Anda di halaman 1dari 17

RESUME PERATURAN MENGENAI

JENIS KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI AMDAL

RESUME

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Dampak
Lingkungan yang diampu oleh:
Dr. Rina Marina, M.P

Oleh:
Ananda Ismail
2003116

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
penulisan resume ini. Tidak lupa pula saya ucapkan terimakasih kepada dosen telah
memberi kuliah Amdal, Dr. Rina Marina Masri, M.P
Saya berharap dengan adanya resume ini dapat bermanfaat bagi orang yang
membacanya dan bagi penulis sendiri. Dalam perelisan resume ini. penulis
menyadari resume ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu saya
mengharapkan saran dan masukan agar menjadi pelajaran bagi penulis untuk
kedepannya.

Bandung, September 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB I 5
PENDAHULUAN 5
1.1 3
BAB II 7
KAJIAN PUSTAKA 7
2.1. 5
2.2. 5
2.3. 6
2.4. 7
2.5. 8
BAB III 8
PEMBAHASAN 8

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Ruang Lingkup

Analisis mengenai dampak lingkungan atau yang bisa disebut dengan


AMDAL merupakan suatu kajian yang membahas mengenai suatu dampak besar
dan penting untuk pengambulan keputusan suatu proyek atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan masyarakat yang dapat mengubah atau merusak
lingkungan dimana kegiatan atau proyek tersebut dilakukan. Lingkungan biasanya
menjadi masalah yang paling banyak dibahas atau masalah yang paling banyak
dibenahi oleh banyak orang, atau oleh sekelompok orang. Maka dengan adanya
amdal atau analisis mengenai dampak di suatu lingkungan, masalah yang ada di
dalam lingkungan dapat diatasi dengan baik. Bahkan dicari solusinya yang tepat,
dan mencegah agar dampak buruk tidak terulang lagi. AMDAL digunakan oleh
pemerintah untuk menentukan apakah kegiatan atau proyek tersebut akan
berdampak baik atau buruk pada lingkungan. Kajian mengenai dampak tersebut
biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-
ekonomi, social budaya dan kesehatan masyarakat. Dasar hukum AMDAL adalah
Undang-undang 32 Tahun 2009 (UU PPLH) dan Perubahan dalam UU Cipta Kerja;
Peraturan Pemerintan No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tentang Sertifikasi Kompetensi AMDAL, Lembaga
Penyedia Jasa Penyusun AMDAL, Dan Uji Kelayakan Lingkungan Hidup.
Pada dasarnya AMDAL diperlukan untuk mengetahui dampak-dampak yang
dapat terjadi pada lingkungan jika suatu kegiatan atau proyek akan dilakukan,
permasalah-permasalahan lingkungan yang dapat terjadi ini dapat terjadi akibat
banyak faktor. Salah satu faktor yang berpengaruh pada lingkungan yakni faktor
kebutuhan dasar manusia. Latar belakang terjadinya masalah dari kebutuhan
dasar manusia adalah jumlah penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan
keperluan masyarakat menjadi meningkat pula.

Pada dasarnya AMDAL diperlukan untuk mengetahui dampak-dampak yang


dapat terjadi pada lingkungan jika suatu kegiatan atau proyek akan dilakukan,
permasalah-permasalahan lingkungan yang dapat terjadi ini dapat terjadi akibat

3
banyak faktor. Faktor lain yang mengakibatkan diperlukannya adanya AMDAL
adalah faktor lingkungan itu sendiri. Permasalahan lingkungan hidup global saat ini
dapat dilihat dengan terjadinya kerusakan atmosfir yang berakibat pada perubahan
iklim, terjadinya kerusakan lapisan ozon, rusaknya sumberdaya hutan, menipisnya
keanekaragaman hayati, terjadinya pencemaran dan menipisnya sumber daya
kelautan, konsumsi yang berlebihan, dan terjadinya penurunan kualitas hidup.
Permasalahan lingkungan ini juga pada dasarnya di akibatkan oleh ulah manusia
yang terus mengambil dan menggunakan sumber daya alam tanpa memikirkan
dampaknya terhadap lingkungan, dengan danya AMDAL dapat dilakukan studi
dimana dampak terhadap lingkungan dapat diamati dan dikurangi dampak
negatifnya.

