Anda di halaman 1dari 18

JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

ANALISIS PENERAPAN METODE ALTMAN Z-SCORE DALAM MEMPREDIKSI


FINANCIAL DISTRESS PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk

La Ode Abdul Wahab


Dosen Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura

Abstract
PT. Astra International Tbk still has to be aware of the possibility of the company's financial
flows or profits being hampered or even stopped so that it can lead to bankruptcy (Financial
Distress). The stability of a business will be maintained, one of which is that financial
statements must be analyzed, because one of the important aspects of analysis of financial
statements and a company is its use to predict the continuity or survival of the company.
This study aims to determine the application of the Altman Z-score method in predicting
financial distress at PT. Astra International Tbk. The application of the Altman z-score
analysis method in predicting financial distress at PT. Astra International Tbk shows that in
2015 to 2017 PT. Astra International Tbk is included in the gray category. Where in 2015 the
Z-Score value of PT. Astra International Tbk was 2.33, in 2016 it was 2.37 and in 2017 it was
2.42. Based on the provisions for the Z-Score value between 1.8 to 2.9 (1.8 < Z-Score 2.9) it
will be defined as a zone of ignorance or gray area because it is prone to misclassification.
Z-score value of PT. Astra International Tbk for the last three years has tended to increase,
however, until 2017 the company was still in the gray area. Gray area means the company
gets a Z value which indicates that the company is in the gray zone or is in a financial
condition between financial distress and a safe financial condition.

Keywords: Altman z-score method and financial distress

Abstrak
PT. Astra International Tbk tetap harus waspada terhadap kemungkinan tentang arus
keuangan atau profit perusahaan terhambat atau bahkan terhenti sehingga dapat
menimbulkan kebangkrutan (Financial Distress). Kestabilan suatu usaha akan tetap terjaga
dengan salah satunya adalah Laporan keuangan harus dilakukan analisis, karena salah satu
aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan dan sebuah perusahaan adalah
kegunaannya untuk meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Metode Altman Z-score dalam Memprediksi
Financial Distress pada PT. Astra International Tbk. Penerapan analisis metode Altman z-
score dalam memprediksi financial distress pada PT. Astra International Tbk menunjukkan
bahwa pada tahun 2015 sampai dengan 2017 PT. Astra International Tbk termasuk dalam
kategori abu-abu. Dimana pada tahun 2015 nilai Z-Score PT. Astra International Tbk
sebesar 2,33, tahun 2016 sebesar 2,37 dan pada tahun 2017 adalah sebesar 2,42.
Berdasarkan ketentuan untuk nilai Z-Score antara 1,8 hingga 2,9 (1,8 < Z-Score ≤2,9) maka
akan didefinisikan sebagai zona of ignorance atau grey area karena rentan terhadap
kesalahan klasifikasi. Nilai Z-score PT. Astra International Tbk selama tiga tahun terakhir
cenderung mengalami kenaikan, akan tetapi tetapi hingga tahun 2017 perusahaan masih
masuk dalam wilayah grey area. Grey area berarti perusahaan memperoleh nilai Z yang
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masuk ke dalam zona abu-abu atau berada pada
kondisi keuangan diantara financial distress dan kondisi keuangan yang aman.

Kata-kata Kunci : Metode Altman z-score dan financial distress

Latar Belakang dimiliki perusahaan dapat berkembang


Laba bagi perusahaan adalah dan mengembangkan dirinya dari daerah
tujuan utama, karena dengan laba yang

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 40


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

yang satu ke daerah yang lainnya, juga PT. Astra International Tbk yang
dengan laba operasional perusahaan didirikan pada tahun 1957 di Jakarta ini
akan tetap terus terjaga. Salah satu aspek adalah sebuah perusahaan perdagangan
untuk dapat melihat perkembangan atau umum dengan nama Astra International
kemajuan perusahaan adalah aspek Income Statement. Sesuai anggaran
keuangan perusahaan melalui laporan dasar Perseroan, kegiatan usaha yang
keuangan yang juga diperlukan sebagai dapat dijalankan oleh Perusahaan
sumber informasi bagi pihak yang mencakup perdagangan umum,
berkepentingan seperti investor, pemilik perindustrian, pertambangan,
modal serta pimpinan perusahaan. pengangkutan, pertanian, pembangunan,
Laporan keuangan bagi jasa dan konsultasi. Hingga tahun 2017,
perusahaan sangat penting sebab dengan Astra telah mengembangkan bisnisnya
laporan keuangan perusahaan dapat dengan menerapkan model bisnis yang
diketahui kondisi dan kinerja perusahaan berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada
dalam menghasilkan laba, dan melalui tujuh segmen usaha, terdiri dari Otomotif,
laporan tersebut juga dipakai memprediksi Jasa Keuangan, Alat Berat,
kebangkrutan perusahaan dengan Pertambangan, Konstruksi & Energi,
menggunakan rasio keuangan. Informasi Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik,
yang terdapat dalam laporan keuangan Teknologi Informasi, Properti.
akan membantu berbagai pihak dalam Dengan bisnis yang beragam,
merumuskan atau pertimbangan dalam Astra telah menyentuh berbagai aspek
mengambil keputusan dalam hal kehidupan bangsa melalui produk dan
keuangan. Laporan keuangan perusahaan layanan yang dihasilkan. Dalam
umumnya terdiri dari laporan neraca, keseharian hidup, masyarakat Indonesia
laporan rugi-laba. menggunakan sepeda motor dan mobil,
Laporan keuangan menurut Amin jalan tol, printer, hingga layanan
Widjaya Tunggal (2000:68) adalah suatu pembiayaan, perbankan dan asuransi
laporan yang menggambarkan hasil dari milik Astra. Pelaku bisnis bermitra dengan
proses akuntansi yang digunakan sebagai Astra memanfaatkan berbagai kendaraan
alat komunikasi antar data keuangan atau komersial, alat berat, layanan logistik,
aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak sistem teknologi informasi dan jasa
yang berkepentingan dengan data-data pertambangan dari Astra. Berbagai
atau aktivitas tersebut. Laporan keuangan produk yang dihasilkan, antara lain
dibuat oleh bagian manajemen dengan minyak kelapa sawit, batu bara dan
tujuan untuk mempertanggung jawabkan kendaraan bermotor, senantiasa diekspor
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sehingga Astra dapat berkontribusi dalam
oleh para pemilik perusahaan selama satu menyumbangkan devisa bagi negara.
periode. Laporan keuangan harus Namun demikian PT. Astra
menyajikan secara wajar posisi keuangan, International Tbk tetap harus waspada
kinerja keuangan. Disamping itu laporan terhadap kemungkinan tentang arus
keuangan dapat juga digunakan untuk keuangan atau profit perusahaan
memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai terhambat atau bahkan terhenti sehingga
laporan kepada pihak-pihak diluar dapat menimbulkan kebangkrutan
perusahaan yang meliputi para kreditur, (Financial Distress). Kestabilan suatu
para investor dan pemerintah dimana usaha akan tetap terjaga dengan salah
perusahaan tersebut berdomisili, serta satunya adalah Laporan keuangan harus
masyarakat sekitarnya. dilakukan analisis, karena salah satu

