengan mutase gen. Hirschsprung
terjadi ketika sel saraf pada kolon tidak terbentuk secara sempurna. Terdapat
factor resiko pada Hirschsprung diantaranya:
e. Penanganan
1. Penatalaksanaan medis
a. Prosedur Penarikan Usus (laparoscopic pull-throught)
Pada prosedur ini dokter akan memotong dan membuang bagian usus besar
yang tidak memiliki saraf, kemudian menyambung usus yang sehat langsung
ke anus (Bawazir, 2020).
Gambar . Pull Through
b. Prosedur Swenson
Tujuan swenson pull-through adalah untuk menghilangkan seluruh kolon
aganglionik, dengan end-to-end anastomosis di atas anal sphingter.
Diperkenalkan pada tahun 1948 (Wahid, 2018).
c. Prosedur Soave
Prosedur Soave melibatkan reseksi mukosa dan submukosa rektum dan
menarik melalui ganglion usus normal melalui manset berotot aganglionik
rektum. Diperkenalkan pada tahun 1955. Menghindari kerusakan nervus
didaerah pelvis. Mempertahankan serabut sensoris diantara dinding usus yang
aganglion (Wahid, 2018).
Tidakabnormal
Gerakan adanyaperistaltic
sel usus
sel ganglion pada
PENYAKIT HIRSCHPRUNG
Absorbsi air di usus Kurangnya informasi Obstruksi kolon proksimal m.k Konstipasi Gangguan
tidak pasien atau keluarga Gastrointestinal
mengenai penyakit dan
pengobatan Makanan masuk
Cairan kurang dari Mual, muntah, kembung, anoreksi
kebutuhan tubuh m.k Nyeri Akut
Misinterpretasi Respon Distensi abdomen
psikologis pasien atau
Penurunan volume cairan
orang tua m.k
Intervensi pembedahan Intake nutrisi tidak adekuat
Ansiet
Nutrisi sel tidak tercukupi
m.k Defisit
m.k HIPOVOLEMIA Pengetahuan Terputusnya kontinuitas jaringan
Luka Post op
Resiko Gangguan Pertumbuhan Defisit Nutrisi
Pengkajian
a. Identitas klien
Identitas klien terdiri dari nama, jenis kelamin, umur, tanggal lahir,
suku/bangsa, status perkawinan, pendidikan, alamat, nomor register,tanggal
datang ke rumah sakit, dan tanggal pengkajian.
1. Nama dan jenis kelamin
Hirschprung lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan.
2. Nama orang tua
3. Umur dan tanggal lahir
Hirschprung utamanya terjadi pada neonatus baru lahir.
4. Status persalinan
Pada beberapa kasus terdapat hubungan erat penyakit hisprungdengan
kelahiran premature
b. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa
Medik
Hirschsprung
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan meconium lambat keluar atau tidak keluar
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Nenonatus tidak dapat mengeluarkan meconium selama 24-48 jam pasca
dilahirkan, perut kembung, muntah berwarn ahijau, dan nyeri abdomen
4. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Riwayat penyakit diketahui ada peningkatan dalam eliminasi feses yang
dimulai dari beberapa minggu pertama kehidupan, konstipasi sejak lahir
dan ditemukannya rectum yang kosong
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit ini dapat diturunkan oleh anggota keluarga yang menderita
Hirschprung sebelumnya.
c. Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola presepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien ataupun keluarga klien mendeskripsikan bagaimana pola kesehatan
dan kesejahteraan klien. Contohnya menjelaskan pada saat klien sakit
apakah memilih berobat dengan meminum obat yang dibeli di warung atau
ke klinik terdekat.
2) Pola Nutrisi dan Metabolik
Berisi tentang pola makan klien, berat badan, intake dan output makanan
makanan.
3) Pola Eliminasi
Berisi tentang karakteristik urin dan feses yang dikeluarkan. Karakteristik
tersebut meliputi frekuensi, jumlah, warna, bau, berat jenis. Selain itu
gangguan BAK dan BAB perlu diperhatikan. Pada klien yang mengalami
hirschprung mengalami konstipasi.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Klien dengan hirschprung kurang beraktivitas klien biasanya merasakan
lemas.
5) Pola istirahat dan tidur
Klien dengan hirschprung kemungkinan akan terganggu saat istirahat karena
klien mengalami nyeri.
6) Pola persepsi sensor dan kognitif
Saat pengkajian berlangsung klien dengan hirschprung biasanyamasih tetap
sadar dan mampu menjawab pertanyaan dengan baik.
7) Pola persepsi diri dan konsep diri
Menjelaskan tentang gambaran diri, harga diri, ideal diri, dan peranmasing-
masing individu. Pada klien dengan hirschprung mengalami gangguan
gambaran diri dan harga diri mungkin terganggu karena adanya perubahan
bentuk tubuh.
