Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISA EVALUASI DAN PEMBELAJARAN PROPER SUB


HOLDING GAS PERTAMINA 2022

Muhammad Haydar Respati


(20513103)

Dosen Pembimbing

Elita Nurfitriyani Sulistyo, S.T., M.Sc.


(185130402)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISA PENERAPAN PROGRAM CSR (Corporate Social


Responsibility) DALAM PROPER DI PT PERTAMINA GAS
NEGARA

Pelaksana Kerja Praktik:


Muhammad Haydar Respati ( NIM 20513103 )

Menyetujui, Menyetujui,
Koordinator Kerja Praktik, Dosen Pembimbing,

Adam Rus Nugroho, S.T., M.T., Ph.D. Elita Nurfitriyani Sulistyo, S.T., M.Sc
NIK 155131304 NIK 185130402

Mengetahui,
Ketua Program Studi,

Any Juliani, S.T., M.Sc.(Res.Eng.), Ph.D.


NIK 045130401
LEMBAR PENGESAHAN PT PERTAMINA GAS NEGARA
LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISA PENERAPAN PROGRAM CSR (Corporate Social


Responsibility) DALAM PROPER DI PT PERTAMINA GAS
NEGARA

Dengan ini kami menyatakan bahwa mahasiswa yang namanya tertera di bawah ini telah
menyelesaikan pelaksanaan kerja praktik beserta penyusunan pelaporannya di
PT PERTAMINA GAS NEGARA

Muhammad Haydar Respati ( NIM 20513103 )

Jakarta Barat, 20 September 2023

Menyetujui,
Pembimbing Lapangan,

Nama Pembimbing Lapangan (beserta gelar)


Jabatan Pembimbing Lapangan
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Kata Pengantar

i
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Daftar Isi

Kata Pengantar i
Daftar Tabel iii
Daftar Gambar iv
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 1
1.3. Ruang Lingkup 1
1.4. Manfaat 1
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2
2.1. Tentang Tinjauan Pustaka 2
2.2. Komponen Penulisan 2
2.2.1. Ukuran Kertas, Jenis Huruf, Spasi Garis, dan Nomor Halaman 2
2.2.2. Sitasi dan Referensi 2
2.2.3. Gambar dan Tabel 4
2.3. Judul Subbab 2.3. 4
Bab 3 Gambaran Umum Lokasi Kerja Praktik 5
3.1. Lokasi Instansi 5
3.2. Sejarah Instansi 5
3.3. Struktur Organisasi 5
3.4. Unit-Unit Instansi 5
Bab 4 Hasil dan Pembahasan 6
4.1. Judul Subbab 4.1. 6
4.2. Judul Subbab 4.2. 6
Bab 5 Kesimpulan 7
5.1. Kesimpulan 7
5.2. Saran. 7
Daftar Pustaka 8
Lampiran A Judul Lampiran A 9
Lampiran B Judul Lampiran B 10

ii
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Daftar Tabel

iii
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Daftar Gambar

iv
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Bab 1
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Sebagai afiliasi dari subholding gas, PT Pertamina Gas menjadi bagian dari
Solusi 360 yang dikembangkan oleh PGN. Hal ini memungkinkan layanan yang
terintegrasi dalam pengembangan bisnis bersama kami. Pertamina Gas secara
berkelanjutan melakukan ekspansi bisnis melalui pengembangan infrastruktur
pipa gas dan fasilitas bisnis lainnya demi menjamin kebutuhan pasokan energi
domestik.
PROPER telah diatur pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 1
Tahun 2021, yang didefinisikan sebagai evaluasi kinerja penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Menurut KLHK
2012, PROPER sendiri bersifat selektif dan diperuntukkan bagi industri yang
menimbulkan dampak besar dan meluas terhadap lingkungan. Pertamina Gas
Negara merupakan salah satu perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk
memenuhi peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan sesuai dengan
yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan-undangan
Peran PROPER yaitu untuk meningkatkan peran perusahaan dalam
melakukan pengelolaan lingkungan sekaligus menimbulkan dorongan perusahaan
dalam pemenuhan peraturan lingkungan dan nilai tambah terhadap pemeliharaan
sumber daya alam, konservasi energi, dan pengembangan masyarakat.
Pelaksanaan dari PROPER ini ditunjukan melalui kelas warna dengan masing-
masing deskripsi didalamnya. Hitam untuk perusahaan yang dengan sengaja
melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran. Merah untuk perusahaan yang
upaya pengelolaan lingkungannya tidak sesuai dengan persyaratan dalam
peraturan perundangundangan. Biru diberikan kepada perusahaan yang telah
melakukan pengelolaan lingkungan sesuai dengan persyaratan perundang-
undangan. Hijau diberikan pada perusahaan yang memiliki system manajemen
lingkungan, efisiensi sumber daya dan melakukan pengelolaan lingkungan lebih

1
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui


pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara
efisien melaluiupaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan
upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev) dengan baik. Emas Diberikan
kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten
menunjukkan keunggulan lingkungan (Environmental Excellency) dalam proses
produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab
terhadap masyarakat.

