Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATERI KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN

AKTIVA TAK BERWUJUD

Oleh Kelompok 05:

1. Faustine Cathleen Saunoah (2207531026)


2. Ni Putu Intan Oktaviani (2207531029)
3. Kezia Josephine Anggara (2207531031)
4. Si Luh Putu Rika Aryanti (2207531038)

Dosen Pengampu:

Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.si., Ak. CA.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2023

1.1. Masalah Aktiva Tak Berwujud


1.1.1. Karakteristik
Aktiva paling penting bagi Gap Inc. bukanlah perkakas toko melainkan
citra merek. Aktiva utama bagi Coca-Cola bukanlah fasilitas pabrik melainkan
resep khusus dalam membuat Coke. Seperti contoh tersebut, kita menghadapi
ekonomi yang didominasi oleh penyedia informasi serta jasa, dan aktiva
utamanya sering kali bersifat tak berwujud. Akuntansi untuk pos-pos tak
berwujud ini sulit. Aktiva tak berwujud memiliki dua karakteristik utama, yaitu
(1) kurang memiliki eksistensi fisik. Tidak seperti aktiva berwujud seperti
properti, pabrik, dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak
dan keistimewaan atau privilege yang diberikan kepada perusahaan yang
menggunakannya dan (2) bukan merupakan instrumen keuangan. Aktiva seperti
deposito bank, piutang usaha, dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta
saham tidak memiliki substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva
tak berwujud. Aktiva ini merupakan instrumen keuangan dan menghasilkan
nilainya dari hak (klaim) untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
Pada banyak kasus, aktiva tak berwujud menyediakan jasa selama periode
bertahun-tahun. Sehingga perusahaan secara umum mengklasifikasikan aktiva
tak berwujud sebagai aktiva jangka panjang. Jenis aktiva tak berwujud yang
paling umum dilaporkan adalah paten, hak cipta, waralaba atau lisensi, merek
dagang atau nama dagang, dan goodwill.
1.1.2. Aktiva Tak Berwujud yang Dibeli
Aktiva tak berwujud yang dibeli dari pihak lain dicatat pada biaya. Biaya
ini termasuk semua biaya akuisisi dan pengeluaran yang diperlukan untuk
membuat aktiva tak berwujud tersebut siap digunakan sebagaimana
dimaksudkan sebagai contoh, yaitu harga beli, biaya hukum, dan beban
insidental lainnya.
Jika aktiva tak berwujud diperoleh dengan saham atau ditukarkan dengan
aktiva lain, maka biaya aktiva tak berwujud itu adalah nilai pasar wajar dari
pertimbangan yang diberikan atau nilai pasar wajar aktiva tak berwujud yang
diterima, mana yang memiliki bukti lebih jelas. Apabila beberapa aktiva tak
berwujud, atau gabungan dari aktiva tak berwujud dan aktiva berwujud, dibeli

1
dalam suatu "pembelian sekeranjang", maka biayanya harus dialokasikan
berdasarkan nilai pasar wajar atau nilai jual relatif.