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 41


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

aspek pentingnya analisis terhadap Rumusan Masalah


laporan keuangan dan sebuah Berdasarkan uraian dari latar
perusahaan adalah kegunaannya untuk belakang yang dikemukakan di atas,
meramal kontinuitas atau kelangsungan maka masalah yang akan dibahas dalam
hidup perusahaan. Prediksi akan penelitian ini adalah : Bagaimana
kontinuitas perusahaan sangat penting Penerapan Metode Altman Z-score dalam
bagi manajemen dan pemilik perusahaan Memprediksi Financial Distress pada PT.
untuk mengantisipasi kemungkinan Astra International Tbk ?
adanya potensi kebangkrutan, karena
kebangkrutan berarti menyangkut Tujuan Penelitian
terjadinya biaya-biaya, baik biaya Berdasarkan masalah pokok yang
langsung maupun biaya tidak langsung. dikemukakan di atas maka tujuan
Kebangkrutan perusahaan banyak penelitian ini adalah untuk mengetahui
membawa dampak yang begitu berarti, dan menganalisis penerapan metode
bukan cuma untuk perusahaan itu sendiri Altman Z-score dalam Memprediksi
tetapi juga terhadap karyawan, investor, Financial Distress pada PT. Astra
dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam Internasional Tbk.
kegiatan operasi perusahaan.
Kebangkrutan biasanya diartikan Kajian Teori
sebagai kegagalan perusahaan dalam 1. Pengertian Laporan keuangan
menjalahkan operasi perusahaan untuk Laporan keuangan pada
menghasilkan laba. Kebangkrutan juga hakekatnya merupakan hasil dari
sering disebut likuidasi pemesahaan atau proses akuntansi yang dapat
penutupan perusahaan atau insolvabilitas. digunakan untuk mengkomunikasikan
Kebangkrutan sebagai kegagalan data keuangan kepada pihak yang
didefinisikan dalam beberapa arti berkepentigan. Keputusan ekonomi
(Martin.eLal,1995:376) yang diambil pemakai laporan
Berkaitan dengan upaya melihat keuangan memerlukan evaluasi atas
aspek keuangan dan resiko yang kemampuan perusahaan dalam
memadai dalam industri properti, menghasilkan kas (dan setara kas)
diperlukan suatu indikator untuk melihat dan waktu serta kepastian dari hasil
tingkat kesehatan dan kinerja perusahaan tersebut. Misalnya, kemampuan
yang digunakan untuk membuat prediksi perusahaan untuk memenuhi
apakah sebuah perusahaan memiliki kewajiban-kewajiban hutangnya.
potensi untuk bangkrut atau tidak. Salah Pengertian laporan keuangan
satu cara untuk melihat kinerja yaitu menurut Standar Akuntansi No.1
dengan menggunakan rasio keuangan (2002:2) pengertian laporan keuangan
(Nendi, 2007;17). adalah laporan keuangan merupakan
Berdasarkan uraian tersebut maka bagian dari proses pelaporan
penulis ingin melakukan penelitian keuangan yang lengkap, biasanya
tentang” Analisis Penerapan Metode meliputi neraca, laporan laba-rugi,
Altman Z-score dalam Memprediksi laporan posisi keuangan (yang dapat
Financial Distress pada PT. Astra disajikan dalam beberapa cara seperti
International Tbk”. : laporan arus kas atau laporan arus
dana), catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan.

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 42


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

Disamping itu juga, termasuk skedul c. Untuk menilai dan mengukur hasil
dan informasi tambahan yang kerja tiap-tiap individu yang telah
berkaiatan dengan laporan tersebut. diserahi wewenag dan tanggung
Misalnya: informasi keuangan segmen jawab.
industri dan geografis serta d. Untuk menetukan perlu tidaknya
pengungkapan pengaruh perubahan digunakan kebijaksanaan atau
harga. prosed yang baru untuk mencapai
Menurut Myer dalam Munawir hasil yang lebih baik.
(2004 : 5) Laporan keuangan adalah Menurut Hery (2015:132),
dua daftar yang disusun oleh Akuntan analisis laporan keuangan merupakan
pada akhir periode suatu perusahaan. suatu proses untuk membedah
Kedua daftar itu adalah daftar neraca laporan keuangan ke dalam unsur-
atau daftar posisi keuangan dan daftar unsurnya dan menelaah masing-
pendapatan atau daftar rugi-laba. masing dari unsur tersebut dengan
Pada akhir-akhir ini sudah tujuan untuk memperoleh pengertian
menjadikebiasaan bagi perseroan- dan pemahaman yang baik dan tepat
perseroan untuk menambahkan daftar atas laporan keuangan itu sendiri.
ketiga yaitu daftar surplus atau daftar Menganalisis laporan keuangan
laba yang tak dibagikan (laba ditahan). berarti menilai kinerja perusahaan,
Bagi manager perusahaan baik secara internal maupun untuk
yang terpenting dari laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan lain
adalah bahwa laporan keuangan yang berada dalam industri yang
tersebut merupakan alat untuk sama. Hal ini berguna bagi arah
mempertanggung jawabkan kepada perkembangan perusahaan dengan
pemilik perusahaan atas kepercayaan mengetahui seberapa efektif operasi
yang diberikan kepadanya dalam perusahaan telah berjalan. Analisis
memimpin perusahaan tersebut yang laporan keuangan merupakan suatu
dituangkan dalam bentuk laporan metode yang membantu para
keuangan secara wajar sampai pada pengambil keputusan untuk
penyajian posisi keuangan dan hasil mengetahui kekuatan dan kelemahan
usaha dalam suatu periode sesuai perusahaan melalui informasi yang
perinsip akuntansi yang dilaksanakan didapat dari laporan keuangan.
secara konsisten. Menurut Prihadi (2010:4), analisis
Berkaitan dengan hal tersebut laporan keuangan memerlukan bahan
Munawir (2001) mengemukakan baku berupa laporan keuangan. Dari
pentingnya laporan keuangan laporan keuangan kemudian dihitung
digunakan manager perusahaan untuk rasio keuangan. Dengan demikian,
: untuk melakukan analisis laporan
a. Mengukur tingkat biaya dari keuangan diperlukan pengetahuan
berbagai kegiatan perusahaan. laporan keuangan yang cukup luas.
b. Untuk menentukan atau mengukur 2. Kebangkrutan
efisiensi tiap-tiap bagian, proses Menurut Hanafi (2010),
produksi serta untuk menentukan perusahaan dapat dikatakan bangkrut
derajad keuangan yang dapat apabila perusahaan itu kesulitan yang
dicapai oleh perusahaan yang bersifat ringan atau likuiditas, sampai
bersangkutan. dengan kesulitan keuangan yang lebih
serius yaitu solvable atau hutang lebih