1.2. Tujuan
Tujuan dari Kerja Praktik ini adalah:
1. Mengetahui prinsip dasar PROPER sesuai dengan regulasi yang berlaku
2. Mengetahui pencapaian PROPER oleh PT Pertamina Gas Negara
3. Mengetahui kriteria penilaian PROPER oleh PT Pertamin Gas Negara

1.3. Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari Kerja Praktik ini adalah:
1. Mahasiswa melakukan Kerja Praktik (KP) di lingkungan PT Pertamina
Gas Negara
2. Menganalisis perbaikan pemenuhan klausal PROPER berdasarkan
Permen LHK No.1 Tahun 2021 PT Pertamina Gas Negara

1.4. Manfaat
Manfaat yang bisa didapatkan dari Kerja Praktik ini adalah:
1) Bagi Perguruan Tinggi
a. Membina hubungan baik antara perguruan tinggi dengan instansi
yang bersangkutan.
b. Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu mahasiswa
terutama dalam menghadapi persaingan global dimasa yang akan
datang.
c. Menyiapkan lulusan mahasiswa yang siap kerja
2) Bagi Mahasiswa

2
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

a. Memberikan pengetahuan dan memperdalam ilmu, khususnya


mengenai Program Penilaian Peningkatan Kinerja Perusahaan
(PROPER).
b. Melatih mahasiswa untuk berpikir secara alamiah dan kritis dalam
menganalisa masalah sehingga didapatkan pemecahan masalah
yang sesuai untuk diterapkan, khusunya terkain pelaksanaan
PROPER disuatu perusahaan.
c. Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh
saat perkuliahan sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.
3) Bagi Perusahaan
a. Menjalin hubungan baik anatar akademik (Jurusan Teknik
Lingungan, Universitas Islam Indonesia) dengan instansi terkait
(PT Pertamina Gas Negara).
b. Memberdayakan mahasiswa untuk membantu memecahkan
masalah yang dihadapi oleh perusahaan sesuai dengan kemampuan
mahasiswa yang bersangkutan.
c. Memperoleh masukan-masukan dari mahasiswa untuk membantu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan,
sesuai dengan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan

3
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Bab 2
Tinjauan Pustaka

2.1. Definisi Proper


PROPER telah diatur pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 1
Tahun 2021 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, Proper adalah evaluasi kinerja
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan di bidang pengelolaan lingkungan
hidup.
Proper mendorong perusahaan berkontribusi dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat di wilayah produksi atau tempat lain yang sudah
ditetapkan. Nilai yang menjadi prinsip penyusunan kebijakan CSR (Corporate
Social Responsibility) dalam Proper adalah ”pemberdayaan”. Oleh sebab itu,
substansi dalam kebijakan CSR tidak hanya menyangkut tentang ”harmonisasi”
antara perusahaan dan masyarakat, melainkan upaya terstruktur untuk mendorong
kemandirian masyarakat.
PROPER ini dikembangkan dengan sifatnya yang selektif, dimana tidak
seluruh sektor perusahaan dan/atau perindustrian yang turut andil menjadi peserta
PROPER. PROPER ini diperuntukan bagi industri yang menimbulkan dampak
besar dan meluas terhadap lingkungan (KLHK, 2012).
2.2. Tujuan Proper
Pemberian penghargaan PROPER bertujuan untuk mendorong perusahaan-
perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup yang ada, guna
tercapainya kualitas lingkungan yang unggul (environmental excellence) melalui
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa,
penerapan sistem manajemen lingkungan, konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle),
efisiensi energi, konservasi sumber daya, dan pelaksanaan bisnis yang beretika
serta bertanggung jawab terhadap pembangunan masyarakat (KLHK, 2012)
2.3 Perkembangan PROPER sesuai Permen LHK No.1 Tahun 2021
Pemberlaukan ketentuan PROPER terbaru sesuai PERMEN LHK NO. 1
Tahun 2021 merupakan pembaruan dari PERMEN LHK No.3 Tahun 2014. Pada
Permen Lingkungan Hidup No.3 Tahun 2014, proper menerapkan siklus deming
(Plan-Do-Check-Action) yang bertujuan untuk mengontrol dan meningkatkan