1.1.3. Aktiva Tak Berwujud yang Dibuat secara Internal


Biaya yang terjadi secara internal untuk menciptakan aktiva tak berwujud
biasanya dibebankan pada saat biaya itu dikeluarkan. Jadi, walaupun sebuah
perusahaan mungkin mengeluarkan biaya penelitian dan pengembangan yang
substansial untuk menciptakan aktiva tak berwujud, namun biaya ini
dibebankan.
Beberapa pihak berpendapat bahwa biaya yang dikeluarkan secara internal
untuk menciptakan aktiva tak berwujud tidak memiliki hubungan dengan nilai
riilnya. Oleh karena itu, membebankan biaya ini adalah tidak tepat. Pihak lain
berpendapat bahwa sulit untuk menghubungkan biaya ini dengan aktiva tak
berwujud tertentu. Pihak yang lainnya lagi berpendapat bahwa karena
subjektivitas yang mendasari berhubungan dengan aktiva tak berwujud, maka
pendekatan konservatif harus digunakan yaitu, dibebankan ketika terjadi.
1.1.4. Amortisasi Aktiva Tak Berwujud
Aktiva tak berwujud dapat mempunyai umur manfaat yang terbatas atau
umur manfaat yang tidak terbatas. Misalnya, sebuah perusahaan seperti Walt
Disney mempunyai aktiva tak berwujud dari kedua jenis.
1.1.5. Aktiva Tak Berwujud yang Mempunyai Umur Manfaat Terbatas
Alokasi biaya aktiva tak berwujud dengan cara yang sistematis disebut sebagai
amortisasi. Aktiva tak berwujud yang mempunyai umur manfaat terbatas dengan
pembebanan sistematis nselama umur manfaatnya. Unur manfaat ini harus
mencerminkan periode - periode di mana aktiva - aktiva ini berkontribusi pada
arus kas. Faktor - faktor yang dapat menentukan umur manfaat, yaitu:
1. Perkiraan penggunaan aktiva ini oleh perusahaan.
2. Perkiraan umur manfaat aktiva yang lain atau kelompok aktiva yang lain
yang terkait dengan umur manfaat aktiva tak berwujud tersebut.
3. Persyaratan hukum, undang - undang atau kontrak yang akan membatasi
umur manfaat.
4. Persyaratan hukum, undang - undang, atau kontrak yang dapat
memperpanjang umur hukum atau umur kontrak aktiva tersebut tanpa biaya
yang besar.

2
5. Dampak dari keusangan, permintaan, persaingan, dan faktor – faktor
ekonomi yang lain. Contohnya termasuk stabilitas industry.
6. Tingkat beban pemeliharaan yang diperlukan untuk mendapatkan arus kas
yang diharapkan dari aktiva tersebut.
1.1.6. Aktiva Tak Berwujud dengan Umur Manfaat yang Tak Terbatas
Jika taka da faktor hukum, perundangan, kontrak, persaingan atau faktor -
faktor lain yang membatasi umur manfaat dari sebuah aktiva tak berwujud,
maka umur manfaatnya tidak terbatas, yang berarti bahwa tidak ada batas yang
dapat diperkirakan dalam periode waktu di mana aktiva tersebut dapat
memerikan arus kas. Aktiva dengan umur manfaat yang tak terbatas tidak
diamortisasi.
Ilustrasi meringkas perlakuan akuntansi untuk aktiva tak berwujud.
Tindakan yang Dilakukan
Jenis Aktiva Dibeli Dibuat Amortisasi Pengujian
Tak Berwujud Secara Penurunan
Internal
Aktiva Tak Dikapitalisasi Dibebankan* Di Pengujian
Berwujud sepanjang pemulihan
dengan Umur umur dan
Terbatas manfaat kemudian
pengujian
nilai wajar

Aktiva Tak Dikapitalisasi Dibebankan* Jangan Pengujian


Berwujud diamortisasi nilai wajar
dengan Umur
Tak Terbatas
*Kecuali untuk biaya langsung, seperti biaya hukum

1.2. Jenis-Jenis Aktiva Tak Berwujud


Akuntansi untuk aktiva tak berwujud bergantung pada apakah aktiva tak berwujud itu
mempunyai umur manfaat terbatas atau tidak terbatas. Berikut terdapat enam jenis
aktiva tak berwujud, yaitu sebagai berikut.
1. Aktiva tak berwujud yang terkait dengan pemasaran
3
Aktiva ini digunakan dalam pemasaran atau sebuah promosi produk dan jasa.
Contohnya saja yaitu merek dagang atau nama dagang, susunan dewan redaksi di
surat kabar, nama domain Internet, dan perjanjian nonpersaingan. Nilai suatu
aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan pemasaran dapat menjadi sangat
substansial. Misalnya saja baru-baru ini nama Drugs.com dijual seharga $800.000,
dan sebuah pelelangan untuk nama Loans.com seharga mendekati $500.000.
2. Aktiva tak berwujud yang terkait dengan pelanggan
Aktiva ini dihasilkan dari interaksi dengan pihak luar. Contohnya saja daftar
pelanggan, catatan pesanan atau catatan produksi, dan hubungan dengan
pelanggan yang terikat kontrak maupun yang tidak terlibat.
3. Aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan seni
Aktiva ini merupakan termasuk kedalam hak kepemilikan naskah drama, karya
sastra, karya musik, gambar-gambar, foto, dan materi video dan audiovisual. Hak
cipta (copyrights) merupakan hak yang diberikan pemerintah kepada para penulis,
pelukis, pemusik, pematung, dan seniman lain atas kreasi dan ekspresi mereka.
Hak cipta diberikan selama umur penciptanya ditambah 70 tahun dan memberikan
kepada pemilik, atau pewarisnya, hak eksklusif untuk memproduksi ulang dan
menjual suatu pekerjaan artistik atau yang dipublikasikan. Hak cipta tidak
dapatdiperbaharui. Biaya untuk memperoleh dan mempertahankan suatu hak cipta
dapat dikapitalisasi, tetapi biaya penelitian dan pengembangan yang terlibat harus
dibebankan pada saat terjadinya.
4. Aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan kontrak
Aktiva ini merupakan nilai dari hak yang muncul dari perjanjian kontrak.
Contohnya saja waralaba yaitu perjanjian lisensi, ijin bangunan, hak siaran, dan
kontrak jasa atau pasokan.
5. Aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan teknologi
Aktiva ini berkaitan dengan inovasi atau kemajuan teknologi. Contohnya saja dari
teknologi yang dipatenkan dan rahasia dagang diberikan oleh U.S. Patent (hak
memberikan pemegangnya untuk hak eksklusif memnggunakan, membuat, dan
memnjual sesuatu atau proses selama periode 20 tahun tanpa adanya campur
tangan dari pihak lain) and Trademark Office.
6. Goodwill