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 43


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

besar dibandingkan dengan asset. minimal untuk menutup hutang-


Menurut Fahmi (2011), likuiditas hutangnya dengan asset yang dimiliki.
merupakan resiko yang dialami oleh Berdasarkan penjelasan
perusahaan karena diatas, dapat disimpulkan bahwa
ketidakmampuannya dalam memenuhi kebangkrutan merupakan situasi
kewajiban jangka pendeknya, dimana perusahaan tidak mampu lagi
sehingga itu memberi pengaruh atau gagal memenuhi kewajiban-
kepada terganggunya aktivitas kewajibannya kepada kreditur karena
perusahaan. Sedangkan, menurut perusahaan sudah tidak memiliki atau
Weston dan Copeland (1997), kekurangan dana untuk tetap
kebangkrutan adalah suatu kegagalan menjalankan operasi perusahaan,
yang terjadidalam perusahaan, apabila sehingga tujuan ekonomi perusahaan
perusahaan tersebut mengalami: untuk memperoleh laba tidak tercapai.
1) Kegagalan Ekonomi (economic Beberapa faktor yang dapat
distress) menjadipenyebab kebangkrutan suatu
Kegagalan dalam arti ekonomi perusahaan adalah sebagai berikut :
bahwa pendapatan perusahaan 1) Faktor umum
tidak mampu lagi menutup a. Sektor Ekonomi
biayanya, yang berarti bahwa Faktor-faktor penyebab
tingkat labanya lebih kecil dari kebangkrutan dari sektor
pada biaya modalnya. ekonomi adalah gejala inflasi
2) Kegagalan Keuangan (financial dan deflasi dalam harga
distress) Kegagalan keuangan barang dan jasa, kebijakan
memiliki dua bentuk, yakni: keuangan, suku bunga dan
a. Default Teknis devaluasi atau revaluasi uang
Yang terjadibila suatu dalam hubungannya dengan
perusahaan gagal memenuhi uang asing serta neraca
salah satu atau lebih kondisi pembayaran, surplus atau
dalam hutangnya, seperti rasio defisit dalam hubungannya
lancar dengan hutang lancar dengan perdagangan luar
yang ditetapkan. negeri.
b. Technical Insolvency b. Sektor Sosial
Yang terjadiapabila Faktor sosial yang sangat
perusahaan tidak mampu berpengaruh terhadap
memenuhi kewajiban pada kebangkrutan cenderung pada
waktu yang telah ditentukan. perubahan gaya hidup
Menurut Munawir (2010), masyarakat yang
kebangkrutan diawali dengan kesulitan mempengaruhi permintaan
keuangan (financial distress), yaitu terhadap produk dan jasa
keadaan dimana perusahaan tidak ataupun cara perusahaan
mampu membayar kewajiban pada berhubungan dengan
saat jatuh tempo yang menyebabkan karyawan. Faktor sosial lain
perusahaan mengalami kebangkrutan. yang berpengaruh yaitu
Kebangkrutan juga dapat dikatakan kekacauan dimasyarakat.
sebagai kegagalan perusahaan dalam c. Sektor Teknologi
menjalankan operasional perusahaan, Penggunaan teknologi
informasi juga menyebabkan

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 44


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

biaya yang ditanggung akan berakibat menurunnya


perusahaan membengkak pendapatan perusahaan.
terutama untuk pemeliharaan d. Faktor Internal Perusahaan
dan implementasi yang tidak Faktor-faktor ini biasanya
terencana, sistemnya tidak merupakan hasil dari
terpadu dan para manajer keputusan dan kebijakan yang
pengguna kurang profesional. tidak tepat dimasa yang lalu
d. Sektor Pemerintah dan kegagalan menajemen
Kebijakan pemerintah terhadap untuk berbuat sesuatu pada
pencabutan subsidipada saat yang diperlukan. Seperti
perusahaan dan industri, terlalu besarnya kredit yang
pengenaan tarif ekspor dan diberikan pelanggan dan
impor barang yang berubah, manajemen yang tidak efisien.
kebijakan undang-undang baru 3. Manfaat Informasi Kebangkrutan
bagi perbankan atau tenaga Menurut Hanafi dan Abdul
kerja dan lain-lain. Halim (2012:259), informasi
2) Faktor Eksternal Perusahaan kebangkrutan bisa bermanfaat bagi
a. Sektor Pelanggan beberapa pihak seperti berikut:
Perusahaan harus 1) Pemberi Pinjaman (seperti pihak
mengidentifikasi sifat bank)
konsumen, untuk menghindari Informasi kebangkrutan
kehilangan konsumen, juga bermanfaat untuk mengambil
untuk menciptakan peluang, keputusan siapa yang akan diberi
menemukan konsumen baru pinjaman, dan kemudian
dan menghindari menurunnya bermanfaat untuk kebijakan
hasil penjualan dan mencegah memonitor pinjaman yang ada.
konsumen berpaling ke 2) Investor
pesaing. Investor saham atau obligasi yang
b. Sektor Pemasok dikeluarkan oleh suatu perusahaan
Perusahaan dan pemasok tentunya akan sangat penting
harus tetap bekerjasama melihat adanya kemungkinan
dengan baik karena kekuatan bangkrut atau tidaknya
pemasok untuk menaikkan perusahaan yang menjual surat
harga dan mengurangi berharga tersebut.
keuntungan pembelinya 3) Pihak Pemerintah
tergantung pada seberapa Pada beberapa sektor usaha,
besar pemasok ini lembaga pemerintah mempunyai
berhubungan dengan tanggung jawab untuk mengawasi
perdagangan bebas. jalannya usaha tersebut (missal
c. Sektor Pesaing sektor perbankan). Pemerintah
Perusahaan juga jangan juga mempunyai badan-badan
melupakan persaingan karena usaha (BUMN) yang harus selalu
kalau produk pesaing lebih diawasi. Lembaga Pemerintah
diterima dimasyarakat, maka mempunyai kepentingan untuk
perusahaan akan kehilangan melihat tanda-tanda kebangkrutan
konsumen dan hal tersebut lebih awal supaya tindakan-