4
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

proses dan produk secara berkelanjutan. Sedangkan perkembangan proper terbaru


yaitu Permen LHK No.1 Tahun 2021 tetap menerapkan siklus deming (Plan-Do-
Check-Action) dengan menambahkan penerapan inovasi sosial, dimana inovasi
sosial diharapkan terciptanya harmonisasi antara masyarakat dan komunitas
setempat dengan perusahaan.
Dalam izin lingkungan juga terdapat perbedaan seperti pada Permen LHK
No.3 Tahun 2014 dimana dilakukannya penilaian tersendiri untuk kepemilikan,
pelaksanaan dan penyelenggaraan. Sedangkan dalam Permen LHK No.1 Tahun
2021 izin lingkungan dilakukan dengan cara penilaian terintegrasi ke dalam setiap
tematik aspek penilaian (PPA, PPU, PLB3). Pengendalian Pencemaran air dan
udara hanya dilakukan pemantauan manual dalam Permen LHK No.3 Tahun
2014, pada Permen LHK No.1 Tahun 2021 lebih dikembangkan dengan tidak
hanya menerapkan pemantauan secara manual saja akan tetapi dilakukannya
pemantauan secara otomatis dan terus menerus.
Mengenai pengendalian pencemaran air terdapat pembaruan dalam peraturan
baku mutu PPA dan titik penataannya. Peraturan baku mutu PPA dalam Permen
LHK No.3 Tahun 2014 peringkat pewarnaan biru diberikan pada pemenuhan baku
mutu > 90% periode proper sedangkan pada Permen LHK No.1 Tahun 2021
peringkat pewarnaan biru diberikan pada pemenuhan baku mutu 100% periode
proper. Begitu juga dengan titik penataan, pada Permen LHK No.3 Tahun 2014
titik penataan diberikan berdasarkan izin pembuangan air limbah dan izin LA.
Sedangkan dalam Permen LHK No.1 Tahun 2021 titik penataan bukan hanya
diberikan berdasarkan izin pembuangan air limbah dan izin LA saja akan tetapi
berdasarkan matriks RKL-RPL dan matriks UKL-UPL juga.
Terdapat Perubahan pada peraturan titik penataan pengendalian pencemaran
udara, dimana dalam Permen LHK No.3 Tahun 2014 titik penataan diberikan
berdasarkan inventarisasi emisi, sedangkan dalam Permen LHK No.1 Tahun 2021
titik penataan diberikan berdasarkan matriks RKL-RPL dan UKL-UPL juga
dilakukan pembagian kembali tidak hanya emisi akan tetapi berdasarkan udara
ambien, kebisingan dan kebauan. Pada pengelolaan Limbah B3 juga terdapat
perubahan dalam pengelolaan pihak ketiga dimana pada Permen LHK No.3 Tahun
2014 pengelolaan pihak ketiga hanya diberikan kepada pihak yang memiliki

5
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

kontrak kerja sama saja, sedangkan dalam Permen LHK No.1 Tahun 2021 tidak
hanya diberikan kepada pihak yang memiliki kontrak kerja sama saja akan tetapi
diberikan kepada pihak manifest elektronik untuk pengelolaannya.
Permen LHK No.1 tahnun 2021 juga menerapkan Penilaian Daur Hidup atau
Life Cycle Assessment (LCA) yang merupakan kompilasi dan evaluasi masukan,
keluaran dan dampak lingkungan potensial dari sistem produk di seluruh daur
hidupnya. LCA juga merupakan pendekatan untuk menilai suatu sistem produk
secara kuantitatif. Dengan melakukan penilaian daur hidup, pengambil keputusan
dapat mempunyai dasar yang berbasis data dan fakta dalam mengambil keputusan.
LCA memiliki 7 prinsip yang mendasar, yaitu persektif daur hidup, fokus
lingkungan, pendekatan relatif dan unit fungsional, pendekatan iteratif,
transparansi, bersifat komprehensif, dan prioritas pendekatan ilmiah. LCA dapat
diaplikasikan untuk berbagai keperluan dari pemrakarsa. LCA dapat digunakan
mulai dari perancangan produk, pengembangan proses produksi yang lebih baik,
inovasi produk dan proses, meningkatkan sistem manajemen lingkungan,
pemilihan produk atau proses serta pemilihan pemasok, mengomunikasikan
informasi lingkungan untuk produk yang dihasilkan oleh perusahaan, penetapan
strategi perusahaan, hingga pengambilan keputusan untuk kebijakan dalam
pemerintahan.
2.4 Kriteria PROPER

Kriteria penilaian PROPER terdiri dari dua kategori, yaitu kriteria


penilaian ketaatan dan kriteria penilaian lebih dari yang dipersyaratkan dalam
peraturan (beyond compliance). Peraturan lingkungan hidup yang digunakan
sebagai dasar penilaian ketaatan berkaitan dengan :

1. Persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporannya


2. Pengendalian pencemaran air
3. Pengendalian pencemaran udara
4. Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
5. Pengelolaan limbah non B3

Aspek-aspek yang dinilai dalam kriteria penilaian lebih dari yang


dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) berkaitan dengan :

6
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

1. Pelaksanaan penilaian daur hidup (life cycle assesment)


2. Sistem manajemen lingkungan
3. Penerapan sistem manajemen lingkungan untuk pemanfaatan
sumber daya pada bidang :
a) efisiensi energi
b) penurunan Emisi
c) efisiensi air dan penurunan beban Air Limbah
d) pengurangan dan pemanfaatan Limbah B3
e) pengurangan dan pemanfaatan limbah non B3
f) perlindungan keanekaragaman hayati
4. Pemberdayaan masyarakat
5. Tanggap kebencanaan
6. Inovasi sosial

2.5 Peringkat PROPER

Tabel 2.1 Peringkat Penilaian PROPER

PERINGKAT KETERANGAN
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan
Emas keunggulan lingkungan (Environmental Excellency)
dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan
bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap
masyarakat.
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan
lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond
Hijau compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan
lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien
melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan
Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial
(CSR/Comdev) dengan baik.