4
Goodwill sering kali disebut sebagai aktiva yang paling tak berwujud dikarenakan
goodwill hanya dapat diidentifikasikan pada bisnis secara keseluruhan. Adapun
salah satu agar goodwill ini dijual yaitu dengan cara menjual bisnis.

1.3. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud


Penurunan nilai aktiva tak berwujud dapat disebabkan oleh jumlah tercatat aktiva
tak berwujud yang tak dapat dipulihkan.
1.3.1. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Masa Manfaat Terbatas
Perusahaan menggunakan pengujian kemampuan pemulihan agar dapat
mengestimasi arus kas masa depan yang diharapkan akan diperoleh dari
penggunaan aktiva dan disposisi akhirnya. Kerugian penurunan nilai akan diukur
dan diakui apabila jumlah arus kas bersih yang diharapkan di masa depan lebih
rendah dari nilai bukunya. Sedangkan, pengujian nilai wajar biasanya digunakan
oleh perusahaan untuk mengukur kerugian penurunan nilai dengan
membandingkan nilai wajar aktiva dengan nilai bukunya, penurunan nilai dapat
dikatakan rugi apabila nilai buku aktiva kurang dari nilai wajar aktiva yang
mengalami penurunan nilai. Kerugian pada aktiva tak berwujud dengan umur
terbatas dicatat sebagai bagian laba dari operasi yang berlangsung terus-menerus.
Ayat jurnalnya biasanya muncul di bagian beban dan kerugian lainnya.
1.3.2. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Umur Tidak Terbatas Selain
Goodwill
Pengujian untuk penurunan nilai ini adalah pengujian nilai wajar, yaitu dengan
membandingkan nilai wajar aktiva tak berwujud dengan jumlah tercatatnya.
Penurunan nilainya akan diakui apabila nilai wajar aktiva tak berwujud lebih
kecil daripada jumlah tercatatnya.

1.4. Biaya Penelitian dan Pengembangan


Biaya penelitian dan pengembangan (R&D) (research and development cost)
dengan sendirinya bukan merupakan aktiva tidak berwujud. Terdapat banyak
perusahaan mengeluarkan banyak uang untuk penelitian dan pengembangan dengan
tujuan untuk menciptakan produk atau proses baru, memperbaiki produk yang ada, dan
menemukan pengetahuan baru yang dapat bermanfaat di masa depan. Dalam akuntansi

