Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
kualitas pelayanan, harga fasilitas dan kepuasan pasien. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang berfungsi untuk
menunjukkan bahwa 50,8 persen variasi kepuasan pasien dapat di jelaskan oleh
49,2 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Terapeutik terhadap Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Haji Medan”. Penelitian ini
8
9
inap Rumah Sakit Haji Medan. Penelitian ini menggunakan rancangan studi
orang pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan. Berdasarkan uji analisis
0,972 yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi
terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit
Haji Medan.
Rumah Sakit Hospital Cinere Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah
data dengan sampel penelitian sebanyak 65 pasien. Teknik analisis data yang
perilaku empati perawat dengan kepuasan pasien rawat inap kelas I di RSUD
sectional. Subjek penelitian ini adalah pasien yang dirawat di kelas I RSUD
empati perawat memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap kepuasan
pasien rawat inap kelas I di RSUD Wirosaban Kota Yogyakarta. Angka Koefisien
berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas III
Variabel yang dilibatkan adalah dimensi bukti fisik, dimensi kehandalan, dimensi
daya tanggap, dimensi jaminan dan dimensi empati sebagai variabel bebas.
sederhana.
bukti fisik dengan tingkat kepuasan pasien P value = 0,035 ; 2) Ada hubungan
bermakna antara dimensi daya tanggap dengan tingkat kepuasan pasien P value
0,588 ; 6) Tidak ada hubungan antara dimensi bukti fisik dan daya tanggap
wawancara dan observasi dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang yang di uji
menggunakan analisis regresi logistik binary. Variabel yang diuji dalam penelitian
ini adalah mutu pelayanan ( administrasi, dokter, perawat dan obat) dan mutu
obat ) di BP Umum Puskesmas dengan nilai P < 0,05 dan tidak ada hubungan
antara persepsi pasien terhadap mutu dan fasilitas penunjang dengan kepuasan
2.2.1. Jasa
jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak kepihak
lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik.
tindakan kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa di
Setiawan (2011), mengatakan bahwa jasa adalah sesuatu yang abstrak, oleh
karena itu untuk menanganinya lebih sulit daripada barang. Jika barang dapat
dijelaskan dengan objek fisik atau peralatan, maka jasa berupa kinerja atau
tindakan. Berbagai riset yang telah dilakukan oleh para pakar menunjukkan
dipesawat terbang, makanan atau barang yang diperbaiki, kinerja jasa itu
tersebut.
Berbeda dengan barang yang bisa dilihat dan di amati secara kasat mata,
pembedahan, mereka sulit menilai apakah jasa yang telah mereka terima
Karena jasa adalah suatu tindakan atau kinerja dan bukan barang yang
8. Pentingnya waktu.
elektronik.
1. Kualitas Teknik (outcome), yaitu kualitas hasil kerja penyampaian jasa itu
sendiri.
tersebut.
Karena jasa tidak kasat mata serta kualitas teknik jasa tidak selalu dapat
apa yang dirasakannya, yaitu atribut-atribut yang mewakili kualitas proses dan
kualitas pelayanan.
16
Kualitas jasa dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan
( perceive service) dan jasa yang diharapkan (expected service). Bila jasa yang
diharapkan lebih kecil dari jasa yang diharapkan, para pelanggan menjadi tidak
tertarik pada penyedia jasa yang bersangkutan. Sedangkan bila yang terjadi
pemasaran jasa lebih bersifat intangible dan immaterial karena produknya tidak
kasat mata dan tidak dapat diraba. Kedua, produksi jasa dilakukan saat
dilakukan dengan segera. Hal ini lebih sulit daripada pengawasan produk fisik.
