Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan dan rahmat-NyaLah sehingga makalah yang berjudul
“Hukum dan Masyarakat” dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu diajukan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran bagi setiap pembaca
demi penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya.

Gorontalo, 09 september 2023

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum dan masyarakat merupakan dua entitas yang berbeda


namun saling membutuhkan. Keberadaan hukum membutuhkan
keberadaan masyarakat, sedangkan masyarakat membutuhkan hukum
agar tercipta tata kehidupan yang baik dan tertib. Hukum berfungsi
sebagai kontrol terhadap dinamika kehidupan masyarakat yang
berkembang, terutama dalam konteks memberikan rasa keadilan dan
mencegah perilaku individu yang tidak sesuai dengan norma-norma
sosial dan norma hukum yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Hubungan antara hukum dan masyarakat sangatlah erat, karena
hukum senantiasa dipengaruhi oleh proses interaksi sosial. Oleh karena
itu, hukum dan masyarakat tidak bisa dipisahkan dan eksistensi hukum
sangat membutuhkan keberadaan masyarakat dalam menjalankan
fungsinya.

Hukum berfungsi
sebagai kontrol terhadap
dinamika kehidupan
masyarakat yang
berkembang. Terutama
dalam konteks
memberikan rasa
keadilan dan mecegah
prilaku-prilaku individu
yang tidak sesuai
dengan
norma-norma sosial dan
norma hukum yang
telah menjadi
kesepakatan
bersama. Dengan
demikian, maka stabilitas
masyarakat akan dicapai
manakala eksistensi
hukum dapat diperankan
secara baik di
tengahtengah
masyarakat. Sebab,
menurut Solehuddin
(2011), prilaku individu
atau
kelompok sosial terikat
erat dengan berbagai
norma sosial atau
hukum,
baik yang tertulis maupun
tidak tertulis.
eksistensi hukum sangat
bergantu
Hukum berfungsi
sebagai kontrol terhadap
dinamika kehidupan
masyarakat yang
berkembang. Terutama
dalam konteks
memberikan rasa
keadilan dan mecegah
prilaku-prilaku individu
yang tidak sesuai
dengan
norma-norma sosial dan
norma hukum yang
telah menjadi
kesepakatan
bersama. Dengan
demikian, maka stabilitas
masyarakat akan dicapai
manakala eksistensi
hukum dapat diperankan
secara baik di
tengahtengah
masyarakat. Sebab,
menurut Solehuddin
(2011), prilaku individu
atau
kelompok sosial terikat
erat dengan berbagai
norma sosial atau
hukum,
baik yang tertulis maupun
tidak tertulis.
eksistensi hukum sangat
bergantu
B. Rumusan Masalah :
1. Bagaimana peraturan hukum memengaruhi perilaku individu
dalam masyarakat?
2. Apa peran hukum dalam menjaga ketertiban dan keadilan dalam
masyarakat?
3. Bagaimana hukum masyarakat berinteraksi dengan norma dan nilai-
nilai sosial dalam suatu budaya atau komunitas?
4. Bagaimana sistem peradilan dalam masyarakat menangani konflik
antara individu atau kelompok?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Peraturan hukum yang memiliki pengaruh pada masyarakat