Amdal dapat dilakukan dengan kualifikasi tertentu. Amdal sendiri terdiri


dari beberapa komponen. Sehingga sebagai rujukan penentukan kualifikasinya
pemerintah selaku pemegang tinggi suatu kebijakan harus memiliki peraturan-
peraturan terkait kegiatan dan daftar usaha yang wajib memiliki amdal. Dan dalam
resume ini akan membahas terkait peraturan-peraturan yang membahas mengenai
daftar usaha/ kegiatan yang wajib memiliki AMDAL maupun UKL-UPL.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Amdal
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2021, Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (Amdal) adalah kajian mengenai dampak penting pada
lingkungan hidup dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan,
untuk digunakan sebagai prasyarat pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan serta termuat dalam perizinan
berusaha, atau persetujuan pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
Banyaknya pembangunan di berbagai wilayah pada suatu negara
sudah tak bisa dihindari lagi karena demi kemajuan dan perkembangan
untuk wilayah itu sendiri. Pembangunan yang dilakukan biasanya berupa
beberapa sektor, seperti industri, pabrik, dan lain-lain. Dalam melakukan
pembangunan sangat dibutuhkan suatu pemahaman tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Hal ini perlu dilakukan karena
AMDAL dapat mencegah kerusakan lingkungan terjadi.
Apabila kerusakan lingkungan dapat terjadi karena pembangunan,
maka dapat membahayakan manusia terutama mereka yang tinggal di dekat
pembangunan tersebut. Dengan adanya AMDAL, setiap pembangunan
yang dilakukan oleh perusahaan bisa membuat masyarakat sekitar masih
merasa aman untuk tinggal di wilayah pembangunan.

2.2. Tujuan
Tujuan pertama dari AMDAL adalah bisa memberikan saran agar
pembangunan atau kegiatan usaha yang dilakukan tidak mencemari dan
merusak lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan dibuatnya AMDAL
membuat kita tahu hal-hal yang perlu dilakukan agar pembangunan tidak
mencemari dan merusak lingkungan hidup, sehingga pembangunan dapat
berjalan dengan semestinya.
Tujuan kedua dari adanya AMDAL adalah masyarakat menjadi
informasi tentang pengelolaan lingkungan hidup ketika sebuah proyek
pembangunan berlangsung. Masyarakat akan merasa aman karena
lingkungan hidup disekitarnya tidak rusak dan tidak tercemar. Bahkan,
masyarakat sekitar juga bisa turut andil dalam proyek pembangunan yang
sedang berjalan.
Tujuan AMDAL yang ketiga adalah pemerintah dapat memberikan
izin usaha atau kegiatan. Sebuah izin untuk membangun usaha atau

5
melakukan suatu kegiatan harus dimiliki oleh para pelaksana. Apabila
suatu usaha atau kegiatan tidak memiliki izin, maka ada hal yang dapat
merugikan lingkungan hidup dan bisa meresahkan kehidupan masyarakat
di sekitar usaha yang dibangun dan kegiatan yang dilaksanakan.
Tujuan AMDAL yang keempat adalah menjadi acuan dalam
membuat perencanaan pembangunan di suatu wilayah. Suatu
pembangunan akan terlaksana dengan baik dan optimal jika dibuat suatu
perencanaan yang matang. Salah satu rencana yang perlu diperhatikan
ketika menyelenggarakan suatu pembangunan adalah membuat AMDAL.
Tujuan AMDAL yang kelima adalah sebagai bentuk dokumentasi
legal dan ilmiah. Pada tujuan ini, pemerintah dan pemilik proyek akan
memiliki sebuah bukti yang legal, sehingga pelaksanaan pembangunan
tidak akan terhambat

