Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Wesel Tagih

Berdasarkan laman Wikipedia, bill of lading atau wesel tagih adalah pernyataan jumlah piutang
konsumen yang ditulis secara formal. Selama itu diharap bisa ditagih dalam kurun waktu satu
tahun, maka wesel tagih akan masuk pada bagian kelompok aset lancar yang harus dilaporkan
pada neraca laporan keuangan.

Wesel tagih juga bisa dipergunakan untuk melunasi piutang pelanggan. Wesel tagih dan piutang
bisnis yang diperoleh dari hasil penjualan terkadang juga disebut sebagai piutang dagang.
Pernyataan yang didukung dari suatu wesel mempunyai beberapa keuntungan lainnya daripada
pernyataan yang dicatat dalam bentuk piutang bisnis.

Dengan menandatangani wesel, maka pihak debitur mengakui utang tersebut dan bersedia untuk
melakukan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang sudah ditulis. Sehingga, wesel tersebut
memiliki klaim hukum yang sangat kuat.

Karakteristik Wesel Tagih


Wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah dana ketika diminta atau pada waktu
yang sudah ditentukan di dalamnya. Surat ini bisa dibayarkan pada pelanggan, perusahaan, atau
penanggung wesel itu sendiri.

Surat ini ditandatangani oleh individu ataupun badan usaha yang melakukan perjanjian. Mereka
yang berhak menerima uang wesel ini disebut dengan penerima pembayaran atau payee, dan
pihak yang membuat janji disebut sebagai pembuat janji atau maker.

Tanggal pembayaran wesel ini kita sebut dengan tanggal jatuh tempo. Perhitungan tanggal jatuh
tempo periode waktu antara tanggal penerbitan dan juga tanggal jatuh tempo wesel tagih jangka
pendek nantinya bisa dinyatakan dalam bentuk jumlah harian ataupun jumlah bulanan.

Ketika wesel dinyatakan dalam jumlah harian, maka tanggal jatuh temponya adalah jumlah hari
tertentu pasca tanggal penerbitan tersebut dibuat.

Agar lebih jelasnya, mari kita perhatikan contoh berikut ini:

Contohnya tanggal jatuh tempo dari wesel selama 90 hari di tanggal 16 Maret adalah 14 Juni,
seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Sedangkan wesel jatuh tempo dalam kurun waktu 90 hari adalah sebagai berikut:
Untuk cara menghitung jatuh tempo piutang bisa dinyatakan dalam jumlah bulan pasca tanggal
penerbitan tersebut dirilis. Dalam hal ini, maka tanggal jatuh tempo bisa ditentukan dengan
menghitung jumlah bulan dari tanggal penerbitan.

Perhatikanlah contoh berikut ini:

Wesel selama 3 bulan di tanggal 5 Juni akan jatuh tempo di tanggal 5 September. Sedangkan
wesel 2 bulan di tanggal 31 Juli akan jatuh tempo di tanggal 30 September. Umumnya, wesel ini
menyebutkan bahwasanya bunga harus dibayarkan dalam periode antara tanggal penerbitan
hingga tanggal jatuh tempo tersebut tiba.

Wesel yang mencakup periode waktu lebih dari satu tahun periode umumnya akan
membebankan bunga yang dibayar secara tahunan ataupun bulanan. Tujuannya agar bisa
menentukan nilai jatuh tempo wesel yang berbunga dan juga tanpa bunga.

Jika ketentuan pembayaran wesel tersebut berada di bawah waktu satu tahun, maka bunga
biasanya dibayarkan ketika wesel dilunasi. Tingkat bunga wesel ini umumnya akan dinyatakan
dalam waktu tahunan, tanpa melihat periode waktu yang sebenarnya.

Berikut ini adalah contoh soal utang wesel berbunga:

Diketahui bunga untuk wesel adalah sebesar 2 juta rupiah untuk waktu satu tahun dengan bunga
sebesar 12% per tahun adalah sebagai berikut:

= 12% X Rp 2.000.000 = Rp 240.000

Sedangkan bunga weselnya adalah sebesar 2 juta rupiah untuk waktu 90 hari dengan bunga
sebesar 12% adalah sebagai berikut:

= (Rp 2.000.000 X 12%) X (90/360) = Rp 60.000

Nah untuk menyederhanakan perhitungan, kami akan menggunakan waktu 360 hari per tahun.
Dalam praktek pelaksanaanya, perusahaan seperti Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri dan
bank lainnya, serta perusahaan hipotek menggunakan angka 365 hari per tahun.

Sedangkan jumlah yang harus dibayar ketika jatuh tempo disebut sebagai nilai jatuh tempo. Nilai
jatuh tempo wesel tagih terdiri dari nilai nominal wesel dan juga bunga.
Misalnya, menentukan nilai jatuh tempo wesel yang berbunga dan tanpa menggunakan bunga,
maka nilai jatuh tempo wesel tersebut adalah senilai 25 juta rupiah, dengan adanya bunga 9%
pertahun, dan waktu 120 hari adalah sebagai berikut.