Peraturan hukum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku individu dalam masyarakat. Pengaruh ini dapat bervariasi
tergantung pada sejumlah faktor, termasuk efektivitas penegakan
hukum, sanksi yang diterapkan, dan budaya hukum yang ada di
suatu negara. Berikut adalah beberapa cara di mana peraturan
hukum memengaruhi perilaku individu:
1.) Deterrensi: Hukum memiliki peran utama sebagai alat deterrensi.
Adanya ancaman sanksi hukum, seperti denda, hukuman
penjara, atau tindakan lainnya, dapat mencegah individu dari
melakukan tindakan yang melanggar hukum. Sanksi ini
bertujuan untuk membuat individu berpikir dua kali sebelum
melakukan tindakan ilegal.
2.) Pengaturan: Hukum digunakan untuk mengatur perilaku
individu dalam masyarakat. Ini bisa berarti mengatur bagaimana
seseorang berperilaku dalam bisnis, dalam berlalu lintas, dalam
lingkungan kerja, atau dalam berbagai aspek kehidupan sehari-
hari. Aturan-aturan ini membantu menciptakan kerangka kerja
yang diperlukan untuk menjaga keteraturan sosial.
3.) Perlindungan hak dan keamanan: Hukum juga berperan dalam
melindungi hak-hak individu dan masyarakat secara
keseluruhan. Misalnya, hukum dapat memberikan perlindungan
terhadap diskriminasi, pelecehan, kejahatan, dan
penyalahgunaan kekuasaan. Ini memberikan rasa aman bagi
individu untuk berpartisipasi dalam masyarakat tanpa takut
akan penindasan.
4.) Norma sosial: Hukum juga dapat memengaruhi norma sosial.
Ketika perilaku tertentu diatur oleh hukum, itu bisa menjadi
sinyal bagi masyarakat bahwa perilaku tersebut dianggap tidak
sesuai. Ini dapat mempengaruhi pandangan dan perilaku
masyarakat secara keseluruhan terhadap tindakan tersebut.
5.) Penegakan hukum: Efektivitas penegakan hukum juga memiliki
dampak besar pada perilaku individu. Jika penegakan hukum
konsisten dan adil, maka individu cenderung lebih patuh
terhadap hukum. Namun, jika penegakan hukum lemah atau
tercemar oleh korupsi, ini dapat mengurangi efek deterrensi
hukum.
6.) Pendidikan hukum: Pengetahuan tentang hukum dan
konsekuensinya dapat memengaruhi perilaku individu. Ketika
individu memahami aturan hukum dan risiko melanggarnya,
mereka lebih cenderung untuk berperilaku sesuai dengan
hukum.
Perilaku individu dalam masyarakat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, termasuk nilai-nilai pribadi, budaya, dan ekonomi.

B. peran hukum dalam menjaga ketertiban dan keadilan dalam


masyarakat
Hukum memainkan peran penting dalam menjaga ketertiban
dan keadilan dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa peran
utama hukum dalam konteks ini:
1.) Menentukan Aturan dan Norma: Hukum memastikan adanya
aturan dan norma yang jelas yang mengatur perilaku individu
dan kelompok dalam masyarakat. Aturan ini mencakup segala
hal mulai dari peraturan lalu lintas hingga hukum pidana.
2.) Menjaga Ketertiban: Hukum membantu menjaga ketertiban
dalam masyarakat dengan memberikan pedoman yang harus
diikuti oleh semua warga negara.
3.) Melindungi Hak dan Kebebasan: Hukum melindungi hak-hak
individu dan kelompok dalam masyarakat, seperti hak atas
kebebasan berbicara, hak atas properti, dan hak atas keadilan.
4.) Menegakkan Keadilan: Hukum berfungsi sebagai mekanisme
untuk menegakkan keadilan dalam masyarakat. Ini mencakup
pengadilan yang adil, penegakan hukum yang konsisten, dan
perlakuan yang setara di bawah hukum.
5.) Menyelesaikan Konflik: Hukum menyediakan mekanisme resmi
untuk menyelesaikan konflik antara individu, kelompok, atau
entitas bisnis. Ini melibatkan pengadilan dan proses alternatif
penyelesaian sengketa seperti mediasi dan arbitrase.
6.) Mendukung Pembangunan Sosial dan Ekonomi: Hukum dapat
digunakan untuk mendorong pembangunan sosial dan ekonomi
yang berkelanjutan dengan menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk investasi, perdagangan, dan inovasi.