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 45


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

tindakan yang perlu bisa dilakukan terjadikarena perusahaan tidak


lebih awal. mampu mengelola dan menjaga
4) Akuntan kestabilan kinerja keuangan sehingga
Akuntan mempunyai kepentingan menyebabkan perusahaan mengalami
terhadap informasi kelangsungan kerugian operasional dan kerugian
suatu usahan karena akuntan bersih untuk tahun yang berjalan.
akan menilai kemampuan going Peringatan semacam ini
concern suatu perusahaan. memungkinkan pihak manajemen
5) Manajemen perusahaan untuk melakukan langkah-
Kebangkrutan berarti munculnya langkah pencegahan dan
biaya-biaya yang berkaitan dengan penanggulangan apabila
kebangkrutan dan biaya ini cukup terjadifinancial distress pada
besar. Apabila manajemen bisa entitasnya. Menurut Fahmi (2011),
mendeteksi kebangkrutan ini lebih untuk persoalan financial distress
awal, maka tindakan-tindakan secara kajian umum ada empat
penghematan bisa dilakukan, kategori penggolongan, yaitu:
misalnya dengan melakukan 1) Financial distress kategori A atau
merger atau restrukturisasi sangat tinggi dan benar-benar
keuangan sehingga biaya membahayakan. Kategori ini
kebangkrutan bisa dihindari. memungkinkan perusahaan
4. Prediksi Kebangkrutan dinyatakan untuk berada diposisi
Menurut Adnan dan Taufik bangkrut atau pailit.
(2001:189) dalam Gerdian (2016:13), 2) Financial distress kategori B yang
kebangkrutan dapat diprediksi jauh masuk dalam kategori tinggi dan
sebelum perusahaan mengalami dianggap bahaya. Pada posisi ini
kebangkrutan. Oleh sebab itu, perusahaan harus memikirkan
kebangkrutan tidak dapat dideteksi berbagai solusi realistis dalam
dengan waktu yang singkat. Namun menyelamatkan berbagai asset
waktu yang digunakan biasanya dua yang dimiliki, seperti sumber-
sampai lima tahun sebagai batas sumber asset yang ingin dijual dan
toleransi penurunan kinerja untuk yang dipertahankan.
mendeteksi kemungkinan 3) Financial Distress kategori C yang
kebangkrutan perusahaan. masuk dalam kategori sedang.
5. Financial Distress Kategori ini dianggap perusahaan
Menurut Plat dan Platt dalam yang masih mampu atau bisa
Fahmi (2011), financial distress menyelamatkan diri dengan
diartikan sebagai tahap penurunan tindakan tambahan dana yang
kondisi keuangan yang terjadisebelum bersumber dari internal atau
terjadinya kebangkrutan atau likuidasi. eksternal.
Financial distress, dimulai dari 4) Financial distress kategori D atau
ketidakmampuan perusahaan dalam rendah. Pada kategori ini
memenuhi kewajiban-kewajibannya, perusahaan dianggap hanya
terutama kewajiban yang bersifat mengalami fluktuasi financial
jangka pendek dan juga kewajiban temporer yang disebabkan oleh
yang dalam kategori solvabilitas. berbagai kondisi eksternal dan
Menurut Rayenda (2007), dalam internal, termasuk lahirnya atau
Andre (2013:2), financial distress dilaksanakannya keputusan yang

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 46


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

kurang tepat. Kategori ini bersifat suatu perusahaan untuk dapat


jangka pendek, sehingga kondisi bersaing sangat ditentukan oleh
ini bisa cepat diatasi. kinerja perusahaan. Perusahaan yang
Menurut Whitaker (1999) tidak mampu bersaing untuk
dalam Mujairimi (2013:5), perusahaan mempertahankan kinerjanya lambat
dikatakan masuk dalam kondisi laun akan tergusur dari lingkungan
financial distress jika selama lebih dari industrinya dan akan mengalami
satu tahun tidak membayar deviden. kebangkrutan. Kebangkrutan
Sedangkan menurut Wahyujati (2000) merupakan kondisi dimana
dalam Mujairimi (2013:5), perusahaan atau entitasnya tidak
mendefinisikan perusahaan yang dapat melunasi atau membayar
mengalami kondisi financial distress kewajibannya.
jika perusahaan mengalami net Menurut Munawir (2010),
income negatif selama tiga tahun. kebangkrutan diawali dengan kesulitan
6. Penyebab Financial Disress keuangan (financial distress), yaitu
Menurut Halim (2012), keadaan dimana perusahaan tidak
penyebab dalam terjadinya financial mampu membayar kewajiban pada
distress sebagai berikut: saat jatuh tempo yang menyebabkan
1) Neoclassical Model perusahaan mengalami kebangkrutan,
Financial distress terjadiketika atau menyebabkan perjanjian kasus
alokasi sumber daya tidak tepat. dengan kreditur untuk mengurangi
Mengestimasikan kesulitan atau menghapus hutangnya.
dilakukan dengan data dan Kebangkrutan juga dapat dikatakan
laporan laba rugi. sebagai kegagalan perusahaan dalam
2) Financial Model menjalankan operasional perusahaan,
Financial distress ditandai dengan minimal untuk menutup hutang-
adanya struktur keuangan yang hutangnya dengan asset yang dimiliki.
salah dan menyebabkan batasan Dalam kondisi financial distress,
likuidasi. Hal ini berarti bahwa perusahaan belum bisa dikatakan
walaupun perusahaan dapat bangkrut seutuhnya. Namun kondisi
bertahan hidup dalam jangka dimana perusahaan menuju tahap
waktu panjang, namun awal kebangkrutan. Namun,
perusahaan tersebut harus perusahaan yang mengalami
bangkrut juga dalam jangka waktu kebangkrutan sudah pasti mengalami
pendek. financial distress.
3) Corporate Governance Models 8. Metode Kebangkrutan
Ketika perusahaan memiliki Penggunaan metode
susunan asset yang tepat dan kebangkrutan dalam penelitian ini
struktur keuangan yang baik akan digunakan dalam memprediksi
namun dikelola dengan buruk. terjadinya suatu kebangkrutan dalam
7. Kebangkrutan dan Financial perusahaan yang mengindikasikan
Distress perusahaan tersebut mengalami
Menurut Martin, et.al. (1995) financial distress sebelum dinyatakan
dalam e-journal (2013), kebangkrutan bangkrut. Berikut ini akan diuraikan
dalam kegagalan dapat didefinisikan empat metode kebangkrutan yang
sebagai kegagalan ekonomi, dan akan digunakan dalam penelitian ini:
kegagalan keuangan. Kemampuan

