Anda di halaman 1dari 12

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)

Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

DESAIN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK PENGEMBANGAN


PRODUK BATIK TULIS DI PACITAN

Esty Poedjioetami1
Rony Prabowo2
*1 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur ITATS
*2 Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri ITATS
email : esty_harie@yahoo.co.id email : rony_prabowomt@yahoo.co.id

Abstrak
Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat yang berdampak pada persaingan bisnis
yang semakin ketat telah memberikan peluang besar kepada konsumen untuk menuntut produk
dengan kualitas yang tinggi dengan harga yang bersaing. Usaha kecil batik tulis di klaster UKM di
Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur berkembang sangat pesat. Perkembangan ini mendorong
persaingan antar usaha kecil menjadi semakin intens. Para pelaku usaha kecil batik tulis ini
dituntut lebih kreatif dalam menyusun strategi pemasaran agar dapat menarik konsumen. Karena
banyaknya pilihan usaha batik tulis ini membuat konsumen mempunyai daya tawar yang lebih
tinggi. Tujuan utama penelitia pada usaha kecil batik tulis di klaster UKM di Kabupaten Pacitan
Propinsi Jawa Timur ini adalah melakukan suatu pengembangan produk yang nantinya akan
meningkatkan kualitas produk, dengan menganalisis atribut-atribut yang melekat pada produk
berdasarkan pada suara pelanggan (voice of customer) yang kemudian dihubungkan dengan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga nantinya dihasilkan suatu keputusan yang
menguntungkan perusahaan. Untuk itu metode yang tepat dan terintegrasi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut adalah dengan menggunakan Quality Function Deployment. Dari aplikasi ini
kemudian dianalisis dan kemudian dari hasl analisis ini dihasilkan suatu usulan-usulan
pengembangan produk menurut bobot dan prioritas pengembangan pada atribut-atribut produk
yang dianggap penting oleh pelanggan sehingga produk batik tulis yang dihasilkan oleh usaha
kecil batik tulis di klaster UKM di Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur mempunyai kualitas
dan daya saing yang tinggi di pasaran.

Kata kunci : fitur, usaha kecil, voice of customer, quality function deployment

1. PENDAHULUAN berusaha mereduksi kendala yang dialami


Usaha Kecil dan Menengah mempunyai Usaha Kecil dan Menengah, sehingga mampu
peran penting dan strategis bagi pertumbuhan memberikan kontribusi lebih maksimal
ekonomi negara, baik negara berkembang terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi (Sutaryo, 2004 dalam Imamah, 2008). Bagi
berlangsung di Indonesia, Usaha Kecil dan pelaku sektor informal sebagai wiraswastawan
Menengah merupakan sektor ekonomi yang tidak cukup hanya memiliki keberanian,
memiliki ketahanan paling baik. Kemampuan kreativitas, dinamis dan memahami kebutuhan,
Usaha Kecil dan Menengah perlu diberdayakan tetapi mereka perlu mendapatkan perlindungan
dan dikembangkan secara terus menerus dengan dalam kebijaksanaan. Seorang wirausahaan