C. hukum masyarakat berinteraksi dengan norma dan nilai-nilai


sosial dalam suatu budaya atau komunitas
Hukum masyarakat berinteraksi dengan norma dan nilai-nilai
sosial dalam suatu budaya atau komunitas dapat bervariasi
tergantung pada budaya, sistem hukum, dan nilai-nilai yang berlaku
di masyarakat tersebut. Berikut adalah beberapa cara umum
bagaimana hal ini dapat terjadi:
1.) Pengaturan Hukum: Hukum formal, seperti peraturan
pemerintah dan peraturan hukum, sering kali mencerminkan
atau mencoba mengatur norma dan nilai-nilai sosial yang ada
dalam masyarakat. Hukum-hukum ini dapat mengatur perilaku
yang dianggap melanggar norma atau nilai-nilai sosial yang
dihormati.
2.) Proses Hukum: Ketika seseorang atau kelompok melakukan
tindakan yang dianggap melanggar norma atau nilai-nilai sosial,
mereka dapat dikenai proses hukum. Ini mungkin melibatkan
penyelidikan oleh pihak berwenang, pengadilan, dan
pengambilan keputusan oleh hakim atau juri. Hasil dari proses
hukum ini dapat mencakup hukuman atau sanksi yang
ditetapkan oleh hukum.
3.) Penegakan Hukum: Penegakan hukum adalah langkah-langkah
yang diambil oleh aparat penegak hukum, seperti polisi, untuk
menegakkan hukum dan menindak pelanggaran hukum. Ini
termasuk penangkapan, penyelidikan, dan penuntutan pelaku
yang melanggar hukum yang terkait dengan norma atau nilai-
nilai sosial.
4.) Edukasi dan Kesadaran: Pendidikan dan kesadaran masyarakat
terhadap norma dan nilai-nilai sosial dapat berperan dalam
mempengaruhi perilaku. Pendidikan tentang nilai-nilai budaya
dan sosial dapat membantu masyarakat memahami pentingnya
menghormati norma tersebut dan menghindari tindakan yang
melanggarnya.
5.) Sanksi Sosial: Selain sanksi hukum, masyarakat juga dapat
memberlakukan sanksi sosial terhadap individu atau kelompok
yang melanggar norma atau nilai-nilai sosial. Ini dapat berupa
penolakan, isolasi, atau pemutusan hubungan sosial dengan
individu atau kelompok tersebut.
6.) Perubahan dan Evolusi Nilai: Nilai-nilai sosial dan norma dalam
masyarakat dapat berubah seiring waktu. Hukum masyarakat
juga dapat beradaptasi dengan perubahan ini, baik melalui
proses legislasi atau pengadilan.
7.) Konflik Nilai: Terkadang, masyarakat dapat menghadapi konflik
antara nilai-nilai yang berbeda. Ini bisa menjadi tantangan bagi
sistem hukum untuk menentukan bagaimana menangani konflik
tersebut, apakah dengan mengutamakan satu nilai di atas yang
lain atau mencari solusi yang adil.

