Quis Pa Sur
Quis Pa Sur
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga
hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan
kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat
bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu
benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
8). Apa yang dimaksud dengan estetika (aesthetic) dalam arti luas ? Pengertian
estetika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari dan membahas tentang keindahan,
bagaimana suatu keindahan dapat terbentuk, serta bagaimana keindahan tersebut bisa
disadari dan dirasakan oleh manusia.
Secara etimologis, istilah “estetika” berasal dari bahasa Latin “aestheticus” atau
bahasa Yunani “aestheticos” yang artinya merasa atau hal-hal yang dapat dicerap
oleh panca indera manusia. Ada juga yang menyebutkan bahwa arti estetika adalah
suatu cabang ilmu filsafat yang membahas tentang keindahan, dan biasanya terdapat
di dalam seni dan alam semesta.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa estetika sangat berkaitan dengan
perasaan manusia, khususnya perasaan yang indah atau perasaan positif. Keindahan
yang dimaksud di sini bukan hanya sesuatu yang dapat dilihat bentuknya, tapi juga
makna atau arti yang terkandung di dalamnya.
MACAM-MACAM ESTETIKA
Dalam hal keindahan, terdapat hubungan antara estetis dan kebudayaan. Estetis
adalah rasa yang terdapat dalam diri manusia sebagai unsur budaya, sedangkan
kebudayaan adalah pantulan dari estetis dalam diri manusia, baik yang berupa sikap
dan perilaku maupun yang berupa karya cipta.
Apabila dalam diri manusia sudah terbiasa berkembang rasa keindahan, setiap wujud
penampilannya selalu menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak
membosankan orang lain. Dalam kebudayaan terdapat keindahan yang senantiasa
dipelihara kelestarian dan kelangsungannya, misalnya kehalusan tutur bahasa
kerapian cara berpakaian, dan kemegahan prasasti-prasasti peninggalan nenk moyang
dan lain sebagainya. Maka manusia harus benar-benar menjaga kelestarian keindahan,
karena keindahan menentukan kelestarian dan kelangsungan suatu kebudayaan.
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah,
dalam konteksnya dengan keindahan kontemplasi merupakan perenungan, pemikiran dan
penatapan tentang sesuatu yang indah dan ini cara mengisi waktu yang menyenangkan.
Dan ekstasi adalah kegembiraan luar biasa mengenai sesuatu, dalam konteksnya dengan
keindahan ekstasi adalah perasaan gembira dan senang melihat atau mengalami sesuatu
yang indah.
Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan objek luar diri manusia, akan
terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila dihubungkan dengan kreativitas,
kontemplasi merupakan faktor pendorong untuk menciptakan sesuatu yang indah,
sedangkan ekstasi merupakan faktor pendorong untuk merasakan dan menikmati sesuatu
yang indah.
Keindahan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati, karenanya
manusia selalu berusaha untuk menciptakan keindahan. Untuk memnuhi keindahan
tersebut maka manusia berkreasi dan berkreativitas untuk menciptakan dan
menghasilkan karya cipta. Karya cipta didasari dan dipengaruhi dari pengalaman
ataupun kenyataan yang telah direnungkan, ditimbang, dinilai, sehingga menghasilkan
suatu karya yang indah, yang bisa dinikmati oleh orang lain.
E. Khayalan
George Steiner pernah sekali menyatakan bahwa fantasi kita adalah benteng terakhir
profesi kita, sekalipun tak bisa dielakkan bahwa kemampuan setiap orang untuk
berfantasi itu terbatas serta terbentuk (terpengaruhi) pula oleh kebudayaannya,
namun dalam berfantasi relatif seseorang lebih bebas.
Dunia khayal adalah dunia kedua kita, ia pun nyata atau signifikan baik secara
personal maupun secara sosial. Sigmund Freud mencoba menjelaskan perlunya khayalan
ini sebagai pengganti dari hal-hal yang tidak tercapai dalam kehidupan sehari-hari.
9).a) Etnosentrisme adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap
bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya budaya yang dimiliki oleh orang
lain
b). chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan
bangsa sendiri, dan merendah kan bangsa lain
c) Tradisionalisme berasal dari kata Latin, tradere yang artinya menyerahkan,
memberikan, meninggalkan. Dari kata ini terbentuk kata benda traditio yang berarti
penyerahan, pemberian, peninggalan, warisan tradisi. Kata traditio inilah yang
menjadi asal istilah tradisionalisme.
10). - Pemuda bangkit : Dapat diartikan sebagai pemuda yang memiliki dedikasi yang
besar terhadap perubahan kondisi yang terjadi dalam masyarakat. Mereka memiliki
pola pikir dan cara bagaimana mengubah masyarakat yang mereka anggap tidak sesuai
dengan norma masyarakat.
- Pemuda nakal : Pemuda nakal disini memiliki pengertiaan bahwa mereka tidak
memikirkan tentang norma-norma yang ada dalam masyarakat. Dan cenderung memikirkan
kepentingan sendiri atau kelompoknya. Seperti :Tawuran, mabuk-mabukan, genk
motor,dll.
Pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya
beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan
pengoreksi.
Namun Sebagai mahluk sosial ada saja suatu kesalahan yang membuat pemuda terjerumus
ke arah yang tidak baik sehingga pemuda di cap buruk oleh masyarakat. Sebagai
makhluk individual pemuda tidak seharusnya melakukan tindakan sesuka hati namun
harus berpikir panjang dan tahu apa konsekuensinya yang akan dihadapinya nanti.
Dengan proses sosialisasi,seorang pemuda menjadi tahu bagaimana ia mesti
bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
- Pemuda radikal : Pemuda radikal disini dalah pemuda yang ingin mengubah adat
dan budaya dalam masyarakat, dengan cara-cara cepat dan radikal dan cenderung
mengubah masyarakat sesuai dengan keinginan mereka, bukan sesuai dengan norma dan
adat yang berlaku dalam masyarakat.
Pemuda radikal Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan
lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat,
tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan
menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial.
Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan
pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup
bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan
pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai makhluk individual artinya tidak
melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap
diri sendiri,terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.