7
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau


Biru kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan
lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan
ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang upaua pengelolaan lingkungan hidup
Merah dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau
Hitam melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak
melaksanakan sanksi administrasi
(Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup)

2.6 Penilaian PROPER Hijau dan Emas


PROPER hijau dan emas adalah peringkat yang juga difokuskan pada poin
beyond compliance. Berbeda dengan PROPER biru yang hanya difokuskan pada
persyaratan yang sebagimana diatur dalam Perundang- undangan. PROPER
beyond compliance untuk penilaiannya lebih dari yang dipersyaratkan dengan
tujuan agar dapat mendorong perusahaan taat peraturan dan keunggulan
lingkungan dalam intergrasi pengembangan proses produksi dan jasa, serta dapat
bertanggung jawab terhadap masyarakat.
2.7 Penapisan Kandidat Hijau dan Emas

Penilaian kinerja lebih dari yang diwajibkan didahului dengan


mekanisme penapisan terhadap calon kandidat hijau, kandidat hijau dan
kandidat emas, berdasarkan:

a. status ketaatan sementara, pelaksanaan audit energi dan audit


lingkungan wajib untuk penapisan calon kandidat hijau
b. nilai DRKPL dan nilai sistem manajemen lingkungan untuk

8
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

penapisan kandidat hijau


c. nilai passing grade, konsistensi peringkat lebih dari yang
diwajibkan dan inovasi sosial untuk penapisan kandidat emas.
Penyampaian Dokumen Penilaian Kinerja Lebih dari yang Diwajibkan
Bagi peserta Proper yang ditetapkan sebagai calon kandidat hijau dapat
menyampaikan dokumen isian penilaian yang terdiri dari :
a. surat pernyataan dari pimpinan usaha dan/atau kegiatan yang
dinilai yang menyatakan bahwa data dan informasi yang
disampaikan adalah benar dan pimpinan bertanggung jawab
secara etika dan hukum terhadap kebenaran data yang
disampaikan

b. DRKPL Usaha dan/atau Kegiatan yang dinilai yang berupa


makalah yang paling banyak 25 (dua puluh lima) lembar halaman
yang berisi deskripsi secara ringkas dan jelas tentang keunggulan-
keunggulan lingkungan yang ingin ditonjolkan oleh usaha
dan/atau kegiatan yang dinilai berdasarkan formulir isian dan
bukti relevan tentang sistem manajemen lingkungan pemanfaatan
sumber daya, dan program pemberdayaan masyarakat.
Catatan: Jika dokumen ringkasan kinerja pengelolaan Usaha
dan/atau Kegiatan yang dinilai lebih dari 25 (dua puluh lima)
halaman, maka dikurangi sebanyak 50 (lima puluh) poin dari total
nilai.
Penapisan calon kandidat hijau, kandidat hijau dan kandidat emas
dilaksanakan sesuai dengan yang terdapat di dalam diagram alir sebagai berikut :

9
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Gambar 2.1 Diagram Alir Penapisan calon kandidat hijau, kandidat hijau dan
kandidat emas

Penentuan passing grade kelompok hijau ditentukan dengan mekanisme


sesuai dengan yang terdapat di dalam diagram alir sebagai berikut :

Gambar 2.2 Diagram Alir Penetapan Passing Grade Hijau dan Emas
2.8 Prosedur dan Pelaksanaan PROPER
PROPER mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan,
ekonomi dan sosial melalui instrumen insentif dan disentif melalui
penyebarluasan setiap tahun. Insentif dalam bentuk penyebarluasan reputasi atau
citra positif kepada masyarakat dan stakeholders untuk kinerja hijau dan emas.
Disentif dalam bentuk penyebarluasan reputasi atau citra buruk bagi perusahaan
yang mempunyai kinerja Merah dan Hitam yang taat regulasi. Berdasarkan
Permen. LH nomor 06 tahun 2013 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja

10
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, prosedur pelaksanaan


PROPER meliputi tahap persiapan, tahap pengawasan, tahap penilaian, dan tindak
lanjut. Yaitu sebagai berikut :
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan pelaksanaan pada dasarnya merupakan persiapan untuk
melaksanakan kegiatan PROPER selanjutnya. Pelaksanaan PROPER
dilakukan dengan menilai ketaatan suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap
pemenuhan kewajiban sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-
udangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Tahapan
yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
1. Pemilihan usaha dan/atau kegiatan yang dinilai kinerjanya
Usaha dan/atau kegiatan yang dinilai kinerjanya melalui PROPER disebut
sebagai peserta PROPER. Kriteria peserta PROPER adalah usaha dan/atau
kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL, yang:
a. Hasil produk yang dihasilkan untuk tujuan ekspor
b. Terdaftar dalam pasar bursa
c. Menjadi perhatian masyarakat, baik dalam lingkup regional maupun
nasional. Usaha dan/atau kegiatan di wilayah administrasinya sebagai
peserta PROPER. Selain itu, perhatian dari pemangku kepentingan
strategis seperti lembaga legislatif, lembaga swadaya masyarakat juga
menjadi bahan pertimbangan penting untuk penapisan peserta
PROPER; dan/atau
d. Skala kegiatan cukup signifikan untuk menimbulkan dampak terhadap
lingkungan.
Pemerintah provinsi ataupun pemerintah kabupaten/kota dapat
menyampaikan usulan usaha dan/atau kegiatan di wilayah administrasinya
sebagai peserta PROPER dengan mengacu kepada kriteria PROPER. Dalam
hal pemerintah kabupaten/kota ingin mengusulkan peserta PROPER, usulan
tersebut disampaikan kepada pemerintah provinsi, untuk selanjutnya oleh
pemerintah provinsi disampaikan kepada sekretariat PROPER.
Terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak memenuhi kriteria peserta
PROPER sebagaimana disebutkan diatas, tetapi ingin turut serta menjadi