= [Rp 25.000.000 + ( Rp 25 000.000 X 9% X 120/360)]

= Rp 25.750.000

Cara Membuat Jurnal Wesel Tagih


Untuk cara membuat jurnal wesel tagih, maka langsung saja kita perhatikan contoh berikut ini:

Diketahui terdapat perusahaan yang menerima wesel 30 hari yang didalamnya terdapat bunga
sebesar 12% di tanggal 21 November 2018 sebagai bentuk penyelesaian Piutang dari PT Satu
Hati, sedangkan yang sudah lewat jatuh tempo adalah senilai 6 juta rupiah.

Untuk itu, perusahaan bisa mencatat penerimaan wesel sebagai berikut ini:

Ketika wesel sudah tiba jatuh tempo, maka perusahaan bisa mencatat penerimaan atas pelunasan
senilai 6 juta rupiah, yaitu pokok sebesar 6 juta dan ditambah dengan bunga sebesar 60 ribu
rupiah, dengan pencatatan sebagai berikut.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, konsumen atau pelanggan bisa menggunakan wesel
untuk membayar piutang. Bila pihak pembuat wesel ternyata gagal dalam membayar utang di
tanggal jatuh tempo, maka surat ini disebut dengan wesel tagih gagal bayar.
Pihak perusahaan yang memegang wesel tagih gagal bayar ini nantinya akan memindahkan
kembali nilai nominal wesel yang ditambah dengan bunga jatuh tempo ke akun piutang
pelanggan terkait.

Cobalah perhatikan contoh wesel tagih yang tidak bisa dibayar ketika jatuh tempo dibawah ini:

Contohnya wesel yang bisa diterima oleh PT Satu Hati adalah senilai 6 juta dengan kurun waktu
30 hari dan bunganya adalah sebesar 12% pertahun yang dituliskan di tanggal 21 November
ternyata tidak bisa dibayarkan ketika tanggal jatuh tempo tiba.

Untuk itu, perusahaan yang memegang surat wesel tersebut bisa memindahkan nilai nominal dan
bunganya pada piutang pelanggan sebagai berikut ini.

Pihak perusahaan sudah menerima bunga sebanyak 60 ribu rupiah walaupun wesel tersebut tidak
bisa dilunasi. Sedangkan bila piutang tersebut tidak bisa tertagih, maka pihak perusahaan harus
menghapus piutang senilai Rp 6.060.000 dan harus mencatatnya dalam penyisihan piutang tidak
tertagih.

Bila wesel ini memang jatuh tempo pada tahun fiskal selanjutnya, maka perusahaan yang
memegang wesel harus mencatat jurnal penyesuaian untuk pendapatan akrual bunga dalam
periode waktu wesel diterima, yang mana pencatatan ini akan termasuk pada jenis jurnal umum.

Cobalah perhatikan contoh jurnal penyesuain wesel tagih berikut ini:

Diketahui PT Pohon Cemara Menggunakan Wesel 90 hari di tanggal 1 Desember 2018, serta
bunga sebesar 12% pertahun guna menyelesaikan piutangnya yang mempunyai saldo sebesar 4
juta rupiah. Jika periode akuntansinya berakhir di tanggal 31 Desember, maka pemegang wesel
akan mencatat jurnal wesel tagihnya seperti berikut ini:

Pada tanggal 1 dan tanggal 31 Desember 2018, PT Pohon Cemara membuat ayat jurnal seperti
berikut ini:
Sedangkan di tanggal 1 Maret 2019, perusahaan membuat jurnalnya seperti gambar berikut ini:

Akun pendapatan bunga akan ditutup pada tiap akhir periode akuntansi. Jumlah pendapatan
bunga pun umumnya dilaporkan dalam pendapatan lainnya di dalam laporan laba rugi.

Berikut ini kami sajikan contoh perhitungan tanggal jatuh tempo, nilai jatuh tempo, dan juga
jurnal wesel tagihnya:

Contoh soal:

Diketahui PT MNM menerima wesel dari pelanggan tetapnya di tanggal 14 Maret dengan nilai
sebesar 40 juta rupiah dengan waktu 120 hari dan juga bunga sebesar 6% per tahunnya.

Untuk itu, cobalah hitung tanggal jatuh tempo wesel tagih, nilai jatuh tempo wesel tagih, dan
juga jurnal untuk mencatat penerimaan atas pembayaran ketika wesel tersebut jatuh tempo.

Jawaban:
1 Tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:

Maret : 17 hari ( 31-14)

April : 30 hari

Mei : 31 hari

Juni : 30 hari

Juli : 12 hari

Total : 120 hari

Jadi, tanggal jatuh tempo wesel pos nya jatuh pada tanggal 12 Juli.

2 Nilai jatuh tempo wesel tersebut adalah sebagai berikut:

= [Rp 40.000.000 + (Rp 40.000.000 X 6% x (120/360)

= Rp 40.800.000

3 sedangkan jurnal wesel tagih nya adalah sebagai berikut:

Tanggal 12 Juli:

(Debit) Kas Rp 40.800.000

(Kredit) Wesel Tagih Rp 40.000.000

(Kredit) Pendapatan Bunga Rp 800.000

Anda mungkin juga menyukai