D. sistem peradilan dalam masyarakat menangani konflik antara


individu atau kelompok
Sistem peradilan dalam masyarakat bertujuan untuk menangani
konflik antara individu atau kelompok dengan cara yang adil,
teratur, dan berdasarkan hukum. Sistem peradilan berperan dalam
menyelesaikan konflik, menjaga ketertiban sosial, dan memberikan
keadilan kepada semua pihak yang terlibat. Berikut adalah langkah-
langkah umum dalam penanganan konflik oleh sistem peradilan:
1.) Pengajuan Gugatan: Konflik dimulai ketika salah satu pihak,
yang disebut penggugat, mengajukan gugatan atau tuntutan
hukum terhadap pihak lain, yang disebut tergugat, ke
pengadilan. Penggugat harus menyajikan argumen dan bukti
yang mendukung tuntutannya.
2.) Pemberitahuan dan Tanggapan: Setelah gugatan diajukan, pihak
tergugat diberi pemberitahuan resmi tentang gugatan tersebut.
Mereka kemudian memiliki kesempatan untuk mengajukan
tanggapan dan merinci argumen dan bukti mereka.
3.) Sidang Praperadilan: Dalam beberapa kasus, sidang praperadilan
dapat diadakan untuk membahas masalah hukum tertentu
sebelum masuk ke tahap persidangan utama. Hal ini bertujuan
untuk mengatasi isu-isu teknis atau hukum yang mungkin
timbul selama persidangan.
4.) Persidangan: Persidangan adalah tahap di mana pengadilan
mendengarkan argumen dari kedua pihak, memeriksa bukti, dan
memutuskan kasus. Persidangan dapat melibatkan pengadilan
juri atau hakim tunggal, tergantung pada yurisdiksi dan jenis
kasusnya.
5.) Putusan: Setelah mendengarkan semua bukti dan argumen,
pengadilan akan mengeluarkan putusan. Putusan ini mungkin
berupa vonis bersalah atau tidak bersalah, pemutusan perdata,
atau keputusan lain yang sesuai dengan hukum yang berlaku.
6.) Pelaksanaan Putusan: Jika salah satu pihak dikatakan bersalah
atau jika ada perintah pengadilan lainnya, pihak yang kalah
harus mematuhi putusan tersebut. Ini dapat mencakup
membayar denda, mengganti kerugian, atau melakukan tindakan
tertentu sesuai dengan putusan pengadilan.
7.) Upaya Banding: Pihak yang tidak puas dengan putusan
pengadilan dapat mengajukan banding ke tingkat peradilan yang
lebih tinggi, seperti pengadilan banding atau mahkamah agung,
tergantung pada yurisdiksi. Ini memberikan kesempatan untuk
menguji keputusan pengadilan yang lebih rendah.
8.) Penegakan Hukum: Jika ada pelanggaran terhadap putusan
pengadilan atau jika salah satu pihak tidak mematuhi putusan
tersebut, penegakan hukum dapat dilakukan oleh pihak
berwenang, seperti polisi atau petugas penegak hukum.

Sistem peradilan berfungsi untuk menyelesaikan konflik secara adil


dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Prinsip-prinsip dasar dalam
sistem peradilan termasuk prinsip persamaan di hadapan hukum,
prinsip asas kepastian hukum, dan prinsip independensi pengadilan
untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah hasil dari
proses yang adil dan transparan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum adalah alat yang penting dalam mengatur perilaku dan
hubungan antara individu dalam masyarakat. Ini berfungsi sebagai
kerangka kerja yang diterima secara sosial untuk menjaga ketertiban,
keadilan, dan keamanan. Masyarakat memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pembentukan dan perubahan hukum. Nilai-nilai,
budaya, dan tuntutan masyarakat dapat membentuk kebijakan hukum
dan legislasi Salah satu peran utama hukum dalam masyarakat adalah
memastikan keadilan dan kesetaraan. Bagian penting dari hukum
adalah penegakan. Hukum yang baik harus memiliki mekanisme
penegakan yang efektif untuk memastikan kepatuhan dan mencegah
pelanggaran.
tantangan dalam menjaga relevansi dan efektivitas hukum.

B. Saran
Meningkatkan Kesadaran Hukum di Masyarakat, Penelitian Lebih
Lanjut tentang Dinamika Hubungan Hukum dan Masyarakat, Upaya
Peningkatan Aksesibilitas Hukum
MAKALAH PENGANTAR ILMU HUKUM DENGAN JUDUL
HUKUM DAN MASYARAKAT

KELOMPOK 3
TRI WIBAWA PUTRA T. HARAS ( 1011423223 )
ANISA NAKITA TALANGO ( 1011423089 )
RIZKY ISNANTO LAHAY ( 1011423166 )
ALFIDA AULIA ALI ( 1011423206 )

Anda mungkin juga menyukai