-1-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

bukan manusia hasil cetakan melainkan produk/jasa secara murah, berkualitas dan
seseorang yang memiliki kualitas pribadi yang cepat. Dukungan teknologi tepat guna, desain,
menonjol yang nampak dari sikap, motivasi dan teknologi informasi dan komunikasi yang
perilaku yang mendasarinya (Tarmudji, 2000). berkembang dengan sangat cepat
Jiwa kewirausahaan tidak bisa berdiri hanya memungkinkan seluruh pelaku usaha kecil batik
dalam dirinya sendiri, namun jiwa untuk meningkatkan daya saingnya dengan
kewirausahaan berkaitan dengan sistem melakukan koordinasi perencanaan produksi
ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, dan mengurangi biaya-biaya yang dianggap
kreativitas wirausaha agar berkembang harus tidak efisien. Tuntutan-tuntutan tersebut
memerlukan suatu lingkungan pendukung yang membuat koordinasi pengambilan keputusan
berupa sarana usaha pembinaan dan antara elemen-elemen yang ada dalam produk
pengembangan. batik tulis menjadi sangat penting.
Sektor informal ini termasuk industri Pada penelitian ini difokuskan pada
kerajinan tekstil yang bergerak dalam bidang desain QFD pada usaha kecil terutama untuk
industri batik, sektor ini mempunyai andil yang usaha kecil batik tulis di wilayah Kabupaten
cukup besar dalam mengatasi masalah Pacitan Propinsi Jawa Timur. Dipillihnya usaha
pengangguran. Secara konseptual mereka yang kecil ini karena terdapat beberapa alasan antara
berkecimpung dalam sektor informal lain : UKM sebagai pilar perekonomian rakyat,
mempunyai orientasi yang lebih mendasar yaitu UKM sebagai usaha yang sangat rentan untuk
menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan jatuh bangun, UKM memiliki banyak
untuk orang lain. Dengan perkembangan keterbatasan, UKM sebagai alternatif utama
industri kecil, pemerintah menaruh harapan mengurangi pengangguran. Usaha kecil batik
terciptanya perluasan dan pemerataan bagi tulis di Kabupaten Pacitan. Alasan tersebut juga
masyarakat, terpacunya pembangunan daerah dengan melihat kondisi perekonomian
serta dapat memperkenalkan hasil-hasil industri masyarakat di Pacitan yang sampai saat ini
kecil kepada bangsa lain. hanya ditopang dari hasil pertanian padi,
Perkembangan usaha kecil batik tulis di perkebunan kelapa, nelayan dan sebagainya
Jawa Timur mengalami pertumbuhan yang yang mana kegiatannya musiman atau pada
sangat pesat. Pada tahun Tahun 2013 jumlah kurun waktu tertentu. Misalnya bertani padi,
usaha kecil di Jawa Timur meningkat 28% mereka akan menunggi sampai musim panen
dibandingkan tahun 2010. Apalagi sejak tiba, dan selama menunggu itu tidak banyak
masuknya perusahaan – perusahaan besar yang kegiatan yang berarti. Sehingga dengan
bergerak dalam industri pakaian batik, misalnya banyaknya bermunculan usaha kecil maka akan
Batik Danar Hadi, Batik Keris, Batik Nakula, menambah pendapatan masyarakat. Penelitian ii
Batik Solo, Batik Putra Madura, dan sangat concern terhadap kemajuan usaha kecil
sebagainya. Kompetisi dan persaingan yang ada batik di sana terutama dalam penentuan fitur,
mendorong pelaku usaha kecil batik ini untuk atribut dan kualitas yang dapat meningkatkan
dapat memenuhi kebutuhan konsumen akan daya saing usaha kecil batik tulis.

-2-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

1.1 Rumusan Masalah pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi


1. Bagaimana mendeskripsikan fitur dan penyediaan lapangan usaha dan lapangan usaha
atribut kualitas sebagai voice of dan lapangan kerja,peningkatan pendapatan
customer dalam House of Quality yang masyarakat, serta ikut berperan dalam
ada pada QFD yang berlaku pada usaha meningkatkan perolehan devisa dan
kecil batik tulis di Kabupaten Pacitan memperkokoh struktur ekonomi nasional.
Propinsi Jawa Timur ? Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan
2. Bagaimana mendefinisikan komponen- definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga
komponen fitur dan taribut kualitas kerja. Usaha kecil identik dengan industri kecil
yang terlibat dan memberikan bobot dan industri rumah tangga. BPS
berdasarkan survey konsumen (model mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah
business to customer) dan retailer pekerjanya, yaitu : (1) Industri rumah tangga
(business to business) usaha kecil batik dengan pekerja 1 – 4; (2) orang; Industri kecil
tulis di Kabupaten Pacitan Propinsi dengan pekerja 5 - 19 orang; (3) Industri
Jawa Timur ? menengah dengan pekerja 20 - 29 orang; (4)
Industri besar dengan pekerja 100 orang atau
1.2 Tujuan Penelitian
lebih
1. Dapat terdeskripsikan fitur dan atribut
kualitas sebagai voice of customer Kelebihan Usaha Kecil
dalam House of Quality yang ada pada Usaha kecil pada kenyataannya mampu
QFD yang berlaku pada usaha kecil bertahan dan mengantisipasi kelesuan
batik tulis di Kabupaten Pacitan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun
Propinsi Jawa Timur. berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa
2. Dapat terdefinisikan komponen- subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu
komponen fitur dan taribut kualitas menambah devisa Negara khususnya industri
yang terlibat dan memberikan bobot kecil di sektor informal dan mampu berperan
berdasarkan survey konsumen (model sebagai penyangga dalam perekonomian
business to customer) dan retailer masyarakat kecil atau lapisan bawah.
(business to business) usaha kecil batik Usaha kecil memiliki nilai strategis
tulis di Kabupaten Pacitan Propinsi bagi perkembangan perekonomian Negara kita,
Jawa Timur antara lain sebagai berikut (Djojohadikusumo,
2001) :
2. LANDASAN TEORI 1. Banyaknya produk-produk tertentu
Pengertian Usaha Kecil yang dikerjakan oleh perusahaan
Usaha kecil, dalam arti umum kecil, perusahaan besar dan
Indonesia, terdiri atas usaha kecil menengah menengah banyak ketergantungan
(UKM) maupun industri kecil (IK) telah kepada perusahaan kecil, karena jika
menjadi bagian penting dari sistem hanya dikerjakan perusahaan besar
perekonomian nasional, yaitu mempercepat
-3-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

