Laporan SMD PUSKESMAS TETE 2018
Laporan SMD PUSKESMAS TETE 2018
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Survei mawas diri merupakan suatu upaya bersama yang dilakukan oleh Puskesmas dengan
melibatkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama mengidentifikasi permasalahan kesehatan di
masyarakat dan menggali potensi yang dimilki untuk memecahkan permasalahan tersebut. Potensi
yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta peluang peluang yang dapat dimobilisasi.
Hal ini penting untuk diidentifikasi oleh masyarakat sendiri, agar selanjutnya masyarakat dapat
digerakkan untuk berperan serta aktif memperkuat upaya upaya perbaikannya, sesuai batas
kewenangannya.
Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah
kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau
perawat di desa (Depkes RI, 2007). Metode mawas diri diciptakan oleh yayasan Indonesia sejahtera,
salah satu LSM yang banyak bergerak dibidang pembinaan kesehatan masyarakat didaerah
pedesaan. Mawas diri sering dipakai oleh berbagai instansi yang terkait dengan program kesehatan
dengan melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan keperluannya masing-masing. Apabila
seseorang telah sampai pada tingkat mawas diri, maka dengan sendirinya ia akan melakukan tindakan
untuk menanggulanginya dengan penuh kesadaran dan dengan menggunakan segala potensi yang
dimilikinya.
C. Manfaat SMD
1. Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena mereka sendiri yang melakukan
pengumpulan fakta & data,
2. Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya sendiri,
3. Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa.
4. Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun pemecahan masalah yang dihadapi.
Pelaksanaan Survei Mawas Diri dimulai dari tahapan pengumpulan data primer dan data
sekunder, pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada dan membangun
kesepakatan bersama masyarakat dan kepala desa untuk bersama-sama mengatasi masalah
kesehatan di masyarakat. Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan periode
Januari s/d Desember 2017. Data hasil kegiatan diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas, yang
mencakup pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya.
Instrumen Survei Mawas Diri disusun oleh Puskesmas sesuai masalah yang dihadapi dan
masalah yanga akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen yang disusun mencakup format
pendataan yang dilakukan wakil masyarakat yang dapat mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat dan dapat memberi informasi tentang : Akses pelayanan dan pembiayaan
kesehatan,, ekonomi, perilaku masyarakat, kesehatan, kesehatan ibu dana anal serta KB, Status
Imunisasi dan Status Gizi Balita, Kondisi lingkungan pemukiman/rumah tempat tinggal, Kondisi
rumah, ketersediaan air bersih layak konsumsi, cakupan jamban sehat, sarana pembuangan air
limbah di rumah tangga, Perawatan balita sehat dan sakit dan pertanyaan lain yang dianggap
perlu untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Hasil analisa data dan perumusan masalah dimana tahapan ini dilaksanakan melalui
identifikasi masalah, menetapkan prioritas masalah, mencari akar penyebab masalah dan
menetapkan cara pemecahan masalah, akan dijadikan dasar untuk penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) tahun berikutnya.
Bahan yang dipakai pada survei mawas diri adalah hasil pelaksanaan program Upaya
Kesehatan Masyarakat dan gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
yang telah dikerjakan dan dilaporkan tiap bulannya oleh Puskesmas Tete.
Sedangkan pedoman dalam pelaksanaan survei mawas diri mulai dari pengumpulan data,
primer dan sekunder pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada, analisis hasil
/ masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 44 Thun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.
B. Sasaran SMD
Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau dengan menetapkan
sampel rumah dilokasi tertentu yang dapat menggambarkan kondisi masalah kesehatan,
lingkungan dan perilaku pada umumnya di desa di wilayah kerja Puskesmas. Pada tahun 2017 ini
diambil sampel 400 KK yang tersebar di 14 desa.
D. Tahapan SMD
1. Persiapan
a. Menyusun daftar pertanyaan dan lembar observasi, dengan memperhatikan :
1) Prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas dan di Lingkungan
2) Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
3) Pernyataan harus jelas, singkat, padat, dan tidak bersifat mempengaruhi responden
4) Kombinasi pernyataan terbuka, tertutup, dan menjaring
5) Menampung juga harapan masyarakat
b. Menentukan kriteria responden, termasuk cakupan wilayah dan jumlah KK
2. Pelaksanaan
Kader yang telah ditunjuk melaksanakan dengan bimbingan petugas Puskesmas dan
bidan desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Setelah pengumpulan data selesai petugas mengumpulkan instrument pendataan
dan menyerahkan kepada penanggung jawab SMD
3. Pengolahan Data
a. Petugas Puskesmas melakukan tabulasi data sehingga dapat diperoleh perumusan
masalah kesehatan untuk selanjutnya merumuskan prioritas masalah kesehatan,
lingkungan dan perilaku di desa yang bersangkutan.
b. Hasil pengolahan data dirumuskan dalam bentuk laporan SMD, yang kemudian dapat
dijadikan bahan untuk MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
E. Metode SMD
Pengamatan langsung dengan cara wawancara dengan kunjungan rumah, bersama kader
melakukan pendataan dari rumah ke rumah dengan metode tanya jawab, pengisian formulir,
observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan anggotanya.