2.3. Manfaat
Dengan adanya AMDAL, mulai dari pemerintahan, pemilik modal,
pemilik proyek, hingga bagi masyarakat itu sendiri akan bisa merasakan
manfaatnya.
● Manfaat AMDAL untuk pemerintahan
1. Sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjaga
dan mengelola lingkungan hidup.
2. Pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan dapat
dicegah.
3. Dapat menjaga suatu konsep “pembangunan berkelanjutan”
agar pembangunan tetap terus berjalan.
4. Suatu kebijaksanaan tentang pengelolaan lingkungan hidup
dapat diambil dan dilaksanakan dengan baik.

● Manfaat AMDAL untuk pemilik modal


1. Dengan adanya AMDAL, pemilik modal (bank) mudah
menyetujui dan memberikan modal pinjaman untuk suatu
pembangunan.
2. Dengan adanya AMDAL, pemilik modal (perseorangan atau
kelompok) tidak ragu untuk berinvestasi dalam suatu proyek
pembangunan.

● Manfaat AMDAL untuk pemilik proyek


1. Memberikan kepercayaan kepada pemerintah, pemilik
modal, dan masyarakat bahwa proyek pembangunan yang
dilaksanakan tidak akan mencemari lingkungan hidup dan
merusak lingkungan hidup.

6
2. Dapat memberikan sebuah informasi tentang kondisi
lingkungan hidup yang ada di sekitar proyek pembangunan.
3. Proyek pembangunan akan tetap berjalan tanpa harus
mengkhawatirkan melanggar Peraturan Pemerintah atau
Undang-Undang yang berlaku.
4. Memberikan solusi dari permasalahan lingkungan hidup
yang akan terjadi di kemudian hari.

2.4. Prosedur Amdal


Prosedur AMDAL terdiri dari :
● Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
● Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat
● Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping) adalah proses
untuk menentukan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam
studi ANDAL (proses pelingkupan). Setelah selesai disusun,
pemrakarsa mengajukan dokumen KA-ANDAL kepada Komisi
Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu
maksimal untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu
yang dibutuhkan oleh penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
● Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses
penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi kegiatan wajib
AMDAL, yaitu menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib
menyusun AMDAL atau tidak. Penyusunan ANDAL, RKL, dan
RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah
disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). #Proses penilaian
ANDAL, RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa
mengajukan dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi
Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu
maksimal untuk penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di
luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
● Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat. Berdasarkan
Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib
mengumumkan rencana kegiatannya selama waktu yang ditentukan
dalam peraturan tersebut, menanggapi masukan yang diberikan, dan
kemudian melakukan konsultasi kepada masyarakat terlebih dulu
sebelum menyusun KA-ANDAL.

7
2.5. Dasar Hukum Pelaksanaan Amdal
Saat ini, peraturan atau dasar hukum pelaksanaan AMDAL atau
landasan AMDAL diantaranya adalah UU PPLH dan perubahannya
dalam UU Cipta Kerja; PP 22/2021; dan Permen KLHK 18/2021.

Sebagaimana diterangkan dasar hukum pelaksanaan Amdal adalah


Pasal 22 ayat (1) UU PPLH, Amdal merupakan salah satu hal yang wajib
dimiliki oleh setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup. Dilanjutkan Pasal 22 ayat (2) UU PPLH
dampak penting terhadap lingkungan hidup tersebut ditentukan
berdasarkan kriteria:

1. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana


usaha dan.atau kegiatan;
2. luas wilayah penyebaran dampak;
3. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak;
5. sifat kumulatif dampak;
6. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
7. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Ada sejumlah hal yang wajib dimuat dalam dokumen Amdal. Pasal 25 UU
PPLH. UU Cipta Kerja menerangkan dokumen Amdal harus memuat hal-
hal berikut:

1. pengkajian mengenai dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;


2. evaluasi kegiatan di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan;
3. saran masukan serta tanggapan masyarakat terkena dampak
langsung yang relevan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan;
4. perkiraan terhadap besaran dampak serta sifat penting dampak yang
terjadi jika rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dilaksanakan;
5. evaluasi secara holistik terhadap dampak serta sifat penting dampak
yang terjadi jika rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dilaksanakan;

8
6. rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

Ketentuan dasar hukum pelaksanaan Amdal, Pasal 26 UU PPLH.


