Anda di halaman 1dari 4

Elen Safitri 190113020

S1 Keperawatan A1 Tk3

Keperawatan Jiwa II

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

A. Kondisi Klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
 Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya.
 Klien merasa orang lain tidak selevel.

Data objektif :
 Klien tampak menyendiri.
 Klien terlihat mengurung diri.
 Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.

B. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial.

C. Tujuan Khusus (SP1)


1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang
lain.
4. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.
5. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.
7. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

D. Tindakan Keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya.
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
3. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
4. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
5. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.
6. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian.

E. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum..!!! Selamat pagi Ibu/bapak perkenalkan nama saya
Perawat Almara Rizanggini Ratu Damayanti, saya senang dipanggil
Almara. Saya mahasiswa praktek dari STIKES ABDI NUSANTARA
JAKARTA yang akan merawat Ibu/bapak selama 2 minggu. Nama
ibu/bapak siapa? Senangnya dipanggil ibu/bapak siapa?”

b. Validasi
“Bagaimana perasaan ibu/bapak/bapak/bapak hari ini? O.. jadi ibu/bapak
merasa bosan dan tidak berguna ?”

c. Kontrak
“ Baiklah ibu/bapak, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
perasaan ibu/bapak dan kemampuan yang ibu/bapak miliki? Apakah
bersedia? Tujuannya agar ibu/bapak dengan saya dapat saling mengenal
sekaligus ibu/bapak dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan
orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. Mau dimana
kita berbincang – bincang ibu/bapak? Bagaimana kalau di ruang tamu
saja ? Berapa lama ibu/bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
20 menit?”

2. Fase kerja
“ Dengan siapa ibu/bapak tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan
ibu/bapak? Apa yang menyebabkan ibu/bapak dekat dengan orang tersebut?
Siapa anggota keluarga dan teman ibu/bapak yang tidak dekat dengan
ibu/bapak? Apa yang membuat ibu/bapak tidak dekat dengan orang lain? Apa
saja kegiatan yang biasa ibu/bapak lakukan saat bersama keluarga?
Bagaimana dengan teman-teman yang lain? Apakah ada pengalaman yang
tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang
menghambat ibu/bapak dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang
lain?” “Menurut ibu/bapak apa keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah
benar, kita mempunyai teman untuk bercakap-bercakap. Apa lagi bu/pak ?
(sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugian kita tidak
mempunyai teman apa Ibu/bapak? Ya apa lagi? (sampai menyebutkan
beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya ? Kalau begitu apa
Ibu/bapak ingin belajar berteman dengan orang lain? Nah untuk memulainya
sekrang Ibu/bapak latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini
Ibu/bapak, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dahulu nama
kita dan nama panggilan yang kita sukai. Contohnya: nama saya Lutfan Rizki,
saya senang dipanggil Afan. Selanjutnya ibu/bapak menanyakan nama orang
yang diajak berkenalan. Contohnya nama Ibu/bapak siapa ? Senangnya
dipanggil apa? Ayo bu/pak coba dipraktekkan. Misalnya saya belum kenal
dengan Ibu/bapak. Coba Ibu/bapak berkenalan dengan saya” “Ya bagus sekali
Ibu/bapak!! Coba sekali lagi Ibu/bapak..!!! Bagus sekali Bu!! setelah
berkenalan dengan orang tersebut Ibu/bapak bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi,
tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya, nah bagaimana kalau sekarang
kita latihan bercakap-cakap dengan teman ibu/bapak. (dampingi pasien
bercakap-cakap)”

3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“ Bagaimana perasaan Ibu/bapak setelah kita latihan berkenalan? Nah
sekarang coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan
orang lain. Iya bagus, Ibu/bapak tadi sudah mempraktekkan cara
berkenalan dengan baik sekali”

b. RTL
“ Baiklah Ibu/bapak, dalam satu hari mau berapa kali Ibu/bapak latihan
bercakap-cakap dengan teman? Dua kali ya Ibu/bapak? Baiklah jam berapa
Ibu/bapak akan latihan? Ini ada jadwal kegiatan, kita isi pada jam 11:00 dan
15:00 kegiatan Ibu/bapak adalah bercakap-cakap dengan teman sekamar.
Apakah Ibu/bapak mengerti? Coba Ibu/bapak ulangi? Nah bagus Ibu/bapa
k”

c. Kontrak yang akan datang


“Baik lah Ibu/bapak bagaimana kalau besok kita latihan berkenalan dengan
orang lain? Apakah Ibu/bapak bersedia? Ibu/bapak mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 09:00? Ibu/bapak maunya dimana kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? Baiklah bu/pak
besok saya akan kesini jam 09:00 sampai jumpa besok Ibu/bapak. Saya
permisi Assalamualaikum”

Anda mungkin juga menyukai