31 - 40 tahun
38%
17% 41 - 50 tahun
51 - 60 tahun
61 - 70 tahun
> 71 tahun
31%
1 Laki-Laki 95
2 Perempuan 305
TOTAL 400
Laki-Laki
24%
Perempuan
76%
Kristen
Distribusi Responden
13% Berdasarkan Agama
Islam
88%
NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 Tidak Lulus SD 6
2 SD 75
3 SMP 177
4 SMA 81
5 D III 23
6 S1 35
TOTAL 400
3
6
35
75
23
81
177
4
1
8 75 Petani Buruh
75
44
IRT Kades
10
25 Polisi Nelayan
1
5
PNS Pensiunan PNS
BAB IV
Tabel 4.1
MASTER TABEL SURVEI MAWAS DIRI KEGIATAN UKM PUSKESMAS TETE TAHUN 2017
KOMPONEN
INDIKATOR ANALISIS TOTAL RANGKING
NO KEGIATAN
PERTANYAAN
U S G
UPAYA PROMOSI KESEHATAN
Arisan 1 2 2 5 III
Jalan-jalan 1 1 2 4 IV
Mengaktifkan Kembali Desa Pelatihan Kader
1 4 5 4 13 I
Siaga Desa Siaga
Penyuluhan II
2 2 4 8
KESPRO
Penyuluhan Jiwa 1 2 1 4 III
Mengurangi Angka Kejadian
Penyuluhan PHBS 3 4 4 11 II
Pernikahan Dini Akibat
2
Kehamilan yang Tidak Penyuluhan 5
4 5 14 I
Diinginkan KESPRO
Penyuluhan NAPZA 2 3 3 8 IV
Sosialisasi PHBS dan
5 5 5 15 I
Pemantauan PHBS
Sosialisasi Bahaya
Meningkatkan Partisipasi 3 3 4 10 II
3 Rokok
Masyarakat dalam Ber PHBS
Pelatihan ASI III
2 3 3 8
Eksklusif
Pemilihan Sampa 3 3 3 9 IV
UPAYA PERBAIKAN GIZI
Penimbangan Ulang 3 4 4 11 II
Diminta datang pada
Agar Balita yang tidak datang ke 3 9 III
Posyandu Bulan 3 3
Posyandu saat Penimbangan
1 Berikutnya
Tetap dapat Terpantau Kondisi
Sweeping Balita yang
Kesehatannya 4 12 I
tidak datang ke 3 5
Posyandu oleh Kader
Pemantauan
Untuk Mengetahui Seberapa 4 14 I
KADARZI (Keluarga 5 5
2 Banyak Keluarga yang Telah
Sadar Gizi)
Sadar Gizi
Pendataan Rumah 4 4 2 10 III
Penyuluhan P2M 3 3 3 9 II
Penyuluhan tentang 4 10 I
3 3
Untuk Meningkatkan Imunisasi
5 Pengetahuan Masyarakat
tentang Imunisasi Penyuluhan tentang 2 6 III
2 2
PHBS
Penyuluhan KIA 3 4 2 9 II
Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat didapatkan dari hasil SMD melalui pengisian
kuesioner yaitu :
75.5
Dari hasil penentuan prioritas masalah menggunakan USG, dapat di simpulkan bahwa masalah
upaya kesehatan promosi kesehatan yang diharapkan oleh masyarakat yaitu: Pelatihan Kader Desa
Siaga (78%) dengan hasil 13, Penyuluhan Kespro (75,5%) hasil 14, Sosialisasi dan Pemantauan PHBS
(77,3%) hasil 15.
