Anda di halaman 1dari 5

HARGA POKOK PROSES

A. PENGERTIAN HARGA POKOK PROSES


Metode harga pokok proses adalah metode penentuan harga pokok produksi
dengan cara mengumpulkan biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode, dan
membagikan sama rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode bersangkutan.

Karangteristik metode harga pokok proses :

1. Memproduksi barang secara massal dan dilakukan secara terus-menerus


2. Produksi ditunjukkan untuk mengisi persediaan, dalam artian tidak
tergantung kepada adanya pesanan.
3. Produk yang dihasilkan merupakan produk sandar, artinya mempunyai
bentuk,ukuran dan kualitas yang sama, yang ditentukan oleh perusahaan.
Contoh :
Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai berikut :
BBB : Rp. 4.500.000,00
BBP : Rp. 500.000,00
BTK : Rp. 1.500.000,00
BOP : Rp. 700.000,00
Jumlah Biaya Produksi Rp. 7.200.000,00
Produk yang dihasilkan dari proses produksi sebanyak 12.000 unit
Dari data tersebut harga pokok tiap unit produk adalah :
Rp. 7.200.000,00 = Rp. 600,00
12.000
B. PERBEDAAN HARGA POKOK PESANAN DAN HARGA POKOK PROSES
Metode harga pokok proses Metode harga pokok pesanan
1. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap 1.Biaya produksi dikumpulkan
periode tertentu untuk setiap jenis produk
tertentu.
2. Harga pokok persatuan produk dihitung pada 2.Harga pokok produk dihitung
setiap akhir periode ( setiap akhir bulan ) setelah produk yang
bersangkutan selesai diproses
3. Harga pokok persatuan produk dihitung dengan 3.Harga pokok produk dihitung
rumus : berdasarkan data biaya produksi
Jumlah biaya produksi dalam suatu periode yang tercatat dalam kartu harga
tertentu pokok produk yang
Jumlah satuan produk yang dihasilakan pada bersangkutan
periode yang bersangkutan

Penggolongan biaya produksi


Metode harga pokok proses Metode harga pokok pesanan
Biaya produksi digolongkan : Biaya produksi digolongkan :
1. Biaya bahan 1. Biaya produksi langsung
2. Biaya tenaga kerja a. Biaya bahan langsung
3. Biaya overhead pabrik b. Biaya tenaga kerja langsung
2. Biaya produksi tak langsung (
BOP )

C. PENGGOLONGAN BIAYA PRODUKSI DALAM METODE HARGA POKOK PROSES


1. Biaya bahan
2. Biaya tenaga kerja
3. Biaya overhed pabrik
D. BIAYA BAHAN BAKU
1. Pengertian
Bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat
produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya
(atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang ).
Biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk memperoleh
sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongklos
angkut, penyimpanan dan lain-lain.

2. Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan yang dibeli


Unsur harga pokok bahan yang dibeli adalah semua biaya untuk memperoleh
bahan baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap pakai. Harga beli dan
biaya angkut merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok
bahan baku sedangkan biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran,
pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan biaya akuntansi biaya merupakan unsur
yang sulit diperhitungkan sehingga pada prakteknya harga pokok bahan baku yang
dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok sebagai akibatnya biaya
penyiapan bahan baku diperhitungkan dalam biaya overhead pabrik.

3. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi


Metode pencatatan bahan baku
Ada macam metode pencatatan bahan baku, yaitu:
A. Metode Fisik (Fhysical Inventory Method )
Dalam metode ini hanya tambahan persediaan bahan saja yang dicatat sedang
mutasi berkurangnya bahan tidak dicatat untuk mengetahui bahan baku yang
diperoleh , harus menghitung persediaan bahan baku digudang pada akhir periode
akuntansi. Harga pokok persediaan awal ditambah Harga pokok pembelian dikurang
Harga pokok persediaan akhir yang ada digudang merupakan biaya bahan baku
yang dipakai selama periode akuntansi.
B. Metode Mutasi Persediaan ( Perpetual Inventory Method)
Dalam metode ini setiap mutasi dicatat dalam kartu persediaan . Pembelian dicatat
dalam kolom Beli di kartu persediaan ,pemakaian dicatat dalam kolom pakai di
kartu persediaan dan jumlah bahan yang tersedian digudang dapat dilihat dalam
kolom sisa di kartu persediaan.

4. Metode Penilaian Bahan Baku


Ada beberapa metode penilaian terhadap bahan baku diantaranya :
A. Pertama Masuk Pertama Keluar (Fifo)
Metode ini didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani
dengan harga perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali masuk kegudang
bahan,atau harga perolehan bahan persatuan yang pertama kali masuk kegudang
bahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan persatuan bahan yang
pertama kali disusul harga perolehan per satuan bahan yang dipakai pertama kali
,disusul harga perolehan persatuan yang masuk berikutnya.