dan menengah marginnya menjadi adanya krisis ekonomi yang melanda dunia,
tidak ekonomis. yang juga berimbas ke Indonesia, UKM
2. Merupakan pemerataan konsentrasi semakin menunjukkan betapa penting
dari kekuatan-kekuatan ekonomi keberadaan mereka sebagai pilar
dalam masyarakat. penopangperekonomian Indonesia. Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang
2.1.2 Kelemahan Pengelolaan Usaha Kecil
cukup besar dalam pembangunan ekonomi
Faktor - faktor yang paling menonjol
nasional, hal ini terlihat dari kontribusinya
sebagai faktor penghambat dalam
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
perkembangan industri rumah tangga dan
Indonesia yang terus meningkat setiap
industri kecil yaitu penyakit tradisionalitas yang
tahunnya. Berdasarkan hasil survey dan
dapat mempengaruhi baik kondisi maupun
perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS),
prospek sektor industri pedesaan. Sikap yang
kontribusi UKM terhadap PDB (tanpa migas)
bersifat tradisional terutama muncul sebagai
pada tahun 2007 tercatat sebesar 62,71 % dan
masalah manajemen kekeluargaan.
pada Tahun 2012 kontribusinya meningkat
Randatu (1996) menjelaskan bahwa
menjadi 63,89 %.
rasionalitas para pengusaha yang dicerminkan
Kendati demikian, kondisi UKM tetap
dalam proses pengambilan keputusan masih
rawan karena keberpihakan bank yang rendah,
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non
pasar bebas yang mulai dibuka, serta
ekonomis, misalnya dalam perekrutan tenaga
terbatasnya kebijakan yang mendukung sektor
kerja yang dari segi ekonomi sering tidak di
usaha kecil. Sedangkan kontribusi usaha yang
dukung pertimbangan ekonomis seperti
berskala besar pada Tahun 2007 hanya 37,29 %
keterampilan, melainkan ciri - ciri sosial seperti
dan pada Tahun 2012 turun lagi menjadi 36,11
kekerabatan atau hubungan darah. Bukan hanya
% . Jumlah unit UKM dalam 3 tahun terakhir
faktor - faktor budaya yang menghambat
juga mengalami peningkatan rata – rata sebesar
prospek perkembangan industri pedesaan,
9,5 % tiap tahunnya. Pada Tahun 2012 tercatat
melainkan juga berbagai masalah struktural,
sebanyak 38,7 juta dan Tahun 2014 sebanyak
Salah satunya adalah kelemahan pemilik
42,2 juta unit usaha.
industri rumah tangga dalam akses terhadap
dunia perbankan. Karena kekurangan jaminan 2.1.4 Permasalahan Yang Dihadapi Usaha
lembaga perkreditan formal sering enggan Mikro Kecil dan Menengah
memberi dana yang dibutuhkan untuk Permasalahan yang dianggap mendasar
mengembangkan usaha industri. bagi UKM adalah adanya kecenderungan
pemerintah dalam menjalankan program untuk
2.1.3 Peranan Usaha Mikro Kecil dan pengembangan UKM seringkali merupakan
Menengah tindakan koreksi terhadap kebijakan lain yang
Peranan Usaha Kecil dan Menengah berdampak merugikan usaha kecil. Selain
(UMKM) dalam perekonomian Indonesia sudah permasalahan tersebut, secara umum UKM
mulai berkembang sejak dulu, namun dengan sendiri mempunyai dua permasalahan utama,
-4-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