2. Upaya Gizi
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner SMD pada tahun 2017
didapatkan beberapa masalah terkait gizi dan harapan masyarakat untuk kegiatan perbaikan gizi
sebagai berikut
1. Masih ada balita yang tidak datang ke posyandu dan diharapkan ada kegiatan sweeping balita
yang tidak datang ke Posyandu oleh Kader sebesar (70%)
2. Masih ada keluarga yang belum menerapkan KADARZI sebesar (30%)
3. Perlu dilaksanakan pemantauan garam beryodium sebesar (65,3%).
4. Perlu dilakukan pemantauan distribusi vitamin A sebesar (48,8%)
5. Masih ada balita yang belum memantau Status Gizi nya sebesar (48,5 %)
6. Masih perlu dilaksanakan pemberian PMT Pemulihan pada Balita Gizi Buruk, Ibu Hamil KEK.
7. Masih diperlukan penyuluhan Gizi di masyarakat sebesar (60,8%)
8. Masih diperlukan edukasi pemberian Makanan Tambahan Anak Balita sebesar (60%)
9. Masih perlu dilakukan refresing Kader sebesar (80%)
Berdasarkan metode USG dan diagram pie didapatkan prioritas masalah yaitu masyarakat masih
membutuhkan penyuluhan gizi, pemantauan KADARZI, pemantauan garam beryodium, pemantauan
pemberian kapsul vitamin A, pemantauan Status Gizi Balita, refresing kader Posyandu, Pemberian PMT
pemulihan bagi Gizi buruk/kurus dan ibu hamil KEK serta sweeping pada balita yang tidak datang
posyandu.
3. Upaya Kesling
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner SMD didapatkan kebutuhan
masyarakat yang lebih dominan di Puskesmas dengan hasil sebagai berikut:
1. Cakupan Pembinaan Sanitasi pada institusi Pendidikan, Perkantoran dan kesehatan secara rutin
sebesar (65,8%)
2. Cakupan Pemantauan rutin TPM (Tempat Pengelolaan Makanan/Minuman) sebesar (59%)
3. Pelatihan Kader dalam rangka pemantauan Rumah Sehat di masyarakat sebesar (32,8%)
4. Peran serta masyarakat dalam pengedalian DBD melalui penyuluhan dan pemantauan jentik
sebesar (67,3%)
5. Masih diperlukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan sebesar (49%)
6. Masih perlu kegiatan pengambilan sampel air untuk mengetahui kualitas air sebesar (45,8%)
7. Masih perlu pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) sebesar (47 %) yaitu kegiatan
Refresing kader.
Tabel 4.5. Prioritas Masalah
Team UKM Puskesmas Tete Tahun 2017
KOMPONEN
NO INDIKATOR PERTANYAAN ANALISIS
KEGIATAN TOTAL RANGKING
U S G
47
65.8
67.3
Berdasarkan Metode USG dan diagram Pie hasil penentuan prioritas masalah menggunakan
diagram pie, dapat disimpulkan bahwa masalah yang paling dominan adalah Penyuluhan Kesehatan
Lingkungan dan Penyuluhan DBD dalam hal peran serta masyrakat dalam pemberantasan penyakit.
4. Upaya KIA/KB
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner didapatkan kunjungan K4 92
%, cakupan persalinan nakes 95 %, cakupan anak balita 52,2 % kemudian team UKM melakukan
47.5
78.3
52.3
66.8
Dari Hasil penentuan prioritas masalah menggunakan diagram pie dan USG, dapat disimpulkan
bahwa masalah yang paling dominan adalah “Pendataan PUS dan WUS 78,3 % Tahun 2017” dengan
jumlah nilai tertinggi 13, Kunjungan rumah/PHN sebesar 77,8% dengan nilai 13.
KOMPONEN
NO INDIKATOR PERTANYAAN ANALISIS
KEGIATAN TOTAL RANGKING
U S G
UPAYA PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT (P2P)
Agar masyarakat Penyuluhan Penyakit Menular 4 4 3 11 I
mengetahui cara
1 pengendalian Kerja Bakti 3 3 3 9 III
penyebaran penyakit
menular (DBD, TBC, dll) Minum Obat Teratur 2 2 2 6 IV
Penyelidikan Epidemiologi
Laporan Survei Mawas Diri Puskesmas Tete | 25
PHN
47
Pendataan Imunisasi
54.5 Lengkap
Penyuluhan tentang
Imunisasi
Dari Hasil penentuan prioritas masalah menggunakan diagram pie dan USG, dapat disimpulkan
bahwa masalah yang paling dominan adalah Penyuluhan penyakit Menular (68%), Penyuluhan Imunisasi
(54,8%), Penyelidikan Epidemiologi (54,5%) dengan hasil nilai USG 13.
BAB V
PENUTUP
Demikian laporan hasil Survey Mawas Diri ( SMD), dengan ini kami menyampaikan banyak terima
kasih atas peran serta semua pihak semoga kedepannya akan menjadi lebih baik.
Atas perhatian dan kerjasamanya selama ini kami ucapkan terima kasih.