5
untuk pengeluaran penelitian dan pengembangan terdapat dua kesulitan yaitu (1)
mengidentifikasi biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas, proyek, atau
pencapaian tertentu dan (2) menentukan besarnya manfaat di masa depan serta lamanya
waktu manfaat tersebut dapat direalisasi. Praktek akuntansi di bidang ini telah
disederhanakan dengan mensyaratkan bahwa semua biaya penelitian dan
pengembangan harus dibebankan ke beban pada saat terjadinya.
1.4.1. Mengidentifikasi Aktivitas Penelitian dan Pengembangan
Aktivitas penelitian (research activity) adalah pencarian yang direncanakan
atau investigasi krisis yang ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru,
contohnya adalah pencarian yang direncanakan atau investigasi krisis yang
ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru; pencarian aplikasi dari
penemuan baru. Aktivitas pengembangan (development activity) adalah
penjabaran penemuan penelitian atau pengetahuan lain ke dalam suatu rencana
atau rancangan untuk produk atau proses baru, atau perbaikan yang signifikan
terhadap produk atau proses yang ada, baik yang dimaksudkan untuk dijual atau
digunakan, contohnya adalah perumusan konseptual dan perancangan dari
alternative produk atau proses yang mungkin; pembuatan prototype dan
pengoperasian pabrik percontohan.
1.4.2. Akuntansi untuk Aktivitas Penelitian dan Pengembangan
Biaya yang berkaitan dengan aktivitas R & D dan perlakuan akuntansi
terhadap biava tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bahan, Peralatan, dan Fasilitas. Catat keseluruhan biaya sebagai beban,
kecuali jika pos-pos itu memiliki kegunaan alternatif di masa depan (dalam
proyek penelitian dan pengembangan lain atau yang lainnya).
2. Personil. Gaji, upah, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan personil
yang terlibat dalam R & D harus dibebankan ketika teriadi.
3. Aktiva Tak Berwujud yang Dibeli. Catat keseluruhan biaya sebagai beban,
kecuali jika pos-pos itu memiliki kegunaan alternatif di masa depan (dalam
proyek R & D lain, atau yang lainnya), kemudian kapitalisasi dan
amortisasikan.
4. Jasa Kontrak. Biaya jasa yang dilakukan oleh pihak lain sehubungan
dengan pelaporan R & D perusahaan harus dibebankan ketika terjadi.
5. Biaya Tak Langsung. Alokasi yang tepat atas biaya tak langsung harus
termasuk dalam biaya R & D, kecuali untuk biaya administrasi dan umum,

6
yang secara jelas harus berhubungan agar dapat dimasukkan dan dicatat
sebagai beban.
Menurut butir 1 di atas, fasilitas penelitian yang terdiri dari bangunan,
laboratorium, dan peralatan yang melakukan aktivitas penelitian dan
pengembangan (R & D) dan memiliki kegunaan alternatif di masa depan (dalam
proyek R & D lain, atau yang lainnya) harus dianggap sebagai aktiva
operasional yang dikapitalisasi. Pengeluaran perusahaan untuk penyusutan dan
biaya terkait fasilitas penelitian dianggap sebagai tanggung jawab penelitian dan
pengembangan (R&D).
1.4.3. Biaya-biaya Lain yang Serupa dengan Biaya R&D
Banyak biaya yang memiliki karakteristik serupa dengan biaya penelitian
dan pengembangan, seperti:
1. Biaya Start-Up operasi baru (start-up costs) dikeluarkan dalam satu kali
aktivitas untuk memulai operasi baru. Contohnya termasuk membuka
pabrik baru, menjual barang atau jasa baru, atau menjalankan bisnis di
wilayah baru atau dengan demografi pelanggan baru. Biaya awal termasuk
biaya organisasional (organizational cost), yaitu biaya untuk mendirikan
entitas baru, seperti biaya hukum dan pemerintah daerah. Biaya start-up
akuntansi langsung: biaya dibayar ketika dikeluarkan. Akuntansi
profesional mengakui bahwa biaya-biaya ini dikeluarkan dengan harapan
menghasilkan lebih banyak pendapatan atau meningkatkan efisiensi.
Berikut ini adalah beberapa biaya yang mungkin terkait dalam aktivitas
start-up ini.
a. Biaya yang berhubungan dengan perjalanan; biaya yang berhubungan
dengan gaji karyawan, dan biaya yang berhubungan dengan studi
kelayakan, akuntansi, pajak, serta urusan pemerintah.
b. Pelatihan karyawan lokal yang berhubungan dengan produk,
pemeliharaan, sistem komputer, keuangan, dan operasi.
c. Perekrutan, pengorganisasian, dan pelatihan yang berhubungan dengan
penetapan jaringan kerja distribusi.
Semua biaya ini merupakan biaya start-up dan harus dibebankan ketika
dikeluarkan. Biaya Start-up biasanya terjadi bersamaan dengan aktivitas
lain seperti, membeli aktiva atau mengembangkannya.