11
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

peserta PROPER apat menyampaikan keinginannya secara tertulis kepada


sekretariat PROPER Setelah calon peserta PROPER telah terdata di
sekretariat PROPER, selanjutnya tim teknis PROPER menetapkan daftar
peserta PROPER dengan mengacu kepada :
a. Kriteria peserta PROPER
b. Rencana strategis Kemen LH atau rencana strategis pelaksanaan
PROPER
c. Usulan dari unit-unit terkait yang didasarkan pada kepentingan
pelaksanaan kebijakan pengendalian pencemaran;
d. Usulan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

Setelah calon peserta PROPER ditetapkan, maka selanjutnyaadalah


melakukan pengawasan. Pengawasan yang dilakukan dalam PROPER adalah
pengawasan yang bersifat wajib, sehingga usaha dan/atau kegiatan yang telah
ditetapkan sebagai peserta PROPER tidak dapat menolak kecuali usaha
dan/atau kegiatan tersebut sudah atau sedang tidak beroperasi atau sedang
dalam proses penegakan hukum lingkungan. Sebelum pelaksanaan
pengawasan dilakukan, peserta PROPER akan mendapat pemberitahuan
secara tertulis ataupun diundang menghadiri kegiatan sosialisasi PROPER.
2. Penguatan kapasitas
Pelaksanaan penguatan kapasitas dikoordinasikan oleh Kementrian
Lingkungan Hidup melalui Sekretariat PROPER. Dalam pelaksanaannya, tim
teknis PROPER menyiapkan materi muatan yang diperlukan terkait dengan
pelaksanaan PROPER. Peningkatan kapasitas PROPER dapat dilakukan
dalam beberapa mekanisme, yaitu
a. Peningkatan kapasitas PROPER oleh Kemen LH kepada tim pelaksana
PROPER provinsi
b. Peningkatan kapasitas PROPER oleh tim pelaksanaan PROPER
provinsi kepada tim pelaksana PROPER kabupaten/kota dengan
menggunakan muatan materi yang ditetapkan oleh tim teknis PROPER

12
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

c. Peningkatan kapasitas PROPER oleh tim teknis PROPER kepada tim


inspeksi PROPER di Kemen LH maupun kepada tim pelaksanan
PROPER provinsi dan kabupaten/kota.
Dalam melaksanakan peningkatan kapasitas, Kemen LH dapat melibatkan
pakar dari luar yang mempunyai kompetensi tertentu sesuai dengan
kebutuhan. Pelaksanaan peningkatan kapasitas ditujukan agar setiap pihak
yang terlibat dalam pelaksaan pengawasan PROPER memahami hal-hal apa
saja yang harus diperhatikan di lapangan. Dengan demikian, kriteria
penilaian PROPER menjadi penting untuk dipahami dalam mengawasi
peserta PROPER.
Kriteria PROPER dapat dikembangkan oleh tim teknis PROPER dengan
mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak antara lain pemerintah
provinsi, kabupaten/kota, asosiasi industri, usaha dan/atau kegiatan yang
dinilai, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, instansi terkait, dan
dewan pertimbangan PROPER. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
dapat mengusulkan kriteria penentuan PROPER yang spesifik untuk
daerahnya masing-masing dengan ketentuan usulan kriteria didasarkan atas
peraturan daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup dan
tidak boleh longgar daripada peraturan nasional.
3. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan oleh tim teknis PROPER kepada para pemangku
kepentingan terkait untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan PROPER. Kegiatan sosialisasi PROPER dilakukan melalui
berbagai metode seperti pencetakan dan penyebaran brosur dan buklet,
seminar dan lokakarya, dan kegiatan dengan media massa.
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan untuk menjelaskan kriteri yang digunakan
dalam PROPER. Dengan demikian, pelaksanaan sosialisasi oleh tim teknis
PROPER dan/atau tim inspeksi PROPER ditujukan kepada penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan yang akan dinilai, asosiasi industri,
pemerintah provinsi dan kab/kota dalam skala nasional.