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 47


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

Menurut Hanafi dan Halim bersangkutan. Jadirasio keuangan


(2009:272), Edwerd Altman merupakan kegiatan membandingkan
menerapkan Multiple Discriminant angka-angka yang ada didalam
Analysis untuk pertama kalinya pada laporan keuangan dengan cara
tahun 1968. Analisis ini dilakukan membagi satu angka dengan angka
Altman dengan mengindikasikan rasio- lainnya. Perbandingan dapat dilakukan
rasio keuangan yang menghasilkan antara satu komponen dengan
model yang dapat memprediksi komponen dalam satu laporan
perusahaan yang memiliki keuangan atau antar komponen yang
kemungkinan financial distress. ada diantara laporan keuangan.
Persamaan diskriminan Metode Menurut Lyn dan Ormiston
Altman dijelaskan sebagai berikut: (2001:177), ada 4 kategori rasio-rasio
Z-score = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + keuangan kunci (umum), antara lain:
0,6X4 + 1,0X5 ratio likuiditas, ratio leverage, ratio
Dimana: aktivitas dan ratio profitabilitas. Berikut
X1 = Modal Kerja / Total Aktiva penjelasan rasio keuangan dalam
X2 = Laba Ditahan / Total Aktiva variabel penelitian saya:
X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak 1) Ratio WCTA/Total Asset (Modal
/ Total Aktiva Kerja terhadap Total Asset)
X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri / Total Menurut Prastowo dan Juliaty
Utang (2002:83), modal kerja merupakan
X5 = Penjualan / Total Aktiva selisih antara total aktiva lancar
Klasifikasi perusahaan yang dan hutang lancar. Jumlah modal
sehat dan bangkrut didasarkan pada kerja yang dimiliki oleh
nilai Z-score metode Altman yaitu: perusahaan ini menjadiperhatian
a. Nilai Z < 1,81 maka termasuk para kreditor jangka pendek,
perusahaan yang bangkrut karena hasil perhitungan ini
b. Nilai 1,81 < Z < 2,99 maka menunjukan jumlah aktiva yang
termasuk grey area (tidak dapat dibelanjai dari sumber dana jangka
ditentukan apakah perusahaan panjang, yang tidak memerlukan
sehat ataupun mengalami pembayaran kembali dalam jangka
kebangkrutan) pendek. Makin besar angka modal
c. Nilai Z > 2,99 maka termasuk ini, berarti makin besar tingkat
perusahaan tidak bangkrut proteksi kreditor jangka pendek,
d. Metode Springate S-score dan makin besar kepastian bahwa
9. Rasio Keuangan hutang jangka pendek akan
Menurut Kasmir (2016:104), dilunasi tepat waktu.
pengertian rasio keuangan menurut 2) Current Ratio (Ratio Lancar)
James C Van Home merupakan Merupakan rasio untuk mengukur
indeks yang menghubungkan dua kemampuan perusahaan dalam
angka akuntansi dan diperoleh dengan membayar kewajiban jangka
membagi satu angka dengan angka pendek atau hutang yang akan
lainnya. Rasio keuangan digunakan segera jatuh tempo pada saat
untuk mengevaluasi kondisi keuangan ditagih. Dari hasil pengukuran
dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio, apabila hasil rasio lancar
rasio keuangan ini akan terlihat kondisi rendah dapat dikatakan bahwa
kesehatan perusahaan yang perusahaan kurang modal untuk

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 48


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

membayar hutang. Namun, terjadiperputaran secara efektif (


apabila hasil pengukuran rasio Fahmi, 2011:135).
tinggi, belum tentu kondisi 6) Return On Asset (ROA)
perusahaan sedang baik (Kasmir, Rasio ini menggambarkan
2016). perputaran aktiva diukur dari
3) Debt Ratio (Rasio Hutang) volume penjualan. Semakin besar
Merupakan rasio hutang yang rasio ini semakin baik. Hal ini
digunakan untuk mengukur berarti bahwa aktiva dapat lebih
perbandingan antara total hutang cepat berputar dan meraih laba
dengan total aktiva/asset. Dengan (Harahap, 2007:305). ROA dapat
kata lain, seberapa besar aktiva menunjukan tingkat profitabilitas
perusahaan dibiayai oleh hutang perusahaan. Menurut Hery
atau seberapa besar hutang (2015:228), semakin tinggi nilai
perusahaan berpengaruh terhadap ROA atau semakin tinggi hasil
pengelolaan aktiva. Hasil pengembalian asset berarti
perhitungan rasio ini menjelaskan semakin tinggi pula jumlah laba
bahwa jika rasio ini tinggi maka bersih yang dihasilkan dari setiap
pendanaan dengan hutang rupiah dana yang tertanam dalam
semakin banyak, maka semakin total asset. Dengan demikian
sulit bagi perusahaan untuk dapat dikatakan bahwa semakin
memperoleh tambahan pinjaman tinggi nilai ROA maka semakin
karena dikhawatirkan perusahaan baik kinerja perusahaan tersebut.
tidak mampu menutupi hutang- 7) Retained Earnings/Total Asset
hutangnya dengan aktiva yang (Laba ditahan/Total Asset)
dimiliki. Jika hasil rasio rendah, Rasio yang tinggi menunjukan
maka semakin kecil perusahaan bahwa investasi sebagian besar
dibiayai dengan hutang (Kasmir, dibiayai dari retained earnings
2016). (laba ditahan). Semakin tinggi
4) Earning Before Interest and Taxes rasio yang dihasilkan berarti
per Total Asset (Laba Usaha/Total perusahaan memiliki laba yang
Asset). tinggi untuk membiayai asetnya
Rasio ini menunjukan kemampuan dan membayar deviden, sehingga
perusahaan memperoleh laba akan menurunkan terjadinya
diukur dari jumlah laba sebelum financial distress.
dikurangi bunga dan pajak 8) Market Value of Equity/ Book
dibandingkan dengan total asset. Value of Total Debt
Semakin besar rasio semakin baik Rasio ini merupakan rasio yang
(Harahap,2007:305) Rumus rasio digunakan untuk mengukur
ini sebagai berikut: seberapa banyak aset perusahaan
5) Ratio Sales/Total Aset (Penjualan/ dapat turun nilainya sebelum
Total Asset) jumlah utang lebih besar daripada
Rasio ini merupakan perhitungan asetnya dan perusahaan
rasio total assets turnover yang menjadipailit (Naingolan,2017:96).
disebut juga dengan perputaran 9) Net Profit Before Taxes/ Current
total asset. Rasio ini melihat Liability
sejauh mana keseluruhan asset Merupakan rasio yang mengukur
yang dimiliki oleh perusahaan profitabilitas perusahaan

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 49


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

(Rahayu,2012:33). Penjelasan diperlukan sesuai dengan


Variabel Rasio Keuangan: rencana yang dibuat.
a. Current Asset (Asset Lancar) b) Laba ditahan yang tidak
merupakan harta atau dialokasikan (free retained
kekayaan yang segera dapat earnings), yaitu laba
diuangkan (ditunaikan) pada ditahan (retained earnings)
saat dibutuhkan dalam jangka yang tidak ada satu
maksimal satu tahun. Terdiri kebijakan khusus untuk
dari kas, bank, surat-surat mengalokasikan laba yang
berharga, piutang, persediaan, diperoleh untuk tujuan
sewa dibayar dimuka,dsb. tertentu.
(Kasmir, 2016:390). e. EBIT (Laba Bersih Sebelum
b. Current Liability (Kewajiban Bunga dan Pajak) merupakan
Lancar) merupakan kewajiban laba tingkat kedua dalam
atau hutang perusahaan laporan laba rugi yang
kepada pihak lain yang harus mengukur kinerja kegiatan
segera dibayar dalam jangka perusahaan secara
waktu maksimal satu tahun. keseluruhan. EBIT juga
Terdiri dari: hutang dagang, dikatakan sebagai laba usaha.
hutang bank maksimal satu Laba usaha dicari dengan
tahun, hutang wesel, hutang rumus laba kotor dikurangi
gaji,dsb. (Kasmir, 2016:390). dengan beban usaha. Angka
c. Total Asset ( Jumlah Aset) laba usaha memberikan kita
merupakan total dari jumlah satu dasar untuk mengukur
aktiva lancar, aktiva tetap dan kesuksesan terpisah dari yang
aktiva lainnya. (Kasmir, terpisah dari kegiatan
2016:390). pembelanjaan dan kegiatan
d. Retained Earnings (Laba investasi dan terpisah dari
ditahan) merupakan akumulasi status pajak. Sedangkan
penghasilan sebuah beban operasi atau beban
perusahaan setelah dikurangi usaha terdiri dari beban
dengan deviden (Siegel dan penjualan, beban administratif,
Shim dalam Fahmi 2011:91). beban iklan, beban penyusutan
Secara umum dalam konsep dan amortisasi serta perbaikan
akuntansi laba ditahan dan pemeliharaan (Lyn dan
(retained earnings) ada dua, Ormiston,2008:129).
yaitu: f. Market Value of Equity
a) Laba ditahan yang merupakan nilai pasar ekuitas
dialokasikan atau yang mengukur nilai sekarang
dianggarkan (retained dari arus kas masa depan
earnings), yaitu kepada pemegang saham.
penggunaan laba ditahan MVE didapat dari hasil
yang dianggarkan kalkulasi jumlah saham yang
merupakan bentuk dari beredar dikalikan dengan
kebijakan perusahaan harga saham (Zaky dan Ary
karena membutuhkan 2012:143).
dana untuk keperluan yang