Dalam penyampaian jasa sering terdapat perbedaan antara apa yang sudah
di desain dan jasa-jasa pendukung (sekunder) apa saja yang diinginkan oleh
konsumen.
pelanggan, tetapi mereka tidak menyusun standar kinerja yang jelas. Hal ini
terjadi karena tiga faktor, yaitu tidak adanya komitmen total manajemen
kelebihan permintaan.
ditetapkan.
pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Bila janji tidak dapat
jasa perusahaan.
product, price, place dan promotion yang mana sangat membantu dalam
pelanggan. Untuk itu maka pemasaran jasa perlu memperhatikan unsur lainnya
yaitu people, physical evidence dan process. Pelayanan yang baik dari penyedia
jasa (people) akan membentuk suatu physical evidence pada pelanggan akibat
18
dari proses pemberian jasa yang dilakukan sangat baik. Dari physical evidence
jenis jasa yang memberikan kepuasan kepada para pelanggan. Kriteria tersebut
adalah :
1. Reliability (Keandalan)
dijanjikan.
3. Assurance (Jaminan)
percaya diri.
4. Emphaty (Empati)
Pendekatan kualitas jasa yang lain, yang banyak dijadikan acuan dalam riset
ServQual dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi
pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceive service) dengan
layanan yang sesungguhnya (expected service). Dengan kata lain, kualitas jasa
19
1. Keandalan (reliability)
2. Berwujud (tangible)
luar. Sarana dan prasaran fisik seperti gedung, peralatan (teknologi) yang
3. Ketanggapan (responsiveness)
pelayanan.
5. Empati (Empathy)
pelayanan, dapat diukur dengan 5 faktor, yaitu tangible (bukti fisik), reliability
(empati).
berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh
pelanggan semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi, maka akan
dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. Salah satu cara
dengan kualitas pelayanan yang lebih tinggi dari para pesaing secara konsisten
dan memenuhi harapan pelanggan. Bila kualitas pelayanan yang dirasakan lebih
kecil daripada yang diharapkan, maka pelanggan menjadi tidak tertarik pada
penyedia jasa, tetapi bila yang terjadi adalah sebaliknya ada kemungkina
pelanggan akan menggunakan jasa itu lagi. Penelitian yang dilakukan Dabholkar
et.al (2000) dalam Tjiptono (2005) menyatakan bahwa kualitas jasa mempunyai
kepuasan pelanggan.
21
2.2.2.Harga
Menurut Zeithaml (2000) harga adalah apa yang kita dapat dari sesuatu
yang telah dikorbankan untuk memperoleh produk atau jasa. Sedangkan Kotler
dan Amstrong (2001) berpendapat bahwa harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan suatu produk atau jasa tersebut. Djohan (2010) juga mengatakan
bahwa harga adalah sejumlah uang atau alat tukar untuk memperoleh produk
barang atau jasa. Dalam industri rumah sakit harga biasanya disebut juga tarif.
Produk dengan mutu jelek, harga yang mahal, penyerahan produk yang lambat
dapat membuat pelanggan tidak puas (Suprapto, 2001 ). Hal itu menunjukkan
merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa
suatu barang atau jasa. Sementara itu, dari sudut pandang konsumen, harga
dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai
harga.
menunjukkan bahwa harga yang rendah atau harga yang selalu berkompetisi
indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu instrumen
22
suatu uang yang ditentukan oleh perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa
yang diperdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan suatu perusahaan
guna memuaskan keinginan pelanggan. Jika pelanggan tidak puas, maka akan
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap
harganya secara tepat. Sekurang-kurangnya ada tiga pihak yang harus menjadi
yang diingikan konsumen, yaitu membayar harga yang sepadan dengan nilai
yang dilakukan pesaing. Jika harga yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan
tidak sesuai dengan manfaat produk maka hal itu dapat menurunkan tingkat
kepuasan pelanggan, dan sebaliknya jika harga yang ditetapkan oleh sebuah
kepuasan pelanggan.
1. Keterjangkauan harga
23
beberapa tujuan. Menurut Swasta (2000), tujuan penetapan harga dibagi menjadi
empat, yaitu :
2. Mempertahankan perusahaan
adalah :
1. Memaksimalkan laba
Tujuan ini bisa dicapai bila permintaan cukup tinggi sehingga bisa
memaksimalkan penjualan.