UU Cipta Kerja, menyatakan bahwa dokumen Amdal haruslah disusun
oleh pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat. Kategori masyarakat
yang harus dilibatkan adalah masyarakat yang terkena dampak langsung
dari usaha atau kegiatan yang dilakukan. Pihak-pihak yang terkait dalam
penyusunan Amdal ini wajib memiliki sertifikasi penyusun Amdal. Terkait
sertifikasi penyusun Amdal, Pasal 68 PP 22/2021 menerangkan bahwa
sertifikasi tersebut diperoleh melalui sistem sertifikasi kompetensi
penyusun Amdal yang dilaksanakan oleh suatu lembaga khusus. Pada
intinya, dasar hukum pelaksanaan Amdal adalah wajib diketahui oleh para
pelaku usaha yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Pasalnya,
Amdal merupakan hal penting yang berfungsi mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan. Sebagaimana yang telah dijelaskan, manfaat
Amdal pun sangat banyak, baik itu bagi pelaku usaha, pemerintah,
masyarakat, hingga keberlangsungan lingkungan hidup.

9
BAB III

PEMBAHASAN

Keterangan PermenLHK No. 5 Tahun PerMen No.P.38 Tahun 2019 PP No.4 Tahun 2021
2012
Dasar Permen LHK No. 5 Tahun Peraturan Menteri Negara Dasar Perubahan dari
perubahan 2012 dibentuk untuk Lingkungan Hidup Nomor 05 PerMen No.P.38 kepada PP
Permen melaksanakan ketentuan Tahun 2012 tentang Jenis No.4 Tahun 2021 adalah
Pasal 23 ayat (2) Undang- Rencana Usaha dan/atau bahwa untuk melaksanakan
Undang Nomor 32 Tahun Kegiatan yang Wajib ketentuan Pasal 106 huruf a
2009 tentang Perlindungan Memiliki Analisis Mengenai Peraturan Pemerintah Nomor
dan pengelolaan lingkungan Dampak Lingkungan Hidup, 22 Tahun 2021 tentang
hidup Republik Indonesia perlu disesuaikan dengan Penyelenggaraan
tentang Jenis Rencana Usaha dinamika perkembangan yang Perlindungan dan
dan/atau kegiatan yang wajib terjadi, sehingga perlu diganti Pengelolaan Lingkungan
memiliki analisis mengenai sehingga menetapkan Hidup, perlu menetapkan
dampak lingkungan hidup. Peraturan Menteri Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Lingkungan Hidup dan
Kehutanan tentang Jenis Kehutanan tentang Daftar
Rencana Usaha dan/atau Usaha dan/atau Kegiatan
Kegiatan yang Wajib Yang Wajib Memiliki
Memiliki Analisis Mengenai Analisis Mengenai Dampak
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup, Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan
Hidup atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Landasan 1. Undang-Undang Nomor 1. Undang-Undang Nomor 1. Pasal 17 ayat (3)
Hukum 32 Tahun 2009 tentang 32 Tahun 2009 tentang Undang-Undang Dasar
perlindungan dan Perlindungan dan Negara Republik
pengelolaan lingkungan Pengelolaan Lingkungan Indonesia Tahun 1945;
hidup (Lembaran Negara Hidup 2. Undang-Undang Nomor
Republik Indonesia 2. Peraturan Pemerintah 39 Tahun 2008 tentang
Tahun 2009 Nomor 104, Nomor 27 Tahun 2012 Kementerian Negara
tambahan lembaran tentang Izin Lingkungan 3. Undang-Undang Nomor
Negara republic 3. Peraturan Pemerintah 32 Tahun 2009 tentang
Indonesia nomor 5059) Nomor 24 Tahun 2018 Perlindungan dan
tentang Pelayanan Pengelolaan Lingkungan
Perizinan Berusaha Hidup sebagaimana telah
Terintegrasi secara diubah dengan
Elektronik UndangUndang Nomor