yaitu permasalahan finansial dan masalah non


finansial (Nika Sartika, 2010). 2.2 Quality Function Deployment
1. Masalah financial, yaitu : (a) tidak ada Menurut Ermer (2002), QFD adalah
keseimbangan dana, kurangnya kesesuaian sebuah metode perbaikan kualitas yang
antara dana yang tersedia yang dapat didasarkan pada pencarian input secara
diakses oleh UKM; (b) Tidak adanya langsung dari konsumen untuk selanjutnya
pendekatan sistematis dalam pendanaan dipikirkan bagaimana cara memenuhi input
UKM; (c) Biaya transaksi yang tinggi, yang tersebut. Sedangkan menurut Daetz (1995),
disebabkan oleh prosedur kredit yang cukup QFD adalah proses perencanaan sistematis yang
rumit sehingga menyita banyak waktu diciptakan untuk membantu perusahaan
sementara jumlah kredit yang dikeluarkan mengatur semua elemen yang diperlukan untuk
kecil; (d) Kurangnya akses ke sumber dana mendefinisikan, merancang dan membuat
formal, baik yang disebabkan oleh produk atau menyajikan service yang dapat
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak memenuhi kebutuhan customer. QFD
tersedianya informasi yang memadai; (e) digunakan untuk menangkap suara dan
Bunga UKM yang belum bankable, baik keinginan customer, kemudian
yang disebabkan oleh belum adanya mengkonversikannya ke dalam strategi yang
manajemen keuangan yang transparan tepat serta produk dan proses yang dibutuhkan.
maupun kurangnya kemampuan manajerial Harapan-harapan dari customer diterjemahkan
dan finansial. ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang spesifik
2. Masalah non finansial : (a) Kurangnya menjadi arah perencanaan strategi dan tindakan
pengetahuan atas pemasaran yang teknik.
disebabkan oleh terbatasnya informasi yang
dapat dijangkau oleh UKM mengenai pasar, 2.2.1 Manfaat Quality Function
selain karena keterbatasan UKM itu sendiri Deployment (QFD)
untuk menyediakan produk atau jasa yang Menurut Daetz (1995), QFD mempunyai
sesuai dengan keinginan pasar; (b) beberapa manfaat antara lain : (a) Rancangan
Kurangnya pengetahuan atas teknologi produk dapat diutamakan dan dipusatkan pada
produksi dan quality control yang kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga
disebabkan oleh minimnya kesempatan menjadi lebih mudah untuk dipahami; (b) Dapat
mengikuti perkembangan teknologi serta menganalisa kinerja layanan perusahaan
kurangnya pendidikan dan pelatihan; (c) terhadap para pesaingnya dalam rangka
Keterbatasan sumber daya manusia (SDM), memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen;
karena tidak adanya kemampuan (c) Dapat memusatkan pada upaya rancangan
mengembangkan atau pengembangan keseluruhan sehingga akan mengurangi waktu
SDM; (d) Kurangnya pemahaman tentang proses perencanaan suatu produk/jasa yang
keuangan dan akuntansi; (e) Persaingan baru; (d) Dapat mengurangi frekuensi
usaha yang ketat; (f) Kesulitan bahan baku. perubahan suatu desain setelah dikeluarkan

-5-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

sehingga akan mengurangi biaya untuk dengan keinginan dan kebutuhan


memperkenalkan desain yang baru; (e) Dapat konsumen.
mendorong adanya suatu tim kerja sama antar
3. Metodologi Penelitian
departemen; (f) Sebagai suatu cara/dasar yang
1. Pendefinisan Ko
cukup baik dalam pengambilan keputusan.
Kualitas
Pendefinisikan k
2.2.2 House of Quality (HOQ) penentuan kriter
House of Quality adalah proses keputusan dan
pemahaman dari apa yang menjadi kebutuhan, dipakai dalam
keinginan, dan ekspektasi konsumen yang performansi d
dikembangkan a
dirangkum ke dalam matrik perencanaan
dan atribut dari
produk. Matrik ini terdapat dalam beberapa
pada usaha kecil
bagian yang masing-masing bagian
mengandung informasi yang saling 2. Tahap pengumpu
berhubungan satu sama lainnya. Tiap bagian Pada tahap in
adalah hasil pemahaman perusahaan terhadap memperoleh
suatu aspek proses perencanaan produk, jasa, membutuhkan
Gambar 2. Metodologi Penelitian
atau suatu proses. mendengarkan k
waktu dan ketrampilan untuk a. Mengklasifik
Bagian-bagian dari HOQ adalah sebagaikonsumen.
mendengarkan berikut : Proses QFD Model klien
1. Customer Needs and membutuhkan
Benefits. Pada data
bagian
konsumen
ini diisi daftar
yang dan stated
ditulis sebagai
kebutuhan dan ekspektasi konsumenatribut-atribut
terhadap nilaidariproduk,
suatu mengklasifik
produk
jasa , atau proses yang atau jasa.
biasanya Tiap atribut
diperoleh mempunyai
dari Voice of the menjadi emp
Customer dan telahdata
diubahnumerik
ke dalam yang
tabelberkaitan dengan
Metrik Kebutuhan yang dihar
Pelanggan. kepentingan relative atribut bagi kategori high
importance,
2. Planning Matrik konsumen
Pada bagian dan initingkat
mempunyaiperformansi
tujuan
kepuasan konsumen daripilihan
produkstrategis
yang needs) deng
menyusun dan mengembangkan beberapa
dan low rev
dalam mencapai dibuat berdasarkan
nilai-nilai atributkonsumen
kepuasan tadi. yang tinggi (high
Gambar 1 House of Quality
tertinggi. stated impor
3. Tahap Penyusunan House Of Quality
3. Technical Response. Kolom Technical Tahap - tahap dalam menyusun rumah kualitas kebutuhan
dengan kateg
Response berisi tentang bagaimana adalah sebagai berikut :
revealed imp
organisasi mendeskripsikan perencanaan a. Tahap I Matrik Kebutuhan Pelanggan,
produk atau jasa untuk dikembangkan. tahap ini meliputi : memutuskan siapa
b. Mengumpulk
Deskripsi ini didapatkan dari keinginan pelanggan, mengumpulkan data Untuk mem
konsumen dan kebutuhannya. kualitatif berupa keinginan dan sesuai den
4. Relationship/. Pada kolom Relationship, kebutuhan konsumen, menyusun produsen
dijelaskan bagaimana hubungan antara keinginan dan kebutuhan tersebut, dan sesungguhny
setiap elemen dari technical response pembuatan diagram afinitas tulis harus
konsumen
-6-
teknisnya. U
bisa dilakuk
contextual In