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 50


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

g. Book Value of Total Debt Menurut Altman, kondisi


merupakan elemen keuangan perusahaan akan diklasifikasikan dalam
yang terdapat pada neraca. beberapa kategori berdasarkan hasil
Dimana nilai buku hutang yang perhitungan dengan menggunakan
didapat dari kewajiban lancar formula ZScore. Klasifikasi kondisi
ditambah dengan kewajiban perusahaan berdasarkan nilai Z-Score
tidak lancar (Darsono, 2005). adalah sebagai berikut:
h. Sales (penjualan) merupakan a. Untuk nilai Z-Score lebih kecil atau
hasil penjualan setelah sama dengan 1,8 (Z-Score ≤1,8) maka
dikurangi dengan retur dan perusahaan dikategorikan potensial
potongan penjualan bangkrut.
(Deanta,2016:22). b. Untuk nilai Z-Score antara 1,8
i. Net Profit Before Taxes (Laba hingga 2,9 (1,8 < Z-Score ≤2,9)
Bersih Sebelum Pajak) maka akan didefinisikan sebagai
merupakan laba yang terlihat zona of ignorance atau grey area
atau yang diperoleh sebelum karena rentan terhadap kesalahan
dikurangkan dengan pajak klasifikasi..
(Fahmi, 2011:101). c. Untuk nilai Z-Score lebih besar dari
j. Long-term Liabilities 2,9 (Z-Score > 2,9) maka
(Kewajiban Jangka Panjang) perusahaan dikategorikan dalam
merupakan kewajiban- keadaan sehat.
kewajiban yang harus dilunasi Hasil Penelitian
dalam jangka waktu lebih dari 1. Analisis Penerapan Metode Altman
satu tahun atau lebih dari satu Z-score dalam Memprediksi
siklus operasi normal Financial Distress pada PT. Astra
perusahaan. (Akbar:2002) International Tbk
Metode Analisa Data Kondisi financial distress dapat
Dalam penelitian ini alat analisis dikenali lebih awal sebelum terjadinya
yang digunakan adalah model Altman dengan menggunakan suatu model
yang digunakan untuk menganalisis sistem peringatan dini (early warning
potensi kebangkrutan perusahaan system). Model ini dapat digunakan
perbankan. Adapun formula yang sebagai alat untuk mengenali gejala
digunakan adalah formula Z-Score yang awal kondisi financial distress untuk
ditemukan oleh Altman untuk menilai selanjutnya dilakukan upaya
potensi kebangkrutan perusahaan. memperbaiki kondisi sebelum sampai
Formula Z-Score untuk perusahaan non pada kondisi krisis atau kebangkrutan.
manufaktur adalah: Sejak dulu, telah ada beberapa
Z-Score = peneliti yang mengembangkan model
1,2X1+1,4X2+3,3X3+0,6X4+1,0X5 prediksi yang mencoba membantu
Dimana: calon-calon investor dan kreditur
X1 = Modal Kerja / Total Aktiva dalam memilih perusahaan tempat
X2 = Laba Ditahan / Total Aktiva menaruh dana supaya tidak terjebak
X3 = Laba Sebelum Bunga dan dalam masalah financial distress
Pajak / Total Aktiva tersebut. Model tersebut antara lain
X4 = Modal Sendiri / Total Utang dikemukakan oleh Altman. Adapun
X5 = Penjualan / Total Aktiva formula yang digunakan adalah
(Supardi dan Mastuti, 2003: 80) formula Z-Score yang ditemukan oleh

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 51


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

Altman untuk menilai potensi Berdasarkan data-data


kebangkrutan adalah sebagai berikut: keuangan pada table 4.1, maka nilai
Z-Score = X1, X2, X3, X4, dan X5 dapat dihitung
1,2X1+1,4X2+3,3X3+0,6X4+1,0X5 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Nilai X1
Tahun Modal Kerja (Rp) Total Aktiva (Rp) X1
2015 29.912 245.435 0,12
2016 36.838 261.855 0,14
2017 45.046 295.646 0,15
Sumber : Data Diolah, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan adalah sebesar 0,12, pada tahun 2016
pada table 4.2, maka dapat diketahui sebesar 0,14 dan pada tahun 2017
bahwa nilai X1 pada tahun 2015 sebesar 0,15.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Nilai X2
Tahun Laba Ditahan (Rp) Total Aktiva (Rp) X2
2015 92.989 245.435 0,38
2016 101.642 261.855 0,39
2017 113.428 295.646 0,38
Sumber : Data Diolah, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan adalah sebesar 0,38, pada tahun 2016
pada table 4.3, maka dapat diketahui sebesar 0,39 dan pada tahun 2017
bahwa nilai X2 pada tahun 2015 sebesar 0,38.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Nilai X3
Tahun EBIT (Rp) Total Aktiva (Rp) X3
2015 19.630 245.435 0,08
2016 22.253 261.855 0,08
2017 29.196 295.646 0,10
Sumber : Data Diolah, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan adalah sebesar 0,08, pada tahun 2016
pada table 4.4, maka dapat diketahui sebesar 0,08 dan pada tahun 2017
bahwa nilai X3 pada tahun 2015 sebesar 0,10.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Nilai X4
Tahun Modal Sendiri (Rp) Total Hutang (Rp) X4
2015 126.000 118.902 1,06
2016 139.906 121.949 1,15
2017 156.329 139.317 1,12
Sumber : Data Diolah, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan adalah sebesar 1,06, pada tahun 2016
pada table 4.5, maka dapat diketahui sebesar 1,15 dan pada tahun 2017
bahwa nilai X4 pada tahun 2015 sebesar 1,12.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Nilai X5
Tahun Pendapatan (Rp) Total Aktiva (Rp) X5
2015 184.196 245.435 0,75
2016 181.084 261.855 0,69
2017 206.057 295.646 0,70
Sumber : Data Diolah, 2019