10
4. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang
16 Tahun 2015 tentang Cipta Kerja ;
Kementerian Lingkungan 4. Peraturan Pemerintah
Hidup dan Kehutanan. Nomor 22 Tahun 2021
5. Peraturan Menteri tentang Penyelenggaran
Lingkungan Hidup dan Perlindungan dan
Kehutanan Nomor Pengelolaan Lingkungan
P.18/MENLHK-II/2015 Hidup
tentang Organisasi dan 5. Peraturan Presiden
Tata Kerja Kementerian Nomor 92 Tahun 2020
Lingkungan Hidup dan tentang Kementerian
Kehutanan Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
6. Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor
P.18/MENLHK-II/2015
tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
BAB I Pada PermenLHK No. 5 Dalam bab 1 membahas
Tahun 2012 tidak membahas mengenai apa itu amdal dan Pada PP No.4 tahun 2021
per bab melainkan langsung Batasan Batasan dalam tidak ada perizinan berusaha
pada pasalnya melaksanakan amdal. Pada terintegrasi secara elektronik.
1. Pasal 1 menjelaskan Peraturan Menteri Sebaliknya pada PP No.4
pengertian AMDAL, Lingkungan Hidup dan Tahun 2021 ada Klasifikasi
usaha dan/atau kegiatan, Kehutanan Baku Lapangan Usaha
dampak penting, dan No.P.38/MENLHK/SETJEN/ Indonesia yang selanjutnya
UKL-UPL KUM.1/7/2019 dan PP No.4 disingkat KBLI adalah kode
2. Pasal 2 membahas Tahun 2021 sama-sama terdiri klasifikasi yang diatur oleh
tentang penapisan. dari 2 pasal. Perbedaan yang lembaga pemerintah
3. Pasal 3 membahas terdapat pada bab 1 adalah : nonkementerian yang
tentang rencana usaha menyelenggarakan urusan
dan/atau kegiatan yang Pada Peraturan Menteri pemerintahan di bidang
wajib dan tidak wajib Lingkungan Hidup dan statistik.
AMDAL. Kehutanan
4. Pasal 4 membahas No.P.38/MENLHK/SETJEN/ 1. Pasal 1 membahas
tentang jenis rencana KUM.1/7/2019 terdapat pada tentang pengertian
usaha dan/atau kegiatan. poin 4 yakni: AMDAL, Usaha dan/atau
5. Pasal 5 membahas Kegiatan, dampak
tentang perubahan Jenis 1. Perizinan Berusaha penting, SPPL,
usaha dan/atau kegiatan Terintegrasi Secara klasifikasi baku lapangan
yang wajib menjadi tidak Elektronik adalah usaha Indonesia, dan
wajib. perizinan berusaha yang Menteri.
6. Pasal 6 membahas diterbitkan oleh Lembaga 2. Pasal 2 membahas
tentang pencabutan OSS untuk dan atas nama tentang usaha dan/atau
menteri, pimpinan kegiatan yang wajib

11
permen LH nomor 11 lembaga, gubernur, atau Amdal, UKL-UPL, dan
tahun 2006 bupati/wali kota kepada SPPL
Pelaku Usaha melalui
sistem elektronik yang
terintegrasi
2. Sedangkan di PerMen
No.P.38 Tahun 2019 tidak
ada Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha
Indonesia.

Pada PerMen No.P.38 Tahun


2019, pasal 1 membahas
menganai definsi dari amdal,
usaha dan/atau kegiatan,
dampak penting, dan UKL-
UPL.