c. Analisa data
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

b. Tahap II Matrik Perencanaan, tahap ini satu dipengaruhi atau mempengaruhi


bertujuan untuk mengukur kebutuhan- respon teknis lainnya dalam proses
kebutuhan pelanggan dan menetapkan produksi, dan dapat diusahakan agar
tujuan-tujuan performansi kepuasan. tidak terjadi bottleneck.
c. Tahap III Respon Teknis, pada tahap f. Tahap IV Benchmarking dan Penetapan
ini dilakukan transformasi dari Target, pada tahap ini perusahaan perlu
kebutuhan-kebutuhan konsumen yang menentukan respon teknis mana yang
bersifat non teknis menjadi data yang ingin dikonsentrasikan dan bagaimana
besifat teknis guna memenuhi jika dibandingkan oleh produk sejenis.
kebutuhan - kebutuhan tersebut. g.
d. Tahap IV Menentukan Hubungan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Respon Teknis dengan Kebutuhan
Hasil dari data kualitatif pelanggan batik
Konsumen. Tahap ini menentukan
Pacitan dengan menggunakan VOC adalah:
seberapa kuat hubungan antara respon
teknis (tahap 3) dengan kebutuhan-
kebutuhan pelanggan (tahap 1).
e. Tahap V Korelasi Teknis, tahap ini
memetakan hubungan dan kepentingan
antara karakterisitik kualitas pengganti
atau respon teknis. Sehingga dapat
dilihat apabila suatu respon teknis yang
Tabel 1. Penyusunan VOC
Suara Konsumen What Whwn Where Why How
No. I/ Data I/ Data I/ Data I/ I/
E E E E E
Batik yang Bahan baku Pemilihan Menghasilk Harus sesuai
diproduksi kuat dan tahan bahan baku an batik
1. E I E E
menjamin lama kain berkualitas
kekuatan bahan
Batik yang Bahan baku Pemilihan Menghasilk Harus sesuai
diproduksi kuat dan tahan bahan baku dan an batik
2 E I E E
menjamin lama proses yang awet
keawetan bahan
Batik memiliki Banyak Pilihan Pencelupan Warna tidak Harus beragam
bermacam warna warna warna dasar satu jenis
3. dan menarik E I dan E saja E
keterampilan
pengrajin
Harga terjangkau Harga murah Masyarakat Barang sesuai
menengah
4. E E ke bawah E
bisa
membeli
Bahan batik tidak Tidak luntur Proses Dibuat agar Warna harus
5. mudah luntur E I pemilihan E awet E bagus
warna
Bahan batik Lentur Proses Kain dibuat Bahan relatif
6. nyaman dipakai E I pemilihan kain E agar E bagus
nyaman
Mempunyai Motif modern Proses desain Tidak cepat Harus beragam
7. E I E E
banyak model dan klasik bosan dan kreatif

-7-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

Terdapat motif Memunculkan Proses Kebanggaan Memiliki


sebagai trade ciri khas pemilihan dalam penciri khusus
8. E I E E
mark batik corak menhgguna Batik pacitan
Pacitan kan

Customer
Improve Sales Norma
Importance to &Competitive
Goal ment of Raw lizedRa
No. Atribut Customer Satisfaction
(Nilai) Ratio Point Weight w
(Nilai) Performance
(Nilai) (Nilai) Weight
(Nilai)
1. Bahan baku kuat
4.59 4.51 4.51 1.10 1.5 6.91 0.22
dan tahan lama
2. Tidak luntur 4.41 4.33 4.4 1 1.5 6.56 0.23
3. Halus 4.18 4.33 4.33 1.02 1 4.26 0.18
4. Nyaman dipakai 4.28 4.56 4.56 1.07 1.2 5.47 0.19
5. Corak menarik 4.31 4.24 4.69 1 1.2 5.15 0.19
6. Banyak pilihan
4.50 4.31 4.33 1 1 4.52 0.18
warna
7. Memiliki ciri khas 4.35 4.26 4.48 1 1.5 6.48 0.22
8. Mudah
4.39 4.19 4.56 1 1 4.38 0.18
pereawatan
9. Motif modern dan
4.22 4.25 4.53 1 1 4.22 0.18
klasik
10. Lentur 4.33 4.26 4.45 1 1.2 5.16 0.19
11. Harga murah 4.34 4.35 4.35 1.13 1.5 6.62 0.22