8) Pola peran dan hubungan sesame
Klien dengan hirschprung tidak memiliki masalah dengan hubungan dengan
sesamanya.
9) Pola seksualitas
Menjelaskan tentang pola aktivitas klien apakah terganggu atau tidak
memiliki masalah.
10) Pola koping
Manajemen koping setiap individu berbeda-beda tergantung dari
berbagai faktor.
11) Sistem nilai dan kepercayaan
Sistem nilai dan kepercayaan ini pada penderita hirschprung ini
berkaitan dengan klien percaya ia dapat sembuh dan ia mampu
melakukan semua tindakan untuk kesembuhan dirinya.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Klien dalam kondisi compos mentis, lemah, gelisah, suhu tubuh
meningkat bila terdapat enterokolitis, nadi cepat, dan BB turun.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Pada klien dengan Hirschprung juga sama dengan klien lainnya
pemeriksaan TTV meliputi pemeriksaan nadi, tekanan darah, pola
pernapasan, dan suhu tubuh.
3) Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala
Inspeksi : kepala simetris, perubahan distribusi rambut, dan kulit
kepala kering.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal
dibagian kepala.
b. Mata
Inspeksi : teliti adanya edema periorbita, eksoftalmus (mata
menonjol), anemis (+), kesulitan memfokuskan mata, dan hilangnya
alis mata.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal
pada kedua mata
c. Telinga
Inspeksi : tidak adanya kelainan pada telinga.
Palpasi : tidak adanya nyeri dan benjolan yang abnormal.
d. Hidung
Inspeksi : kebersihan terjaga Palpasi
: tidak adanya nyeri tekan
e. Mulut
Inspeksi : mukosa mulut kering, tidak terdapat karang gigi, dan
lidah klien bersih.
Palpasi : tidak ada masalah.
f. Leher
Inspeksi : leher simetris
Palpasi : tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid dan
pembesaran vena jugularis.
g. Dada
Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung, secara umum
bentuk dada tidak ada masalah, pergerakan nafas cepat, krepitasi
serta dapat dilihat batas saat perkuasi didapatkan (bunyi perkusinya
hipersonor). Pada pemeriksaan jantung dapat diperiksa tentang
denyut apeks atau dikenal dengan siklus kordisdan aktivitas artikel,
bunyi jantung lebih cepat.
h. Abdomen
Pemeriksaan abdomen meliputi pemeriksaan pada bentuk perut,
dinding perut, bising usus, kaji adanya nyeri tekan serta dilakukan
palpasi pada organ hati, limfa, ginjal, kandung kemih,
yangditentukan ada tidaknya nyeri pada pembesaran pada
organtersebut, kemudian pada daerah anus, rectum, dan genitalia.
Ditemukan adanya distensi abdomen akibat pembesaran kolon.
i. Ekstermitas
Pemeriksaan anggota gerak dan neurologi meliputi adanya rentang
gerak keseimbangan dan gaya berjalan, biasanya pada
klien dengan hirscprung tidak
memiliki keluhan tentangekstremitasnya.
j. Keadaan punggung
l. Pemeriksaan reflek
a. Suching +
b. Rooting +
c. Moro +
d. Grip +
e. Plantar +
m. Keadaan local
n. Pemeriksaan Penunjang
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosa penyakit hirschprung :
1. Pemeriksaan Radiologi
Defisit Pengetahuan (D.0111) Setelah dilakukan asuhan keperawatan Edukasi kesehatan (1.12383)
selama 1x24 jam defisit pengetahuan teratasi 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Tingkat pengetahuan (L.12111) menerima informasi
1. Perilaku sesuai anjuran 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkatkan dan menurunkan
3. Tidak terjadi persepsi yang keliru terhadap motivasi perilaku
masalah 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Perilaku yang kooperatif terhadap kondisi 4. Jelaskan faktor resiko yang dapat
terkait penyakit mempengaruhi kesehatan
Resiko Infeksi (D.0142) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi (I.14539)
Beresiko mengalami selama 3x24 jam, diharapkan resiko infeksi Observasi
peningkatan terserang membaik dengan kriteria hasil: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
organisme patogenik local dan sistemik
Tingkat Infeksi (L.14137) Terapeutik
1. Batasi jumlah pengunjung
Indikator Skala Keterangan 2. Berikan perawatan kulit pada daerah
Skala insisi
Awal Akhir
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
Demam 1. Meningkat kontak dengan pasien dan lingkungan
Kemerahan 2. Cukup pasien
Drainase meningkat Edukasi
purulen 3. Sedang 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Kadar sel 4. Cukup kepada orang tua
darah putih Menurun 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
5. Menurun benar
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
operasi
Daftar
Pustaka
Noordiati. 2018. Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
Malang: Wineka Media.