1. Pasal 2 tentang mengenai


ketentuan tentang usaha
dan/atau kegiatan yang
berdampak penting
terhadap lingkungan hidup
wajib memiliki amdal.
2. Pasal 3 membahas
mengenai pembatasan
ataupun pelingkupan dari
rencana usaha dan/atau
kegiatan.
3. Pasal 4 membahas tentang
jenis rencana usaha dan/
atau kegitan.
4. Pasal 5 membahas
mengenai jenis rencana
usaha dan/ atau kegitan
yang wajib memiliki
amdal.

BAB II Karena tidak terdapat Bab 2 1. Pasal 3 membahas tentang 1. Pasal 3 membahas
maka pada PermenLHK No. usaha dan/atau kegiatan tentang kriteria usaha
5 Tahun 2012 di lampiran yang berdampak penting dan/atau kegiatan yang
langsung membahas jenis wajib memiliki amdal, berdampak penting
rencana usaha dan/atau kriteria usaha yang wajib terhadap lingkungan
kegiatan yang wajib memiliki memiliki amdal, dan hidup yang wajib
AMDAL dari berbagai ketentuan rencana usaha memiliki amdal.
bidang. dan/atau kegiatan yang 2. Pasal 4 membahas
tentang usaha dan/atau

12
lokasinya di dalam kegiatan yang wajib
kawasan lindung. amdal dikelompokan
2. Pasal 4 membahas tentang berdasarkan KBLI
pengelompokan kategori dan/atau non KBLI.
amdal.
BAB III Pada bab 3 PerMen No.P.38 Pada bab 3 PP No.4 tahun
Tahun 2019 berisi tentang 2021 berisi tentang daftar
jenis rencana usaha dan/atau usada dan/atau kegiatan yang
kegiatan yang dikecualikan wajib memiliki UKL-UPL.
wajib memiliki amdal.
1. Pasal 5 berisi tentang
1. Pasal 5 berisi tentang usaha dan/atau
kriteria usaha dan/atau kegiatan yang tidak
kegiatan yang memiliki dampak
dikecualikan wajib penting wajib
memiliki amdal. memiliki UKL-UPL
2. Pasal 6 berisi tentang dan dikelompokan
kegiatan yang berdasarkan KBLI
dikecualikan wajib dan/atau non KBLI.
memiliki amdal. Pengelompokan
3. Pasal 7 berisi tentang tersebut dilakukan
kriteria usaha yang wajib oleh pelaku usaha
UKL-UPL jika atau instansi
dikecualikan wajib amdal. pemerintah.
4. Pasal 8 berisi tentang
usaha dan/atau kegiatan
yang dikecualikan wajib
amdal dan UKL-UPL,
namun perlu RKL-RPL
sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Pasal 9 berisi tentang
kegiatan pemulihan fungsi
lingkungan hidup di
kawasan yang tidak
dibebani izin maka tidak
diwajibkan Amdal, UKL-
UPL, atau SPPL.
6. Pasal 10 berisi tentang
usaha dan/atau kegiatan
yang berbatasan langsung
atau berada dalam
kawasan lindung
dikecualikan wajib amdal
jika disetujui instansi
berwenang. Dan perlu
memilik UKL-UPL atau