- Importance to customer bertujuan untuk titik penjualan; (2) Nilai 1.2 menunjukkan
mengetahui seberapa penting tiap-tiap atribut titik penjualan menengah; (3) Nilai 1.5
menurut responden yang mempengaruhinya menunjukkan titik penjualan kuat
dalam membeli produk batik tulis.
4.4.1 Respon Teknis
- Customer Satisfaction performance and
- Kualitas bahan baku primer. Merupakan
Competitive Satisfaction performance
respon teknis yang dihasilkan oleh tim dan
bertujuan untuk mengetahui seberapa puas
responden terhadap tiap atribut produk batik. merupakan bagian awal dari proses membatik
- Goal merupakan level performance yang untuk mengahasilkan bahan kain batik yang
ingin dicapai perusahaan untuk memenuhi utama sebagai bahan dasar untuk membuat
kebutuhan konsumen (customer need). kain batik.
- Nilai improvement ratio didapat dari - Kualitas bahan baku sekunder. Bahan baku
perbandingan antara goal dan customer sekunder merupakan bahan yang digunakan
satisfaction performance. Dimana nilai ini dalam proses membatik, seperti pelilinan dan
menunjukkan bobot kesulitan untuk pewarnaan sehingga kualitas bahan baku
melakukan peningkatan dalam memenuhi sekunder kualitas akan menentukan.
kebutuhan konsumen. - Peralatan kerja yang digunakan. Peralatan
- Sales point merupakan informasi kemampuan yang digunakan akan menghasilkan produk
menjual produk berdasarkan seberapa baik dengan kualitas bagus, seperti canting, wajan,
setiap customer need terpenuhi. Nilainya gawangan, bandul, bak celup, saringan,
adalah : (1) Nilai 1 menunjukkan tidak ada

-8-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

peralatan tersebut digunakan agar pengkanjian dapat ditentukan oleh


menghasilkan kualitas bagus. Kualitas bahan baku utama.
- Desain. Desain yang dihasilkan akan 6. Kualitas bahan baku sekunder dan desain.
terbentuk sesuai dengan cirri khas daerah, Keduanya mempunyai hubungan yang
desain batik Pacitan menggunakan desain non sangat kuat karena bahan baku sekunder
geometris. akan menetukan proses desain yaitu
kesesuian dengan alat-alat yang ada
4.4.2 Analisa Respon sebagai syarat desain batik tulis.
a. Korelasi positif sangat kuat terjadi antar 7. Kualitas bahan baku sekunder dan Proses
respon teknis pembatikan. Keduanya mempunyai
1. Kualitas bahan baku utama dan Kualitas hubungan yang sangat kuat karena
bahan baku sekunder. Kualitas bahan kualitas bahan baku sekunder akan
baku utama digunakan untuk menentukan menentukan proses membatik dengan
kualitas bahan baku sekunder mana saja bahan sekunder yaitu berupa peralatan
yang dapat digunakan untuk dapat diolah yang memenuhi syarat akan dapat
melalui proses pembatikan, oleh karena membatik dengan sempurna. Presisi alat
itu keduanya mempunyai hubungan yang dan kelengkapannya baik itu canting satu
sangat kuat ataupun canting dua.
2. Kualitas bahan baku utama dan Desain. 8. Peralatan yang digunakan dan
Keduanya berhubungan kuat karena Keterampilan pengerajin. Keduanya
bahan baku utama untuk membatik mempunyai hubungan yang sangat kuat
digunakan dalam merancang atau karena tentunya keterampilan pengerajin
mendesain batik tulis. dalam menggunakan alat akan sanagat
3. Kualitas bahan baku utama juga menentukan terutama dalam proses
berhubungan sangat kuat dengan Proses pembatikan. Imajinasi dan inovasi yang
pembatikan karena sebelum proses ada akan sangat tergantung pada
pembatikan kualitas bahan baku utama pengerajin.
akan sangat menentukan pada proses 9. Peralatan yang digunakan dan proses
pembatikan. pewarnaan. Keduanya mempunyai
4. Kualitas bahan baku utama dan Proses hubungan yang sangat kuat karena
pewarnaan. Keduanya mempunyai peralatan yang digunakan akan
hubungan sangat kuat karena dalam menentukan pewarnaan pada batik tulis,
proses pewarnaan, kualitas bahan baku peralatan yang baik sangat berpengaruh
utama dapat menentukan warna tersebut pada hasil yang baik pula.
luntur atau tidak, dengan kondisi yang 10. Peralatan yang digunakan dan
baik akan mempengaruhi pewarnaan. penjemuran. Keduanya mempunyai
5. Kualitas bahan baku utama dan hubungan yang sangat kuat karena alat
Pengkajian. Keduanya mempunyai yang sesuai dengan penjemuran akan
hubungan yang sangat kuat karena proses mempermudah dalam pengeringan batik
yang sudah diwarnai, misalnya kapasitas
-9-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