24
5. Skimming pasar
target bagian sahan pasar dan biaya untuk memproduksi (unit cost).
dilihat dari kesesuaian antara suatu pengorbanan dari konsumen terhadap nilai
yang diterimanya setelah melakukan pembelian, dan dari situlah konsumen akan
hasil dari rasa puas akan suatu pembelian yang dilakukannya, sedangkan
atas produk atau jasa yang dibelinya. Jika harga yang ditetapkan oleh sebuah
perusahaan tidak sesuai dengan manfaat produk maka hal itu dapat menurunkan
tingkat kepuasan pelanggan, dan sebaliknya jika harga yang ditetapkan oleh
(Tjiptono, 1999).
memberikan nilai yang tinggi terhadap suatu jasa apabila dia merasa manfaat
yang didapatkan lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan, serta
25
jasa lain dari penyedia jasa kompetitor tidak mampu memberikan manfaat yang
lebih baik. Begitupun sebaliknya, bila biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan
lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh ketika membeli jasa tertentu,
yang dapat dipenuhi oleh jasa tersebut. Dengan demikian, perusahaan yang
memiliki reputasi memberikan jasa bernilai tinggi dapat menerapkan harga lebih
penelitian yang dilakukan oleh Aji (2011), dimana hasil penelitian tersebut adalah
2.2.3 Fasilitas
Menurut Youti (1997) dalam Aji (2011) fasilitas adalah segala sesuatu
baik benda maupun jasa yang menyertai pelayanan yang diberikan oleh
Fasilitas dapat juga diartikan sebagai sarana dan prasarana yang tersedia di
puas. Fasilitas merupakan faktor penunjang utama dalam kegiatan suatu produk.
satu faktor kepuasan konsumen dipengaruhi oleh fasilitas yang diberikan oleh
mendapatkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh penjual, maka konsumen
pembeliannya.
yang diberikan. Kotler (2003) menyatakan bahwa salah satu upaya yang
penelitian yang dilakukan oleh Aji (2011) dimana hasil penelitian tersebut
kepuasan.
2.2.4. Komunikasi
antara dua orang atau lebih. Book dalam Robbins dan Jones (1982) yang dikutip
menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain ; serta berusaha mengubah sikap
dan tingkah laku itu. Sedangkan Duldt-Bettey yang dikutip Suryani (2006) dalam
dan adaptasi yang dinamis antara dua orang atau lebih atau lebih dalam sebuah
interaksi tatap muka dan terjadi pertukaran ide, makna, perasaan dan perhatian.
muka yang berisi ide, perasaan, perhatian, makna serta pikiran, yang diberikan
informasi tersebut untuk mengubah sikap dan perilaku. Bila pesan yang
memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui, tetapi mungkin dengan
secara sosial.
berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain
yaitu :
1. Status sosial
yang bersifat tidak pribadi lagi, selalu dinamis, dan harus menempatkan
2. Status psikologis
sehingga apa yang disampaikan harus sesuai dengan isi pesan. Seorang
klien. Sering dijumpai perawat marah kepada keluarga dan klien karena
ada masalah dengan rumah tangganya. Bila ini terjadi, maka akan terjadi
3. Sosial budaya
kebiasaan, bahasa, gaya hidup postur tubuh, warna kulit dan sebagainya
berkomunikasi.
4. Prasangka
5. Hambatan Semantis
6. Lingkungan
7. Hambatan mekanis.
kebiasaan
31
10. Dapat membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap
1. Komunikasi Verbal
Di rumah sakit, jenis komunikasi ini yang paling lazim digunakan dalam
tujuan agar tercipta hubungan yang baik serta mempelajari sekeliling kita
terjadi kerancuan.
b. Perbendaharaan kata
informasi penting.
hati dalam memilih kata sehingga tidak mudah untuk disalah artikan
karena itu dokter atau perawat harus peka terhadap ketepatan waktu
untuk berkomunikasi
f. Humor
kata-kata (subtitution).
33
kesehatan. Pengetahuan dan keahlian yang kurang mamadai pada diri petugas
kesehatan mampu ditutupi dengan komunikasi yan baik. Hal ini merupakan
di rumah sakit.
dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok.