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 52


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

Berdasarkan hasil perhitungan = 2,42


pada table 4.6, maka dapat diketahui Berdasarkan hasil perhitungan
bahwa nilai X5 pada tahun 2015 di atas, dapat diketahui bahwa nilai Z-
adalah sebesar 0,75, pada tahun 2016 score PT. Astra International Tbk pada
sebesar 0,69 dan pada tahun 2017 tahun 2015 adalah sebesar 2,33,
sebesar 0,70. tahun 2016 sebesar 2,37, dan pada
Selanjutnya, untuk mengetahui tahun 2017 sebesar 2,42.
nilai Z-score, maka nilai X setiap
tahunnya disubtitusikan kedalam Pembahasan
persamaan Z-Score, dengan hasil Berdasarkan hasil perhitungan Z-
sebagai berikut: Score menunjukan bahwa pada tahun
Z-Score(2015) = 1,2(0,12) + 1,4(0,38) 2015 sampai dengan 2017 PT. Astra
+ 3,3(0,08) + International Tbk termasuk dalam kategori
0,6(1,06) + 1,0(0,75) abu-abu. Dimana pada tahun 2015 nilai Z-
= 0,15 + 0,53 + 0,26 + Score PT. Astra International Tbk sebesar
0,64 + 0,75 2,33, tahun 2016 sebesar 2,37 dan pada
= 2,33 tahun 2017 adalah sebesar 2,42.
Z-Score(2016) = 1,2(0,14) + 1,4(0,39) Berdasarkan ketentuan untuk nilai Z-
+ 3,3(0,08) + Score antara 1,8 hingga 2,9 (1,8 < Z-
0,6(1,15) + 1,0(0,69) Score ≤2,9) maka akan didefinisikan
= 0,17 + 0,54 + 0,28 + sebagai zona of ignorance atau grey area
0,69 + 0,69 karena rentan terhadap kesalahan
= 2,37 klasifikasi.
Z-Score(2017) = 1,2(0,15) + 1,4(0,38) Jika dituangkan dalam sebuah
+ 3,3(0,10) + grafik, maka Z-score PT. Astra
0,6(1,12) + 1,0(0,70) International Tbk selama tiga tahun
= 0,18 + 0,54 + 0,33 + terakhir, yaitu tahun 2015 sampai dengan
0,67 + 0,70 2017, dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Z-Score PT. Astra International Tbk

Z-Score
2.44
2.42 2.42
2.4
2.38
2.37
2.36
Z-Score
2.34
2.33
2.32
2.3
2.28
2015 2016 2017

Sumber : Data Diolah, 2019

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 53


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

Berdasarkan grafik di atas, sehat dipengaruhi pada nilai rasio X4


dapat dilihat bahwa nilai z-score PT. mendapatkan nilai masing-masing
Astra International Tbk cenderung 6,33, 6,04, 6,33, dan 6,52 meskipun
mengalami kenaikan. Hal ini dalam setiap tahunnya mengalami
menggambarkan bahwa sejak tahun perubahan nilai rasio X4 perusahaan
2015, pihak manajemen perusahaan tetap menjaga nilai pasar saham lebih
melakukan perbaikan manajemen tinggi daripada total hutang, karena
yang sangat baik agar terhindar dari jika hutang lebih tinggi maka akan
masalah kesulitan keuangan atau beresiko bagi manajemen
financial distress. perusahaan. Sedangkan dari
Namun walaupun nilai Z score penelitian ini PT. Indocement Tunggal
yang ciperoleh PT. Astra International Prakarsa Tbk dilihat nilai pasar saham
Tbk cenderung mengalami yang dimiliki setiap tahunnya mampu
peningkatan, akan tetapi hingga tahun menarik minat investor dan kreditur
2017 perusahaan masih masuk dalam untuk bekerja sama dalam mengelola
wilayah grey area. Grey area berarti laba perusahaan. Tetapi pada rasio X3
perusahaan memperoleh nilai Z yang mendapatkan nilai masing-masing
menunjukkan bahwa perusahaan 0,33, 0,31, 0,29 dan 0,21. Meskipun
tersebut masuk ke dalam zona abu- dalam setiap tahunya mengalami
abu atau berada pada kondisi penurunan perusahaan tetap berada
keuangan diantara financial distress pada kondisi sehat. Hal yang
dan kondisi keuangan yang aman. mempengaruhi menurunnya rasio X3
Hasil penelitian ini berbeda pada EBIT (laba sebelum bunga dan
dengan hasil penelitian yang dilakukan pajak, atau biasa disebut, pendapatan
oleh Desi Mila Sari (2017), dimana operasional) perusahaan karena tidak
hasil perhitungan Z-Score untuk mampu menyeimbangi jumlah aktiva.
memprediksi kebangkrutan pada Bank Masalah keuangan perusahaan
Muamalat Indonesia atas laporan merupakan salah satu faktor yang
keuangan selama 4 tahun dari tahun berdampak pada kebangkrutan
2012 – 2015 semuanya menghasilkan perusahaan. Perusahaan yang
nilai Z-Score yang lebih kecil dari 1,81 mengalami kesulitan dalam
sehingga dapat dikatakan akan pembayaran hutang jangka pendek
mengalami kemungkinan atau dapat disebut sebagai masalah
kebangkrutan. likuiditas memungkinkan perusahaan
Hasil penelitian ini juga berbeda masuk dalam kondisi kesulitan
dengan hasil penelitian yang dilakukan keuangan atau financial distress.
oleh Siti Nurhasanah (2018).
Berdasarkan perhitungan analisis .Kesimpulan
rasio keuangan dapat dilihat dalam Berdasarkan hasil analisis pada
setiap tahunnya PT. Indocemnt bab sebelumnya maka dapat ditarik
Tunggal Prakarsa Tbk memperoleh kesimpulan bahwa penerapan analisis
nilai Z-score yang berbeda-beda. metode altman z-score dalam
Pada tahun 2013-2016 PT. memprediksi financial distress pada PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Astra International Tbk menunjukkan
menunjukan masing-masing nilai Z- bahwa pada tahun 2015 sampai
score 7,15, 6,85, 6,81 dan 6,56 artinya dengan 2017 PT. Astra International
perusahaan berada pada kondisi Tbk termasuk dalam kategori abu-abu.