alat dalam menampung banyaknya kain 2.Peralatan kerja yang digunakan seperti
batik akan menentukan, teknik posisi kain canting, wajan, gawangan, bandul, bak
pada saat menjemur juga akan sangat celup, saringan, merupakan standar
menentukan. peralatan yang digunakan agar
menghasilkan batik tulis..
b. Korelasi positif lemah terjadi antar respon 3.Desain harus disesuaikan dengan ciri khas
teknis daerah masing-masing tanpa mencampur
1.Kualitas Bahan baku utama harus sesuai adukan dengan desain batik daerah lain
dengan peralatan yang digunakan keduanya karena akan menghilangkan cirri khas.
mempunyai hubungan tetapi tidak secara 4.Keterampilan pengerajin, antara pengerajin
langsung. satu dengan yang lainnya harus terampil
2.Kualitas Bahan baku utama harus sesuai dalam membatik dan mengetahui proses
dengan penyortiran keduanya mempunyai membatik dari awal sampai akhir.
hubungan tetapi tidak secara langsung. 5.Proses pembatikan harus disesuaikan
3.Kualitas Bahan baku utama harus sesuai dengan mulai dari menyiapkan kain dasar
dengan pengemasan keduanya mempunyai (polos) sampai menjadi kain batik yang siap
hubungan tetapi tidak secara langsung. digunakan sesuai keperluan sampai dengan
4.Kualitas bahan baku sekunder harus sesuai proses pengemasan untuk siap dipasarkan.
dengan proses pewarnaan keduanya 6.Proses pewarnaan harus disesuiakan mulai
mempunyai hubungan tetapi tidak secara setelah kain melalui proses pemalaman
langsung. untuk memberi/mengubah warna,
5.Kualitas bahan baku sekunder harus sesuai memperjelas bentuk, rincian perlambangan
dengan penghilangan lilin keduanya dan ciri ketradisian, memperkuat nilai
mempunyai hubungan tetapi tidak secara estetika.
langsung.
6.Kualitas bahan baku sekunder harus sesuai 5.1 KESIMPULAN
dengan penjemuran keduanya mempunyai 1. Terdapat sebelas atribut yang dipentingkan
hubungan tetapi tidak secara langsung. oleh konsumen yaitu : bahan baku utama
7.Peralatan yang digunakan harus sesuai kuat dan tahan lama, tidak luntur, halus,
dengan proses penghilangan lilin keduanya nyaman dipakai, corak menarik,dan rapi,
mempunyai hubungan tetapi tidak secara banyak pilihan warna, mempunyai ciri
langsung. khas, mudah perawatannya, motif modern
dan klasik, lentur (fleksibel), murah
Rancangan desain kualitas produk batik Pacitan harganya
sebagai berikut: 2. Rancangan desain kualitas produk batik
1.Kualitas bahan baku sekunder. Bahan yang Pacitan yang diusulkan adalah sebagai
menjadi bagian kedua setelah bahan baku berikut : (a) Kualitas bahan baku primer
primer sehingga memerlukan standar harus disesuaikan dengan menurut proses
khusus alatnya, seperti penentuan bahan pengerjaannya, desain maupun mori yang
untuk proses pelilinan dipergunakan; (b) Kualitas bahan baku
-10-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