(2011) empati merupakan kemampuan menempatkan diri kita pada posisi orang
lain serta memahami bagaimana perasaan orang lain dan apa yang
menyebabkan reaksi mereka tanpa emosi kita terlarut dalam emosi orang lain.
perasasan orang lain tanpa ikut larut kedalam emosi orang tersebut. Seseorang
harus mampu membentengi emosinya agar tidak ikut terlarut oleh emosinya. Hal
Kondisi emosi klien dan keluarga yang cenderung labil akibat berada di
rumah sakit atau dalam kondisi sakitnya memerlukan dukungan emosional dari
34
pertama yang ditampakkan adalah menolah (denial) dan marah (anger). Ketika
melihat klien atau keluarga pasien sedang marah atau menolak akibat
penyakitnya, petugas harus dapat menerima situasi ini tanpa ada sikap yang
reaksional.
akibat penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh dan cenderung memburuk,
atau keluarga. Petugas harus mengerti tentang konsep tersebut, harus mengerti
petugas kesehatan. Selain itu, petugas kesehatan tidak boleh ikut larut kedalam
yang merupakan unsur yang sangat penting dalam proses yang berlangsung
menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima
Dengan memahami perilaku konsumen maka kita dapat empati dengan apa yang
dengan klien. Hal inilah yang mendasari diperlukannya rasa empati petugas
pelayanan yang “surprise” yaitu sesuatu yang tidak diharapkan oleh pengguna
penggabungan aspek :
jasa
keinginan konsumen.
dibuktikan dengan penelitian oleh Galih (2008) dengan hasil penelitian adalah
perilaku empati memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap kepuasan
merasa tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja
kepuasan pelanggan adalah respon berupa perasaan puas yang timbul karena
dipikirkan pelanggan adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua
dipikirkannya.
mengartikan stimulus yang diterima melalui alat indranya menjadi suatu makna.
Kepuasan
Nilai
mengalami jasa tersebut. Standar internal untuk menilai kualitas tersebut adalah
termasuk jasa yang diinginkan, jasa yang memadai, jasa yang dipahami dan
zona toleransi yang berkisar antara tingkat jasa yang diinginkan dan yang
kualitas yang diharapkan dengan apa yang benar-benar mereka terima. Ketidak
ada 7 (tujuh) kesenjangan dalam kualitas jasa yang dapat menyebabkan ketidak
1. Kesenjangan pengetahuan
Adalah perbedaan antara apa yang diyakini penyedia jasa akan harapan
estimate.
2. Kesenjangan standar
tidak sesuai.
3. Kesenjangan penyerahan.
kinerja sesungguhnya.
yang sesungguhnya.
5. Kesenjangan persepsi
yang dianggap oleh pelanggan telah mereka terima (karena mereka tidak
6. Kesenjangan interpretasi
7. Kesenjangan jasa
38
diserahkan.
medis/operatif yang harus dilakukan, tarif tindakan, cara dan waktu pemberian
Namun pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan
para konsumen yang merasa puas. Setiap orang atau organisasi harus bekerja
menguntungkan perusahaan.
diperhatikan oleh perusahaan (Lupyoadi, 2001 dalam Aji, 2011) antara lain :
1. Kualitas produk, yaitu pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka
2. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu pelanggan akan merasa puas bila
diharapkan.
keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan
dari produk tetapi sosial atau self esteem yang membuat pelanggan
menetapkan harga yang lebih murah akan memberikan nilai yang lebih
atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau
perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi
diminati oleh pelanggan), kartu komentar (yang bisa diisi langsung atau
atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu
penyempurnaan selanjutnya.
BOR, LOS dan TOI. Ukuran ini merupakan ukuran yang tidak langsung
41
(indirect), dan sebenarnya tidak cukup. Dalam situasi ini tidak ada
ke waktu.
Cara ini merupakan pelengkap bagi cara-cara lain tersebut diatas, dan
organisasi lain.