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 54


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

Dimana pada tahun 2015 nilai Z-Score Financial Distress.” Diambil dari
PT. Astra International Tbk sebesar www.journal.unitas-pdg.ac.id
2,33, tahun 2016 sebesar 2,37 dan diakses 1 September 2019
pada tahun 2017 adalah sebesar 2,42. bdul Halim dkk, 2012. Akuntansi Sektor
Berdasarkan ketentuan untuk nilai Z- Publik Akuntansi Keuangan
Score antara 1,8 hingga 2,9 (1,8 < Z- Daerah. Edisi 4. Penerbit
Score ≤2,9) maka akan didefinisikan Salemba Empat. Jakarta. Ahmad
sebagai zona of ignorance atau grey Yani
area karena rentan terhadap kesalahan Darsono dan Ashari (2005), Pedoman
klasifikasi. Nilai Z-score PT. Astra Praktis memahami laporan
International Tbk selama tiga tahun Keuangan, Penerbit Salemba
terakhir cenderung mengalami Empat, Jakarta
kenaikan, akan tetapi tetapi hingga Deanta, A. 2006. Exel untuk Akuntansi
tahun 2017 perusahaan masih masuk dan Manajemen Keuangan.
dalam wilayah grey area. Grey area Yogyakarta: Andi.
berarti perusahaan memperoleh nilai Z Desi Mila Sari, (2017) Prediksi Potensi
yang menunjukkan bahwa perusahaan Financial Distress Analisis Model
tersebut masuk ke dalam zona abu-abu Altman Z-Score (Studi Pada Bank
atau berada pada kondisi keuangan Muamalat Indonesia Periode
diantara financial distress dan kondisi 2012-2015)
keuangan yang aman. Fahmi, Irham, 2011, Analisa Laporan
Keuangan, Bandung: Alfabeta
Daftar Pustaka Gerdian. (2016). Analisis Akurasi Model
Abdul Halim dkk, 2012. Akuntansi Sektor Altman, Grover, Springate, dan
Publik Akuntansi Keuangan Zmijewski dalam Memprediksi
Daerah. Edisi 4. Penerbit Perusahaan Delisting pada
Salemba Empat. Jakarta Perusahaan Manufaktur di Bursa
Adnan, MA dan M. Taufik. (2001), Analisis Efeek Indonesia Periode 2009-
Kesepakatan Prediksi Metode 2013. Universitas Sanata Dharma
Altman terhadap Terjadinya Yogyakarta.
Likuiditas pada Lembaga Habib, Arif, (2008), Analisa laporan
Perbankan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Cetakan Ke Enam,
Auditing . Vol 5, No, 2. Penerbit Ghalia Indonesia,
Desember. Yogyakarta. Jakarta
Akbar, Bahrullah. 2002. Fungsi Hanafi Mahmud M. (2010), Manajemen
Manajemen Keuangan Daerah. Keuangan, cetakan ke Lima,
Majalah. Pemeriksa. Edisi No. 87, BPFE, Yogyakarta
Oktober Hanafi Mahmud M. dan Halim Abdul,
Amin Widjaja Tunggal, 2000, Auditing (2007), Analisa laporan
Suatu Pengantar, Jakarta: Keuangan, Cetakan Ke Tiga,
Penerbit Rineka. Cipta: Penerbit UPP STIMYPKN,
Amin Widjaya Tunggal, (2000), Dasar – Yogyakarta.
dasar Analisa laporan Keuangan, Hanafi, Mahmud M. (2010). Manajemen
PT.Rineka Cipta. Keuangan. Cetakan ke lima.
Andre, Orina. (2013). “Pengaruh Yogyakarta: BPFE
Profitabilitas Likuiditas dan Harahap, 2007, Analisis Kritis Atas
Leverage dalam Memprediksi Laporan Keuangan, edisi

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 55


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

Pertama, cetakan ketiga,. Sanapiah Faisal (2000), Format-Format


Penerbit : Raja Grafindo Persada, penelitian Sosial, Penerbit Raja
Jakarta. Grafindo, Perada, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia,(2002), Norma Siti Nurhasanah (2018) Analisis
pemeriksaan Akuntansi, Jakarta. Penggunaan Metode Altman Z-
Jumingan, (2006), Analisis Laporan score dalam Memprediksi
Keuanga, PT Bumi Aksara, Financial Distress (Studi pada
Jakarta. Perusahaan Manufaktur Sektor
Kasmir (2008). Analisis Laporan Industri Semen yang Terdaftar di
Keuangan. Rajagrafindo Bursa Efek Indonesia), Skripsi
Persada: Jakarta Universitas Muhammadiyah
Martin.eLal,(1995), Memahami Laporan Kalimantan Timur
Keuangan, Penerjemah: Dwi Siti Nurhasanah (2018), dengan judul
Probaningtyas, PPM, Jakarta. penelitian Analisis Penggunaan
Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Metode Altman Z-score dalam
(2002), Manajemen Perbankan, Memprediksi Financial Distress
BPFE, Yogyakarta. (Studipada Perusahaan
Mulyono teguh pudjo, 1990, Analisa Manufaktur Sektor Industri
laporan Keuangan untuk Praktek Semen yang Terdaftar Bursa
Perbankan,BPEF,yogyakarta,Edi Efek Indonesia)
si Pertama. Suad Husnan (2002) Dan Enny
Munawir S, (2001), Analisa laporan Pudjiastuti, (2004), Dasar-Dasar
Keuangan ,Ghalia Indonesia, Manajemen Keuangan, Ed 4,
Jakarta. Cetakan Pertama, Upp Amp
Munawir, S. 2010. Analisis laporan Ykpn, Yogyakarta.
Keuangan Edisi keempat. Sugiono (2016), Metode Penelitian
Cetakan Kelima. Belas. Kuantitatif Kualitatif dan
Yogyakarta: Liberty Kombinasi (Mixed Methods), CV.
Munawir. 2004. Analisis Laporan Alfabeta, Bandung.
Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Yogyakarta Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Munawir., 2001, Analisa Laporan Bandung: PT Alfabet
Keuangan, Yogyakarta : Liberty Supardi dan Sri Mastuti. 2003.Validitas
Nendi (2007), Juhandi, Made Sudiman, Penggunaan Z-Score Altman
Siti Asjah dan Rofiaty, (2007) The untuk Menilai Kebangkrutan
Effect of Internal Factor and Pada perusahaan Perbankan Go-
Stock Ownership Structure on Public di BEJ KOMPAK. No.7.
Devidend policy on Company’s Januari-April. 69-93
Value. International Journal of Sutrisno (2009), Manajemen Keuangan
Business and Managemen Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi
Invention. Vol.2.No.11, pp. 06-18. pertama Cetakan Ketujuh,
Nurhadi (2008), Analisis Ratio Likuiditas Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.
dan Solvabilitas dalam Tinjauan Syafaruddin, (1994), Manajemen
Manajemen Keuangan pada BMT Keuangan Teori dan Praktek,
Al-Ikhlas Yogyakarta. Yayasan Badan Penerbit Gajah
Mada Yogyakarta.

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 56


JURNAL EKONOMI & BISNIS ISSN : 2086-4515
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura Volume 10, Nomor 1, Juli 2019

Syamsudin, (2007), Manajemen


Keuangan Moderen ; Analisa
,Perencanaan,dan
kebijaksanaan,Penerbit Bumi
Aksara,Jakarta.
Weston & Copeland (1997). Analisis
Tingkat Keselahan untuk
memprediksi potensi
Kebangrutan Perusahaan JAAI
VOLUME "4 No. 2. DESEMBER
2000, ISSN: 1410- 2420.

La Ode Abdul Wahab - Analisis Penerapan Metode Altman Z-Score……. 57

Anda mungkin juga menyukai