sekunder. Bahan yang menjadi bagian Ariana, W Dorothea.2003, Manajemen Kualitas


kedua setelah bahan baku primer sehingga Pendekatan Sisi Kualitatif, Penerbit Ghalia
Indonesia, Jakarta
memerlukan standar khusus alatnya, seperti Cohen, L. 1995, Quality Function
penentuan bahan untuk proses pelilinan; (c) Deployment:How To Make QFD Work For
Peralatan kerja yang digunakan seperti You, Addison Wesley Publishing Co.
Depperindag. 1999. Profil Komoditi Batik,
canting, wajan, gawangan, bandul, bak
Kanwil Departemen Perdagangan dan
celup, saringan, merupakan standar Perindustrian Jawa Tengah, Semarang.
peralatan yang digunakan agar Djunaidi, Much. Ahmad Kholid Alghofari. Dwi
menghasilkan batik tulis; (d) Desain harus Apriyanti Rahayu.“Upaya Peningkatan
Kualitas Pelayanan Lembaga Bimbingan
disesuaikan dengan ciri khas daerah Belajar dengan QFD” Jurnal Ilmiah Teknik
masing-masing tanpa mencampur adukan Industri Universitas Muhammadiyah
dengan desain batik daerah lain karena akan Surakarta Vol. 5, No. 2, Desember 2006,
hal 61-71.
menghilangkan ciri khas; (e) Keterampilan Didik Riyanto. 1997. Proses Batik. Surakarta :
pengerajin, antara pengerajin satu dengan CV Aneka.
yang lainnya harus terampil dalam Eide, Arvid R. 2002. Engineering
Fundamentals and Problem Solving. Int.
membatik dan mengetahui proses membatik
Edition. New York : McGrawHill.
dari awal sampai akhir. Ferryanto,SG.dan Stevanus 1997,
Pemberdayaan Disiplin Teknik Industri
5.2 Saran Dalam Upaya Mendukung Perkembagan
1. Pemilik sentra industri batik Pacitan Industri Nasional, Penerbit Andi dan LPPM
UK PETRA, Yogyakarta-Surabaya.
hendaknya memperhatikan kesebelas Gasperesz, Vincent. 2002, Total Quality
atribut yang dipentingkan oleh konsumen Management, Penerbit PT Gramedia
dan mampu memprioritaskan atribut yang Pustaka Utama, Jakarta.
Hasanudin. 2001. Batik Pesisiran; Melacak
paling dipentingkan oleh konsumen untuk
Pengaruh Etos Dagang Santri pada Ragam
dapat meningkatkan kualitasnya. Hias Batik, Kiblat Buku Utama, Bandung
2. Agar dapat mendapatkan kualitas produk Jono, 2006, Implementasi Metode Quality
Function Deployment (QFD) Guna
batik tulis Pemlang yang mempunyai bahan
Meningkatkan Kualitas Kain Batik Tulis,
baku utama yang kuat dan tahan lama, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 5, No.
corak dan pewarnaan yang bagus maka 1, Agst 2006, hal. 33 – 38
pemilik industri batik Pacitan hendaknya Kotler, Philip. 2002, Manajemen Pemasaran
Edisi Milienium1, Penerbit Prehallindo,
menggunakan usulan desain untuk produksi Bandung.
batik tulis yang akan datang dengan Marbun. 1993. Pengantar Ekonomi
mengacu pada House of Quality yang Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Melisa, Veronica , Trifena Wienda, Cecilia
dihasilkan pada penelitian ini.
budiono, Laksito Purnomo. 2005.
Perancangan Produk “A Bookshelf”: Suatu
5. DAFTAR PUSTAKA Analisis Dan Penerapan Perancangan
Teknik. Prosiding seminar nasional
Akao, Y. 1990. Quality Function Deployment :
perancangan produk “Collaborative
Intergrating Customer Requirement Into
Product Design” Program Studi Teknik
Product Design. Massachusets :
Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Productivity Press.
Murtihadi, Mukminatun. 1979. Petunjuk
Teknologi Batik. Jakarta Depdikbud.
-11-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

Nian S. Djoemena. 1990 a. Ungkapan Sehelai Engineering and Management ISSN:1978-


Batik, Jakarta : Djambatan. 774X) tentang “Customer Preferences
Raharjo, Budi. 2006. Kerajinan Batik Tulis Analysis ForDeveloping Creativity In Batik
Tengah Sawah Desa Wiyoro Kecamatan Industri.
Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Jurusan Soebagyo, daryono. Wahyudi. 2008. Analisis
Pendidikan Seni dan Desain Fakultas Sastra Kompetensi Produk Unggulan Daerah
Universitas Negeri Malang. Pada Batik Tulis Dan Cap Solo Di Dati II
Santoso, Singgih.2001, Buku Latihan Statistik Kota Surakarta. Jurnal Ekonomi
Parametrik, Penerbit CV.Citramedia, Pembangunan Vol. 9, No. 2, Desember
Sidoarjo. Silalahi, A. Grabriel.2003, 2008, hal. 184 – 197
Metodologi Penelitian Dan Studi Kasus, Tambunan, Tulus. 1993. Usaha Kecil dan
Penerbit CV.Citramedia, Sidoarjo. Menengah di Indonesia Beberapa Isu
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan, 1989, Penting. Jakarta: Salemba Empat.
Metode Penelitian Survey, Penerbit Tjiptonop,F dan Diana. 2001, Total Quality
PT.Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta. Management, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Susanty. Aries, Dr, MT, Arfan Bakhtiar ST. Ulrich, Karl T., Steven D. Eppinger. 1995.
MT., Sriyanto ST. MT (Proceeding Product Design and Development.
International Seminar on Industrial McGraw-Hill International.

-12-

Anda mungkin juga menyukai