Artikel Ilmiah Linguistik - Rizky Abrar Damanik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rizky Abrar Damanik

Nim : 2203132029

Kelas : Reg C20

LINGUISTIK DAN ASPEK LINGUISTIK (MORPHOLOGIE)

1 Pengertian Linguistik

Secara umum, linguistik sering digunakan untuk menyatakan ilmu bahasa. Istilah
linguistik biasa juga dinyatakan dengan berbagai istilah atau nama, di antaranya dalam
Kurikulum Perguruan Tinggi (PT), khususnya pada Program Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, istilah linguistik dinyatakan dengan nama-nama mata kuliah yang berbeda. Ada
yang menamakannya dengan linguistik, pengantar linguistik, linguistik umum atau
pegetahuan linguistik umum. Namun, dengan nama yang berbeda itu, substansi kajiannya
sama, yakni mengkaji bahasa. Oleh karena itu, linguistik disebut dengan ilmu bahasa atau
studi ilmiah mengenai bahasa.
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau penyelidikan bahasa secara ilmiah
(Kridalaksana, 2009:144). Definisi Linguistik juga diungkapkan oleh Tarigan (1986), yaitu
seperangkat ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan jalan penerapan metode ilmiah
terhadap fenomena bahasa. Secara populer, orang asing menyatakan bahwa Linguistik adalah
ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Mempelajari
Linguistik itu sangat penting, karena bahasa adalah alat komunikasi utama pada setiap
manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan berbagai bentuk bahasa untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang paling utama adalah dapat
berkomunikasi dengan orang lain, karena tidak dapat dipungkiri bahwa manusia itu adalah
makhluk sosial yang saling berhubungan.

2 Manfaat Linguistik
1. Para linguis akan mendapatkan pengetahuan yang luas dalam manfaat ilmu
linguistik untuk menyelesaikan dan melaksanakan tugasnya.
2. Manfaat ilmu linguistik akan sangat berguna bagi guru terutama guru bahasa.
Pengetahuan linguistik bagi mereka akan sangat penting, dimulai dari
pengetahuan akan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, leksikologi, hingga
pengetahuan mengenai hubungan bahasa dengan kemasyarakatan dan
kebudayaan.
3. Bagi penterjemah, manfaat ilmu linguistik mutlak diperlukan tidak hanya
berkaitan dengan morfologi, sintaksis dan semantik saja.
4. Di tangan guru yang mendapatkan manfaat ilmu linguistik dengan baik, maka
kedua pandangan yang berbeda tersebut bisa dipahami dengan mudah. Guru akan
dapat merumuskan kaidah – kaidah preskriptif dan deskriptif sehingga pengajaran
bisa berhasil dengan baik dan mencapai tujuannya.
5. Bagi orang yang bertugas menyusun kamus atau leksikografer, penguasaan akan
manfaat ilmu linguistik sangat mutlak diperlukan karena semua pengetahuan akan
linguistik sangat berkaitan dengan menyelesaikan tugasnya.
6. Bagi para penyusun buku teks, manfaat ilmu linguistik juga bermanfaat untuk
memberi tuntunan dalam menyusun kalimat yang tepat dan memilih kosa kata
yang sesuai dengan jenjang usia pembaca buku.

3 Aspek-Aspek Linguistik

Sakri (1985) menjelaskan bahwa aspek-aspek linguistik memiliki peranan yang strategis
dalam penerjemahan. Ia memberikan salah satu contoh tentang tata bahasa (grammar). Tata
bahasa sangat menentukan seorang penerjemah untuk dapat melakukan kegiatan
penerjemahan dengan baik. Tanpa memiliki pemahaman tata bahasa dengan memadai tentu
seorang penerjemah akan kesulitan dalam memahami teks serta mengalihkan makna ke
dalam BSa. Oleh karena itu, Sakri menyatakan bahwa grammatical adjustment merupakan
teori yang praktis. Banyak aspek-aspek linguistik yang lain yang dapat membantu seorang
penerjemah dalam melakukan pekerjaannya. Aspek-aspek tersebut adalah fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik, dan sosilinguistik begitu pun dengan
psikolinguistik. Aspek-aspek linguistik ini dapat memberikan dasar yang kuat bagi seorang
ahli bahasa Pendapat Nida ini dipertegas oleh Subroto (1992:2) yang menjelaskan bahwa
rumusan tersebut berkaitan dengan arti leksikal dan sebuah unit leksikal tertentu. Arti leksikal
dari sebuah unit leksikal (atau lebih tepat disebut leksem) terdiri dari seikat ciri kognitif yang
terstruktur. Hal ini berarti bahwa arti (meaning) dipahami atau dikuasai oleh pengguna
bahasa secara empirik berdasarkan kemampuan kognitifnya sejak awal mula dimulai belajar
dan menguasai bahasa.
Aspek-aspek dalam linguistik tersebut adalah :

 Morphologie

Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membahas tentang bagaimana caranya
kata itu terstruktur dan bagaimana disusun dari bagian yang lebih kecil. Proses
morfologis menyangkut pengkajian tentang cara pembentukan kata melalui
penggabungan suatu morfem dengan morfem lainnya. Ada beberapa proses
morfologis yang terjadi pada bahasa diantaranya: afiksasi, reduplikasi, perubahan
intern, suplesi, modifikasi kosong, komposisi, acronyms, back formation, blending,
clipping, coinage, conversion, morphological misanalysis (false etymology), proper
names dan deviating (Verhaar:1979 dan Stageberg dalam Sibarani:2002).
(Crystal,1989 dalam Sibarani,2002) (Morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang
mempelajari struktur kata. Morfologi disebut juga suatu studi tentang morfem dan
bentuknya yang berbeda (alomorf) dan cara morfem tersebut bergabung dalam
pembentukan kata. Atau morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membahas
bagaimana caranya kata itu terstruktur dan bagaimana disusun dari bagian yang lebih
kecil). Sebagai contoh dalam bahasa Jerman, kata freundlich “ramah“ dibentuk dari
der Freund dan sufiks -lich, schmalzig “Berlemak“ dari das Schmalz”Lemak“ + ig.