7
2. Kerugian Operasi Awal, karena kerugian operasi yang tidak dapat dihindari
dan merupakan biaya awal, beberapa akuntan berpendapat bahwa kerugian
ini harus dikapitalisasi. Perusahaan yang mencoba membangun hubungan
baru dengan perusahaan lain harus mengikuti standar akuntansi, standar
pelaporan, dan pendekatan yang sama.
3. Biaya Iklan. PepsiCo mempekerjakan bintang pop, seperti Britney spears
dan Beyoncé untuk mengiklankan produknya. Biaya-biaya ini dapat
dibebankan dengan berbagai cara:
a. Ketika bintang pop tersebut telah menyelesaikan tugasnya.
b. Pertama kali iklan mulai ditayangkan.
c. Selama estimasi masa manfaat iklan.
d. Dengan suatu cara yang tepat kepada masing-masing dari tiga periode
yang didentifikasi di atas. Selama periode pendapatan yang diharapkan
akan dihasilkan.
Pepsi seharusnya membebankan sebagian besar biaya iklan ketika
dikeluarkan atau pertama kali iklan dimuat.
4. Biaya Perangkat Lunak Komputer. Timbul masalah khusus dalam
membedakan biaya penelitian dan pengembangan dari biaya administrasi
dan penjualan. FASB dikeluarkan dari definisi penelian dan pengembangan
untuk digunakan dalam operasi penjualan dan administratif saat sebuah
perusahaan mengakuisisi, mengembangkan, atau meningkatkan nilai
produk atau proses.
1.4.4. Pertanyaan Konseptual
Persyaratan bahwa semua biaya internal untuk penelitian dan
pengembangan dan biaya lainnya yang telah disebutkan sebelumnya harus
segera dibiayai merupakan pendekatan konservatif dan praktis yang memastikan
bahwa praktik dan standar tetap konsisten di antara bisnis. Para pendukung
pembebanan berpendapat bahwa penerapan standar in dalam jangka panjang
sering kali hanya membuat perbedaan kecil dari sudut pandang laporan laba-
rugi. Kritik terhadap metode ini adalah bahwa pengeluaran yang memiliki
manfaat masa depan harus dilaporkan dalam neraca, termasuk aktiva tak
berwujud. Sebuah aktiva yang mungkin paling berharga perusahaan akan
dihapus dari neraca jika kapitalisasi pengeluaran R & D dihindari. Salah satu

8
trade-off yang dilakukan antara relevansi, reliabilitas, dan biaya-manfaat adalah
standar in.

1.5. Penyajian Pos-Pos Tak Berwujud dan Pos-Pos yang Berhubungan


1.5.1. Penyajian Aktiva Tak Berwujud
Pada neraca, perusahaan harus melaporkan semua aktiva tak berwujudnya
selain goodwill sebagai pos terpisah, jika terdapat goodwill maka harus
dilaporkan terpisah. Menurut FASB, goodwill dan aktiva tak berwujud lainnya
sangat berbeda dengan jenis aktiva yang lain, sehingga pengungkapan ini akan
bermanfaat bagi para pemakai neraca. Pada laporan laba rugi, perusahaan harus
menampilkan beban amortisasi dan kerugian penurunan nilai untuk aktiva tak
berwujud selain goodwill sebagai bagian dari operasi berjalan. Kerugian
penurunan nilai goodwill harus ditampilkan dalam pos terpisah dalam bagian
operasi berjalan. Dalam hal ini, catatan pada laporan keuangan harus meliputi
informasi mengenai aktiva tak berwujud yang diakuisisi, termasuk beban
amortisasi keseluruhan untuk setiap tahun berikutnya selama lima tahun. Pada
catatan tersebut harus berisi informasi mengenai perubahan dalam jumlah
tercatat goodwill selama periode tersebut.
1.5.2. Penyajian Biaya Penelitian dan Pengembangan (R & D)
Perusahaan harus mengungkapkan biaya total R & D yang dibebankan ke
beban setiap periode di mana laporan laba rugi disajikan.

Anda mungkin juga menyukai