13
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Tim pelaksana PROPER provinsi melakukan sosialisasi kepada penanggung


jawab usaha dan/atau kegiatan yang dinilai di wilayahnya dengan
narasumber dari tim teknis dana tau tim inspeksi PROPER Kemen LH
4. Pengawasan
Pengawasan PROPER dilakukan melalui mekanisme:
1. Pengawasan langsung
Pengawasan langsung dilakukan melalui pengumpulan data, inspeksi
lapangan, dan penyusunan berita acara.
a. Pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan untuk kebutuhan penilaian peringkat
PROPER. Jenis data yang dijadikan acuan tim teknis diantaranya yaitu data
sekunder dan data primer. Data sekunder merupakan data yang dihasilkan
oleh pihak selain tim inspeksi, dan data primer adalah data yang didapatkan
secara langsung oleh tim inspeksi dalam kegiatan inspeksi.
b. Pelaksanaan inspeksi
Pelaksanaan inspeksi dilakukan oleh tim inspeksi yang ditetapkan oleh
ketua atau wakil ketua tim teknis inspeksi dalam rangka pengawasan di
pelaksanaan inspeksi. Ketua tim teknis dapat mendelegasikan penetapan dan
penugasan tim pelaksana PROPER provinsi kepada kepala instansi
lingkungan hidup provinsi yang ditunjuk untuk melaksanakan PROPER.
Penetapan susunan tim inspeksi harus memperhatikan objek pengawasan,
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Susunan tim Inspeksi PROPER

No Objek Pengawasan Susunan Tim


Petugas PROPER KLH:
a. Satu orang pengawasan
aspek air dan udara
Peserta PROPER yang diawasi oleh b. Satu orang pengawasan
1
Kementrian Lingkungan Hidup aspek pengelolaan LB3
c. Satu orang pejabat
pengawas lingkungan
hidup kabupaten/kota

14
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Petugas PROPER provinsi:


a. Satu orang
pengawasan aspek
air dan udara
Peserta PROPER yang diawasi oleh b. Satu orang
2
provinsi pengawasan aspek
pengelolaan LB3
c. Satu orang pejabat
pengawas lingkungan
hidup kabupaten /kota
Pada akhir pengawasan, harus disusun berita acara
pengawasan PROPER, yang didalamnya memuat informasi :
1. Informasi umum usaha dan/atau kegiatan yang dinilai
2. Kinerjapenataan dalam pengendalian pencemaran air
3. Kinerjapenataan dalam pengendalian pencemaran udara
4. Kinerja penataan pengolahan limbah B3
5. Pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan
6. Pelaksanaan tata graha (housekeeping)
7. Temuan mayor;
8. Pelaksanaan potensi kerusakan lahan yaitu khusus untuk kegiatan
pertambangan.

Penyusunan berita acara inspeksi lapangan dilakukan oleh tim inspeksi


atau pejabat pengawas lingkungan hidup setelah melaksanakan
kunjungan lapangan. Berita acara ini digunakan sebagai dasar untuk
melakukan penilaian terhadap penataan kinerja usaha dan/atau kegiatan
yang dinilai dalam pengelolaan lingkungan.
2. Pengawasan tidak langsung
Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui pemeriksaan isian
laporan ketaatan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana terlampir
dalam lampiran II. Tahapan dalam melakukan pengawasan tidak
langsung meliputi :

15
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

a. Penapisan peserta pengawasan tidak langsung


b. Sosialisasi pengawasan tidak langsung
c. Pengisian laporan ketaatan pengelolaan lingkungan oleh
perusahaan
d. Pengumpulan laporan ketaatan pengelolaan lingkungan hidup.
Perusahaan yang memperoleh perbaikan peringkat kinerja berdasarkan
mekanisme evaluasi kinerja pengelolaan lingkungan perushaan
peringkat merah tidak termasuk dalam kriteria perusahaan yang masuk
dalam pengawasan tidak langsung.

2.9 Corporate Social Responsibility (CSR)

Implementasi konsep Coorporate Social Responsibility (CSR) oleh setiap


perusahaan saat ini telah menunjukkan trend positif secara global untuk
menunjukkan bentuk tanggung jawab akan keberadaan perusahaan terhadap
lingkungan masyarakat dan sekitarnya yang merupakan bagian penting dari
pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan. Menurut World Business
Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai komitmen
berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan
pada perkembangan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja
dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas
(Wibisono, 2007).
Dalam aspek hukum, CSR juga diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 Tentang “PERSEROAN TERBATAS” Pasal 47 Ayat (1) dan (2) yang
berbunyi : “(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahayanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan. (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.” Selain Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tersebut, di Indonesia kewajiban perusahaan untuk
melaksanakan corporate social responsibility juga diatur dalam PP No. 47 Tahun

