Latar Belakang Revisi 1 Zulfa
Latar Belakang Revisi 1 Zulfa
Proposal ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Keperawatan
Disusun Oleh :
Zulfa Ima Salsabila (721621600)
UNIVERSITAS WIRARAJA
TAHUN 2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Kusta. Kusta merupakan penyakit menular yang mempengaruhi kulit dan sarf
tepi. Penyakit ini masih menjadi sumber kecacatan yang dapat dicegah
dibanyak negara endemik dan secara resmi diakui oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (Thomas Hamburg, 2023). Nama lain dari Kusta yaitu Marbus Hansen,
Marbus Hansen diambil dari nama penemu bakteri tersebut. Kusta dalam
bahasa sansekerta yaitu Kustha yang memiliki arti sebuah kumpulan gejala –
gejala kulit secara umum. Terdapat 2 jenis kusta yaitu kusta tipe MB (Multi
Basiler) dan kusta tipe PB (Pausi Basiler). Menurut Kemenkes RI, terdapat
Secara total, 10.816 kasus baru di 964 negara, termasuk 370 anak – anak
1.175 kasus pada tahun 2014. Peningkatan ini disebabkan oleh pelaporan
yang terlihat akibat penyakit kusta. hal ini penting karena diketahui adanya
diskriminasi
berdasarkan penyakit
kusta
Data kusta dilaporkan oleh 161 negara pada tahun 2019 sebanyak 202.256
kasus baru terdeteksi di 116 negara (26,0 per juta penduduk). Dari jumlah
tersebut, 96% negara prioritas diseluruh dunia, termasuk 79% di India, Brasil,
2021).
Menurut data pravelensi pada penyakit kusta di Indonesia pada tahun
penyakit kusta ditahun 2020-2022 sebanyak 0.06% dari 0.49% pada tahun
2020 0,55% pada tahun 2022. Indonesia merupakan salah satu negara yang
2023). Menurut Dinas Kesehatan Provensi Jawa Timur, pada tahun 2018
penduduk dengan penemuan kasus baru sebanyak 385 orang. Pada tahun
Penyakit kusta adalah penyakit yang dapat berdampak kecacatan bagi 79%
Drug Therapy selama 12 bulan hingga 18 bulan dan 6 bulan hingga 9 bulan
untuk penderita kusta PB. Pemberian obat tersebut pada penderita kusta tipe
atau mencegah terjadinya cacat juga bertujuan untuk memutuskan mata rantai
psikologis pada penderita bila tidak ditangani dengan tepat. Pendeteksian dini
ketidakmampuan yang cukup tinggi. Jika penyakit dapat dideteksi lebih awal,
penderita kusta mungkin akan terbebas dari penyakitnya dan kecacatan. Hal
memiliki informasi untuk mencari layanan medis pada tahap awal. (Bezanesh
status kelas 0 (tidak ada kecacatan) melalui pengenalan dini dan pengobatan
reaksi kusta dan neuritis. Gangguan fungsi saraf (derajat 1) sering terjadi pada
mata, tangan dan kaki yang paling banyak digunakan dalam aktivitas sehari –
hari. jika diabaikan hal ini akan menyebabkan infeksi, hilangnya jaringan dan
tentang tanda – tanda kerusakan saraf, dilatih tentang perawatan diri dan
dan mata, dan didorong untuk datang ke layanan kesehatan. Akses terhadap
air bersih penting untuk perawatan pribadi rutin, termasuk merendam tangan
2021).
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
penderita kusta.
kusta.
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
kusta.
c. Bagi Masyarakat
kusta.