 Klasifikasi Morfem
Morfem pada setiap bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara
lain berdasarkan kedudukan, keutuhan dan maknanya, seperti berikut ini:

1. Morfem Bebas dan Terikat

Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri, tidak terikat pada bentuk
lain dan memiliki makna atau morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul
dalam pertuturan (Chaer, 1994). Atau (Penandaan morfem bebas sebagai leksem dapat
muncul secara bebas atau morfem bebas masih berperan didalam semantik).

Contoh: der Tisch ‘meja’, das Bild ‘gambar’, teuer ‘mahal’ dan schön ‘indah’.
Sebaliknya morfem yang tidak dapat berdiri sendiri atau selalu terikat pada bentuk lain
disebut morfem terikat. Atau disebut juga “

(Morfem terikat, yang berperan dengan fleksi dan pembentukan kata). Dalam bahasa
Jerman morfem “er” adalah salah satu morfem terikat yang sangat sering ditemui. Secara
gramatikal “er” menandakan plural, misalnya: die Bild-er ‘gambar-gambar’ dan die
Kind-er ‘anak-anak’ menandakan pronomen dan adjektiva tingkat perbandingan,

misalnya: dies-er ‘yang ini’, ält- er ‘lebih tua’, schlänk -er ‘lebih langsing’ serta
menandakan seseorang atau pekerjaannya, misalnya: der Deutsch-er ‘orang Jerman’, der
Technick-er ‘teknisi’, dan der Lehr-er ‘guru’.

2. Morfem Bermakna Leksikal dan Gramatikal

Verhaar, 1978 mengatakan bahwa morfem bermakna leksikal adalah morfem yang secara
inheren telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu lebih dulu berproses
dengan morfem lain.
Misalnya die Sonne ‘matahari’, die Zeit ‘waktu’, fleiβig ‘rajin’dan klug ‘pintar’.
Sebaliknya, morfem bermakna gramatikal akan mempunyai makna dalam gabungannya
dengan morfem lain dalam proses morfologis. Misalnya morfem -lich dalam bentuk
freundlich ‘ ramah’, mündlich ‘lisan’, -ig dalam bentuk langweilig ‘membosankan’, mutig
‘berani’, -sam dalam bentuk sparsam ‘hemat’dan wirksam ‘efektif’.

3. Morfem Derivasional dan Infleksional

Morfem derivasional berfungsi mengalihkan kelas kata bentuk dasar ke jenis kata yang
lain. Misalnya adjektiva schön ‘indah’ dialihkan menjadi nomina die Schönheit
‘keindahan’, treu ‘setia’ dialihkan menjadi nomina die Treue ‘kesetiaan’. Sedangkan
morfem infleksional lebih berfungsi sebagai pernyataan kategori gramatikal
(Parera,1994),
yang menyatakan hubungan sintaksis seperti: tunggal atau jamak, jenis kelamin, aspek
dan waktu, bentuk aktif dan pasif serta beberapa kategori sesuai kekhasan bahasa tertentu.

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan, Linguistik adalah ilmu bahasa, ilmu yang
mengkaji, menelaah, menganalisis bahasa secara umum, baik Bahasa Daerah, Bahasa
Indonesia, atau pun Bahasa Asing. Oleh karena itu, linguistik disebut linguistik umum
(general linguistics). Kemudian, bahasa sebagai objek kajian linguistik adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk
bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa itu memiliki ciri-ciri
atau sifat-sifat sebagai berikut; bahasa adalah sistem, bahasa itu berwujud lambang,
bahasa itu bunyi, bahasa itu bermakna, bahasa itu arbitrer. aspek-aspek linguistik yang
lain yang dapat membantu seorang penerjemah dalam melakukan pekerjaannya. Aspek-
aspek tersebut adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik, dan
sosilinguistik begitu pun dengan psikolinguistik. Contohnya morfologi, Morfologi
adalah bagian dari ilmu bahasa yang membahas tentang bagaimana caranya kata itu
terstruktur dan bagaimana disusun dari bagian yang lebih kecil. Proses morfologis
menyangkut pengkajian tentang cara pembentukan kata melalui penggabungan suatu
morfem dengan morfem lainnya. Dan juga klasifikasi Morfem, ada morfem bebas dan
terikat . ada Morfem Bermakna Leksikal dan Gramatikal Morfem Derivasional dan
Infleksional
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 1990. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.


M. Syahrun Effendi. Linguistik Sebagai Ilmu Bahasa. e-Jurnal STKIP-PGRI Lubuklinggau
https://manfaat.co.id/manfaat-ilmu-linguistik

https://media.neliti.com/media/publications/235834-aspek-linguistik-dan-keberterimaan-
dalam-cf451716.pdf

http://lib.unnes.ac.id/39139/1/Pengantar%20Linguistik.pdf

Anda mungkin juga menyukai