13
SPPL sesuai ketentuan
peraturan.
7. Pasal 11 berisi tentang
usaha dan/atau kegioatan
yang berbatasan langsung
atau berada dalam
kawasan lindung
dikecualikan wajib
memiliki amdal setelah
disetujui menteri.
BAB IV Pada Bab 4 PerMen No.P.38 Pada bab 4 PP No.4 tahun
Tahun 2019 berisi tentang 2021 berisi tentang daftar
proses penapisan jenis usada dan/atau kegiatan yang
rencana usaha dan/atau wajib memiliki SPPL.
kegiatan yang wajib memiliki
amdal. 1. Pasal 6 berisi tentang
usaha dan/atau kegiatan
1. Pasal 12 berisi tentang yang wajib memiliki
proses penapisan SPPL adalah usaha
dilakukan secara mandiri dan/atau kegiatan yang
dan/atau berdasarkan tidak memiliki dampak
arahan dari instansi penting terhadap
lingkungan hidup sesuai lingkungan dan tidak
kewenangannya. termasuk usaha dan/atau
2. Pasal 13 berisi tentang kegiatan yang wajib
tahapan penapisan UKL-UPL. Usaha
3. Pasal 14 berisi tentang dan/atau kegiatan yang
arahan instansi lingkungan wajib SPPL
hidup dan pemrakarsa dikelompokan
yang membutuhkan berdasarkan KBLI
arahan dari instansi dan/atau non KBLI.
lingkungan hidup 2. Pasal 7 berisi tentang
menyampaikan hasil jenis usaha yang wajib
penapisan mandiri kepada memiliki Amdal, UKL-
instansi lingkungan hidup UPL, dan SPPL
pusat, provinsi, atau
kabupaten/kota.
4. Pasal 15 berisi tentang
penjelasan lebih lanjut
tentang penapisan yang
berada dalam lampiran
BAB V Pada bab 5 PerMen No.P.38 Pada bab 5 PP No.4 tahun
Tahun 2019 berisi tentang 2021 berisi tentang
Penambahan dan pengurangan Perubahan jenis rencana
jenis rencana usaha dan/atau usaha dan/atau kegiatan yang
kegiatan yang wajib memiliki wajib Amdal, UKL-UPL,
amdal. SPPL.

14
1. Pasal 16 berisi tentang 1. Pasal 8 berisi tentang
rencana usaha dan/atau perubahan jenis usaha
kegiatan yang memiliki dan/atau kegiatan dari
skala lebih kecil daripada wajib Amdal menjadi
yang tercantum dalam UKL-UPL atau SPPL ;
lampiran tapi memiliki dan sebaliknya.
dampak penting terhadap 2. Pasal 9 berisi tentang
lingkungan dapat pengajuan diajukan
ditetapkan menjadi wajib kepada menteri oleh
Amdal oleh Menteri. menteri dan/atau kepala
2. Pasal 17 berisi tentang lembaga pemerintah
evaluasi usulan tertulis nonkemeterian, gubernur,
yang dimana menteri bupati/wali kota,
menugaskan Direktur dan/atau masyarakat.
Jendral.
3. Pasal 18 berisi tentang
menteri yang menetapkan
atau menolak usulan
usaha dan/atau kegiatan
yang tidak wajib amdal
menjadi wajib amdal
berdasarkan rekomendasi
direktur jendral.
4. Pasal 19 berisi tentang
waktu pelaksanaan
evaluasi dan penetapan
dilakukan paling lama 30
hari kerja sejak
permohonan dinyatakan
lengkap.
5. Pasal 20 berisi tentang
rencana usaha dan/atau
kegiatan yang wajib
Amdal ditetapkan menjadi
tidak wajib Amdal oleh
Menteri.
6. Pasal 21 berisi tentang
evaluasi usulan tertulis
yang dimana menteri
menugaskan Direktur
Jendral.
BAB VI Pada bab 6 PerMen No.P.38 Pada bab 6 PP No.4 tahun
Tahun 2019 berisi tentang 2021 berisi tentang ketentuan
ketentuan peralihan dimana peralihan dimana pada saat
rencana usaha dan/atau PerMen ini berlaku,
kegiatan yang sedang permohonan penerbitan izin
dilakukan penilaian lingkungan dan pengesahan
Amdalnya dan belum SPPL yang sedang berproses,

15
diterbitkan keputusan dilanjutkan sampai dengan
kelayakan lingkungan hidup penerbitan persetujuan
oleh menteri diproses dengan lingkungan dan pengesahan
menggunakan ketentuan SPPL.
PermenLHK No. 5 tahun
2012.

16

Anda mungkin juga menyukai