B. Metode Rata-Rata (Weighted Average Method)


Metode rata-rata sederhana dan metode rata-rata tertimbang
C. Metode Terakhir Masuk , Pertama Keluar (Lifo) Metode ini
berdasarkan anggapaan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan
harga perolehan persatuan bahan dari yang terakhir masuk , disusul dengan harga
perolehan bahan persatuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya.
D. Metode Persediaan Dasar
Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa persediaan minimum atas bahan harus
dimiliki perusahaan pada setiap saat agar kegiatan kontinyu. Pada umumnya
metode persediaan dasar menggunakan metode Lifo.
E. CONTOH SOAL :

1. PT. Andika diperoleh keterangan tentang bahan baku sebagai berikut:


1 Des 2016 Persediaan Rp. 4.800.000,00
10 Des 2016 Pembelian Rp. 15.000.000,00
15 Des 2016 Pembelian Rp. 3.000.000,00
31 Des 2016 Persediaan akhir Rp. 6.100.000,00
Dari data tersebut hitunglah besarnya pemakaian bahan baku dengan metode FIFO,
LIFO
2. Diketahui data PT. Sari makmur pada bulan Oktober 2016 sebagai berikut :
Oktober 1 Perserdiaan 15.000 kg @ Rp. 10.000,00
Oktober 5 Pembelian 10. 000 Kg @ Rp. 12.000,00
Oktober 10 Pembelian 12.000 kg @ Rp. 13.500,00
Oktober 31 Bahan baku masuk proses produksi 25. 000 kg
Dari data tersebut hitunglah harga pokok bahan yang dipakai dengan metode FIFO,
LIFO dan rata-rata tertimbang !
3. Dari soal No. 2 hitunglah nilai persediaan akhir dengan metode LIFO, FIFO dan rata-
rata tertimbang !

JAWAB :

1. Menghitung pemakaian bahan baku dengan metode :

Persediaan awal Rp. 4.800.000,00

Pembelian 1 Rp. 15.000.000,00

Pembelian 2 Rp. 3.000.000,00

Rp. 18.000.000,00 +

BB yang tersedia Rp. 22.800.000,00

Persediaan akhir Rp. 6.100.000,00 -

Pemakaian bahan baku Rp. 16.700.000,00

a. Pemakaian bahan baku dengan metode FIFO


Rp. 4.800.000,00
Rp. 11.900.000,00 +
Rp. 16.700.000,00
b. Pemakaian bahan baku dengan metode LIFO
Rp. 3.000.000,00
Rp. 13.700.000,00 +
Rp. 16.700.000,00
2. Menghitung harga pokok bahan baku yang di pakai dengan metode :
a. FIFO
15.000 X Rp. 10.000,00 = Rp. 150.000.000,00
10.000 X Rp. 12.000,00 = Rp. 120.000.000,00 +
25.000 Rp. 270.000.000,00
b. LIFO
12.000 X Rp. 13.500,00 = Rp. 162.000.000,00
10.000 X Rp. 12.000,00 = Rp. 120.000.000,00
3.000 X Rp. 10.000,00 = Rp. 30.000.000,00 +
25.000 = Rp. 312.000.000,00
c. Rata-Rata tertimbang
15.000 X Rp. 10.000,00 = Rp. 150.000.000,00
10.000 X Rp. 12.000,00 = Rp. 120.000.000,00
12.000 X Rp. 13.500,00 = Rp. 162.000.000,00
37.000 Rp. 432.000.000,00

Harga Rata-rata = Rp. 432.000.000 = Rp. 11.675, 68


37.000
Jadi harga pokok bahan baku yang masuk proses produksi adalah
Rp. 11.675,68 X 25.000 = Rp. 291.892.000
3. Menghitung nilai persediaan akhir dengan metode :
1) LIFO
Persediaan awal 15.000 kg X Rp. 10.000,00 = 150.000.000,00
Pembelian 10.000 kg X Rp. 12.000 =120.000.000,00
Pembelian 12.000 kg X Rp. 13.500,00 = 162.000.000,00
= 282.000.000,00
Bahan baku yg tersedia = 432.000.000,00
Pemakaian bahan baku = 312.000.000,00
Nilai persediaan akhir bahan baku = 120.000.000,00

2) FIFO
Persediaan awal 15.000 kg X Rp. 10.000,00 = 150.000.000,00
Pembelian 10.000 kg X Rp. 12.000 =120.000.000,00
Pembelian 12.000 kg X Rp. 13.500,00 = 162.000.000,00
= 282.000.000,00
Bahan baku yg tersedia = 432.000.000,00
Pemakaian bahan baku = 270.000.000,00
Nilai persediaan akhir bahan baku = 162.000.000,00

3) RATA-RATA TERTIMBANG
Persediaan awal 15.000 kg X Rp. 10.000,00 = 150.000.000,00
Pembelian 10.000 kg X Rp. 12.000 =120.000.000,00
Pembelian 12.000 kg X Rp. 13.500,00 = 162.000.000,00
= 282.000.000,00
Bahan baku yg tersedia = 432.000.000,00
Pemakaian bahan baku = 291.892.000,00
Nilai persediaan akhir bahan baku = 140.108.000,00

F. MMMMMMMMMMM

Anda mungkin juga menyukai