16
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas serta
Peraturan BUMN No. PER- 05/MBU/2007 yang telah mengalami perubahan
beberapa kali dan terakhir adalah No. PER-08/MBU/2013 yang mengatur
Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan (PKBL).
CSR merefleksikan suatu nilai tambah (value added) yang positif yang sangat
mendukung perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan di masa
mendatang. CSR memberikan citra yang sangat positif di mata masyarakat
mengenai perusahaan itu sendiri yang pada akhirnya dapat bermuara pada
keuntungan jangan panjang perusahaan yang saat ini mungkin tidak dapat
diperkirakan. Citra yang positif akan membantu perusahaan dalam mewujudkan
investasi sosial yaitu penerimaan publik atau legitimasi. Perusahaan yang
menjalankan CSR dapat mendorong pemerintah dan publik memberi “izin” atau
“rertu” bisnis. Karena dianggap telah memenuhi standar operasi dan kepedulian
terhadap lingkungan dan masyarakat luas (Suharto, 2008).
2.10 Community Development (CD) dan Social Mapping
Selain konsep CSR rancangan pemetaan sosial (Sosial Mapping) yang
dilakukan ini juga mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 6
Tahun 2013 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). PROPER merupakan program
unggulan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia melalui studi
pengawasan dan pemberian insentif dan/atau disinsentif kepada penanggung
jawab usaha dan/atau studi. Pemberian penghargaan PROPER bertujuan
mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan
mencapai keunggulan lingkungan (Environmental Excellence) melalui integrasi
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa,
penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi
sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggungjawab
terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat (Community
Development). Dengan mengacu pada regulasi diatas dan mendasarkan pada
prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat, komitmen CSR yang dilakukan oleh
Perusahaan diharapkan dapat berdiri pada tonggak Good Corporate Citizenship.

17
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Bab 3
Gambaran Umum

3.1 Sejarah Pertamina Gas Negara


Pertamina Gas Negara adalah sebuah perusahaan nasional Indonesia terbesar
pada bidang transmisi dan distribusi gas bumi yang berperan besar dalam
pemenuhan kebutuhan gas bumi dosmetik. Secara berkelanjutan, Pertamina Gas
Negara mengintegrasikan bisnis gas bumi dari hulu sampai hilir demi memenuhi
kebutuhan masyarakat akan energi terutama gas alam.
1859 – 1965
Awal mula berdiri dengan nama L.J.N. Eindhoven & Co yang merupakan
sebuah perusahaan gas swasta milik Belanda yang didirikan pada tahun 1859.
Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik
dan Gas yang berada dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan
kapasitas pembangkit listrik sebesar 157,5 Mega Watt. Pada Tahun 1958 I.J.N.
Eidnhoven & Co dinasionalisasikan dan berubah nama menjadi PN Gas.
Pada saat diambil alih oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1950, PGAS
diberi nama NV. Netherland Indische Gaz Maatschapij (NV. NIGM).
Selanjnutnya diambil alih kembali oleh Pemerintah Republik Indonesia pada
tahun 1958 dan terdapat perubahan nama menjadi Badan Pengambil Alih
Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas (BP3LG) yang kemudian beralih menjadi
BPU-PLN pada tahun 1961. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 19/1965
tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi Perusahaan Gas Negara dan tanggal ini
diperingati sebagai hari jadi PGN setiap tahunnya.
1974 – 1994
Bisnis PGN makin meluas dimana ditandai dengan terbentuknya anak
perusahaan PT Transportasi Gas Indonesia. Awal mula penyaluran gas alam di
kota Cirebon pada tahun 1974, kemudian disusul ke wilayah Jakarta pada tahun
1979, Bogor pada tahun 1980, Palembang tahun 1996 dan Surabaya pada tanggal
14 Februari 1994. Pada tahun 1984 berdasarkan Peraturan Pemerintah, PN. Gas
diubah menjadi perusahaan umum (Perum) dengan nama “Perusahaan Umum Gas
Negara”. Perubahan terakhir adalah berdasarkan Peraturan Pemerintah No.37

18
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

tahun 1994, PGAS diubah dari Perum menjadi perusahaan perseroan terbatas
yang dimiliki oleh negara (Persero) menjadi “PT Perusahaan Gas Negara
(Persero)”dengan ruang lingkup usaha yang lebih luas.
2003 – 2012
Pada saat PGN memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka yang
ditandai dengan terdaftarnya saham PGN pada tanggal 15 Desember 2003 di
Bursa Efek Indonesia dengan kode PGAS, dan resmi namanya menjadi PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Pada tanggal 25 Oktober 2007, diresmikan pipa penyalur gas SSWJ II
segmen di Grissik-Pagardewa oleh Menteri BUMN untuk PT Krakatau Daya
Listrik. Pada tahun yang sama pula PGN mendirikan anak perusahaan antara lain
yaitu PT Saka Energi Indonesia , PT PGAS Telekomunikasi Nusantara, PT Gagas
Energi Indonesia, PT PGAS Solution, dan PT PGN LNG Indonesia.
2014 – 2016
PGN melakukan perubahan organisasi bersama anak dan afliasi dalam bentuk
ONE PGN, dalam mengukuh langkah tahapan selanjutnya menuju perusahaan
kelas dunia di bidang gas. PGN membangun dan mengelola proyek jaringan gas
bumi rumah tangga di wilayah Batam, Surabaya, Tarakan, yang sebelumnya di
tahun 2015 ditugaskan mengelola di 11 wilayah.
2018 – Sekarang
Perusahaan Gas Negara bergabung menjadi anak usaha Pertamina.
pemerintah menerbitkan aturan holding migas melalui Peraturan Pemerintah (PP)
No. 6 Tahun 2018 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik
Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Pertamina. PGN
selanjutnya sampai sekarang berganti nama dari yang sebelumnya PT Perusahaan
Gas Negara Tbk (PGAS) menjadi PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN).

3.2 Profil Pertamina Gas Negara


PT Pertamina Gas adalah perusahaan yang bergerak dalam sektor midstream
dan downstream industri gas Indonesia. Dimiliki oleh PT Perusahaan Gas Negara
Tbk. (PGN) dan PT Pertamina (Persero), Pertamina Gas adalah bagian dari
subholding Gas di Indonesia yang berperan pada usaha niaga gas, transportasi gas,

19
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

pemrosesan gas dan distribusi gas, serta bisnis lainnya yang berhubungan dengan
gas alam dan produk turunannya.
Adanya peningkatan kebutuhan komoditas gas di Indonesia sebagai alternatif
energi pengganti bahan bakar minyak yang ramah lingkungan, maka dari itu
secara berkelanjutan Pertamina Gas Negara mengembangkan bisnisnya dengan
pengembangan ruas pipa transmisi gas baru, jaringan gas rumah tangga baru dan
proyek-proyek fasilitas gas lainnya di seluruh Indonesia demi menjamin
kebutuhan pasokan energi domestik. Kompetensi PGN dan Pertamina dalam
mengelola usaha gas akan mendorong Pertamina Gas sebagai perusahaan energi
utama di Indonesia. Pertamina Gas hadir untuk mendukung ketahanan energi
Indonesia. Saling dukung dari PGN dan Pertamina, serta afiliasi lainnya, akan
menghasilkan sinergi yang kokoh di bidang bisnis gas.
3.2.1 Anak Perusahaan
Pertamina Gas Negara memiliki anak perusahaan sebagai berikut ;
Tabel 3.1 Daftar Anak Perusahaan
No Nama Perusahaan
1 PGN Pagardewa
2 PGN SOR l – Stasiun Panaran
3 PGN GDMR lll
4 PGN SOR ll - Cimanggis
5 Saka Pangkah
6 KJG
7 Pertagas SSA
8 Pertagas WJA
9 Pertagas EJA
10 Pertagas Kalimantan – SKG Bontang
11 Perta Samtan Gas – (Fractination dan Extraction)
12 PGN LNG Indonesia
13 PGN SOR l – Stasiun Gas Pasar lX
14 Saka Energi Muriah
15 TGI
16 Pertagas NSA

20
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

17 Perta Arun Gas

3.3 Lokasi Pertamina Gas Negara


PT Pertamina Gas Negara Tbk (berbisnis dengan nama Pertamina Gas
Negara) adalah anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang gas alam. Kantor
Pusat Pertamina Gas Negara berlokasi di Jalan Kyai Haji Zainul Arifin,
RT.8/RW.7 Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kawasan kantor Pertamina Gas Negara berada di
kawasan padat penduduk.

Gambar 3.1 Peta Lokasi PT Pertamina Gas Negara (Sumber ; Google Earth)
3.4. Visi dan Misi
3.4.1 Visi
Pemimpin global dalam mengembangkan rantai suplai gas dan
berkomitmen untuk memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi para
stakeholders.
3.4.2 Misi
1. Mengembangkan infrastruktur gas terbaik di kelasnya.
2. Menjalankan operasi yang aman dan ramah lingkungan.
3. Menanamkan investasi dalam teknologi dan inovasi.
4. Merekrut dan mengembangkan tenaga kerja berbakat.

21
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

3.5. Struktur Organisasi

22
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Bab 4
Hasil dan Pembahasan

4.1 Prinsip Dasar PROPER Sesuai Dengan Regulasi yang Berlaku


4.2 Pencapaian PROPER Anak Perusahaan PT Pertamina Gas Negara
2021/2022
4.3 Kriteria Penilaian PROPER Anak Perusahan PT Pertamina Gas Negara
4.4 Target PROPER Anak Perusahaan PT Pertamina Gas Negara
4.5 Perbedaan Klausul PROPER Permen LHK No. 3 Tahun 2014 dengan
PROPER Permen LHK No. 1 Tahun 2021
Berikut ini merupakan tabel perbedaan dan perubahan klausul PROPER :
Tabel 4.11 Matriks Perbedaan Klausul

23
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Bab 5
Kesimpulan

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

24
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Daftar Pustaka

Masduqi, A. (2016). Operasi dan Proses Pengolahan Air, Edisi Kedua.

Naeem, A., Farooq, M. S., Khelifi, A., & Abid, A. (2020). Malignant Melanoma
Classification Using Deep Learning: Datasets, Performance
Measurements, Challenges and Opportunities. IEEE Access, 8, 110575–
110597. https://doi.org/10.1109/ACCESS.2020.3001507

Psikologi, I. (2022, 2 Oktober). Penulisan Referensi APA Style Edisi


7. ilmuwanpsikologi.com. https://www.ilmuwanpsikologi.com/2021/03/
penulisan-daftar-referensi-apa-style-7.html

25
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Lampiran A
Judul lampiran A

26
Judul Kerja Praktik
Dibuat Dua Baris

Lampiran B
Judul lampiran B

27

Anda mungkin juga menyukai